Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Hapso Anggoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38270
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moutia Desyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S37988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliadi S.
"Teknologi RF atau gelombang radio telah diimplementasikan di berbagai bidang kehidupan. Salah satu aplikasi tknologi RF ini adalah pada pengendalian jarak jauh (remote control). Pengendalian jarak jauh dcngan menggunakan gelombang radio dldetinisikan lebih spesifik dengan istilah radio control.
Pengendalian jarak jauh dapat diaplikasikan dengan menggunakan modul transmitter dan receiver. Modul ini merupakan komponen hibrid yang berfungsi sebagai pemancar dan penerima sinyal dengan ukuran yang ringkas. Dengan mod ul ini aplikasi serta desain sistem pengendalijarakjauh dapat dilakukan dengan mudah dan praktis.
Pada skripsi ini digunakan modul transmitter TLP-434A dan modul receiver RLP-434A untuk sistem pengendali jarakjauh dari suatu robot surveillance manual dengan interjiwce sebuah komputer. Adapun robot ini berfungsi sebagai pemantau keadaan dengan pengendalian manual berasal dari operator robot.
Pada perancangan robot ini ditemukan bahwa sistern pengendali jarak jauh dapat bekerja pada jatak yang cukup baik, yaitu pada radius uji coba selcitar 2Om. Hasil ini kurang memenuhi harapan yang memiliki kriteriajangkauan pengendalian hingga 100m. Adapun penyebabnya antara lain lcarena bclum optimalnya catu daya yang digunakan pada transmitter. Sistem monitoring robot menunjukkan hasll yang kurang memuaskan karena hanya bekerja pada radius l5m, yang disebabkan karena ketcrbatasan karakteristik komponen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hassita Ranya Fauzia
"Skripsi ini membahas perancangan dan simulasi power amplifier yang beroperasi pada channel 87 yaitu frekuensi 860 MHz dengan menggunakan transistor push-pull dan Saluran mikrostrip yang berfungsi sebagai pengganti induktor. Rangkaian input matching dan output matching dirancang khusus agar beresonansi pada frekuensi tersebut.
Tujuan dari perancangan ini adalah mencapai VSWR ± 1, S21 pada nilai antara 8-11 dB dan S11 dan S22 dibawah -10 dB. Spesifikasi penting untuk perancangan power amplifier ini antara lain: daya keluaran 100 mWatt, daya masukan 5 - 20 mWat, arus drain yang kecil dengan tegangan supply 25 Volt, memenuhi standar kestabilan (K > 1), dan return of loss (ROL < -10 dB). Transistor yang digunakan yaitu TPV7025, sebuah transistor silikon frekuensi tinggi tipe NPN. Rancangan ini disimulasikan menggunakan program Advanced Design System (ADS).

This thesis discusses specific frequencies on channel 87 is 860 MHz simultaneously is designed. This amplifier using a transistor pushpull there and a microstrip line that serves as a substitute for an inductor. The input matching and output matching circuit is designed with a special matching network which resonates at two frequencies.
The objective of this design is to achieve VSWR ± 1, S21 at a point range 8-11 dB and S11 and S22 below -10 dB for both frequencies. The other important specification for this dual band high power amplifier is: 100 mWatt output power, 5 - 20 mWatt input power, low drain flow with 25 Volt supply voltage, fulfill the stability standard (K > 1), and return of loss (ROL < -10 dB). The transistor used is TPV7025, a NPN silicon high frequency transistor. The design is simulated with Advanced Design System (ADS) software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Bonar R.
"Antena merupakan suatu perangkat yang mengirimkan atau menerima data dalam bentuk radiasi ke udara. Dalam pengiriman data dari pengirim ke penerima, posisi atau arah dari antena sangat berpengaruh agar data diterima dengan baik. Pengontrolan posisi antena secara manual begitu merepotkan sehmgga diperlukan suatu perangkat yang dapat mengontrol posisi antena sesuai dengan yang pemakai inginkan. Pada tugas akhir ini akan dirancang dan direalisasikan suatu perangkat untuk menggerakkan antena dengan menggunakan motor dc servo berbasis mikrokontroler AT89C51. Untuk menggerakkan antena agar posisinya sesuai dengan yang kita harapkan diperlukan 2 buah motor dc servo. Motor yang pertama digunakan untuk menggerakkan posisi dari azimut antena, sedangkan motor yang kedua digunakan untuk menggerakkan antena untuk posisi elevasi. Pergerakkan posisi azimut (0_ sampai 360_) setiap 10_, dan pergerakkan posisi elevasi 10_. Arah pergerakan yang dirancang adalah arah searah jarum jam dan arah berlawanan jarum jam. Posisi yang pertama digerakkan adalah posisi untuk azimut antena, kemudian diikuti posisi untuk elevasi antena. Mikrokontroler digunakan untuk mengatur agar motor bergerak setiap 10_. Pada prinsipnya mikrokontroler memberikan masukan pada driver untuk menggerakkan motor. Keuntungan dari driver motor adalah dalam mengaktifkan motor cukup dengan mengirimkan sinyal arus yang kecil sehingga daya yang keluar dari mikrokontroler lebih efisien. Pada perangkat ini juga menggunakan sensor optocoupler sebagi aktuator. Keluaran dari optocoupler merupakan masukan pada mikrokontroler sebagai umpan balik sistem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Chandra Tirtalaga
"Daerah layanan (coverage area) dari suatu stasiun pemancar televisi merupakan daerah dimana sinyal yang dipancarkan oleh stasiun pemancar dapat diterima dengan baik, dengan ukuran nilai yang sesuai dengan standar tertentu. Dalam hal ini mengacu pada standar nilai yang telah ditentukan oleh Direktorat Jendral Pos dan Telekomunkasi.
Pola radiasi dari antena pemancar dapat membentuk suatu bentuk pola daerah layanan pada daerah geografis wilayah pemancar. Penentuan daerah layanan bagi stasiun televisi swasta ditentukan dalam segi bisnis atau target pasar. Hal tersebut dilakukan dengan survey pasar dengan tujuan untuk melihat daerah mana yang mempunyai potensi pasar yang bagus, pembangunan ekonomi yang baik dan populasi penduduknya.
Langkah-langkah dan pertimbangan-pertimbangan untuk penentuan hal-hal yang terkait dengan pembangunan stasiun pemancar dibahas dalam tulisan ini. Mulai dari penentuan penggunaan frekuensi kerja transmisi, penentuan lokasi tempat dibangunnya stasiun pemancar, besarnya daya pancar pemancar, ketinggian menara dan antena pemancar yang dipergunakan.
Dari Tugas Akhir ini dapat disimpulkan bahwa penentuan lokasi, besar daya pancar, pengarahan antena, dan ketinggian menara sangat menentukan daerah layanan yang akan dicakupi. Penentuan hal-hal tersebut juga terkait dengan efisiensi anggaran."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan
"ABSTRAK
Antena horn menawarkan keuntungan dalam hal gain yang tinggi, bandwidth yang lebar, dan fabrikasi yang mudah. Namun salah satu kekurangan dari antena horn adalah dimensinya yang cukup besar. Skripsi ini membahas mengenai rancang bangun antena horn menggunakan teknik penambahan batang metal. Perancangan antena bertujuan untuk mereduksi dimensi dari antena horn tersebut, yaitu dengan menggunakan suatu teknik dengan menambahkan dua batang metal yang saling tegak lurus yang diletakkan di dalam antena, dan kemudian digabungkan dengan teknik penambahan jumlah batang metal pada bidang horizontal. Perancangan antena horn dilakukan dengan menggunakan software CST Microwave Studio. Hasil penulisan skripsi ini adalah sebuah antena horn dengan penambahan batang metal sehingga mereduksi dimensi antena horn konvensional sebesar 35,72 %. Adapun antena horn tersebut bekerja pada frekuensi 2,8 GHz ? 3,1 GHz yang merupakan rentang frekuensi pada S-band. Hasil simulasi berupa gain sebesar 12,4 dBi, HPBW sebesar 43,1º, dan side lobe level sebesar -18,8 dBi.

ABSTRACT
Horn antenna offers benefits such as high gain value, wide bandwidth, and ease of fabrication. One of the drawbacks of horn antenna is its relatively large dimension. This undergraduate thesis examines the design of a horn antenna using the metal rod addition technique. The antenna design aims to reduce the dimension of horn antenna by utilizing a certain technique where two metal rods are placed perpendicular to each other inside the antenna which is connected afterwards by adding the total number of metal rods on the horizontal plane. The horn antenna is designed using the CST Microwave Studio software. The result of this undergraduate thesis is a horn antenna with the addition of metal rods thereby reducing the dimension from a conventional horn antenna by 35.72%. This horn antenna works in the frequency range of 2.8 GHz ? 3.1 GHz, which is the S-band frequency range. The simulation results are gain of 12.4 dBi, HPBW of 43.1o, and a side lobe level of -18.8 dBi."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42245
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan, Matthew Gabriel
"Kebutuhan akan detektor sinyal THz yang memiliki responsivitas tinggi, noise-equivalent power yang rendah, dan bekerja optimal pada suhu ruang semakin tinggi untuk kebutuhan citra satelit, aplikasi biomedis, dan lainnya. Saat ini, detektor acuan memiliki responsivitas 26V/W dan NEP sebesar 1,7x10^-10 V/Hz. Namun, performa optimal tersebut dapat dicapai ketika detektor beroperasi pada suhu yang sangat rendah. Selain itu, karena antena yang digunakan pada penelitian tersebut adalah antena dipol standard, polarisasi yang dapat diterima hanya ketika medan listrik sebatas pada satu arah. Untuk melampaui batas-batas tersebut, salah satu metode yang dapat digunakan adalah menggunakan acuan desain antena dengan konfigurasi double-crossed bowtie dengan pemilihan material karbon grafit untuk potongan konduktor sebagai bolometer agar menghasilkan daya disipasi yang tinggi dan dapat menangkap gelombang berpolarisasi ganda. Dengan jenis antena ini, diperoleh antena double-crossed bowtie yang beresonansi optimal pada frekuensi THz, dengan S11 sebesar -42,418 dB serta penguatan sebesar 2,096 dB. Performa terbaik dari detektor ini ditandai dengan nilai responsivitas maksimum sebesar 4,148x10^4 dan NEP sebesar 3,178x10^-14V/Hz. Dengan ditambahkan lensa silikon, daya disipasi meningkat sebesar 132,892% menjadi 9,661x10^4V/W dengan NEP sebesar 6,666x10^-15. Penelitian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan pada performa sistem untuk menyalurkan daya secara optimal dari sumber THz ke bolometer untuk memeroleh daya disipasi yang tinggi dan berimplikasi pada responsivitas yang tinggi dan NEP yang rendah.

The increase in demand for THz detectors which have high responsivity, low noise-equivalent power, and optimally work at room temperature is due to the advancements in remote sensing, biomedical applications, and many more. Today, a BiSb Thermocouple has a responsivity of 26 V W for every watt received and 1.7 × 10−10 V √Hz . of NEP. However, its peak performance occurred only at a very low temperature. In addition, the coupled antenna design was specifically standard dipole. Therefore, the signal is received only if its electric field oscillates in a single direction. To break these limitations, one method that is proposed in this research is using a double-crossed bowtie antenna to broaden its signal-receiving capability to unlimited directions. Modifying the detector’s conductor bar will also contribute to the detector’s optimum working temperature. By modifying the conductivity of the bar and limiting the research’s environmental circumstances, the detector’s peak performance can be achieved at room temperature condition. With this specifically chosen antenna design, we have achieved a transmission antenna with -42.418 dB and a gain of 2.096 dB. The best performance of this detector design after a series of optimizations is shown by its 4.148 × 104 V W responsivity and 3.178 × 10−14 V vHz NEP. In addition, the idea of adding a lens before the wave approaches the detector improved the detector responsivity by 132.892% with the responsivity of 9.661 × 104 V W and NEP 6.666 × 10−15 V vHz . This research is expected to show the feasibility of the system to fully transfer power from the THz source to the feed point to the conductor bar to achieve high power dissipation which leads to high responsivity and low NEP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartuti Mistialustina
"Dimasa sekarang sistem komunikasi membutuhkan antena dengan versatilitas yang tinggi. Kebutuhan akan antena yang dapat beroperasi pada frekuensi yang berbeda atau dapat dikonfigurasi ulang adalah suatu hal yang bermanfaat karena perubehan sistem mungkin terjadi. Teknologi antena mikrosttip dengan frekuensi ganda berkembang pesat. Salah satu metodenya yang populer adalah Miscellaneousloading diuji frequency. Pada tekuik ini frekuensi ganda dihasilkan dengan menambahkan beban, diantamnya adalah beban stub. Penelitian yang dilakukan oleh Davidson. S.E dan Richards, W.F memperoleh hasil bahwa perubahan panjang studi dapat menala basil frekuensi resonansi. Namun pada penelitian tersebut penalaan hanya dilakukan peda saat simulasi untuk memperoleh frekuensi yang diinginkan, setelah pabrikasi penalaan tidak dilakukan lagi. Pada kundisi lain kemampuan penalaan pada suatu antena memberikan kesempatan untuk melaknkan pengembangan dalam hal fungsi dan kernampuan dari teknologi komunikasi frekuensi tinggi. Pada skripsi ini telah dHakukan rancang bangun antena segiempat frekuensi ganda ditala dengan menggunakan beban stub yang berperan sebagai resonator dan juga penala berupa saluran mikrostrip yang terbuat dari lempengan tembaga yang dapat diubah-ubah posisinya. Penalaan dapat dilakukan hingga tahap pabrikasi. Digunakan lima variasi ukuran beban dengan panjang 0,5/.d dan lebar masing-masing 12 mm, 10 mm, 8 mm, 6 mm, dan 4 mm. Pencatuan yang digunakan adalah dengan menggunakan saiuran mikrostrip dengan inset Antena rancangan pada awalnya merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 2,4 GHz, Setelah diberi beban dari hasil pengukuran diperoleh bahwa ukuran beban yang optimal dalam menghasilkan frekuensi resonansi ganda ditala adalah 0,5hd x 4 mm. Beban ini menghasilkan antena dengan daerah frekuensi operasi 2.41 GHz sampai dengan 2,66 GHz untuk frekuensi resonansi pertama dan 1,22 GHz sampai dengan l,94 GHz untuk frekuensi resonansi kedua. Gain antena hasil rancangan adalah 4,49 dE untuk frekuensi resonansi 2,37 GHz dan 4.48 dB untuk frekuensi resonansi 1,55 GHz dan 2,48 GHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Yuswardi
"ABSTRAK
Antena mikrostrip merupakan salah satu alternatif antena dalam komunikasi wireless. Hal ini dikarenakan antena mikrostrip memiliki massa yang ringan dan bisa menyesuaikan dengan bentuk perangkat komunikasi. Pada skripsi ini, dibahas teknik untuk meminiaturisasi yaitu dengan metamaterial CRLH. Antena yang dirancang bekerja pada frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Antena dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2011. Dari hasil simulasi, didapat bandwidth 470 MHz dengan VSWR ≤ 2 pada frekuensi 3.3 GHz. Sedangkan hasil pengukuran, frekuensi kerja bergeser menjadi 3.26 namun masih dalam range frekuensi 3.3 ? 3.4 GHz. Bandwidth yang diperoleh 250 MHz dengan VSWR ≤ 2. Dengan teknik CRLH ini bisa mereduksi dimensi antena sebesar 61.11%

ABSTRACT
Microstrip antenna has become one of the alternative antenna design in wireless technology. This is mainly because its characteristics which are light weight and easily adjusted in most of communication devides. This final project propose a miniaturization technique by using CRLH metamaterial element. The antenna design work at frequency 3.3 ? 3.4 GHz and simulated using CST Microwave Studio. The simulation results show a relatively wide bandwidth of 470 MHz with VSWR ≤ 2 at 3.3 GHz, while the measurement has a frequency shift to 3.26 GHz, but still in the 3.3 ? 3.4 GHz frequency range. And the antenna bandwidth is also become narrower to 250 MHz with VSWR ≤ 2. So, with this proposed design, the antenna dimension can be effectively reduced to 61.11%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1692
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>