Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Usama Abdul Karim Hadil
"Industri telekomunikasi merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya saat sekarang sangat besar di Indonesia. Semakin kompetitifnya persaingan di sektor ini menyebabkan kualitas pelayanan yang diberikan merupakan faktor yang sangat penting. Setiap provider bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Hal ini juga dirasakan oleh Telkom dengan produk CDMA TELKOMFlexi, sebagai salah satu provider telekomunikasi berbasis CDMA terkemuka di Indonesia. Oleh karena itu, Telkom perlu mengetahui karakteristik pelanggan yang signifikan mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, sehingga jenis pelayanan yang diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan spesifik masingmasing karakteristik. Selain itu, juga diperlukan identifikasi atribut dan dimensi pelayanan yang sebenarnya penting bagi pelanggan CDMA, sehingga atributatribut tersebut dapat kemudian dikembangkan. Untuk meningkatkan pelayanan, kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan menjadi penting untuk diidentifikasi dengan cara melakukan survey. Survey dapat menjelaskan kebutuhan konsumen CDMA yang dapat dianalisa dengan analisis multivariat dan Importance Performance Analysis.
Importance Performance Diagram sebagai hasil dari Importance Performance Analysis menunjukkan atribut pelayanan dan performansi pelayanan yang diperlukan untuk ditingkatkan kualitasnya agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Setelah itu, House of Quality sebagai dasar Quality Function Deployment akan didesain untuk memastikan bahwa kebutuhan konsumen yang utama telah diprioritaskan dan diatur secara akurat. Pembuatan House of Quality berdasarkan strategi dan kemampuan perusahaan. Dan, studi ini diharapkan akan dapat membantu Telkom untuk meningkatkan performansi pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Telecommunication industry is one of the industries in Indonesia that is growing very fast. The more competitive competition in this sector had make service quality as a very important matters to be think about. Every provider are competing each other to give the best service to their customers. This phenomenon has also been felt by Telkom with their CDMA product TELKOMFlexi, as one of the most known CDMA provider in Indonesia. Because of that, Telkom need to know its customers characteristics which significantly affect their satisfaction level, so any kind of service delivered is able to meet specific requirements of each characteristic. Besides that, it is also required to identify service attributes and dimensions which are actually critical to the customers, so then all of the attributes then can be developed. For improving service performance, customer needs and customer satisfaction is necessary to be identified by conducting a survey. The survey which will describe customer needs of CDMA will be analyzed by using multivariate analysis and Importance Performance Analysis.
Importance Performance Diagram as a result of Importance Performance Analysis displays the service attributes and service performance that required to be improved to fulfill customer needs. Afterwards, House of Quality as the basis of Quality Function Deployment will be designed to verify that prominence customer needs have been prioritized and managed accurately. The making of the 'House of Quality' based on company strategy and ability. Finally, this study will be able to help Telkom to enhance its service performance and achieve its customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50341
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Damaiyanti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S33864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuhung Suleman
"Teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang diimplementasikan dengan brand ?TELKOMFIexi" oleh PT Telekomunikasi Indonesia berupa layanan mobilitas terbatas (limited mobility) yang merupakan layanan telepon bergerak dalam satu area terbatas dan layanan telepon tetap.
Dalam proses perencanaan penggelaran "TELKOMFIexi? di wilayah Jakarta, penentuan segmentasi pasar dilakukan dengan metode apriori yang berpatokan pada data pelanggan telekomunikasi selular dan calon pelanggan PSTN (Public Switched Telephone Network) sehingga segmennya sangat luas dan tidak fokus target marketnya, untuk itu pertu dilakukan re-segmentasi, targeting dan positioning ulang.
Tesis ini akan menganalisa segmentasi, targeting dan positioning produk ?TELKOMFlexi? di wilayah Jakarta Selatan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif distribusi frekuensi dan pengambilan data dilakukan melalui kuesioner dengan jumlah sampel 100 responden.
Hasil analisis berupa; Segmen "TELKOMFIexi" adalah konsumen yang berorientasi pada pulsa murah, jangkauan layanan luas, dan migrasi perpindahan pengguna telepon bergerak, sementara target market dari produk "TELKOMFlexi" adalah konsumen berusia 31 tahun keatas, dengan status karyawan, dan professional, dengan kebiasaan menggunakan ?TELKOMFIexi?untuk kebutuhan pribadi yang digunakan untuk percakapan,SMS (short massage service), dan internet, serta membutuhkan kenyamanan dalam berkomunikasi. Positioning "TELKOMFIexi" adalah layanan telekomunikasi dengan pulsa murah, dan positioning berdasarkan manfaat yaitu membantu konsumen untuk merasakan manfaat yang diperoleh dari produk ?TELKOMFlexi? sehingga image kemudahan menggunakan produk ini dapat tertanam di benak konsumen.

The CDMA (Code Division Multiple Access) technology as implemented with the Brand ?TELKOMFIexi" by PT Telekomunikasi Indonesia form a limited mobility services that is a mobility telephone service in a limited area and fixed telephone service.
In the process of planning the introduction of ?TELKOMFlexi" in the Jakarta area, the determination of the market segment is done through the apriori method based on the data of customers of cellular telecommunication and candidate customers of the PSTN (Public Switched Telephone Network) so that the segment is very wide and the target is not focused, therefore a re-segmentation, targeting, and positioning should be repeated.
This thesis will analyze the segmentation, targeting, and positioning of ?TELKOMFlexi" product in the South Jakarta area by applying the frequency distribution descriptive statistical analysis and collection of the data is done through questionnaires with a sample of 100 respondents.
The result of analysis is that the "TELKOMFIexi" segment are consumers oriented toward cheap pulses, wide service coverage, and migration of mobile telephone users, while the target market of the "TELKOMFIexi" product are customers age 31 years and older, with the status of employees with the habit to use ?TELKOMFIexi? for personal purposes for chatting, SMS (Short Massage Service), internet and needing convenience in communication. The positioning of "TELKOMFlexi? is telecommunication services with cheap pulses and the positioning is based on the benefits to help customers experience the benefits obtained from ?TELKOMFlexi? product so that the image of easy usage of this product can be planted in the mind of the consumers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T11693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhwan Khalid Ibrahim
"Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya kebijakan pemotongan Fair Usage Policy secara sepihak yang dilakukan oleh PT Telkom Indihome pada masa pandemi COVID - 19 khususnya di wilayah Depok, seperti yang kita ketahui PT Telkom Indihome merupakan salah satu BUMN besar yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk Menggambarkan adanya hubungan antara kualitas layanan PT.Telkom (Indihome) terhadap kepuasan pelanggan pada masa pandemi COVID-19 di wilayah Depok. Pedekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Pengumpulan data melalui kuisioner yang peneliti sebar menggunakan Google Form lewat media sosial seperti Whatsapp, Instagram, Twitter dan Line serta melakukan wawancara dengan beberapa pelanggan internet PT Telkom Indihome. Teori yang digunakan adalah Dimensi Kualitas pelayanan dan Dimensi Kepuasan Pelanggan. Hasil penelitian dari analisis dari Dimensi Kualitas Pelayanan dan Dimensi Kepuasan Pelanggan dapat dikatakan kurang baik, PT Telkom Indihome belum memberikan kualitas pelayanan yang baik sehingga kepuasan pelanggan dari provider tersebut mendapatkan hasil yang kurang baik. Hal tersebut didukung dengan hasil pengumpulan data responden, dalam teori Dimensi Kualitas pelayanan terdapat 5 dimensi akan tetapi 4 Dimensi mendapat hasil cukup buruk dan hanya 1 yang mendapat hasil cukup baik, sedangkan pada Teori Dimensi Kepuasan Pelanggan terbagi menjadi 3 dimensi, 2 diantaranya mendapat hasil cukup buruk dan 1 dimensi mendapat hasil buruk.

The background of this research is the policy of cutting Fair Usage Policy unilaterally conducted by PT Telkom will Depend on the pandemic COVID - 19 particularly in the area of Depok, as we know PT Telkom Telkom is one of the large state-owned enterprises in Indonesia. This study aims to Describe the relationship between the quality of service PT.Telkom (Telkom) to the satisfaction of the customer at the time of a pandemic COVID-19 in the region of Depok. The approach of research is quantitative. The collection of data through questionnaires that researchers spread using a Google Form through social media such as Whatsapp, Instagram, Twitter and Line as well as do interviews with some of the internet customers of PT Telkom Telkom. The theory used is the Dimensions of service Quality Dimensions and Customer Satisfaction. The research results of the analysis of the Dimensions of Service Quality Dimensions and Customer Satisfaction can be said to be less good, PT Telkom Agrees not to provide good service quality so that customer satisfaction from the providers of such get results that are less good. This is supported by the results of the data collection the respondents, in the theory of Dimensions of service Quality there are 5 dimensional but 4-Dimensional got the results bad enough and the only 1 that gets quite good results, whereas in the Theory of Dimension of Customer Satisfaction is divided into 3 dimensions, 2 of them got the results bad enough and 1 dimension gets bad results."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kiansantang
"ABSTRAK
Penataan alokasi frekuensi layanan FWA yang dilakukan dengan diterbitkannya KM.181/2006-yang kemudian direvisi dengan KM.162/2007, diklaim sebagai salah satu faktor yang menyebabkan tidak berkembangnya infrastruktur Flexi di Area Jakarta, Banten, dan Jawa Barat pada tahun 2005-2006. Penataan alokasi frekuensi ini menyebabkan TELKOM harus mengeluarkan capital expenditure (CAPEX) yang sangat besar untuk melaksanakan 'migrasi frekuensi' dari 1900 MHz menjadi 800 MHz dalam waktu kurang dari satu tahun. Kompleksitas penyediaan network baru tersebut menyebabkan trade-off antara waktu pemenuhan network dengan kualitas layanan yang dapat diberikan oleh TELKOM. Dari hasil analisis SWOT yang dilakukan pada network Flexi, ditemukan bahwa network Flexi harus dikembangkan dengan strategi yang agresif, untuk menutupi faktor kelemahan dominan yaitu perbaikan performansi network serta pemenuhan SDM yang dibutuhkan untuk optimalisasi network.
Hasil pengujian juga menunjukan bahwa optimalisasi network Flexi perlu dilakukan dengan menggunakan strategi 'growth'-konsentrasi melalui integrasi horisontal dengan konsolidasi internal yang dipenuhi dengan optimalisasi network Flexi serta 'stability'-tanpa memerlukan perubahan dalam pelaksanaan strategi profit. Pada framework optimalisasi network yang dilakukan dengan enhanced Telecom Operations Map (eTOM) dan Balanced Scorecard (BSC) didapatkan kebutuhan SDM pengelola network Flexi di Area Division (ARDIV) Jakarta dapat ditingkatkan sampai dengan 145%, dengan memperhitungkan proyeksi market size tahun 2007 - 2011. Performansi network Flexi juga mulai membaik dengan call drop rate (CDR) mencapai kurang 1.4% di area Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Sementara call setup success ratio (CSSR) di Area Jakarta dan Banten lebih dari target 98.5%, sementara CSSR Jawa Barat baru sebesar 95.4%.
Hasil perspektif keuangan Flexi menunjukan bahwa bisnis Flexi pasca migrasi frekuensi adalah bisnis yang sangat feasible, didapatkan Net Present Value (NPV) 3.834 triliun Rupiah, Internal Rate of Return (IRR) 154.8%, Profitability Index (PI) 14.39, serta Payback Period (PBP) selama 1 tahun 5 bulan. Optimalisasi network jelas diperlukan untuk mengamankan pendapatan Flexi tersebut.

ABSTRACT
Government regulation, KM.181/2006 replaced by KM.162/2007, which address frequency allocation, driven uncertainty and blamed to be one of the factors that hindering the growth of Flexi infrastructures in Jakarta, Banten, and Jawa Barat during 2005-2006. TELKOM, has spent enormous capital expenditure (CAPEX) to replace existing network infrastructure from 1900 MHz to 800 MHz, this process known as 'frequency migration'. In short periodic time, less than one year, TELKOM was assigned to deploy new network infrastructures causing trade-off between: 'time to deliver services' versus 'Flexi network quality'. SWOT analysis on Flexi network, identified that human resources fulfillment and network performance improvement are two most dominant factors to comply aggressive strategies that have to be conducted during network optimization.
Results urges Flexi to apply growth-strategy, which mean internal consolidation realized by network optimization, concentrating on horizontal integration along with stability-strategy without changing any profit business scenario. In-depth analysis on enhanced Telecom Operation Map (eTOM) and Balanced Scorecard (BSC), found that number of human resources can be multiplied up to 145%, by considering market size 2007 - 2011. Network performance in Area Jakarta, Jawa Barat and Banten met 1.4% call drop ratio (CDR) and 98.5% call setup success rate (CSSR) target, except CSSR in Jawa Barat still 95.4%.
Result of 3.834 triliun Rupiah Net Present Value (NPV), 154.8% Internal Rate of Return (IRR), 14.39 Profitability Index (PI), and 1 year and 5 months Payback Period (PBP), mean that optimization of network worth to be conducted to assure Flexi revenue gain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T38872
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fino Afriantono
"ABSTRAK
Tesis ini membahas persepsi karyawan terhadap disfungsi akibat kemerosotan, identifikasi organisasi, ikatan emosional pada unit, dan pengaruhnya pada keinginan karyawan untuk pindah dalam konteks kemerosotan unit bisnis strategis Divisi Telkom Flexi, PT Telkom. Penelitian dilakukan dengan survei kuesioner terhadap karyawan. Pada unit bisnis strategis yang sedang melakukan aktivitas turnaround, keinginan karyawan untuk pindah dari unit dipengaruhi oleh disfungsi akibat kemerosotan dan ikatan emosionalnya terhadap unit tersebut. Karyawan cenderung mengalami dualisme ketika mempersepsikan dirinya apakah sebagai bagian dari unit bisnis strategis ataukah sebagai bagian dari perusahaan induk. Selain itu aktivitas turnaround dapat mengubah persepsi karyawan terhadap disfungsi akibat kemerosotan.

ABSTRACT
This research discusses about employee?s perception of organizational dysfunctions of decline, organizational identification, employee engagement, and turnover intention in the context of the decline of Divisi Telkom Flexi as a strategic business unit under PT Telkom. This research is using questionnaire survey method. In a unit that is doing turnaround activities, turnover intention can be affected by dysfunctional of decline and employee engagement. The employees show dualism in percepting themselves whether as a part of the unit or as a part of the whole company. Besides, the turnaround activities could change the employee?s perception toward dysfunctions of decline.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Yulianti
"Dewasa ini tingkat persaingan dalam industri pelayanan semakin ketat sehingga hanya perusahaan yang mengutamakan kualitas akan jasa yang dihasilkanlah yang akan mampu bertahan dan memenangkan persaingan. Seiring dengan meningkatnya persaingan, pelanggan pun menjadi Iebih kritis untuk menuntut kualitas pelayanan yang Iebih baik. Tuntutan ini harus diantisipasi PT. Telkom dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan yang mereka berikan. Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk merencanakan dan mengembangkan jasa yang dihasilkan serta memastikan bahwa jasa tersebut dapat memenuhi atau melebihi keinginan pelanggan adalah salah satu metode yang cocok untuk meningkatkan kualitas pelayanan PT. Telkom.
Langkah awal dalam menggunakan metode QFD ini adalah dengan mengumpulkan informasi dari pelanggan terhadap serangkaian atribut yang dlberikan PT. Telkom dan kompetitornya melalui penyebaran kuesioner dimana sebelum kuesioner utama disebarkan kepada pelanggan dilakukan penyebaran pilot sampel terlebih dahulu. Kemudian kuesioner yang telah disebarkan tersebut diolah untuk mendapatkan nilai tingkat kepentingan, nilai tingkat kepuasan dan bobot kelnginan pelanggan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi teknis berupa rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan serta target dan tiap informasi teknis tersebut. Hasil pengolahan kuesioner dan informasi teknis yang telah diperoleh selanjutnya akan dijadikan masukan untuk membuat matriks House of Quality (HOQ) Kemudian dilakukan analisa terhadap matriks HOQ untuk menentukan prioritas pengembangan dan pelaksanaan dari atribut jasa layanan sambungan telepon serta rencana kegiatan yang akan dilakukannya.
Analisa HOQ menghasilkan enam atribut jasa layanan sambungan telepon yang penting untuk diprioritaskan pengembangannya dan menghasilkan 10 rencana kegiatan yang berhubungan dengan enam atribut yang dipentingkan yang perlu diprioritaskan pelaksanaannya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamelia Sandaniati Samsuri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas knowledge management system (KMS), self-efficacy para pekerja mengenai penggunaan KMS, sikap akan pembagian pengetahuan dan iklim organisasi yang terdiri dari tiga variabel first-order (keadilan, inovasi, dan afiliasi) terhadap intensi pembagian pengetahuan di PT Telkom Jakarta. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dari 150 sampel pekerja di PT Telkom Jakarta yang pernah menggunakan KMS. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software PLS 2.0. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas KMS, self-efficacy, sikap akan pembagian pengetahuan, dan iklim organisasi berpengaruh secara positif terhadap intensi pembagian pengetahuan.

The aim of this research is to study the impact of knowledge management system (KMS) quality, workers‟ self-efficacy for using KMS, attitude toward knowledge sharing, and organizational climate which consist of three first order variables (fairness, innovativeness, and affiliation) toward knowledge sharing intention in PT Telkom Jakarta. The Data were collected using quesionnaire from 150 sample of PT Telkom Jakarta‟s workers who ever using KMS. The data were proceed using PLS 2.0 software. The results show that KMS quality, self-efficacy, attitude toward knowledge sharing, and organizational climate are positively effected knowledge sharing intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Lestari
"ABSTRAK
Telkom Flexi merupakan layanan jaringan tetap lokal nirkabel dengan mobilitas terbatas pertama dan terbesar di Indonesia. Dengan market share lebih dari 67% telah mengungguli kompetitornya seperti Esia dan Starone. Layanan Telkom Flexi yang berbasis CDMA 2000-1X sudah ada di seluruh kota di Indonesia. Namun untuk area Jakarta, Banten dan Jawa Barat jumlah pelanggan Esia mengungguli jumlah pelanggan Telkom Flexi. Ini merupakan tantangan bagi Telkom Flexi untuk mengevaluasi strateginya dalam memenangkan kembali kompetisi di area itu.
Dengan diberlakukannya KM No. 162/KEP/M.KOMINFO/12/2007 tentang pengalokasian kanal pada pita frekuensi radio 800 MHz, Telkom Flexi untuk daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat harus berpindah frekuensi dari 1900 MHz ke 800 MHz. Banyak konsekuensi yang harus dihadapi Telkom Flexi pasca migrasi frekuensi ini, diantaranya dengan adanya penggantian perangkat BSS, optimalisasi network, kompensasi penggantian terminal, upgrade PRL dan hal lainnya yang akan mengganggu kenyamanan pengguna dan berpotensi meningkatkan churn. Konsekuensi yang dihadapi Telkom untuk migrasi frekuensi tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Roadmap Telkom menuju NGN juga mengharuskan Flexi untuk berpindah teknologi dari circuit switch menuju ke softswitch. Mempertimbangkan perkembangan teknologi dan layanan di masa yang akan datang Telkom membangun kembali jaringannya dari awal mulai dari NSS sampai BSS paralel sejalan dengan proses migrasi frekuensi yang dilakukan. Dengan menggunakan analisis Porter 5 Forces ternyata didapatkan bahwa Telkom Flexi memiliki potensi keunggulan kompetitif yang tinggi pasca migrasi frekuensi. Hasil analisis ini selanjutnya dapat digunakan oleh Telkom Flexi dalam penyusunan strategi bersaing sehingga Telkom Flexi dapat memenangkan kembali kompetisi di Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

ABSTRAK
Telkom Flexi is the first and biggest CDMA service provider in Indonesia, based on CDMA2000-1X technology and leading with more than 67% market share compared to other service provider like Esia and Starone. Contrary to national penetration, in Jakarta, Banten and Jawa Barat area, Esia earns bigger subscriber number. This become a challenge for Telkom Flexi in evaluating their strategies to win back the competition at the area.
KM No 162/KEP/M.KOMINFO/12/2007 states frequency allocation for fixed wireless and mobile service in Indonesia. Telkom Flexi in Jakarta, Banten and Jawa Barat must shift the frequency from 1900 MHz to 800 MHz. Many consequences will be faced by Telkom Flexi post frequency migration process like replacement BSS equipment, network optimization, replacement customer equipment, PRL upgrade, etc, all those things will impact customer perception of services, beside possibilities to increase subscriber churn rate. All the migration frequency processes will generate enormous number of cost.
Telkom NGN Roadmap requires Telkom Flexi to change switching technology from circuit switch to softswitch. Telkom must rebuilt new network from NSS to BSS equipment sein just one year. By using Porter 5 Forces, Telkom Flexi has high competitive advantage potential post frequency migration. This result could be used by Telkom Flexi to arrange competitive strategies to win back competition in Jakarta, Banten and Jawa Barat area.
"
2008
T24796
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>