Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andries G. Sasegade
"
ABSTRAK
Dalam memasuki era globalisasi ini, setiap perusahaan baik yang menghasilkan produk ataupun jasa berusaha meningkatkan produktivitasnya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. PT. BNI salah satu bank terbesar di Indonesia juga berusaha meningkatkan produktivitasnya. Langkah awal dari peningkatan produktivitas adalah dengan mengevaluasi produktivitas dalam rentang waktu tertentu.
Dalam penulisan skripsi ini dilakukan pengukuran produktivitas terhadap PT BNI selama lima tahun terakhir yaitu dari tahun 1992 sampai dengan 1996. Pengukuran yang dilakukan menggunakan metode total dan metode parsial David J. Sumanth yang dimodifikasi yang meliputi produktivitas tenaga kerja, produk, energi, modal dan lain-lain. Metode ini dianggap telah mewakili keseluruhan bagian perusahaan yang akan diukur. Data yang dibutuhkan dalam pengukuran produktivitas ini adalah neraca, laporan laba-rugi perusahaan dan beberapa catatan keuangan lainnya.
Untuk menyamakan atau menghilangkan perbedaan nilai uang akibat faktor-faktor tertentu seperti inflasi yang nilainya tidak sama setiap tahun, maka digunakan deflator. Deflator yang digunakan disesuaikan dengan nilai produktivitas yang akan diukur.
Setelah pengukuran produktivitas dilakukan, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil perhitungan. Analisis yang dilakukan berdasarkan grafik hasil perhitungan dari produktivitas yang diukur. Hasil analisis ini nantinya digunakan untuk membuat perencanaan, baik jangka panjang maupun jangka pendek.
"
1997
S36834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Sudrajat
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37145
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darius Darwis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S36689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Wahdi
"PT. A adalah sebuah perusahaan memproduksi produk kemasan fleksibel untuk perusahaan-perusahaan lain yang sudah cukup berkembang. Untuk mengantisipasi tingkat persaingan yang semakin ketat, pihak manajemen dari perusahaan ini ingin mengetahui bagaimana kinerja perusahaan selama ini. Unfuk itulah maka diperlukan suatu indikator untuk mengetahui kualitas kerja dari pemsahaan agar nantinya dapat dibuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkaikan kemajuan perusahaan.
Perhitungan produktivitas parsial dan total dapat_ berguna qntuk méngetahui sebenapa-“bésaf efisiensi dan efekti\Htas pénggunaan sumber daya yang ada untuk kepentingan perusahaan. Dari hasi! perhitungan produktivitas parsial dapat diketahui pada bagian mana perusahaan ini telah berjalan baik dan di bagian mana masih terdapat kekurang-kekurangan_ Dari hasil ini kemudian akan dicari akar penyebab masalah untuk kemudian diambil tindakan dalam mengatasi masalah tersebut. Sedangkan dari hasil pemitungan produktivitas total dapat diketahui kinerja pemsahaan secara keseluruhan sehingga dapat dikeluarkan kebijakan yang bersifat menyeluruh.
Setelah kondisi perusahaan dapat diketahui dengan jelas maka kemudian dibuat perencanaan peningkatan produktivilas perusahaan. Dari sini diharapkan nantinya tingkat produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh dapat lebih besar yang dapat menambah kemajuan perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan yang sangat ketat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Kardhana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S37146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Safa
"Peningkatan produktivitas merupakan salah satu pokok bahasan yang popular akhir-akhir ini, apalagi mengingat bahwa kita hanya memiliki tenggang waktu sekitar tujuh tahun untuk mempersiapkan diri menghadapi era perdagangan bebas, dimana produk dan jasa serta investasi dari setiap negara akan bebas berlalu lintas di mana saja tanpa adanya proteksi dan subsidi atau bentuk hambatan tarif dan non tarif lainnya.
PT X sebagai salah satu perusahaan kontraktor nasional tidak dapat lepas dari kondisi persaingan yang pasti akan semakin ketat, dengan diperbolehkannya kontraktor asing beroperasi dengan bebas sebagai akibat dari dicapainya kesepakatan AFTA, APEC dan WTO. Oleh karena itu, PT X terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya, melalui usaha-usaha peningkatan produktivitas.
Pengukuran produktivitas sebagai salah satu elemen dalam daur produktivitas karenanya menjadi penting, sebab tanpa pengukuran akan sulit untuk mengetahui keberhasilan usaha-usaha peningkatan produktivitas yang dilaksanakan. Pengukuran produktivitas PT. X dalam studi ini dilakukan dengan menggunakan model penilaian komprehensif dengan menggunakan model kinerja penilaian perusahaan dengan mempertimbangkan misi, tujuan dan sasaran Renstra (Rencana Strategi), RECAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) dan sasaran kuantitatif ISO 9001 Series yang menjadi target kinerja menyeluruh perusahaan ini. Model pengukuran produktivitas ini dipilih karena kesesuaiannya dengan data yang tersedia, dan karena beberapa kelebihan yang dimilikinya, antara lain : lengkap serta mudah untuk dianalisis dan dimengerti hasilnya.
Melalui pengukuran produktivitas ini diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang kondisi produktivitas PT X, serta faktor-faktor apa yang paling berpengaruh terhadap produktivitasnya, untuk kemudian melakukan setup kriteria produktivitas substitusi sebagai ukuran kinerja proses, sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan yang tepat.
Dari pengukuran terlihat bahwa produktivitas keseluruhan bidang usaha realti PT X masih relatif rendah, walaupun memiliki kecenderungan meningkat selama pengukuran. Ternyata faktor utama yang paling berpengaruh terhadap produktivitas total adalah persediaan, piutang usaha, biaya pengelolaan properti serta biaya usaha. Dalam studi ini dapat dilihat bahwa masalah produktivitas utama yang dihadapi bidang usaha realti adalah kelemahan dalam sistem informasi, dimana sulit memperoleh data yang dibutuhkan dengan segera. Ini berdampak kurang mendukung bagi pengambilan keputusan serta melemahkan fungsi pemasaran yang berakibat pada kecilnya volume usaha PT X.

Improving productivity is an one of the popular topic discussion lately, especially in considering that we have only seven years spare time to make the necessary arrangements to anticipate the era of free competition trading, where is all of products, services and investment from every country will be free trafficked in wherever without protection and subsidy or tariff wall and others non tariff.
PT X as one of the national contracting company is not regardless the free competition condition which will be definite more and more into a tough spot by allowed the foreigner contracting company to operate freely according with the AFTA, APEC and NTD agreements. Due to the above, PT X efforts continuously to increase its competitiveness by having an improvement productivity.
Productivity measurement is very important as one of element in the cycles of productivity, because without productivity measurement will be difficult to know the performance of the improvement productivity efforts that has be done. In this study productivity measurement of PT X carried out by using the comprehensive assessment model and past performance model of the company analyzes with considering of the mission, objective, strategy target, operating and budgeting plan and also quantitative target of the ISO-9001 Series as the whole past performance of the company. This productivity measurement model has been choiced by reason of in accordance with the available data, beside it has some advantage, among other things : whole with easy to analyze and to understand it's outcome.
By having this productivity measurement hoped can be obtained description about the productivity condition of PT X and also regarding the dominant factors toward productivity and furthermore to set up the criterion substitute productivity as a measurement of the past performance process, so that can make the effort to the perfect improvement.
It comes from the productivity measurement as shown that the total productivity realty of PT X is still relative low, even though it has trend to increase during the productivity measurement period. In reality the main factors that most dominant to the total productivity are stock, business credit, property management costs and business costs. in this study can be shown that the main productivity problem which be faced of the realty business is weak point in the information system, where is difficult to obtain the needs data promptly and also weak point of marketing function which effected decreases to the volume business of PT X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Maryana
"Dalam penelitian ini digunakan metode voltametri siklik, dan dipakai tiga buah elektroda yaitu elektroda pembanding, elektroda pembantu, dan elektroda kerja. Elektroda kerja yang difabrikasi berupa elektroda karbon pasta yang dimodifikasi dengan 18-crown-6. Elektroda karbon pasta ini digunakan untuk mendeteksi ion Pb2+ dalam larutan. Pada metode ini Pb2+ bereaksi dengan 18-crown-6 membentuk kompleks Pb(18-crown-6) di permukaan elektroda dan dengan adanya arus, maka komplek ini tereduksi membentuk Pb0. Kemudian jika potensial luar yang diberikan kepada sel dinaikan, akan terjadi oksidasi Pb0 menjadi Pb2+ kembali sambil melepaskan elektron yang dapat dideteksi dengan alat Potensiostat. Elektroda karbon pasta yang dihasilkan pada penelitian ini berbentuk screen printed dan tabung. Optimasi elektroda didapatkan hasil sebagai berikut: potensial awal -1V, potensial akhir 1V, waktu akumulasi 300 detik, scan rate 150mV/s, kondisi pH 5,0. Pengukuran sampel dilakukan dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan metode AAS, perbedaan relatif antara dua metode tersebut paling besar adalah 18,75%. Adanya kation lain juga akan menurunkan puncak arus pada voltamogram yang dihasilkan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinuraya, Rumenta
"ABSTRAK
Era globalisasi, yang berorientasi pada liberalisasi Perdagangan dan Investasi yang pelaksanaannya dimulai pada tahun 2003 oleh anggota AFTA, dan selambat-lambatnya pada tahun 2020 sesuai dengan kesepakatan World Trade Organization (WTO), akan menciptakan persaingan yang semakin ketat dalam menarik investasi maupun memasuki pasar global. Presiden Soeharto mengingatkan bahwa Indonesia tidak mempunyai pilihan lain selain ikut terlibat langsung dalam persaingan yang ketat tersebut. Oleh karena itu era globalisasi yang berbarengan dengan rencana relokasi industri dari negera-negara industri maju tersebut haruslah dipandang sebagai peluang dan momentum yang hares dimanfaatkan demi pengembangan kemajuan industri dalam negeri. Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional merupakan langkah yang sangat strategis dan efektif dalam rangka meningkatkan daya saing produk industri dalam negeri untuk memenangkan persaingan memasuki pasar domestik, regional maupun global.
Penulis memilih PT XYZ , yaitu salah satu industri dalam negeri dengan misi melakukan alih teknologi dalam rangka menguasai teknologi menuju terbentuknya Pusat Keunggulan Teknologi (Center of Excellence), sebagai obyek penelitian baik dalam rangka mengevaluasi sejauh mana kegiatan pengukuran produktivitas telah dilakukan maupun dalam rangka perancangan model pengukuran produktivitas yang akan diterapkan. Untuk maksud tersebut penulis menggunakan metode Quick Productivity Appraisal Approach yang mencakup Company Performance Analyses (CPA) dan Qualitative Assessment untuk menentukan area prioritas yang memerlukan perbaikan produktivitas. Kemudian dibentuk Nominal Group Technique (NGT) untuk menyusun program peningkatan produktivitas yang akan diiaksanakan, sedangkan Objective Matrix Model digunakan sebagai alat dalam merancang model pengukuran dan mengevaluasi hasil yang dicapai.
Priority Area Improvement yang berhasil diidentifikasi dengan menggunakan QPA temyata sejalan dengan langkah-langkah yang diambil oleh Dewan Komisaris dan Direksi dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan, di mana kerugian terbesar yang dialami perusahaan pada tahun 1991 sebesar kurang lebih Rp. 38 milyar akhimya berhasil diatasi menjadi keuntungan sebesar Rp. 2,5 milyar pada tahun 1995 dalam jangka waktu 4 tahun.
Akhirnya Direksi perusahaan memutuskan agar unit P6 (Pusat Pengkajian Pertumbuhan Produktivitas Prestasi Perusahaan) menerapkan metode QPA yang dikombinasikan dengan Objectiive Matrix Model tersebut di seluruh unit organisasi sebagai alat dalam melaksanakan Peningkatan Produktivitas secara menyeluruh dan berlanjut di perusahaan tersebut.

ABSTRACT
Globalization in the form of trade and investment liberalization which will be implemented in 2003 by the AFTA members and, at the latest 2020 as has been agreed by World Trade Organization (WTO), will create an intense competition not only in attracting investment but also in entering global market. President Soeharto has said that Indonesia does not have any other choice but to participate in the competition. Therefore the globalization with industrial relocation plan by industrial countries must been seen as opportunities and momentum to be utilized in developing domestic industries. National Productivity improvement Movement is a strategic and effective step toward improving domestic industrial product competitiveness in order to win the competition in entering domestic, regional and global market.
The author chose PT XYZ, one of domestic industries whose mission is to conduct technology transfer in order to acquire technology to develop center of excellence, as the research object not only to evaluate how far the productivity measurement activities have been conducted but also to design productivity measurement to be implemented.
In this thesis, the author used Quick Productivity Appraisal Approach (QPAA) method including the Company Performance Analyses (CPA) and Qualitative Assessment (QA) to determine the areas of priority which need productivity improvement. Then, Nominal Group Technique was established to formulate productivity improvement program; and Objective Matrix Model was used as a tool in designing measurement model and evaluating the result.
Priority Area improvement identified using QPA is actually in accordance with steps taken by Board of Commissioner and Directors in improving corporate productivity which have turned 38 billion rupiah loss in 1991 into 2,5 billion rupiah in profit in 1995.
Finally the Board of Directors had decided that the Pusat Pengkajian Pertumbuhan Produktivitas Prestasi Perusahaan (P6) should implement QPA method which would be combined with Objective Matrix Model at all organizational units as a mean to improve productivity integratedly and sustainably in the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustar
"Dalam lingkup proses pengendalian sistim keselamatan kerja, pengukuran mempunyai fungsi untuk menentukan masalah keselamatan kerja yang terdapat pada sistim produksi, dan menilai daya guna dari sistim keselamatan kerja yang ada. Dengan pengukuran yang beda, kita akan mampu meramalkan potensi bahaya, menilai besarnya resiko bahaya, menentukan masalah keselamatan kerja, merumuskan cara pengendalian /pencegahan kecelakaan yang paling tepat dan objektif.
Di Indonesia, sebagian besar pengukuran usaha keselamatan kerja masih didasarkan pada tingkat kekerapan cidera cacat ( IFR) dan tingkat keparahan cidera cacat (ISR). Karena kelemahan pengukuran ini, maka sulit bagi kita untuk menentukan masalah keselamatan kerja yang ada dalam sistim produksi, dan daya guna dari program keselamatan kerja juga sulit dicapai, serta manjemen kurang terdorong untuk mendukumg usaha keselamatan kerja.
Akibatnya sebagian besar usaha keselamatan kerja di Indonesia dilaksanakan berdasarkan suatu program yang sudah rutin, tidak terarah, memboroskan biaya,dan tidak didukung manajemen karena manajemen tidak bisa melihat permasalahan pada sistim keselamatan kerja melalui pengukuran IFR dan ISR.
Melihat pentingnya masalah pengukuran ini bagi perkembangan usaha keselamatan kerja menjadi profesi yang mapan di Indonesia maka sudah saatnya bagi tenaga profesi keselamatan kerja mulai memikirkan pengembangan dan penerapan segi pengukuran usaha keselamatan kerja yang cook bagi lingkungan perusahaan dimana ia berada.
Bahan Bacaan : 12 (1970 -1992)

In the scope of controlling of safety management system, the function of measurement is to identify the safety problem that exist in the production system, and to evaluate the function of the safety management that is used in the organization, Good measurement will help us to predict the tendency of the hazard, to estimate the risk of the hazard, to identify the problem of occupational safety and to formulate how to prevent the accident in a effective manner.
In Indonesia most of safety performance measurement is still based on the Disabling Injury Frequency Rate (IFR) and disabling Injury Severity Rate (ISR). Because of the weakness of this measurement it is difficult for us to search the safety problem in the production system and the goal of safety program is hard to achieve and the management of the organization give less support to the program.
Base on the reason above nearly all safety programs useless, wasting time and money and not supported by management since management can not see the problem of safety performance and consider all go well.
Considering the importance of safety performance measurement for the development of safety program, it is the responsibility for the safety professional to search and develop the method and technique of good safety performance measurement in the organization where he works.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>