Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martina Ratna Uli
"Pemeliharaan merupakan aktivitas yang harus dilakukan untuk mempertahankan kondisi fasilitas seperti pada saat awal dan dapat terus berproduksi sesuai dengan kapasitas aslinya. Pemeliharaan secara berkala dan kunjungan pemeriksaan ke semua menara menjadi bagian dari pendekatan pemeliharaan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Pemeliharaan menara dan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) yang baik akan menjamin operasional BTS. Namun tetap saja, setiap kegiatan operasional dan pemeliharaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tidak akan pernah bisa lepas dari risiko yang mungkin terjadi. Manajemen risiko perlu dilakukan untuk mengidentifikasikan, mengukur, dan kemudian menyusun strategi penanganan risiko.
Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup pelaksanaan pemeliharaan menara telekomunikasi pada PT X, dimana kegiatan pemeliharaan didefinisikan sebagai seluruh aktivitas yang dilakukan sejak site selesai dibangun. Item risiko akan dinilai berdasarkan survei lalu kemudian disusun mulai dari risiko yang termasuk kategori tinggi sampai dengan kategori rendah. Risiko yang termasuk dalam peringkat lima besar yang akan masuk dalam tahap analisis alokasi biaya dengan menggunakan OptQuest.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh usulan penanganan untuk setiap risiko dan memperoleh alokasi biaya yang optimal untuk lima risiko teratas. Hasil yang ingin didapatkan dari simulasi tersebut adalah optimasi alokasi biaya yang ada dengan beberapa asumsi dana yang tersedia untuk mengelola resiko.

Maintenance represents activity that company must do to get the facility condition as build and to get the facility original capacities. Periodical maintenance and control visit to all towers become the part of approach maintenance-focused that company done. Good maintenance of tower and Base Transceiver Station infrastructure can guarantee operational of BTS. But every process done by every companies can never be free from risks that may happen. Therefore a risk management need to be accomplished to identificate, measure and then prepare strategy to manage risks as base to build risk management intact.
This research is done in telecommunications tower maintenance at PT X, where maintenance activities defined as all activity conducted since site have been developed. Risk item will be assessed by survey; then compiled the risk from high category up to low category. Risk which include in five biggest enter in phase analyze cost allocation by using OptQuest.
The research`s objectives are to get response planning to each risk and do budget alocation analysis to mitigate the risks. The expected result from the simulation is optimation of budget allocation with several available budget assumptions to manage the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryono NB
"Setiap proyek adalah penting. Setiap proyek pasti mempunyai risiko. Oleh karena itu, kita perlu mengelola risiko proyek dengan baik. Manajemen risiko telah menjadi bagian utama dari sebuah manajemen proyek. Dalam setiap aktivitas proyek terdapat beberapa risiko yang mempunyai probabilitas dan dampak yang berbeda-beda terhadap pencapaian tujuan proyek. Tim proyek diharapkan dapat mengidentifikasi risiko secara teliti pada setiap aktivitas proyek tersebut.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko proyek adalah dengan mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS). Melalui metode ini kita akan mengetahui risikorisiko yang terdapat pada setiap aktivitas proyek. Kemudian risiko yang teridentifikasi ini perlu diurutkan berdasarkan prioritas penanganan yang diperoleh dari matriks probabilitas - dampak risiko.
Pada umumnya, aktivitas dalam proyek mempunyai urutan pengerjaan yang menghubungkan suatu aktivtas dengan aktivitas lainnya, demikian halnya dengan risiko suatu aktivitas dalam proyek juga mungkin mempunyai keterkaitan dengan risiko pada aktivitas yang lain. Adanya keterkaitan ini memungkinkan sebuah tindakan penanganan risiko dapat sekaligus menangani beberapa risiko atau mempengaruhi risiko yang lain, sebaliknya sebuah risiko memungkinkan untuk ditangani dengan oleh berbagai tindakan penanganan risiko. Oleh karena itu, untuk memperoleh tindakan penanganan risiko yang efektif maka perlu dicari sumber risiko serta hubungan antar risiko melalui analisis keterkaitan risiko atau menggunakan diagram keterkaitan risiko.
Pada akhirnya, melalui analisis jalur kritis proyek serta pendekatan House of Quality (HOQ) dimana risiko merepresentasikan kebutuhan pelanggan dan tindakan penanganan risiko merepresentasikan tanggapan teknis maka akan diperoleh total bobot dari setiap alternatif tindakan penanganan yang akan menentukan prioritas tindakan penanganan yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil analisis jalur kritis proyek serta pendekatan HOQ ini maka diperoleh 11 tindakan penanganan utama yang diurutkan berdasarkan prioritas untuk dipilih dan dilakukan.

Every single project is important. Every project has their own risks. That is why we have to manage project risk with great concern. Risk management has become a central part of project management. In every project activity we will find number of risks, each with different probabilities and severity levels prior to the achievement of the project?s goal. Project team is expected to be able to identify carefully and thoroughly every project activity.
One of the methods applicable in identifying project risk is by identifying and grouping project risks using Work Breakdown Structure (WBS). By using this method we can identify existing risks in every single project activity. The identified risks then will be needed to be ranked based on treatment priority list from the probability - severity matrix.
In general, every activity in a project lines in a sequence. This sequence places every activity in a relation with another activity. The condition of interrelated activities in the project leads the research to the possibility of the interrelating risks within different activities. This interrelationship might allow a risk treatment activity to deal with the treatment of more than one existing risks in the project. In contrast, a single risk might be treated by several risk action activities. In order to find the most effective treatment activities to apply to the project risks, the source of the risks along with the risks? interrelationship will need to be defined by using risk interrelationship analysis or risks - risk treatment activity alternatives interrelationship diagram.
Finally we can get a total weight of every treatment activity alternatives from the analysis of the project?s critical path combined with House of Quality (HOQ) approach where the risk represents customer?s needs and risk treatment activities represents technical response. The result will be a priority list that can be used to decide which treatment activities to be realized. Based on the project critical path analysis and the HOQ approach, this research came to the finding of 11 major treatment activities sorted by the priority to be chosen and taken.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Tisyana
"Tesis ini membahas aspek-aspek penting yang dapat meminimalisir risiko para pihak yang berpotensi timbul sehubungan perjanjian kredit Perusahaan Menara Telekomunikasi. Tesis ini juga membahas hal-hal penting apa sajakah yang seharusnya dilakukan pihak perusahaan sehingga bank mau memberikan kredit ke perusahaannya. Oleh karena itu, tesis ini merupakan pedoman yang berguna baik untuk bank ataupun perusahaan.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian adalah informasi detail yang dibutuhkan sehubungan dengan pemilihan aset perusahaan untuk jaminan kredit. Informasi tersebut perlu dicantumkan dalam klausul persyaratan pendahuluan. Pada akhirnya tesis ini berguna sebagai pedoman berdasarkan pengalaman faktual bagi notaris maupun para praktisi hukum baru.

This thesis discusses critical aspects that can minimize risk exposure for the parties in regards to loan agreement for tower telecommunication company. Important steps and requirement for tower telecommunication company to be able to have the loan facility from a bank will also be researched in this thesis. Therefore it is a useful guidance for either company or bank.
This thesis is a descriptive qualitative based research. This thesis found that specific details information will be needed especially in regards to bank security in company assets and credibility. Those security detail information will be set our in the specific condition precedents clause. Finally this thesis will be beneficial as standard procedure that is based on factual case for notary or general law practicion.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T29242
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roihan Nugroho
"Tesis ini membahas tentang analisis risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh PT A Tbk. pada proses pembangunan menara, analisis dalam penyusunan manajemen risiko dalam implementasi ISO 9001:2015 yang dapat diterapkan pada PT A Tbk. serta analisis hasil dari penyusunan manajemen risiko dalam implementasi ISO 9001:2015 yang dapat diterapkan pada PT A Tbk. Ruang lingkup penelitian ini yaitu berfokus kepada proses pembangunan menara. PT A Tbk. merupakan Perusahaan yang bergerak dalam industri penyedia menara. Penelitian ini menggunakan pendekatan COSO Enterprise Risk Management dalam menyusun manajemen risiko pada PT A Tbk. dengan mempertimbangkan standar ISO 9001:2015. Penelitian ini melakukan observasi, diskusi kelompok dan analisis dokumen dalam melakukan penyusunan manajemen risiko.
Kesimpulan yang didapat sehubung dengan penelitian ini adalah PT A Tbk. menghadapi risiko-risiko, berikut: keterlambatan dalam pembangunan menara, biaya aktual pembangunan menara lebih besar dibandingkan yang telah dianggarkan, ketidakmampuan dalam pembangunan menara dan menara tidak sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Hasil dari penelitian ini yaitu risk register yang menggambarkan menggambarkan risiko yang telah teridentifikasi, sumber risiko, penilaian risiko, risk respond, aktfitas pengendalian, target residual risk, mitigation plan, residual risk II dan person in-charge terkait dengan mitigation plan.

The focus of this study is to analyze the risks faced by PT A Tbk. especially, in the tower development process, the analysis in the design of risk management in the implementation of ISO 9001 2015 that can be applied to PT A Tbk. As well as analysis of the results of risk management in implementation of ISO 9001 2015 which can be applied to PT A Tbk.. The scope of this research is to focus on the tower construction process. PT A Tbk. is a company engaged in the tower provider industry. The researcher uses the COSO Enterprise Risk Management approach in design risk management at PT A Tbk. taking into account the ISO 9001 2015 standard. Researchers conducted observations, group discussions and document analysis in the design of risk management.
The conclusion reffering to research result is PT A Tbk. facing risks, the following the delay in tower construction, the actual cost of tower construction is greater than that already budgeted, the inability to build towers and towers does not comply with the agreed requirements. The results of this study are risk registers that describe the identified risks, risk sources, risk assessment, risk respond, control activity, residual risk target, mitigation plan, residual risk II and person in charge related to mitigation plan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Satar
"Perkembangan industri telekomunikasi semakin meningkat pesat demikian juga industri penyewaan menara telekomunikasi sebagai industri pendukung. PT XYZ sebagai salah satu pelaku dan bahkan sebagai pelopor dalam industri penyewaan menara telekomunikasi di Indonesia harus mampu memenangkan persaingan dan manjadi yang terbaik dalam industri tersebut sehingga mampu memberikan kinerja yang terbaik dimata pelanggan. Kinerja operasi dan pemeliharaan ditentukan oleh kemampuan team dan kemampuan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat memberikan tingkat kepuasan bagi pelanggan.
Untuk memberikan analisa kinerja operasi dan pemeliharaan maka digunakan data yang terkait dengan pelanggan seperti keluhan pelanggan, respond time, waktu penyelesaian keluhan, kepuasan pelanggan, downtime dan biaya untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan serta team yang secara langsung menangani operasi dan pemeliharaan.
Data yang digunakan adalah data tahun 2007 dan semester I tahun 2008. Analisa kinerja menggunakan metode maintenance scorecard, yang diawali dengan menentukan KPI (Key Performance Indicator) berdasarkan 6 (enam) perspective didalam maintenance scorecard yaitu productivity, cost efficiency, safety, environment, quality dan learning. Berdasarkan KPI tersebut dilanjutkan dengan melakukan analisa kinerja.
Hasil analisa penilaian kinerja berdasarkan berbagai perspektif tersebut secara umum sudah cukup baik seperti perspektif cost efficiency, safety, environment dan learning tetapi dalam perspektif productivity dan quality yang terkait dengan pelayanan pelanggan harus dilakukan tindakan perbaikan karena masih belum sesuai target yang ditetapkan.

Nowadays, the telecommunication industry is growing rapidly, which also has direct impact to the growth of Tower Leasing Business as a supporting industry in Indonesia. PT. XYZ as a key player and even a pioneer in the Tower Leasing Business, must be able to gain the competitive advantage in the market and be the leader in the industry, hence can provide a quality service to its customer as demanded. The performance of Operation and Maintenance, as one of critical factor for customer satisfaction, is heavily depend upon ability and capability of team, as well as ability to provide an excellent service to customer, to meet their expectation.
In order to conduct performance analysis of Operation & Maintenance, the following data which relate to customer are required, such as : complaints, MTTR (Mean Time to Respond), Mean Time to Repair, customer satisfaction index, Down time per occurrence and cost associated with equipment as well as direct cost of all man power who run the operation & maintenance program.
The data used for this analysis is taken from 2007 and 1st half of 2008. The performance analysis uses Maintenance Scorecard Method, which is started by defining KPI (Key Performance Indicator) based on 6 (six) factors in maintenance scorecard. They are: Productivity, Cost Efficiency, Safety, Environment, Quality and Learning. Once KPI is obtained, then evaluation of performance can start.
The output of performance analysis based on those 6 factors, mostly demonstrate 'above average' point, such as Cost Efficiency, Safety, Environment, and Learning. However, the team still need to do a major improvement program in the area of Productivity and Quality, as the analysis result shows'below average' point.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Julianto
"ABSTRAK
Menentukan strategi yang tepat membuat perencanaan proyek penting berdasarkan perjanjian kerja, perjanjian itu dibuat untuk melindungi kedua belah pihak dalam melaksanakan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kerangka kerja manajemen risiko dari sektor kontraktor telekomunikasi di Indonesia. Sebagian besar perusahaan telekomunikasi telah menerapkan sistem pembayaran ditunda berdasarkan kesepakatan. Proses penelitian ini mengembangkan kerangka kerja, evaluasi, dan mitigasi. Penelitian ini telah dilakukan dari penelitian sebelumnya terkait dengan risiko proyek dan manajemen risiko dalam perspektif kontraktor untuk mengembangkan kerangka kerja awal. Data dibangun dari penelitian sebelumnya dan sampel diambil dari beberapa perusahaan sejenis. Pendekatan kuantitatif yaitu survei dan wawancara ahli untuk mengkonfirmasi kerangka awal kemudian divalidasi dengan forum diskusi kelompok. penelitian ini diharapkan dapat mengetahui apa risiko dan mengurangi tingkat risiko tertinggi dengan mitigasi risiko. Penelitian ini mengusulkan kepada praktisi untuk mengelola rencana proyek dengan mempertimbangkan risiko proyek dan juga untuk para pemangku kepentingan atau investor untuk memutuskan investasi pada proyek ini.

ABSTRACT
Determine the right strategy of make project planning is important based on work agreement, the agreement was made to protect both parties in carrying out the work. The aim of this paper is to identify risk management framework for telecommunication contractor sector in Indonesia. Most of telecommunication companies have applied with postpone paymen system by agreement. The process of this paper is developing the framework, evaluate, and mitigation. This paper has been conducted from previous research related with project risk and risk management in contractor perspective to develop initial framework. Data was generated from previous research and sample was taken from some similar companies. The quantitative approach which are survey and expert interview to confirm the initial framework then validating by forum group discussion. This paper expected to find out what the risk and reduce the highest risk level with risk mitigation. This paper proposed to practitioners for manage the project plan by considering project risk and also for stakeholders or investor to decide investment on this project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Munjida Fitri
"Penelitian ini dilakukan untuk analisis manajemen pengetahuan pada Divisi Project Management & Operation Maintenance dan Divisi Logistik pada sebuah perusahaan tower provider telekomunikasi. Digunakan metode SMARTVision sampai pada tahap konseptual model. Dilakukan identifikasi terhadap infrastruktur teknologi, strategi manajemen pengetahuan yang tepat, budaya knowledge sharing, dan audit pengetahuan. Dilakukan pengambilan data primer berupa kuisioner dan semi structured interview dengan responden pada level manajer dan middle up manajer dalam organisasi.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan pada kedua divisi tersebut masih berbentuk pengetahuan tacit. Penelitian juga menghasilkan 104 jenis pengetahuan dan taksonomi pengetahuan-pengetahuan tersebut untuk mengetahui knowledge flow dalam organisasi. selain itu, knowledge gap yang ada dalam organisasi juga diidentifikasi. Knowledge gap ini selanjutnya dijadikan dasar dalam membuat prioritas pengembangan pengetahuan.

This research was conducted to analyse knowledge management on Division of Project Management & Operation Maintenance and Division of Logitic at a company providing tower for telecommunication. This research used SMARTVision's methodology which limited to conceptual modeling's procedure. It identified the information technological infrastructure, knowledge management strategy which in line with the organization strategy, knowledge sharing culture, and knowledge audit. Several questionnaires and semi structured interview were used to perform data gathering. The respondents were those in manager and middle up level of manager in the organization.
The result showed that most of knowledge in those divisions were still in tacit knowledge. 104 knowledge was identified. Furthermore a knowledge taxonomy was established to know flow of knowledge. Finally, the existing of knowledge gap was identified and then used as a basis on establishing knowledge development priority.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50387
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Wahyuni Zakaria
"Perhitungan NPV, IRR dan juga Payback Period merupakan perhitungan yang penting dilakukan dalam menentukan keputusan penerimaan atau penolakan dari suatu usulan proyek. Selain perhitungan tersebut, manajemen risiko juga merupakan hal penting yang dilakukan manajemen dalam menentukan keputusan. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana perhitungan NPV, IRR dan Payback Period serta bagaimana manajemen risiko yang dilakukan pada suatu usulan proyek. Data yang didapat untuk melakukan penulisan merupakan data yang terdapat pada dokumen kelayakan studi dari salah satu proyek. Setelah menjabarkan perhitungan dan menjabarkan manajemen risiko, penjabaran tersebut dibandingkan dengan teori untuk menguji kesesuaiannya.

The calculation of NPV, IRR, and Payback Period is an important step to doing a decision making for accepting or rejecting project proposal. Other than that, risk management is another important step in decision making. The purpose of this internship report is understanding the calculation NPV, IRR, adn Payback Period, also how to do risk management od project proposal. This document based on one of the Feasibility Study document from one project. After that, writer comparing the real calculation with the theory.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Miko Bayu aji
"Konsep nilai hasil adalah teknik pengukuran kinerja poyek yang merupakan salah satu bentuk pengendalian biaya dalam suatu sistem manajemen biaya proyek. Konsep ini perlu diterapkan pada pengendalian biaya PT IT mengingat banyaknya status overbudget untuk proyek-proyeknya. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan hasil evaluasi kinerja manajemen biaya proyek-proyek PT IT dan analisisnya sehingga dapat dijadikan input oleh PT IT dalam melakukan perbaikan pada proyek-proyek berikutnya.
Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan menara telekomunikasi bertipe greenfield new site yang dimulai pada tahun 2006 dan telah berakhir pada tanggal 30 April 2007. Tahan pengumpulan dan pengolahan data untuk penelitian ini dibagi ke dalam 3 tahap. Pada tahap pertama yaitu tahap pengestimasian biaya, penulis mengumpulkan data estimasi biaya-biaya proyek dari PT IT. Pada tahap kedua yaitu tahap penganggaran, penulis menyusun standar anggaran setiap proyek. Pada tahap ketiga yaitu tahap pengendalian biaya, penulis menggunakan tiga indikator konsep nilai hasil yaitu SPI, CPI, dan CR untuk mengevaluasi kinerja proyek.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara umum kinerja proyek dari sisi manajemen biaya masih buruk. Saat evaluasi dilakukan dengan mengelompokkan proyek menurut area pembangunannya, area Sumatera menjadi satu-satunya area yang memiliki kinerja baik. Saat evaluasi dilakukan dengan mengelompokkan proyek menurut ketinggian menaranya, tidak ada satu kelompok pun yang memiliki kinerja baik.
Dari analisis juga diketahui bahwa kegiatan sewa/beli lahan, penyambungan PLN, ME, serta pagar dan halaman secara umum menguasai lebih dari 80% penyimpangan yang terjadi. Rencana tindakan perbaikan yang sebaiknya dilakukan PT IT adalah melakukan updating data harga tanah secara periodik, melakukan updating data harga per unit material atau per volume pekerjaan untuk kegiatan konstruksi, serta meninjau kembali standar volume pekerjaan konstruksi yang selama ini digunakan.

Earned value technique is a project performance measurement method which is a form of cost control in a project cost management system. This technique is needed by PT IT because it has many projects in overbudget status. The objective of this research is to get the result and analysis of project cost management performance evaluation so that it can be used as PT IT's input to improve it next projects.
The research is implemented in greenfield new site projects which started in 2006 and had ended at April 30th 2007. There are 3 steps in data collecting and processing phase. In the first step, cost estimation, writer collected cost estimation data from PT IT. In the second step, cost budgeting, writer arranged budget for every project. In the last step, cost control, writer used 3 earned value technique's indicator, SPI, CPI, and CR to evaluate project performance.
The result of data processing indicates that in general projects have bad performance. When evaluation done by grouping data according to it development area, Sumatera become the only one that has good performance in CPI. When evaluation done by grouping data according to it tower's height all of the groups have bad performance.
Analysis phase also give information that more than 80% of total variance scattered only in 4 activities: land renting/buying, PLN connection, ME, and fence and yard. Corrective action planning that PT IT should do is periodically update land price, periodically update material price per unit or price per volume of work, and review standard volume of construction work that was used for arranging standard budget.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Mauhidlotul Khoiroh
"Skripsi ini membahas mengenai implementasi kebijakan penataan dan pembangunan menara telekomunikasi bersama dalam rangka pemungutan retribusi Izin Mendirikan Bangunan IMB menara telekomunikasi di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran atau diskripsi mengenai implementasi Kebijakan Penataan dan Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama di Kabupaten Bekasi sebagaimana yang telah diatur di dalam Peraturan Bupati No 21 tahun 2010 serta pengaruhnya dalam pemungutan retribusi IMB menara telekomunikasi di Kabupaten Bekasi Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi lapangan dan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penataan dan pembangunan menara telekomunikasi bersama dalam rangka pemungutan retribusi IMB masih belum berjalan dengan efektif karena faktor faktor implementasi kebijakan seperti komunikasi sumber sumber kecenderungan kecenderungan dan birokrasi masih belum berfungsi dan berjalan dengan baik. Pada akhirnya hal ini mendorong banyaknya menara telekomunikasi yang tidak memiliki IMB sehingga retribusi IMB menara telekomunikasi tidak dapat dilakukan secara optimal.

This research focused on implementation of re arangement and re construction of joint tower telecommunication policy for collecting charges of tower telecomunication building permit in Bekasi Regency. The study describe how re arangement and re structirisation of tower telecommunication policy had been implemented in Bekasi Regency as mentioned in the law of Re arangement and Re construction join tower telecommunication policy Number 21 2010 and also how this policy implementation has influenced the collecting charges of tower telecomunication building permit in Bekasi Regency This research report used qualitative method through field study and literature study for data collections.
The result shows that the implementation of re arangement and re structurisation of tower telecommunication policy for Collecting Charges of Tower Telecomunication Building Permit in Bekasi Regency is not effective because implementation factors like communication resource beureaucracy and pasion does not have a maximal funtion or still in adapting proces In the end it has influenced for many tower telecomunications are built without permit from the government so the permit charges of tower telecomunication building in Bekasi Regency could not collected.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>