Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasibuan, Frengky
"Krisis energi yang menjadi masalah belakangan ini menempatkan batubara menjadi salah satu energi alternatif. Hanya saja penggunaan batubara sebagai sumber energi masih sulit diaplikasikan di Indonesia karena permasalahan dalam waktu penyalaan batubara yang cukup lama yang menimbulkan keengganan sebagian besar masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualias penyalaan briket batubara melalui penambahan oksidator sehingga briket ini nantinya dapat diaplikasikan sebagai promotor penyalaan briket pemasakan. Permasalahan penyalaan batubara adalah kurangnya reaktan oksigen dalam proses awal pembakaran karena selain minimnya oksigen internal dalam briket, kesulitan penetrasi oksigen eksternal terjadi karena terbentuknya awan volatile matter yang terlepas ke permukaan saat pemanasan batubara. Penelitian ini didasarkan atas hipotesis mengenai penggunaan oksidator seperti KClO3, KNO atau KMnO4 yang dapat mempersingkat penyalaan batubara. Metode yang diusulkan untuk mempersingkat waktu penyalaan adalah dengan menambahkan oksidator yang dapat berfungsi menjadi penyuplai oksigen internal dalam briket sehingga terjadi oksidasi yang dapat memudahkan briket tersebut untuk menyala. Oksidator yang dipakai dalam penelitian ini adalah diethyl ether dan ethyl acetate karena mudah didapat di pasaran sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam industri pengembangan briket. Selain itu oksidator tersebut dipandang lebih aman dari segi kesehatan dan keselamatan dibanding KClO3, KNO atau KMnO4. Oksidator ini dicampurkan dengan partikel-partikel batubara pada saat pembuatan campuran briket sebelum pencetakan briket. Waktu penyalaan akan diuji untuk melihat peningkatan kualitas penyalaan briket. Dalam riset ini juga akan diteliti pengaruh oksidator terhadap reaktifitas briket pada saat pembakaran melalui pengujian profil temperaturnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan oksidator dapat mempercepat penyalaan briket. Briket tanpa oksidator membutuhkan 13-15 menit untuk menyala sedangkan briket dengan oksidator hanya butuh 2-6 menit untuk menyala. Penambahan reaktan oksigen akan mempercepat reaksi pembakaran sehingga semakin tinggi konsentrasi oksidator akan semakin reaktif briket tersebut. Kereaktifan briket tersebut dapat dilihat dari kehilangan massa hasil pembakaran dimana semakin tinggi kandungan oksidatornya akan semakin besar massa briket yang hilang terbakar pada selang waktu pembakaran yang sama.

Coal is considered as one of the best alternative energies that can be applied in Indonesia now. But the long ignition time, that makes many people in Indonesia reluctant to use, still be the problem for the application of coal. The aim of this research is to improve the quality of briquette ignition through addition of oxygenate agent so that this briquette can be applied as an ignition promotor for cooking-briquette. The main problem for briquette ignition is the deficiency of oxygen, that is used as a reactant in combustion process, because the penetration of external oxygen is hampered by volatile matter clouds in the surface of briquette. This research is based on utilization of oxygenate agent such as KClO3, KNO, or KMnO4 that can decrease the ignition time of briquette. Method for this research is by addition of oxygenate agent that can supply internal oxygen in briquette to promote internal oxidation in briquette so that briquette is easily ignited. Diethyl ether and ethyl acetate is used in this research because these oxygenate agents are more secure than KClO3, KNO, or KMnO4 in health and safety. Oxygenate agent is added in coal particles mixture before briquetting. Ignition time of briquette is inspected to see the improvement of briquette ignition through addition of oxygenate agent. In this research, briquette combustion temperature profile is also carried out to watch closely the effect of oxygenate agent in the reactivity of briquette. Results of this research show that the addition of oxygenate agent decrease the ignition time of briquette. Briquette without oxygenate agent needs 13-15 minutes to be ignited whereas oxygenate-briquette needs only 2-6 minutes. Increase in addition of oxygenate agent will decreases the ignition time and raises the reactivity of briquette. Mass loss of briquette in combustion process is increase as the composition of oxygenate agent increase. This shows how oxygenate content affects the reactivity of briquette."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Ers Harry Yunash Tanto
"Batubara masih menjadi primadona sebagai sumber energi alternatif selain minyak bumi. Hal ini disebabkan batubara tidak mahal dan mudah didapatkan, khususnya di Indonesia. Saat ini telah mulai dikembangkan kompor briket batubara yang diharapkan dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga. Namun, masih ditemukan masalah dalam kompor briket batubara, di antaranya waktu nyala yang lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi waktu penyalaan dari briket pemasakan pada kompor dengan melibatkan komponen biomassa pada promotor. Hal ini dilakukan karena biomassa memiliki kandungan volatile matter yang lebih tinggi dan porositas yang lebih besar dibanding batubara.
Pada penelitian ini dilakukan beberapa variasi, yaitu variasi bahan pada briket promotor (batubara, batubara-kayu karet, batubara-serabut kelapa), komposisi biomassa pada briket promotor (0%; 50%; 100%), dan bentuk promotor (briket dan pellet).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket promotor batubara yang dicampur dengan komponen biomassa kayu karet memerlukan waktu penyalaan lebih cepat, yaitu sebesar 6.33 menit dibanding waktu nyala batubara, selama 7 menit. Semakin banyak kandungan kayu karet pada briket promotor, semakin cepat waktu penyalaan yang dibutuhkan. Dengan briket berbahan 100% kayu karet, waktu penyalaan dapat dikurangi dari 7 menit menjadi 3.67 menit. Selain itu, pellet biomassa merupakan promotor yang paling cepat waktu penyalaannya, yaitu selama 1.67 menit, daripada semua jenis promotor.

Coal still becomes as one of considered alternative energy sources besides crude oil. It is due to the low economical value and high availability of coal, especially in Indonesia. Recently, coal briquette stove has been developed that hopefully can be used for household needs. However, there are problems found in utilizing the coal briquette stove, which are long ignition time.
The purpose of this research is to reduce the ignition time required by cooking briquette in the stove by involving biomass component in promoter. It is because it refers to volatile matter and porosity in a coal.
In this research, there are some variations conducted, which are the variation of raw material promoter briquette (coal; coal-rubber wood; coalcoconut fiber); the composition of biomass in promoter briquette (0%; 50%, 100%), and the variation of promoter type (briquette and pellet).
The research shows that rubber wood briquette needs faster ignition time for about 6.33 minutes than that of coal, which are 7 minutes. Higher content of rubber wood in promoter briquette could reduce the ignition time up to 3.67 minutes. Besides, pellet is found as promoter that requires fastest ignition time among all promoters, which is 1.67 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51885
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Suminar
"Penggunaan briket batubara pada saat ini dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang harganya semakin mahal dan keberadaannya semakin berkurang. Penggunaan briket batubara banyak dipakai di industri kecil maupun menengah, yaitu sebagai pemanas di peternakan ayam, untuk pemasakan di usaha katering, warung makan, untuk pengeringan tembakau, batu bata, karet, dan lain-lain. Pemakaiannya mencapai sekitar 1 juta ton di tahun 2006 dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Tetapi masih ditemui kendala dalam penggunaan batubara untuk kompor briket batubara yaitu dari segi kepraktisan seperti waktu penyalaan.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh waktu penyalaan briket batubara yang singkat, salah satunya dengan cara menambahkan oksidator ke dalam briket promotor. Oksidator yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat 15 %. Selain itu juga dilakukan variasi bentuk dan loading dari briket promotor, dimana keduanya dapat mempengaruhi stabilitas nyala api yang dihasilkan dan melalui teknik bluff body panas hasil penyalaan akan dipindahkan ke briket untuk pemasakan yang nantinya akan mempercepat penyalaan briket pemasakan. Kompor briket yang digunakan dilengkapi dengan blower. Posisi peletakan briket dalam kompor yaitu bagian bawah mengandung briket untuk pemasakan yang dibuat sebagaimana briket yang sekarang ada di pasaran, sedangkan bagian atas mengandung briket promotor berbentuk bola dan bola dengan dimples yang berfungsi sebagai briket promotor penyalaan. Penyalaan awal dilakukan oleh briket promoter penyalaan yang disulut dengan pembakar alkohol, sedang panas hasil penyalaan yang temperaturnya cukup tinggi melalui teknik bluff body dipindahkan ke briket untuk pemasakan.
Hasil penelitian menunjukkan dengan penambahan oksidator etil asetat 15 % ke dalam briket promotor, waktu penyalaan briket dalam kompor menjadi semakin cepat. Semakin besar loading briket promotor dalam kompor, maka waktu penyalaannya akan semakin cepat pula (tloading 100% : 18 menit > tloading 75% : 22 menit > tloading 50% : 23 menit > tloading 25% : 25 menit), hal tersebut disebabkan semakin banyak loading briket promotor dalam kompor maka transfer panas yang terjadi akan semakin besar, selain itu bentuk bola dengan dimples memiliki waktu penyalaan lebih cepat daripada bentuk bola (tdimples : 11 menit > tbola : 18 menit), hal tersebut terjadi karena bentuk bola dengan dimples memiliki resirkulasi udara yang lebih optimal daripada bentuk bola.

Usage of coal briquette can lessen fuel consumption of oil prices. Coal briquettes used in middle scale and small scale, for heating in poultry, for cooking in restautants, for rubber drying, for tobacco drainage and others. The usage reaches around 1 million tons in year 2006 and is estimated to continuously increase, still meet some constraints, one of which is a long ignition time.
This research is aimed to obtain brief ignition time by introducing ignitionpromoting briquette (which later called promotor). The promotor is manufactured by blending an oxidator, i.e, eathyl acetat into the coal particles. The content of the oxidator is 15% by weight. Two parameters are to be investigated,i.e, loading and shape of promotor. Two shapes of promotor are of spherical and dimpled-spherical. The shape influences the turbulence and resirculation around the briquette material, while loading influences the rate of heat transfer from promotor to cooking briquettes. Briquette stove is equipped with a blower. There are two groups of briquettes mounted in stove, i.e, promotor laid on the upper layer and cooking briquettes laid beneath the promotor. Ignition is initiated by igniting promotor in an alcohol flame. After 5 minutes, the promotor is moved into the briquette stove. By switching blower on in the stove, the heat transfer occurs from the promotor to cooking briquettes.
The results of research show that the addition off the promotor reduce the ignition time, the more loading of promotor in stove the faster is the ignition time with the order of ignition time as follows tloading 100% : 18 minutes > tloading 75% : 22 minutes > tloading 50% : 23 minutes > tloading 25% : 25 minutes, this occurs because more loading promotor briquettes enhances the heat transfer between the promotor and cooking briquettes. The introduction of dimpled-promotor instead of spherical promotor reduced the ignition time by 7 minutes ( tspherical with dimples : 11 minutes > tspherical : 18 minutes), this occurs due to the formation of more small recirculation of the surface of dimpled promotor which increases heat transfer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49615
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Putri M.
"Batubara memiliki potensi untuk dikembangkan, mengingat ketersediaan yang melimpah dan potensi yang besar. Briket batubara digunakan pada industri kecil dan menengah. Tingkat pemakaian yang tinggi dan harga yang kompetitif menjadi pertimbangan pemilihan briket batubara sebagai bentuk komersialisasi batubara. Tetapi masih ditemukan kendala dalam penyalaan awal briket pemasakan seperti waktu dan suhu nyala.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh waktu penyalaan yang singkat, dengan mengoptimisasi luas dimples pada permukaan briket promotor dan briket pemasakan lapisan atas. Dimples dapat meningkatkan turbulensi, dan perpindahan panas konveksi dari briket promotor ke briket pemasakan di bawahnya karena adanya resirkulasi fluida, yang akan menurunkan ignition time. Luas dimples yang digunakan adalah 20%, 40%, dan 60%. Penelitian ini juga memvariasikan loading pada briket promotor untuk memperoleh sensitifitas efek loading terhadap waktu penyalaan. Loading yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100%, 50%, dan 25%.
Briket yang digunakan dalam penelitian ini adalah briket bentuk bola dengan dimples untuk briket promotor dan briket pemasakan lapisan atas, dan briket bentuk bantal pada lapisan bawah. Udara dialirkan secara forced draft dengan menggunakan blower. Penyalaan awal dilakukan dengan penyalaan briket promotor menggunakan pembakar spiritus hingga terbentuk bara api, waktu penyalaan diukur dari peletakan briket promotor hingga terjadi bara pada briket pemasakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket promotor dengan luas dimples 20% dan briket pemasakan dengan luas dimples sebesar 40%, memiliki waktu nyala optimum sebesar 6 menit. Semakin besar loading briket promotor, semakin cepat waktu penyalaan. tignition loading 100% : 5.067 menit < tignition loading 50% : 7.333 menit < tignition 25% : 41.4667 menit. Hal ini terjadi karena semakin besar loading dalam promotor, semakin cepat transfer panas yang terjadi.

Coal has potensial to be developed, because of big potential and resources. Coal briquettes has ben used in small and medium scale industry. High usage dan competitive price are the considerations to use coal briquette as one of alternative energy, still meeting some constraints, as ignition time and temperature of combustion.
This research is aimed to obtain optimum ignition time, one of the method is optimizing dimples at promoting and cooking briquettes and vary loading of promoting btiquettes to gain lessen ignition time. Dimples have the ability to increase turbulence and heat transfer convection from promoting briquette to cooking briquette below it, because of recirculating fluid, which decrease ignition time. Dimples area used are 20%, 40%, and 60%. Loading of promoting briquettes used to obtain sensitivity effect of loading to igniton time. Loading used in the research are 100%, 50%, and 25%.
Briquette used in the research are dimpled - spherical and oval. Blower used to create forced draft inside stove. Ignition time starts when promoting briquettes are ignited using alcohol flame until flame occurs in the stove. Promoting briquettes are put on the top of the stove, and cooking briquettes are put below it.
The result of the research show that use of 40% dimples area in cooking and 20% dimples area in promoting briquettes reduce ignition time as fast as 6 minute. More loading added to the promotor, more faster the ignition time, in order as follows : tignition loading 100% : 5.067 minute < tignition loading 50% : 7.333 minute < tignition 25% : 41.4667 minute. This occurs due to more loading promoting briquettes enhance the heat transfer between promoting and cooking briquettes.
"
2008
S49662
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Dwi Sari
"Penggunaan kompor briket batubara dapat mengurangi penggunaan bahan baker minyak yang semakin mahal dan semakin sedikit. Namun banyak kendala dalam penggunaan kompor briket batubara yaitu dalam hal waktu penyalaan (ignition time). Permasalahan penyalaan briket selama ini adalah kurangnya pasokan oksigen untuk proses pembakaran awal briket. Pada awal penyalaan penetrasi oksigen eksternal ke dalam briket terhambat oleh adanya laminer boundary layer. Setelah itu briket mengalami proses devolatilisasi yaitu pelepasan zat-zat volatile melalui pori-pori ke permukaan batubara dan membentuk awan volatile matter yang menyebabkan penetrasi oksigen eksternal terhalangi. Perpindahan panas radiasi dan konveksi juga menjadi lambat dikarenakan tidak adanya suplai oksigen dari dalam briket batubara, sehingga untuk mengatasi masalah ini digunakan briket promotor yang mengandung oksidator etil asetat sebanyak 15% dari massa total briket. Untuk menghasilkan hasil yang optimum dari segi waktu penyalaan maka kompor briket batubara dirancang sedemikian rupa yang dilengkapi dengan blower, briket bawah sebagai briket pemasakan dan briket atas yang mengandung oksidator sebagai promotor penyalaan. Dengan rancangan kompor briket yang dilengkapi dengan blower di bagian bawah maka akan terjadi aliran udara secara forced updraft sehingga menjamin kecukupan penyediaan udara untuk pembakaran. Saat ini modifikasi metode konvensional dilakukan dengan menciptakan turbulensi pada aliran udara pembakaran yang dialirkan ke arah briket. Tujuannya adalah untuk membuat aliran turbulen pada boundary layer yang biasanya terbentuk pada permukaan briket. Pengontrolan turbulensi pada pembakaran batubara umumnya dilakukan dengan mengalirkan udara menggunakan blower ke arah briket. Hal ini dilakukan untuk memecah awan volatile di permukaan batubara dan mempenetrasikan udara sekunder tersebut masuk ke dalam briket. Penggunaan variasi kecepatan superfisial udara pembakaran pada penelitian ini yaitu sebesar 1,9 - 0,6 m/s, sehingga akan diketahui laju alir yang optimum untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dan diperoleh waktu penyalaan yang singkat. Pada penelitian ini juga akan dilakukan variasi tinggi chimney dengan menggunakan laju alir yang optimum yang diperoleh dari variasi kecepatan superficial udara pembakaran.

Usage of coal briquette stove can lessen fuel consumption of oil that is increasingly expensive and increasingly a few. But many constraints in usage of coal briquette stove that is in the case of ignition time. Ignition time problems of briquette until now is lack of supply oxygen to process initial combustion of briquette. In the early of ignition of penetration of oxygen eksternal into briquette pursued by existence of laminer boundary layer. Then briquette experiences devolatilisation process that is release of volatile matters through pore to surface of coal and forms volatile cloud matter causing penetration of oxygen eksternal is hindered. Radiation heat transfer and convection also becomes is slow because of inexistence of oxygen supply from within coal briquette, so that to overcome this problem applied promotor briquette containing oksidator ethyl acetate counted 15% from briquette total mass. To yield optimum result from the angle of ignition time hence coal briquette stove is designed in such a manner equiped with blower, briquette under as cooking briquette and briquette to containing oksidator as promotor. With briquette stove planning equiped with blower in underside hence there will be air current in forced updraft causing guarantees supply sufficiency of air for combustion. Now modification of conventional method is done by creating turbulent at combustion air current poured into by direction of briquette. The purpose is to make turbulent flow at boundary layer usually formed at briquette surface. Controller turbulent at coal firing generally is done by flowing air to apply blower towards briquette. This thing done to break volatile cloud on the surface of coal and penetration of the secondary air comes into briquette. Usage various speed of combustion air superficially at this research that is 1,9 - 0,6 m/s, so that will be known optimum rate of flow to get perfect combustion and obtained brief ignition time. At this research also will be done various height chimney by using optimum rate of flow obtained from various speed of combustion air superficially."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49613
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Steffie Riski Prasetyani
"Tesis ini membahas mengenai pengembangan pemasaran melalui peningkatan identitas produk, perbaikan promosi, dan penambahan channel pada UMKM Kelapa Indung. UMKM Kelapa Indung bergerak pada industri makanan dan minuman, yang menjual produk serundeng. Metode analisis yang digunakan, yaitu STP, bauran pemasaran, peluang pasar, SWOT, dan Gap.
Hasil yang diperoleh dari business coaching adalah peningkatan identitas produk dengan melakukan perubahan logo, pengembangan kemasan, perbaikan promosi dengan melakukan perbaikan media sosial dan penambahan website, dan penambahan channel secara online melalui media sosial dan secara offline melalui toko ritel, yaitu pasar swalayan dan pusat oleh-oleh.

This thesis discusses about marketing development through product enhancement, promotion improvement, and channel addition for SME Kelapa Indung. SME Kelapa Indung engages in food and beverage industry that sells roasted coconut product. Analysis methods used is STP, marketing mix, market opportunity, SWOT, and Gap.
The results of business coaching are product identity enhancement by changing the logo and developing the packaging, online promotion improvement by improving social media and adding website, and channel addition by online through social media and by offline through retail stores, that is supermarket and merchandise center.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffie Riski Prasetyani
"Tesis ini membahas mengenai pengembangan pemasaran melalui peningkatan identitas produk, perbaikan promosi, dan penambahan channel pada UMKM Kelapa Indung. UMKM Kelapa Indung bergerak pada industri makanan dan minuman, yang menjual produk serundeng. Metode analisis yang digunakan, yaitu STP, bauran pemasaran, peluang pasar, SWOT, dan Gap. Hasil yang diperoleh dari business coaching adalah peningkatan identitas produk dengan melakukan perubahan logo, pengembangan kemasan, perbaikan promosi dengan melakukan perbaikan media sosial dan penambahan website, dan penambahan channel secara online melalui media sosial dan secara offline melalui toko ritel, yaitu pasar swalayan dan pusat oleh-oleh.

This thesis discusses about marketing development through product enhancement, promotion improvement, and channel addition for SME Kelapa Indung. SME Kelapa Indung engages in food and beverage industry that sells roasted coconut product. Analysis methods used is STP, marketing mix, market opportunity, SWOT, and Gap. The results of business coaching are product identity enhancement by changing the logo and developing the packaging, online promotion improvement by improving social media and adding website, and channel addition by online through social media and by offline through retail stores, that is supermarket and merchandise center. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dijan Supramono
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan dapat memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin sandal dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga berdampak juga bagi pengingkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapabilitas proses rata-rata pengrajin sandal untuk menghasilkan produk yang sesuai (tidak cacat) sebesar 78,7% dan produk cacat sebesar 21,3%. Hal ini menunjukkan adanya performa produk cacat yang tinggi (melebihi 5% dari derajat ketelitian) sehingga perlu adanya peningkatan kualitas produk pengrajin sandal."
600 SATEK 3:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Rusmalasari
"Batubara merupakan sumber daya energi tak terbarukan yang ketersediaanya di Indonesia cukup melimpah, tetapi pemanfaatanya belum optimal. Pada penggunaan kompor briket masih ditemui kendala, yaitu dalam hal waktu penyalaan. Penelitian ini bertujuan mengurangi waktu penyalaan dari briket dengan cara mengurangi loading briket promotor untuk mengurangi biaya. Pada penelitian sebelumnya briket promotor bentuk bola dengan dimples diletakkan pada lapisan pertama, sedangkan pada penelitian ini briket promotor bentuk bola dengan dimples diletakkan pada lapisan kedua. Hal tersebut dimaksudkan agar panas yang dihasilkan tidak banyak yang hilang terbawa udara meninggalkan kompor. Pada penelitian ini dilakukan dua variasi, yaitu kecepatan forced draft dan tinggi chimney.
Penelitian ini menghasilkan tiga kesimpulan. Pertama, pada chimney 5 dan 15 cm kecepatan forced draft hampir tidak berpengaruh terhadap ignition time, sedangkan pada chimney 25 cm ignition time yang dihasilkan semakin lama, dengan meningkatnya kecepatan forced draft yang digunakan. Kedua, semakin dalam chimney, ignition time yang dihasilkan semakin lama. Ketiga, jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan briket promotor dengan loading 100 %, penelitian ini hanya menggunakan briket promotor dengan loading 38,5 % memperoleh waktu penyalaan lebih cepat yaitu 7,4 menit.

Coal are non-renewable energy source which reserves are abundant in Indonesia. As a energy source, the use of coal briquettes is still not practical. This experiment has a purpose to reduce the ignition time of the briquettes while reducing the loading of ignition promoting briquettes in order to reduce the cost. The experiment was carried out by placing ignition promoting briquette in the second layer of the briquette bed. As a comparison, the experiment placed the ignition promoting briquettes on the top layer. Two parameters were varied example forced draft velocity of updraft air and the depth of the stove chimney.
The experiment found three result. First, experiment using chimney depths 5 and 15 cm give result that forced draft really does not influence the ignition, whereas that using chimney depth of 25 cm the higher the forced draft velocity, the longer the ignition time. Second, in terms of chimney depth effect, the deeper the chimney, the longer the ignition time. Third, in comparison to the previous experiment, this present experiment just loading of ignition promoting briquettes 38.5 % as opposed to 100 % in the previous experiment to get the faster ignition time of 7,4 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52262
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>