Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Daniel Chandra Suparman
"Di era globalisasi ini, peranan teknologi informasi sebagai pendukung proses bisnis suatu organisasi sudah semakin penting. Tingginya peranan teknologi informasi di era sekarang ini didasari oleh kebutuhan informasi yang cepat, tepat, dan tersedia ketika dibutuhkan. Organisasi yang unggul dalam memenuhi kebutuhan ini akan berdiri di depan organisasi-organisasi lainnya. Dalam beberapa hal, penerapan teknologi informasi bahkan merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi permasalahan dalam proses bisnis. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi harusnya akan menenyelesaikan permasalahan dalam organisasi dan bukan menimbulkan risiko baru terhadap organisasi.
Pengaruh kemajuan teknologi informasi juga berdampak kepada organisasi perbankan di Indonesia. Pengaruh ini disebabkan karena cepatnya perkembangan informasi dan tuntutan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat sehubugan dengan hal tersebut. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan maka akan berdampak pada kredibilitas Organisasi Perbankan tersebut di mata publik. Melihat hal ini, maka peranan teknologi informasi pada masa sekarang ini sangat tinggi. Akan tetapi, seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan teknologi informasi jangan sampai menimbulkan risiko baru terhadap organisasi. Dengan adanya masalah tersebut, maka periu dilakukan suatu penilaian risiko terhadap pengelolaan aset teknologi informasi sehingga dengan hal tersebut dapat disusun rencana-rencana untuk menanggulangi risiko yang ditimbulkan oleh aset teknologi informasi agar tidak menjadi risiko bagi organisasi.
Dalam skripsi ini, metode penilaian risiko yang digunakan adalah metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penanggulangan risiko direkomendasikan dengan pengimplemetasian kontrol-kontrol ISO 17799:2005 yang berkaitan dengan risiko aset teknologi informasi yang ada. Untuk mempermudah dalam pengidentifikasian risiko, sebelumnya perlu dilakukan klasifikasi terhadap aset teknologi informasi yang ada di suatu Organisasi Perbankan di Indonesia. Setelah dilakukan penilaian risiko, didapatkan bahwa pengelolaan aset teknologi informasi di Organisasi Perbankan tersebut memiliki satu high risk, enam medium risk, dan 11 low risk. Dari ketujuh risiko terbesar, dapat diimplementasikan 18 kontrol ISO 17799:2005 yang berkaitan dengan risiko tersebut.

In the era of globalization, the importance of information technology's role in supporting business process of an organization has increased tremendously. The great role of information technology in this era is based on the need of fast, accurate, and accessible information whenever it is needed. A distinguished organization that can fulfill this requirement will be ahead of the other organizations. In addition, in some cases, the utilization of information technology is the only solution to solve problems in the business process. Therefore, the utilization of information technology should resolve problems that are occurred in an organization and not bring up new risks to the organization.
The progress of information technology itself has impacts on banking and the other monetary organizations in Indonesia too. This impact is caused by the rapid development of information that results in the need of quick and smart decision making. If this thing cannot be accomplished, it will affect the credibility of the monetary organization in public eyes. This issue makes us realize that the role of information technology is very significant. However, as mentioned before, the utilization of information technology must not bring up new risk to the organization itself. With that problem at hand, it is important to do a risk evaluation to the management of information technology asset, in order to create plans to handle the risks so that they will not harm the organization.
In this final paper, the method that is used to evaluate the risk is Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method, and the recommendation for the risks handling are ISO 17799:2005 - Information Security Management System (ISMS) - controls suited with the information technology asset risks that are present. To make risks identification easier, we need to classify information technology asset in a Banking Organization in Indonesia first. After the risks evaluation is done, it is found that the management of information technology asset in Bank of Indonesia contains one high risk, six medium risks, and 11 (eleven) low risks. From the seven highest risks, we can implement 18 controls of ISO 17799:2005 - Information Security Management System - that are suited with those risks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Sofianingtias
"Bersamaan dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, bentuk turunan transformasi digital korporat Divisi Umum Dan Aset Properti (DIV MUM) PT XYZ Kantor Pusat melakukan pengembangan dalam bentuk program aplikasi transformation digital general affairs. Adanya transformasi digital tidak hanya mampu mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas namun juga mampu memperkuat daya saing antar perusahaan dan kinerja secara keseluruhan. Pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, dengan teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan mixed method. Unit analisis yang digunakan yaitu unit analisis data adalah single unit dengan single case study. Hasil pemetaan risiko menyatakan bahwa terdapat 3 risiko yang masuk kedalam kategori “extreme”, 9 risiko masuk kedalam kategori ”high”, 5 risiko masuk kedalam kategori ”medium”, dan 11 risiko masuk kedalam kategori ”very low”. Kemudian hasil pemetaan dapat menentukan risiko prioritas dari proses pengembangan aplikasi GA Service, terdapat 17 risiko.

Along with the current technological developments, a derivative form of corporate digital transformation of the General and Property Assets Division (DIV MUM) of PT XYZ Head Office is developing in the form of a digital transformation general affairs application program. This research is interesting to study, in addition to the risks that need to be mapped first, this application can be a cost reduction for the company. This research uses qualitative analysis, with data collection techniques using mixed methods. The unit of analysis used a single unit with a single case study. The risk mapping results show three risks that fall into the "extreme" category, nine risks fall into the "high" category, five risks fall into the "medium" category, and eleven risks fall into the "very low" category. Then the mapping results can determine the priority risks of the GA Service application development process, there are seventeen risks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhanna Fujiko Kamaruddin
"Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu pendekatan terstruktur yang digunakan untuk memperbaiki desain, proses manufaktur, perakitan, serta pelayanan dari suatu produk.
Pada umumnya, para perancang produk selalu melakukan perbaikan atas produk yang dirancangnya. Akan tetapi, produk-produk yang ada di masa kini semakin rumit, dan komponen serta sistem yang saling berkaitan dan saling terganlung satu sama Iainnya, menyebabkan pendekatan analisa kegagalan yang tidak terstruktur semakin tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali terdapat kerusakan komponen yang tidak terdeteksi hingga pada tahap penguj ian produk, atau proses manufaktur dan perakitan telah dimulai, bahkan terkadang sampai pada saat produk tersebut dilepas ke pasar. Hal ini akan mengakibatkan desain ulang (redesign) dan pengerjaan ulang (rework) prototipe dan komponen, serta bahkan dapat menjatuhkan reputasi perusahaan.
FMEA merupakan pendekatan terstruktur dan terarah yang dapat mengidentifikasi kecenderungan kegagalan yang potensial, dan kuantifikasi tingkat keseriusan kegagalan serta memberikan peringkat, sehingga tindakan korektif yang sesuai dapat dilaksanakan.
Di dalam penerapan FMEA akan dibentuk suatu kelompok, bik kelompok desain, manufaktur, atau lainnya, yang telah terbukti merupakan Cara yang terbaik untuk memperbaiki desain, serta menghasilkan dan merakit produk yang lebih baik.
Pada beberapa tahun terakhir ini, isu mengenai manufaktur kelas dunia (world class manufacturing) semakin banyak dibicarakan, antara lain mengenai waktu siklus yang cepat, pengenalan produk yang bebas dari kerusakan, TQM dan TPM, perbaikan proses, dan JIT.
FMEA memiliki peran dalam seluruh kegiatan ini, di samping menghasilkan metoda analisa terstruktur yang dapat diterapkan ke desain produk, manufaktur, perakitan, dan pelayanan; serta dapat diterapkan sebelum dirancang dan ditetapkan, sepanjang pengembangan produk, dan juga dapat menjadi alat bantu untuk memperbaiki masalah-masalah yang timbul."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sulistio
"ISO 9000 adalah syarat untuk memenangkan persaingan global. Implementasinya berbanding lurus dengan peningkatan kehandalan proses. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu sistim untuk meningkatkan kehandalan proses. Salah satu perangkat TQM untuk menganalisa kehandalan rnelalui metode statistika adalah Probabilitas Risk Assesment (PRA), dimana di dalamnya terdapat metode analisa induktif dengan alat bantu analisa Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Tujuannya adalah mencegah kegagalan produk akibat proses perakitan sebelum produk tersebut sampai ke pelanggan. Dengan analisa FMEA dapat ditentukan proses kritis pada perakitan yang menjadi penyebab kegagalan produk. Hasil dari analisa digunakan sebagai masukan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan proses.

ISO 9000 is a requirement for winning gloal competition. The implementation is equivalent with reability process improvement. Total Quality Management (TQM) is a system to improve process reability. One of TQM tool to analyze reability through statistical method is Probabilistic Risk Assesment (PRA), which have inductive analysis method tool analysis Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). The purpose of FMEA is preventing product failure causes by assembly process before its reach through customer's hand. Using FMEA analysis it can be predict the critical process at assembly line that causes product failure. The result is use as input for company's process improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqmantoro
"MIC (Methyl Isocyanate) adalah bahan kimia yang sangat berbahaya dan beracun yang telah terbukti menjadi sumber bencana pada tragedi Union Carbide Bhopal tahun 1984. PT X sebagai perusahaan penghasil MIC harus memastikan adanya perlindungan keselamatan proses yang baik. Untuk memastikan hal tersebut perlu dilakukan penilaian risiko secara sistematis dan menyeluruh terhadap alat atau proses produksi MIC. Tesis ini membahas penilaian keselamatan proses menggunakan teknik Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). 57 potensi kegagalan teridentifikasi di penelitian ini.
Hasil penelitian memberikan gambaran tentang profil severity, occurance dan detection serta diperolehnya nilai Risk Priority Number (RPN) dari ke-57 potensi kegagalan tersebut. Profil FMEA yang dihasilkan menjadi input untuk membuat skenario terburuk potensi kegagalan ganda. 8 nilai RPN tertinggi dengan potensi keparahan mayor diperoleh untuk segera ditindaklanjuti dengan tindakan perbaikan. Selain itu, diperoleh pula 2 potensi kegagalan ganda terburuk yang harus menjadi perhatian.
Di akhir tesis ini rekomendasi diberikan kepada PT X baik rekomendasi teknis terkait hasil penilaian risiko ini maupun rekomendasi yang bersifat umum untuk meningkatkan perlindungan keselamatan proses di PT X.

MIC (Methyl Isocyanate) has been classified as extremely toxic and hazardous substances which had severely caused catastrophic at Union Carbide Bhopal in 1984. PT. X has been a producer of MIC which shall ascertain the presence of process safety strictly implemented. To ascertain those things, systematically risk assessment shall be undertaken as well as comprehensively to devices or MIC production process. This thesis elucidates the assessment of process safety by applying Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Technique. 57 failures potential have been identified in this research.
The result of research has provided depiction concerning the profile of severity, occurrence and detection as well as attaining RPN value of the number of 57 failures potential. FMEA profile which has been resulted, it is an input to establish the worsen scenario of multiple failure potential. The highest RPN is 8 based on attained from the major of potential severity to be promtly followed up for corrective action. Hence, 2 potential attained from the worst multiple failures shall be concerned.
In the end of this thesis recommendation is provided to PT. X either technical recommendation of resulted risk assessment or recommendation generally to enhance the protection of process safety at PT. X .
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqila Nafisa
"Pemeriksaan kapal bangunan baru tidak lepas dari potensi risiko kecelakaan yang berasal dari kegagalan sistem, faktor manusia atau kondisi lingkungan. Untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko ini secara efektif, pendekatan analisis risiko seperti Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA) Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tiga risiko kecelakaan utama berdasarkan analisis prioritas risiko terbesar (RPN) dan akar permasalahan dari setiap risiko menggunakan FTA. Risiko yang diidentifikasi meliputi patah tulang akibat terjatuh saat visual welding check, luka bakar akibat ledakan saat leak test, dan luka bakar akibat ledakan saat tes permesinan. FTA mengungkapkan faktor penyebab seperti ketidakpatuhan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD), kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, dan kekurangan perawatan peralatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi konkret untuk meningkatkan praktik pemeriksaan kapal bangunan baru, serta meminimalkan risiko kecelakaan bagi surveyor dan keselamatan umum.

It is hard to separate the possible danger of accidents resulting from human error, system malfunctions, or environmental factors from the inspection of newly built ships. Risk assessment methods like Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA) are used to efficiently detect and manage these risks. By utilizing FTA to determine each risk's root cause and the highest risk priority (RPN) analysis, this study seeks to identify three primary accident hazards. The dangers that have been discovered include burns from explosions during leak tests, burns from explosions during machining tests, and fractures from falls during visual welding checks. The FTA identified contributing issues such unsafe working conditions, a lack of equipment maintenance, and noncompliance with the usage of personal protective equipment (PPE). It is anticipated that the study's conclusions would offer specific suggestions for enhancing the procedure for examining newly constructed ships and reducing the possibility of mishaps involving surveyors and public safety."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggika Yelzi Pratiwi
"Kejadian Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang terjadi di rumah sakit dapat menyebabkan kerugian kepada pasien dan rumah sakit. IKP merupakan beban kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Salah satu upaya rumah sakit untuk mengelola dan mengidentifikasi potensi risiko IKP yaitu melalui manajemen risiko proaktif dengan metode Failure Mode and Effect Analysis(FMEA). FMEA telah digunakan rumah sakit di berbagai dunia dalam mengidentifikasi risiko pada layanan baru rumah sakit. RSUD Pasar Minggu saat ini sedang mengembangkan layanan baru yaitu layanan CAPD, dimana layanan ini merupakan layanan berisiko yang tidak hanya melibatkan petugas kesehatan di rumah sakit namun pasien sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko IKP dengan metode FMEA pada layanan CAPD di RSUD Pasar Minggu dalam rangka mencegah risiko IKP terjadi. Penelitian secara kualitatif dengan pendekatan operational research. Data penelitian diperoleh dari data primer yaitu wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD) serta data sekunder yaitu telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses post-pemasangan akses peritoneal dan CAPD mandiri oleh pasien merupakan fokus proses penyusunan FMEA. Prioritas risiko yang ditemukan yaitu infeksi exit site/ tunnel, infeksi peritonitis, obstruksi kateter, dan leakage. Akar penyebab risiko terjadi yaitu regulasi layanan CAPD belum seluruhnya tersedia, rencana edukasi dan re-edukasi belum diterapkan, dan monitoring dan evaluasi perawatan CAPD belum ditentukan. Rekomendasi dalam pencegahan risiko tersebut yaitu melengkapi regulasi layanan CAPD pada panduan layanan CAPD, memaksimalkan rencana edukasi dan re-edukasi pasien dengan CAPD training plan matrix dan poster edukasi pasien, serta menetapkan prosedur monitoring dan evaluasi perawatan CAPD pasien.

Patient safety incident occur in hospital can cause harm to both patients and hospital. Patient safety incident represent a significant burden of death and disability worldwide. One of the hospital’s effort to manage and identify potential risks of patient safety incident is through proactive risik management using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method. FMEA has been used by hospitals worldwide to identify risks in hospital new services. Pasar Minggu Regional General Hospital is currently developing CAPD as a new service, which is a high-risk service involving healthcare professionals and patients themselves. This research aim to identify the risk of patient safety incident using the FMEA method in CAPD at RSUD Pasar Minggu in order to prevent the incident risk. The research is qualitative research with an operational research approach. Data were obtained from primary sources through in-depth interview and focus group discussion (FGD) and secondary data through literature review. The result shows that the post insersion process of peritoneal access and patient self management in CAPD are the focus of the FMEA process. The identified priority risks found were exit site/ tunnel infection, peritonitis infection, catheter obstruction, and leakage. The root cause of the risks that occur are the incomplete of CAPD service regulatory, education and re-education plans have not been implemented, and monitoring and evaluation have not been determined. Recommendations for preventing these risks include completing CAPD regulations in the service guidelines, optimalizing patient education and re-education plans with CAPD training plan matrix and patient education poster, and establishing monitoring and evaluation procedures for CAPD patient care"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medinanda Radiandityo
"PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengurangi cacat dalam lini produk Lite n Bite yang dipasok oleh PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). Burger Bun memiliki tingkat cacat tertinggi, melebihi batas perusahaan sebesar 2% dengan rata-rata lebih dari 3% per bulan. Para ahli melakukan wawancara, analisis data, dan kunjungan lapangan menggunakan FMEA, Criticality Matrix, Analisis Fishbone, dan PICA. FMEA mengidentifikasi enam cacat: Udara masuk adonan, Roti gepeng, Berjamur, Kesalahan manusia, dan Benda asing masuk adonan. Akar penyebab dianalisis menggunakan Rank Priority Number, yang mengungkapkan tujuh masalah: kesalahan manusia dalam penanganan barang jadi dan pembentukan manual, penyebaran adonan yang tidak merata, bahan yang tidak diinginkan dalam adonan, paparan produk yang terlalu lama, kesalahan manusia dalam pencampuran adonan, dan kegagalan sistem pendingin truk. Analisis Fishbone mengeksplorasi akar penyebab dengan mempertimbangkan faktor 5M. Para ahli dan tinjauan literatur membimbing pembuatan tabel PICA yang ringkas dengan solusi yang mengatasi pertanyaan Mengapa, Bagaimana, Di mana, dan PIC. Implementasi solusi-solusi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan kepuasan pelanggan untuk PT SKM dan Circle K.

PT Circleka Indonesia Utama (Circle K) aims to improve product quality by reducing defects in its Lite n Bite line supplied by PT Surya Kharisma Mandiri (PT SKM). The Burger Bun has the highest defect rate, exceeding the firm's limit of 2% with an average of over 3% per month. Experts conducted interviews, data analysis, and field visits using FMEA, Criticality Matrix, Fishbone Analysis, and PICA. FMEA identified six defects: Hollow Inside, Cracked Surface, Flattened Out, Molding, Human Error, and Foreign Object. Root causes were analyzed using the Rank Priority Number, revealing seven problems: Human errors in finished goods handling and manual molding, uneven dough spreading, unwanted materials in dough, extended product exposure, human error in dough mixing, and truck cooling system failure. Fishbone analysis explored root causes considering the 5M factors. Experts and literature review guided the creation of a concise PICA table with solutions addressing the Why, How, Where, and PIC. The implementation of these solutions aims to enhance product quality and customer satisfaction for PT SKM and Circle K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RM Dhimas Hastyanto I.
"Salah satu metode analisa kegagalan proses pembuatan suatu produk dalam aktifitas manufaktur ada lab metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Tujuan penerapan FMEA adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, meminimalkan ataupun menghilangkan potensi kegagalan yang sangat berpengaruh dalam kualitas dan produktifitas yang berkelanjutan. membuat urutan priorltas pennasalahan kegagalan dan menentuk:an tindakan koreksi yang tepat agar didapatkan kualitas produk yang tinggi dan pemenuhan kepuasan pelanggan. Mengingat pentingnya metode analisa kegagalan dan pengaruhnya (FMEA) ini maka perlu dilak:ukan perencanaan dan dokumentasi yang baik dengan mengacu pada standar QS9000 dan tinjauan (revie1v) yang berkelanjutan. Dengan penerapan FMEA, khususnya Wltuk proses permesinan komponen propeller shaft ini, dapat diketahui potensi kegagalan, pengaruh, penyebab, dan membuat suatu prioritas permasalahan berdasarkan tingkat resiko kegagalan dan melakukan tindakan pencegahan dan peninjauan yang berkelanjutan.

One of several methode to analize failure is using an FME'A (Failure Mode and Effect Analysis )methode. An FMEA is described as a aystematic activities to recognize and evaluate potential failure of a process/product and its effect, to identify actions that could eliminate or reduce the occuring of failure, and decide an effective corroctive actions as it must done to reach maximum quality and satisfy the customer needs. As it is veJy important so tl!at aU the FMEA documents must be planned and documented reffer to standard manual QS9000. Understanding of FMEA specially in case of machfm'ng process of propeller shaft parts it can be use to make a problem:; priority list base on tisk priority level so thai a contimms improvement and review can be done to support the activities of FMEA in manufacturing/machining process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Suryo Wicaksono
"Dalam dunia industri maritim saat ini, galangan reparasi kapal berperan penting dalam menjaga efisiensi dan keamanan operasional kapal. Dalam proses reparasi, berbagai jenis alat berat seperti crawler crane kerap digunakan untuk memfasilitasi pemindahan komponen besar serta material. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan kerja tinggi dan tindakan preventifnya dari kegiatan pengoperasian crawler crane di galangan reparasi kapal. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah metode efektif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memitigasi potensi kegagalan dalam sistem atau proses. Pada analisis penelitian ini terdapat 6 kegiatan pengoperasian crawler crane yang berpotensi risiko kecelakaan kerja. Selanjutnya didapat potensi risiko bahaya yang tinggi pada kegiatan pengangkatan sistem kemudi dan sistem propulsi yang memilliki  mode kegagalan yaitu tertabrak as yang memiliki risiko terhadap keselamatan pekerja di galangan. Selanjutnya ditentukan tindakan preventifnya untuk mengurangi risiko kecelakaan kerjanya.

In today's maritime industry, ship repair yards play a crucial role in maintaining the efficiency and safety of ship operations. In the repair process, various types of heavy equipment such as crawler cranes are often used to facilitate the movement of large components and materials. The purpose of this research is to identify potential high-risk occupational hazards and preventive measures in the operation of crawler cranes in ship repair yards. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) is an effective methods that can be used to identify and mitigated possibility of failure mode in a system or process. In the analysis of this study, there are six crawler crane operations that pose a risk of occupational accidents. Further, it identifies high potential hazard risks in the activities of lifting the steering system and propulsion system, which have failure modes collision with the shaft, both of which pose risks to worker safety in the yard. Subsequently, preventive measures are determined to reduce the risk of occupational accidents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>