Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194964 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusron Abdul Nashir
"Perkembangan tuntutan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur beton, telah memicu berkembangnya berbagai sistem dan metode bekisting dengan penggunaan berbagai jenis material dan alat. Material yang paling dominan dipakai untuk pekerjaan bekisting adalah kayu. Pada bangunan gedung biasanya sirkulasi perpindahan bekisting akan lebih teratur karena kondisi pekerjaan yang cenderung sama tiap lantainya. Untuk area pekerjaan biasanya dibagi menjadi beberapa zona kerja akibat faktor-faktor yang mempengaruhi seperti: keterbatasan lahan untuk mobilisasi material dan alat, schedule pekerjaan, bentuk struktur yang dikerjakan, dan ketersediaan sumber daya. Dengan sistem zoning ini maka berpengaruh pada penyediaan material, alat serta sirkulasi perpindahan bekisting. Penelitian ini memfokuskan pada analisis model yang optimal pada pembagian zona pekerjaan dan siklus pemakaian bekisting terkait biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan tiap lantai pada proyek gedung. Studi kasus yang diambil ialah pada proyek Universitas Gadjah Mada Kampus Jakarta, dengan tinjauan bekisting kolom, balok, pelat, shear wall dan retaining wall. Dari alternatif sistem zoning dan sistem siklus pemakaian bekisting terpilih dilakukan validasi terhadap pakar bidang pelaksanaan bekisting, apakah telah relevan dengan pengalaman serta proyek yang pernah dilakukan. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah analisis studi kasus dengan simulasi zona kerja dan waktu penyelesaian tiap lantai. Adapun pembagian zona yang dibuat adalah 2 zona dan 1 zona pekerjaan untuk tiap lantainya dengan waktu penyelesaian tiap lantai yaitu 10 hari, 7 hari dan 5 hari. Dari model yang dibuat, direncanakan jadwal pekerjaan kemudian dilakukan perhitungan dan optimalisasi terhadap biaya dan waktu pekerjaan. Kemudian dari alternatif terpilih dilakukan validasi berupa wawancara terhadap pakar pelaksanaan bekisting. Dari analisis dan perbandingan hasil yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode pelaksanaan bekisting untuk balok, pelat, kolom dan shear wall yang paling ekonomis adalah dengan 2 zona pembagian area pekerjaan dan waktu penyelesaian per lantai 7 hari (Penyediaan material dan alat serta lama sewa per elemen bekisting balok bottom 2,5 lantai 17 hari pakai, balok side serta pelat lantai 1,5 lantai 8 hari pakai, kolom dan shear wall 0,5 lantai 2 hari pakai). Adapun untuk pelaksanaan bekisting retaining wall adalah 1 zona dengan penyediaan material dan alat 35m - dan waktu penyelesaian per segmen 3 hari. Hasil validasi terhadap pakar pelaksanaan bekisting menyatakan alternatif tersebut telah relevan dengan pengalaman serta proyek yang pernah dilaksanakan.

The development of demands in formwork for concrete structures triggered various systems and methods of formwork using various materials and tool. The most dominant materials used for formwork is wood. Usually building structures in formwork transfer circulation is in orderly manner because the tendency of job conditions for every floor is likely the same. More over the working area is usually divided to be several zone, this is because there are lots of factor influenced it, such as: limited area for materials and tools mobilization, job schedule, the form of the structures, and the availability of resources. With the zoning system applied, it had significant influence with the supply of materials and tools, and with the formwork transfer circulation. This research is focusing to optimize the model analysis on working zone distribution and reuse cycle of formwork related to cost and time completion of work for every floor in the building project. The case study is taken from University of Gadjah Mada Campus of Jakarta Project, focusing on formwork: column, beam, slab, shear wall and retaining wall. Validation is conducted from the chosen zoning system and the reuse cycle system of formwork with expertise specialist of formwork, whether it is relevant empirically with the project ever done. The approach for the research which is used is to analyze study work case with the simulation zone and completion time for every floor. The working zone distribute to 2 zones, one work zone in every floor acquire 10 days, 7 days and 5 days to complete for every floor. From the planned model, time-table job is made, then calculation and optimizing towards cost and work time is conducted. From the chosen alternative, validation is carry over in the shaped of interview towards expert specialist of formwork. From the analysis and result comparison, we get the conclusion that the most economically method of formwork for beam, slab, column and shear wall is by using 2 distribution zones work area with time 7 days to complete per floor (supply of materials and tool with rental time per element of formwork: bottom beam 2,5 floors 17 days wear, side beam with slab 1,5 floors 8 days wear, column and shear wall 0,5 floors 2 days wear). Furthermore for formwork execution of retaining wall is 1 zone with supply of materials and tool 35m' and 3 days time completion per segment. Validation result with expertise specialist of formwork said that it is relevant empirically with the project ever done."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50674
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mardal
"Pada bangunan yang bertingkat banyak seperti bangunan Apartemen, Hotel dan lain-lain yang memiliki bentuk struktur yang tipikal tiap lantainya, biasanya sirkulasi perpindahan bekisting akan lebih teratur karena kondisi pekerjaan yang cenderung sama tiap lantainya. Pada pelaksanaan pekerjaan bekisting untuk struktur gedung yang besar, biasanya area pekerjaan dibagi menjadi beberapa area atau zona kerja akibat faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : keterbatasan lahan untuk mobilisasi material dan alat, schedule pekerjaan, bentuk sturktur yang dikerjakan, ketersediaan sumberdaya dan sebagainya. Sehingga dengan pembagian zona yang berbeda pada satu struktur yang sama akan mempengaruhi bentuk sirkulasi perpindahan bekisting.
Penelitian ini memfokuskan tinjauan terhadap pengaruh pembagian zona dan waktu penyelesaian pekerjaan tiap lantai pada sturktur bangunan bertingkat banyak dengan bentuk lantai yang tipikal pada pekerjaan bekisting, Studi kasus yang diambil adalah pada proyek Shangri-la Hotel Condominium Jakarta. Jenis bekisting yang ditinjau adalah bekisting balok dan pelat.
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mensimulasi berbagai metode pekerjaan dengan melakukan pembagian zona-zona pekerjaan dan waktu penyelesaian tiap lantai yang berbeda-beda. Adapun pembagian zona yang dibuat adalah 4 zona, 2 zona dan 1 zona pekerjaan untuk tiap lantainya dengan waktu penyelesaian tiap lantai yaitu 10 hari, 8 hari dan 5 hari. Dari masing-masing model yang dibuat, direncanakan schedule pekerjaan kemudian dilakukan perhitungan dan optimalisasi terhadap biaya dan waktu pekerjaan.
Dari hasil pengolahan data dan analisa diperoleh bahwa untuk struktur bangunan seperti Shangri-la Hotel Condominium Jakarta, metode yang efisien adalah dengan pembagian 2 zona pekerjaan dengan 8 hari waktu penyelesaian tiap lantainya dilihat dari segi biaya pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan.

In high rise building like Apartment, Hotel and others that have typical structure form in every its floor, usually cycle of formwork will be more regular because of work condition which equal in every its floor. In execution of formwork for the structure of high rise building, usually work area divided into some of work area due to factors influencing like : space limitation for the mobilization of material and tool in site, schedule of work, form of structure, availability of resource. With the result that different work area dividing in one same structure will influence the formwork cycle.
This research focussed the evaluation to influence of work area dividing and completion time of work for every floor in high rise building structure with have the typical shape, Case study taken at Shangri-La Hotel Condominium Jakarta Project. Type of formwork evaluated is formwork for slab and beam.
Approach at this research is with make a simulation of various work method by dividing zone of work and different finishing time for each floor. The zone dividing made are 4 zona, 2 zona and 1 zone of work for each floor with the finishing time for each floor are 10 day, 8 day and 5 day. From each model, planned schedule of work then calculated and optimise expense and working time.
From the result of data processing and analyse obtained that for the structure of building same like Shangri-La Hotel Condominium Jakarta, most efficient method is with dividing 2 zone of work and 8 days of finishing time for each floor seen from expense of work and completion time of work overa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35733
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
"Bekisting merupakan bagian yang menjadi unsur penting dalam suatu proyek konstruksi gedung bertingkat karena menghabiskan biaya terbesar dalam pekerjaan struktur bertingkat yang tipikal. Metode Block Out merupakan inovasi yang dimiliki PT. PP yang menjadi pilihan dalam pekerjaan bekisting. Pada penelitian ini akan dianalisa bagaimanakah perbandingan antara Metode Block Out yang dimiliki PT. PP dengan Metode Bekisting Konvensional ditinjau dari segi biaya dan waktu pada pekerjaan kolom. Data yang akan dianalisis didapatkan dari narasumber yang menjadi praktisi di bidang konstruksi. Hasil dari penelitian ini adalah metode out lebih murah dibandingkan metode konvensional dengan penghematan Rp 567.721.928,19 atau Rp 113.544.385,64 / lantai sehingga efisiensi biaya yang dapat dilakukan sebesar 20,6%. Metode block out lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional dengan durasi 12 hari.

Formwork is one part of high rise building construction that becomes an important element of a project because it consumes the largest cost in a typical multi-storey structural job. Block Out is a method innovated by PT. PP that can be used as an option in doing formwork. This research will analyze the comparison between Block Out Method and Conventional Formwork Method in cost and time’s prespective when working on column installation. The data that will be analyzed are obtained from sources who are practitioners in construction project. The hypothesis of this study is that Block Out Method, compared to Conventional Formwork Method, is cheaper in its construction cost and faster in its execution time. The goal of this report is Block Out Method is cheaper than Conventional Metode with thrift IDR 576.721.928,19 or IDR 113.544.385,64 / floor. So, efficiently cost that could to apply is 20,6%. And, Block Out Method is faster than Conventional Method that have 12 days duration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredy Saputra
"Bekisting merupakan elemen struktur sementara dalam dunia konstruksi, perkembangan yang begitu pesat mendorong para pelaku konstruksi untuk dapat menentukan tipe bekisting yang akan digunakan.
Penelitian ini memfokuskan pada optimalisasi analisa harga satuan pekerjaan bekisting sistem PERI dengan model penyewaan material dan pengendalian langsung oleh kontraktor utama dibantu perencanaan dan penempatan tenaga ahli (supervisi dan logistik) oleh pihak penyedia jasa.
Dari analisa penelitian ini dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan pekerjaan dan ditarik kesimpulan bahwa metode penyewaan material merupakan metode yang paling efisien. Hal ini dikarenakan adanya penghematan biaya overhead dalam perencanaan. Studi kasus yang diambil ialah pada proyek Pakubuwono View Jakarta, dengan tinjauan bekisting kolom, balok, pelat dan dinding.

Abstract
Formwork is a temporary structure element in the construction world, so rapid progress of construction to encourage the actors to determine the type of formwork to be use.
This research focuses on optimization analysis unit price PERI formwork system with a rental model material and direct control by the main contractor assisted the planning and placement of experts (supervised and logistics) by service providers.
From the analysis of this research can know the factors that affect the unit price and draw the conclusion that the method of rental material is the most efficient method. This is because the overhead cost savings in planning. The case study is taken on the project Pakubuwono View Jakarta, with a review of column formwork, beams, plates and walls. "
2011
S642
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Novita
"Penentuan metode bekisting yang akan digunakan dalam suatu proyek faktor pertimbangan yang diperhitungkan. faktor yang paling menentukan adalah biaya dan waktu pelaksanaan. Murah dari segi biaya dan cepat dari segi waktu, inilah yang menjadi tujuan setiap pemborong kerja dalam menentukan metode kerjanya.
Penelitian ini membandingkan antara 2 (dua) buah metode bekisting yaitu sistem PERI dan Konvensional. Hal ini ditujukan untuk mencari metode bekisting yang paling optimal dari segi waktu dan biaya. Studi kasus yang diambil pada proyek Apartement Salemba Residence. Jenis bekisting yang ditinjau adalah bekisting balok, plat lantai, kolom dan dinding.
Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini yaitu melakukan analisa perbandingan terhadap biaya dan waktu. Analisa perbandingan tersebut terdiri dari perencanaan komposisi material dan alat bekisting, desain gambar bekisting, perhitungan pemakaian material dan alat, analisa harga material, alat, dan upah harian pekerja, analisa waktu efektif pekerjaan, analisa upah borong pekerjaan, parameter pendukung analisa harga satuan, analisa harga satuan pekerjaan bekisting, biaya total pekerjaan bekisting, dan perbandingan biaya dan waktu pekerjaan.
Dari analisa didapatkan beberapa perbedaan antara bekisting metode konvensional dengan sistem PERI. Biaya pekerjaan bekisting pada proyek Apartement Salemba Residence untuk metode konvensional sebesar Rp 3.161.568.136,- dengan waktu pelaksanaan 216 hari. Sedangkan untuk metode sistem PERI sebesar Rp 3.150.662.945,- dengan waktu pelaksanaan 185 hari. Perbedaan biaya dan waktu pelaksanaan pada kedua metode itu disebabkan material dan alat yang digunakan. Sehingga mengakibatkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar. Kemampuan tenaga kerja juga mempengaruhi perbedaan biaya dan waktu tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dalam menentukan metode atau sistem kerja sebaiknya memperhatikan tingkat efisiensi serta kemudahan yang diperoleh dalam pelaksanaan dengan metode tersebut. Serta untuk pemeliharaan dan sistem pemasangan serta pembongkaran bekisting harap diperhatikan sehingga material dapat awet dan dapat digunakan secara optimal.

To definite a work method of formwork tht will be used on a current project have many certain factors which should be considered. Main certain factors are ; cost and construction time. Low on cost and fast from time factor is the main idea of labour foremen and the constructor to pick their choise on a work method.
This experiment had compare between 2 (two) formwork methode which as PERI system and conventional. The idea is to find which method is more optimal from the cost and time factor. The object of the experiment is on Apartement Salemba Residence. Kinds of formworks examined are; beam, slab, column and wall formworks.
Method of the experiment by analizing the comparity on cost and working time. This analysis start from planning the formworks compotition of material and tools ; design the shop drawing; calculating of materials and tools volume ; Materials, tools, and labour sallary analysis ; formworks unit price analysis, total construction cost of formwork and compare of total cost and construction time.
Analysis contains many difference of conventional and PERI system. Total cost of forwork on Apartement Salemba Residence project of conventional method values Rp 3.161.568.136,- and total construction time of 216 days. On the other side, Total cost of PERI system values Rp 3.150.662.945,- with total construction time 185 days. The difference of cost and time on those two types of formwork caused by the used materials and tools. Until produced the longer work time and more expencive cost. Ability of the labours also take a part of causing those difference. With the existance of this experiment hoped that we should have more aware of the efficiency and workability on certaining a formwok method. Also on maintenance , setting and stripping the formwok panels must be carefull in order to optimalize the use of materials.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Syalom H.
"Bahaya kebakaran pada perpustakaan tidak hanya akan merugikan gedung bangunan perpustakaan, tetapi juga segala isinya. Sistem pemadaman otomatis konvensional seringkali justru menambah kerugian dengan merusak koleksi yang sebetulnya tidak terpapar api. Bangunan gedung sebetulnya dapat dibagi menjadi zona-zona penanganan, dimana sistem pemadaman kebakaran aktif otomatis dapat bekerja lebih efektif dan menekan jumlah kerugian materi yang dapat terjadi dari bencana kebakaran. Sistem ini adalah penerapan metode zoning kedalam teknologi condensed aerosol. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis dan membandingkan kelayakan biaya metode konvensional dan metode addressable condensed aerosol. Dari denah ruang perpustakaan yang telah ada, maka dapat dibuat model sistem pemadam kebakaran yang menggunakan kedua metode tersebut dengan berlandaskan standar-standar yang telah ditetapkan. Dari model ini lalu dihitung biaya yang dibutuhkan dengan memeperhitungkan komponen biayanya, dan dianalisis sehingga diperoleh bahwa metode yang ditawarkan yaitu addressable condensed aerosol system memiliki nilai finansial yang lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional.

Fire can damage not only the building, but also what the library protectsIn contrary to its purpose however, a conventional automatic fire extinguisher may in the end destroyed the very being that needed to be protected: the library?s collection, even though some of them may not be exposed to the danger of the fire itself. Buildings, in general, can actually be zoned into several effective handling areas where an automatic fire extinguisher can work independently and more effectively, thus decreasing the material and financial loss that a building may suffer from a fire. This system is an implementation of zoning method into condensed aerosol technology. The purpose of this research is to analyze and compare finansial feasibility of the two methods: Conventional and Addressable Condensed Aerosol. From the existing layout, a model system can be made by using an already issued standards and rules. From this model, then the cost can be estimated by considering its cost component, and analyzed. The result is that the proposed method: Addressable Condensed Aerosol is financially more effective than the conventional system."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Farouk Khasougi
"Dengan semakin berkembangnya teknologi konstruksi di dunia, maka semakin berkembang pula teknologi konstruksi di Indonesia diantaranya dengan pemanfaatan teknologi precast dan bekisting (formwork). Dimana teknologi bekisting ini selalu dikembangkan untuk mendapatkan biaya, waktu dan mutu pekerjaan proyek sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Perencanaan, disain, dan pelaksanaan pekerjaan bekisting perlu mendapat perhatian penting dari kontraktor mengingat pekerjaan bekisting ini dapat menghabiskan 50 % dari total biaya pekerjaan pembetonan. Pengendalian pekerjaan bekisting yang buruk akan menyebabkan pemborosan material bekisting yang digunakan dan juga dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan proyek secara menyeluruh karena hasil dari pekerjaan bekisting tersebut tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan di awal. Pada skripsi ini akan dibahas mengenai simulasi pengendalian biaya dan waktu pekerjaan bekisting berdasarkan prosedur mutu pekerjaan bekisting untuk masingmasing penjadwalan pelaksanaan proyek dengan metode konvensional ataupun dengan metode precast. Dari hasil simulasi pekerjaan bekisting masing-masing metode di atas, akan dibandingkan satu sama lainnya sehingga pada akhirnya diperlihatkan kelebihan ataupun kekurangan dari metode precast dibandingkan dengan metode konvensional (cor di tempat). Pada skripsi ini juga diharapkan akan menghasilkan variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi pekerjaan bekisting pada saat proses pabrikasi modul beton precast. Hal ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan bekisting proyek RUSUNAWA lainnya.

As the construction technology in the world is developing continuously, it also affect the development of technology in Indonesia. One of the impact that can be observed is the development of precast and formwork technology used in the construction projects in order to achieve certain standards that has already been determined previously at the planning process. Planning, design and formwork fabrication and instalation needs to be considered as the main focus for construction projects because of the high precentage as high as 50% of the total acticity related to concrete works. Poor control of the activities related to this matter can cause inefficient formwork material usage and also progress setback due to the extra work which has to be done because of spesification divergence from the initial planning. This final assignment will explain coprehensively about the cost and time control simulation based on the quality procedure of formwork from project scheduling of both conventional and precast method. The result from the formwork simulation of each method will be compared one to another so that each method will show its strong points and disadvantages. This final assignment is also expected to generate variables which affect the formwok exertion at the precast module fabrication and installation process. This conclusion is expected to be a good recommendation for the contractor for the subsequent project related to the matter discussed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Rizma Maharani
"Salah satu hal yang dilakukan dalam menjamin tercapainya sasaran adalah dengan mengelolarisikonya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko biaya dan waktu pada tahap konstruksi struktur bawah dari bangunan gedung bertingkat tinggi di Jakarta serta bagaimana respon risikonya. Penelitian dilakukan dengan survey kepada para kontraktor utama untuk mengetahui frekuensi dan pengaruh risiko yang kemudian dianalisis dengan AHP. Lalu metode Delphi Technique dilakukan untuk mencapai consensus dari para pakar mengenai hasil penelitian berupa identifikasi risiko dan rekomendasi respon. Hasil penelitian memperlihatkan peringkat risiko yang dominan pada masing-masing tahapan pekerjaan struktur bawah. Lalu, diperoleh pula rekomendasi respon untuk risiko dominan tersebut.

One thing that can be done to guarantee the achievement of the objective is by managing the risks. The objective of this research is to identify the risks on project cost and project time during substructure phase of high-rise building in Jakarta and also how to response ones. This research was done by surveying towards main contractors to discover risks frequency and impacts which are analyzed with AHP afterwards. Next, the Delphi Technique method is performed to reach consensus from the experts about the result of this research which are include risk identification and response recommendation. Then the recommended response for the dominant risks are also collected."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S42455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesh Aditya Aryoprawirotama
"DKI Jakarta merupakan kota dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang terus terjadi mengakibatkan alih fungsi ruang terbuka hijau menjadi gedung bertingkat dan jalan layang bersamaan dengan peningkatan emisi gas rumah kaca dari konsumsi bahan bakar mineral. Dampaknya, muncul fenomena pulau bahang perkotaan di berbagai wilayah di DKI Jakarta. Sistem penghijauan vertikal dipilih sebagai upaya mitigasi dan reduksi fenomena tersebut, namun penerapannya belum optimal karena berbagai tantangan yang muncul terutama dari faktor biaya. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk merekomendasikan strategi peningkatan penerapan sistem penghijauan vertikal di DKI Jakarta dari segi biaya berdasarkan biaya siklus hidup. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode studi kasus dengan instrumen berupa wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siklus hidup sistem penghijauan vertikal di DKI Jakarta terdiri atas fase persiapan, konstruksi, serta operasi dan pemeliharaan. Ditemukan juga bahwa biaya siklus hidup sistem penghijauan vertikal di DKI Jakarta (Indonesia) lebih rendah dibandingkan biaya siklus hidupnya di Singapura maupun Genoa (Italia). Strategi yang direkomendasikan untuk menghemat biaya siklus hidup sistem penghijauan vertikal tersebut mencakup strategi penggunaan material, alternatif pemasok, seleksi tanaman, sistem irigasi, dan sumber air.

DKI Jakarta is the most populated city in Indonesia. Population growth that continues to occur has resulted in the conversion of green open spaces into multi-story buildings and flyovers along with an increase in greenhouse gas emissions from the consumption of mineral fuels. As a result, urban heat island phenomenon appeared in various areas in DKI Jakarta. Vertical greening system was chosen as an effort to mitigate and reduce the phenomenon, but its implementation has not been optimal due to various challenges, especially costs. Therefore, this research was conducted to recommend strategies to increase the implementation of vertical greening system in DKI Jakarta from a cost perspective using life cycle cost. The research was carried out by case study method using interviews as instruments. The results of this study indicated that the life cycle of the vertical greening system in DKI Jakarta consisted of the preparation, construction, as well as operation and maintenance phases. It was also found that the life cycle costs of vertical greening system in DKI Jakarta (Indonesia) are lower than those in Singapore and Genoa (Italy). The recommended strategies to economize life cycle costs of the vertical greening system include strategies for using materials, alternative suppliers, plant selection, irrigation systems, and water sources."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini tentang sejarah dan perkembangan Panitia social research. Panitia Social Research terbentuk karena faktor-faktor diluar dan didalam Universitas Gadjah Mada. Faktor diluar Universitas adalah kemauan dari Harvard University di Amerika Serikat untuk mengadakan social research dimasyarakat Indonesia.
Buku ini membagi fase pertama, 1952-1955 dan fase kedua, 1955-1958."
Jogjakarta: [publisher not identified], 1959
K 378.598 UNI s
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>