Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Maryana
"Kehadiran cahaya dalam arsitektur tidak dapat diabaikan. Tanpa cahaya, bentuk dan ruang tidak akan terungkap. Tanpa cahaya pula. pengalaman dan makna yang hendak diberikan kepada masyarakat luas melalui sebuah karya arsitektur tidak mungkin dapat terwujud. Cahaya, dengan sifat tak teraganya, memiliki keterkaitan dengan spirit of place, artinya karakter unik cahaya di suatu tempat dapat membangkitkan asosiasi terhadap tempat tersebut Terbentuknya karakter unik ini antara lain dipengaruhi oleh faktor fi!osofis, yang berasal dari agama dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Jepang, merupakan selah satu negara yang menunjukkan keunikan karakter pencahayaan pada ruangnya. Secara umum, karakter pencahayaan ini dapat dilihat pada arsitektur tradislonal, yang berkembang di bawah pengaruh pemikiran filosofis dari Shintoisme, Taoisme, dan Buddhisme. Kemudian, kekhasan karakter ini mengalami pergeseran pada arsitektur modernnya. Pengaruh filosofis terhadap pembentukan karakter cahaya di dalam ruang menjadi bersifat individual dan unik bagi pribadi masing masing arsitek. Namun, karakter cahaya yang hadir pada ruang-ruang yang diclptakan oleh beberapa arsitek, temyata masih terpengaruh oleh kuatnya karakter cahaya dalam arsitektur tradisional."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S48581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurwulan
"Dalam merancang, berbagai unsur dan prinsip digunakan dalam mendesain bentuk dan komposisi arsitektural. Namun, bentuk dan komposisi dari alam-lah yang paling banyak menginspirasi manusia. Asimetri merupakan salah satu prinsip dalam mendesain yang mengambil dasar pemikirannya dari alam. Pada bentuk dan komposisi yang asimetris, keharmonisan hadir melalui penggunaan elemen yang berbeda-bada. Variasi elemen, ketidak-samaan antara kiri dan kanan, ketidakteraturan dalam bentuk dan penyusunan, bukan berarti keburukan dalam desain, apabila pengolahan asimetri yang baik telah dikuasai. Asimetri, identik dengan Jepang, karena di negara inilah prinsip tersebut pertama kali diterapkan pada arsitektur. Arsitektur Jepang, khususnya arsitektur tradisionalnya, memiliki aturan tersendiri dalam menerapkan asimetri. Selain iru, terdapat makna yang dalam di balik penerapan tersebut, yang mungkin tidak kita temukan pada arsitektur negara-negara lain. Pada masa arsitektur modern, para arsitek Jepang tidak kehilangan jati dirinya. Mereka masih menerapkan prinsip asimetri berikut makna di balik penerapan tersebut hingga saat ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S48529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Hidayati
"Cahaya, baik dalam pandangan arsitektur maupun secara filosofis, memiliki kedudukan yang penting selain sebagai elemen yang mengungkap wujud nyata suatu benda, karena cahaya dapat memberikan suatu kualitas tertentu yang dapat membuat suatu ruang menjadi lebih bermakna. Pada saat seorang arsitek menggunakan arsitektur sebagai bahasanya. Maka cahaya, dengan segala maknanya, digunakan sepenuhnya (atau seenaknya..?) oleh arsitek dengan tujuan yang bermacam.-macam; yang puitis seperti untuk menonjolkan makna simbolik pada suatu ruang, maupun yang terlihat tidak imajinatif (namun tetap fungsional) sebagai pengungkap wujud dan penerangan belaka.
Dalam arsitektur Louis Kahn, cahaya mendapat kehormatan untuk menampilkan diri sebagai suatu elemen yang mampu mendatangkan karakter lain untuk memperdalam makna ruang, yaitu keheningan. Dengan karakter cahaya alami yang berubah-ubah, dan pergerakan berdasar waktu, pertanyaan utamanya adalah mengapa, dimana, kapan, dan bagaimana Louis Kahn dapat 'membujuk' cahaya untuk menciptakan keheningan sebagai kualitas yang tak terukur dalam arsitekturnya.

Light, whether in architecture or in the philosophical vision, holds a significant position. Light does not just reveal the shape of architectural objects, but gives a certain quality to space, and therefore, adds the meaning of place to space. Archites had been using lights with a wide variety of purposes. Some are using it in a poetic way, to embrace the symbolic meaning of a certain space, while some other just hold-unimaginatively to the functional use of light, which are to reveal shapes and to ban darkness.
In the architecture of Louis Kahn, light deserve the honor to expose itself as the element that invites other character that deepens the meaning of space, which is silence. By the character of natural light that moves and changes corresponding to time, the main question is what, when, why and how Kahn persuade light to bring in silence, to create the unmeasureable quality in his architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiono D. Pusponegoro
Jakarta: UI-Press, 2016
PGB 0249
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Ekadiana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S48268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti Setyoningtyas
"Arsitektur dan cahaya merupakan dua hal yang saling terkait. Dengan adanya cahaya, manusia dapat melihat sebuah bentuk objek dan dapat merasakan keberadaan mereka dalam sebuah ruangan - mengetahui jarak antara dirinya dengan objek yang disekelilingnya. Arsitektur yang merupakan ilmu seni bangunan harus memperhatikan juga segi fisik, emosi serta intelektual pengguna terhadap bangunan tersebut. Dalam mendesain kita harus memasukkan spirit ke dalam ruang. Spirit inilah yang nantinya menimbulkan hubungan fisik, emosional serta intelektual antara ruang dengan penggunanya. Adanya spirit dalam ruang akan dapat membedakan antara ruang yang satu dengan ruang lainnya. Cahaya dapat menjadi alat untuk memunculkan sebuah spirit. Hal ini dikarenakan ruang dan cahaya merupakan dua hal yang saling mendukung. Dengan kehadiran cahaya pada sebuah ruang, manusia dapat mengalami ruang dan bentuk. Cahaya alami yang terus berubah bersamaan dengan bayangan yang terjadi dapat menghadirkan berbagai perubahan image ruang. Salah satu arsitek terkenal yang mengunakan unsur cahaya alami sebagai identitas arsitektumya adalah Tadao Ando. Ando merupakan arsitek yang menggunakan alam sebagai etemen yang dapat memberikan kualitas dalam arsitektumya. Cahaya bagi Ando bukan hanya menjadi estetika bagi ruang yang diciptakannya tetapi juga dapat menjadikan ruang ditiap karya arsitektumya berspirit. Uraian diatas menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk menelaah lebih lanjut bagaimana seorang Tadao Ando memasukkan cahaya alami - sebagai salah satu elemen alam - ke dalam ruang sebuah karya arsitektumya. Dengan memasukkan serta mempermainkan cahaya yang telah ada, bagaimna sebuah ruang beserta makna yang dikandungnya dapat tercipta.

Architecture and light depends each other. With light, human will be able to see an object and feel them in a space - knowing the distance between them self and the surroundings. Architecture is knowledge of a building art. Architecture should pay attention to physical, emotion and intellectual side from the building user. In design process, we should put a spirit within a place that we design. This spirit within will reveal a relationship between physical, emotion and intellectual side and building user. Spirit of a place will make difference between each place. Light would become the tools to reveal a spirit because light and space supports each others. When there's light, human can feel space and form. Sun lighting that keep changing with the shadow followed give image changing of space. One of world famous architect known for the work of light as his identity is Tadao Ando. Ando is a kind of architect that using nature becoming the element of his architecture. Nature's giving quality into his works. Light for Ando, is just not a space esthetic revealing factor but become the factor to give his architectural design's spirit within. Description above makes writer interest to knowing further more about the way how Ando entering the light - as one of nature's element- into his architectural space. With letting the light entering inside into space and play manipulation with it, what kind of space with the spirit followed could be created by Ando."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sander Sasmita
"Cahaya dinyatakan pada penglihatan manusia melalui interaksi dengan material, ketika material itu sendiri hanya hadir secara visual dengan kehadiran cahaya. Cahaya mengacu pada kualitas yang secara dikotomi hadir dalam wujud materiil atau yang dapat terbentuk dalam interioritas subyek, kondisi imateriilnya. Dekonstruksi pemahaman cahaya adalah untuk membongkar konstruksi konsep cahaya yang telah dimaknai dari basis scientific, dengan melihat pemaknaannya berdasarkan sifat atau dampaknya.
Ruang yang terdefinisi dengan konsep kecahayaan, mengisyaratkan bahwa dimensi ketiga pembentuknya merupakan dampak dari representasi cahaya terhadap suatu medium. Mengangkat istilah 'kecahayaan' berupaya untuk mengungkap konsepsi alternatif yang terlebih bersumber pada sifat-sifat cahayanya, agar tidak terjebak pada batas kebendaan (noun) dari kata 'cahaya'. Dialog mutual antara ruang dan cahaya, memposisikan kehadiran arsitektur sebagai ruang perantara yang menghadirkan permutasi cahaya, ketika arsitektur itu pun hanya hadir dan bertransformasi dengan kehadiran cahaya.
Perancangan arsitektur di sini mengungkap keterhubungan antara sifat materiil dan imateriil cahaya, yaitu bagaimana pencerapan pengalaman subyek yang bersumber dari sifat imateriil cahaya sebagai konsep dapat diterjemahkan menyentuh kondisi materialitasnya sebagai kehadiran.

Light, revealed as visions through interaction with materials, as materials themselves are revealed visually in the presence of light. It may appear as a divine phenomenon in its materiality, as well as something that may be formed in the interiority of a human mind, its immaterial state. Deconstructing the understanding of light was to reconsider its definition that has much been explained through scientific means, by reviewing its meaning qualitatively according to its characteristics.
Space that has now been framed in the concept of light, indicates that the third-dimension of its forming relates to the effects of light's representations on the face of a medium. A mutual dialogue between space and light situates the presence of architecture as an intermediary, of which accomodates the permutations of light, while architecture itself would be revealed and be transformed in the play of light.
The design process uncovers the interconnections between material and immaterial qualities of light, that is to say, how a subject's perceptual experience that emerged from the immaterial state of light as a concept could be rendered into its material form as a presence.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lara Anthonia Natasha
"

Le Corbusier dan Louis Kahn adalah dua arsitek terkemuka yang memberikan kontribusi signifikan pada bidang arsitektur di abad ke-20. Le Corbusier percaya bahwa bangunan harus fungsional, efisien, dan indah, dan harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan orang yang menggunakannya. Berbeda dengan Le Corbusier, Louis Kahn percaya bahwa arsitektur harus berakar pada sejarah dan budaya suatu tempat. Terlepas dari latar belakang dan pendekatan arsitektur mereka yang berbeda, keduanya sama-sama memiliki pemahaman dan penghargaan yang mendalam atas peran pencahayaan alami dalam arsitektur. Hal ini terlihat pada hasil karya mereka yang seringkali memanfaatkan cahaya alami dengan cara-cara yang inovatif untuk menciptakan ruangan yang fungsional dan indah. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran cahaya alami dalam menghadirkan atmosfer tertentu yang dapat menciptakan kualitas puitis ruang dan pengalaman spasial pada dua bangunan ikonik: Notre Dame du Haut dan Museum Seni Kimbell. Melalui analisis studi kasus komparatif, skripsi ini mengkaji bagaimana dua arsitek, Le Corbusier dan Louis Kahn, memanfaatkan cahaya alami untuk mencapai tujuannya masing-masing pada bangunan tersebut. Studi tersebut menganalisis strategi penggunaan cahaya alami pada kedua bangunan dan bagaimana pengaruhnya terhadap suasana dan bentuk ruang serta bagaimana nantinya hal tersebut dapat menciptakan suatu kualitas, pada kasus ini kualitas puitis. Skripsi ini menyimpulkan bahwa cahaya alami merupakan elemen yang sangat penting dalam membentuk kualitas sebuah ruang. Kesimpulan lainnya adalah bahwa penggunaan cahaya alami yang inovatif oleh arsitek memainkan peran penting dalam kesuksesan penyampaian fungsi dan tujuan kedua bangunan ikonik ini.


Le Corbusier and Louis Kahn are two prominent architects who made significant contributions to the field of architecture in the 20th century. Le Corbusier believed that buildings should be functional, efficient, and beautiful, and should be designed with the needs of the people who use them in mind. Unlike Le Corbusier, Louis Kahn believed that architecture should be rooted in the history and culture of a place. Despite their different architectural backgrounds and approaches, both share a deep understanding and appreciation of the role of natural lighting in architecture. This can be seen in their work which often utilizes natural light in innovative ways to create functional and beautiful spaces. Writing this thesis aims to explore the role of natural light in presenting a certain atmosphere that can create a poetic quality of space and spatial experience in two iconic buildings: Notre Dame du Haut and the Kimbell Art Museum. Through the analysis of comparative case studies, this thesis examines how two architects, Le Corbusier and Louis Kahn, utilized natural light to achieve their respective goals in the building. The study analyzes the strategy of using natural light in both buildings and how it affects the atmosphere and form of space and how this can create a quality, in this case a poetic quality. This thesis concludes that natural light is a very important element in shaping the quality of a space. Another conclusion is that the architect's innovative use of natural light played an important role in the successful delivery of the function and purpose of these two iconic buildings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S. Yoga
Bekasi : Akarkata , 2006
899.223 2 YOG d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pratomo Soedarsono P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
AJ-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>