Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdullah Pratino
"Skripsi ini membahas mengenai simulasi pengembangan model proses produksi wood working dari tampilan 2 dimensi menjadi 3 dimensi dengan menggunakan perangkat lunak plant simulation 9.0, selain melakukan pengembangan model dari 2 dimensi, skripsi ini juga membahas sedikit mengenai pemodelan berbasis objek yang mana penggunaannya berbeda dengan pemodelan berbasis flow based serta mengenalkan fitur bottleneck analyzer sebagai salah satu alat bantu alternatif untuk melihat perilaku sistem secara keseluruhan pada model.
Setelah melalui tahap analisa awal dengan bottleneck analyzer, tahap selanjutnya adalah dengan melakukan skenario pada tiap-tiap divisi. Skenario dilakukan dengan melakukan penambahan mesin atau lokasi dengan melihat beban kerja yang paling tinggi atau melihat bagian yang menjadi bottleneck. Setelah melakukan skenario, kemudian penelitian dilanjutkan dengan membandingkan hasil sebelum skenario dan hasil sesudah skenario yang tentunya dengan menggunakan fitur bottleneck analyzer.

This script describes the simulation model development process of working wood production from the 2-dimensional to 3-dimensional by using plant simulation software 9.0, in addition to the development of 2-dimensional model, this paper also discusses a little about object-based modeling which is different from the user-based modeling and introduce feature-based flow bottleneck analyzer as one of alternative tools to see the overall system behavior on the model.
After the initial analysis phase with the bottleneck analyzer, the next stage is to perform in each scenario - each division. The scenario is done by adding machine or location by looking at the highest workload or see part of the bottleneck. After doing the scenario, then the research was continued by comparing the results before the scenario after scenario and the outcome of the course by using the features bottleneck analyzer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51741
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wage Supriadi
"Skripsi ini membahas mengenai pembuatan model simulasi proses produksi sandaran kursi untuk menguji kapasitas produksi dari tata letak yang baru. Model simulasi dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Plant Simulation yang merupakan perangkat lunak pemodelan berbasis objek. Model simulasi dibuat dalam bentuk tampilan 2 dimensi dan 3 dimensi. Model simulasi dibuat untuk mengetahui apakah kapasitas produksi sandaran kursi yang dihasilkan akan sesuai dengan yang direncanakan. Model simulasi juga digunakan untuk melihat gambaran umum tentang perilaku sistem. Gambaran umum tentang perilaku sistem dilihat dengan melakukan skenario-skenario pada model simulasi. Dari skenario yang dilakukan diketahui bahwa bisa dilakukan efisiensi pada proses produksi sandaran kursi tersebut.

This study describing about development of production back chair processing model to test capacity production of the new layout. The simulation model made with Plant Simulation software which is device of object oriented modeling software. The simulation model made in 2 dimension and 3 dimension viewer. A simulation model was made to determine whether the capacity of back chair production resulting will fit with the planned. Simulation model is also used to view general picture about system behavior. General picture about system behavior seen by doing the scenarios in the simulation model. From the scenarios that could be made the efficiency of the back chair production process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Suwandi
"Serangkaian kegiatan sistem produksi (Input-proses-output) mempunyai risiko kegagalan pada setiap tahapnya. Penanganan risiko kegagalan proses produksi selama ini berjalan sendiri-sendiri atau secara parsial, hanya pada fase input, fase proses ataupun hanya pada fase output pada sistem produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang model risiko kegagalan sistem produksi terintegrasi menggunakan sistem dinamis. Objek penelitian ini adalah empat perusahaan fabrikasi logam. Penyelesaian permasalahan dilakukan melalui perancangan model sistem produksi terintegrasi dengan cara identifikasi kegagalan menggunakan FMEA (Failure Mode Effect Analysis) dan direpresentasikan menjadi sistem dinamis yang terkuantifikasi. Berdasarkan data yang dikumpulkan di setiap perusahaan, identifikasi kegagalan sistem produksi dikategorikan menjadi 7 kategori yaitu kegagalan akibat material error (ME), material conformance (MC), material handling (MH), penyimpanan material/material deteriorated (MD), proses produksi (PP), product handling (PH) dan penyimpanan produk/product deteriorated (PD). Hasil FMEA menunjukkan nilai RPN (Risk Priority Number) yang memiliki nilai tinggi terdapat pada kategori proses produksi, material error dan material conformance dengan masing-masing nilai RPN sebesar 241, 101 dan 91. Tiga variabel tersebut dijadikan variabel yang dipentingkan dalam skenario penelitian ini. Skenario dilakukan dengan merubah parameter variabel-variabel penting untuk mengetahui kemungkinan keadaan di masa mendatang, baik secara optimis, pesimis, maupun keadaan yang rata-rata terjadi (most likely). Safety factor model sebesar 1,10 untuk skenario optimistic, 1,06 untuk most likely, dan 0,90 untuk skenario pessimistic. Rata-rata keberhasilan sistem produksi dari perusahaan fabrikasi logam pada penelitian ini sebesar 86% (14% defect). Rata-rata skenario optimistic menunjukkan keberhasilan sistem produksi sebesar 95% (5% defect), most likely sebesar 92% (8% defect) dan pesimistic sebesar 78% (22% defect). Hasil simulasi menunjukkan skenario optimistic menghasilkan kenaikan rata-rata keberhasilan sistem produksi sebesar 9% dari hasil aktual, skenario most likely naik sebesar 6% dan skenario pesimistic turun sebesar 10% dari hasil aktual. Dalam perhitungan rupiah, omzet setiap bulan hasil simulasi dibandingkan dengan kondisi actual menggambarkan kondisi optimistic naik sebesar Rp 4.1 Milyar (9.6%), kondisi most likely naik sebesar Rp 1.8 Milyar (5.9%) dan kondisi pesimistic turun sebesar Rp 7.7 Milyar (10.1%). Dari ketiga skenario ini, perusahaan bisa memperhitungkan besarnya selisih akibat adanya risiko kegagalan produk pada semua proses dari mulai incoming material hingga finished product yang siap dipasarkan. Skenario ini bisa dijadikan tolak ukur oleh perusahaan sebagai target risiko yang ditetapkan atau dipertahankan pada berapa persen tingkatannya.

The series of production system activities (Input-process-output) has a risk of failure at each stage. Handling the risk of failure in the production process has been running individually or partially, either in the input phase, the process phase or only at the output phase of the production system. The purpose of this study is to design a failure risk reduction model for an integrated production system using a dynamic system. The objects of this research are four metal fabrication companies. Problem solving is done by designing an integrated production system model by identifying failures using FMEA (Failure Mode Effect Analysis) and represented as a quantifiable dynamic system. Based on the data collected in each company, the identification of production system failures is categorized into 7 categories, namely failure due to material error (ME), material suitability (MC), material handling (MH), storage of damaged material/material (MD), production process (PP), product handling (PH) and deteriorating product storage (PD). The FMEA results show that the RPN (Risk Priority Number) value which has a high value is in the category of production process, material error and material suitability with RPN values of 241, 101 and 91 respectively. These three variables are used as important variables in this research scenario. Scenarios are carried out by changing the parameters of important variables to determine possible future conditions, both optimistically, pessimistically, as well as conditions that occur on average (most likely). The safety factor model is 1.10 for the optimistic scenario, 1.06 for the most likely scenario, and 0.90 for the pessimistic scenario. The success rate of the metal fabrication company production system in this study was 86% (defect 14%). The optimistic scenario on average shows the success of the production system at 95% (5% defect), most likely 92% (8% defect) and 78% pessimist (22% defect). The simulation results show that the optimistic scenario results in an increase in the average success of the production system by 9% of actual results, the scenario most likely increases by 6% and the pessimistic scenario decreases by 10% of the actual result. In the calculation of rupiah, the monthly turnover of the simulation results compared to the actual conditions illustrates that the optimistic condition increased by Rp. 4.1 billion (9.6%), the most likely condition increased by Rp. 1.8 billion (5.9%) and the pessimistic condition decreased by Rp. 7.7 billion (10.1%). From the three scenarios, the company can calculate the difference in risk of product failure in all processes, from incoming materials to finished products that are ready to be marketed. This scenario can be used as a benchmark by the company as a risk target that is set or maintained at what percentage level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Veranita Br
"Tesis ini membahas tentang pelaksanaan business coaching yang dilakukan penulis dengan Smart Kid, UKM yang memproduksi mainan edukasi yang terbuat dari kayu. Tujuan utama dari tesis ini adalah pengembangan model bisnis lama menjadi model bisnis baru dengan fokus utama menyelesaikan permasalahan utama dari kegiatan bisnis UKM.
Pengembangan model bisnis yang dilakukan adalah efisiensi proses produksi, manajemen sumber daya manusia, mengatasi permasalahan pada lingkungan kerja dan meningkatkan brand awareness pada masyarakat. Pengembangan ini bertujuan guna mengurangi tingkat keterlambatan produksi sehingga UKM dapat meningkatkan pangsa pasar.
Hasil yang diperoleh dari tesis ini adalah model bisnis yang baru, efisiensi proses produksi sebesar 48%, standard operating procedure (SOP), sistem administrasi yang saling terintegrasi, perubahan sistem kompensasi, tindakan pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3), perubahan nama dan logo UKM, pembuatan website dan media sosial.

This thesis discusses about business coaching process conducted by writer and Smart Kid, SMEs that produce educational toys made of wood. The main objective of this thesis is the development of old business model into a new business model, with main focus to solve the major problem from SME business activities.
The business model development consists of production processes efficiency, human resource management, working environment and increase brand awareness. The purpose of the development is to reduce the production delay time, to enable SMEs to increase their market share.
The results of this thesis are new business model, production process efficiency about 48%, standard operating procedure, integrated administration system, changes of compensation system, health and safety preventive action, changes of brand name and logo, website and social media.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryaputra Athallah
"Pengukuran tingkat kematangan implementasi scrum dunia pengembangan perangkat lunak memerlukan survei berbasis scrum maturity model. Namun demikian, terdapat keterbatasan waktu dalam membuat survei secara berulang di setiap awal bulan untuk mengevaluasi proses tersebut. Hambatan tersebut mendorong dibuatnya sebuah aplikasi bernama Scrum Maturity Tool (SMT) yang berbasis web untuk mengukur tingkat kematangan scrum. Aplikasi SMT dikembangkan menggunakan metode waterfall karena seluruh kebutuhan sistem sudah matang dari awal sehingga meminimalisir adanya perubahan kebutuhan pada aplikasi. Aplikasi yang dikembangkan akan memiliki manfaat untuk mempersingkat waktu anggota scrum dalam pembuatan, pengisian, dan pengolahan data survei pada setiap sprint retrospective. Pada evaluasi fungsionalitas aplikasi, semua skenario usability testing yang dilakukan oleh developer dan product manager perusahaan XYZ serta user acceptance testing berhasil dilalui dengan sukses. Nilai dari System Usability Scale (SUS) masuk dalam kategori good dengan skor B. Performa dari aplikasi SMT juga dapat dikatakan sangat baik dari segi response time dan aksesibilitas pengguna yang diukur menggunakan Locust untuk backend dan Google Lighthouse untuk frontend.

Measuring the maturity level of scrum implementation in the world of software development requires a survey based on the scrum maturity model. However, there is a time limit for conducting repeated surveys at the beginning of each month to evaluate the process. These obstacles prompted the creation of a web-based application called the Scrum Maturity Tool (SMT) to measure the level of scrum maturity. The SMT application was developed using the waterfall method because all system requirements have been prepared from the start so as to minimize any changes in application requirements. The developed application will have the benefit of shortening Scrum members' time in creating, filling in, and processing monitoring data at each sprint retrospective. In the evaluation of application functionality, all scenario usability tests conducted by XYZ company developers and product managers as well as user acceptance tests were passed successfully. The value of the System Usability Scale (SUS) is in a good category with a score of B. The performance of the SMT application can also be said to be very good in terms of response time and user accessibility as measured using Locust for the backend and Google Lighthouse for the front end."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Pengembangan produk baru (new product development, NPD) merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan. NPD dilakukan oleh perusahaan besar (large enterprise) maupun perusahaan mikro, kecil, dan menengah (UMKM, SME). Namun masih terdapat tantangan dalam tingkat keberhasilan NPD. Penelitian terdahulu mengidentifikasi bahwa proses NPD berperan penting dalam keberhasilan NPD. Proses NPD yang dikelola dengan baik merupakan satu faktor kunci keberhasilan NPD. Situasi yang berbeda antar organisasi menyebabkan proses NPD perlu dirancang untuk dapat secara spesifik memenuhi kebutuhan organisasi tersebut. Penelitian ini dibuat untuk memodelkan perancangan proses NPD yang ditujukan untuk technology-based SME. Fokus pada technology-based SME adalah karena kontribusi SME yang signifikan terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, serta adanya sumberdaya yang kurang memadai yang menjadi tantangan bagi organisasi technology-based.
Penelitian ini memasukkan tiga aspek penting perancangan proses NPD ke dalam suatu model, dengan memperhatikan hal yang diperlukan dalam perancangan proses NPD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah literatur, wawancara, serta studi kasus. Setelah menganalisis fenomena dan menentukan tujuan penelitian, dilakukan pembangunan model berdasarkan studi literatur. Hasil dari studi literatur adalah bahwa terdapat tiga aspek yang diperlukan dalam merancang proses NPD, yaitu metode perancangan proses NPD, fokus proses, dan representasi proses. Fokus proses adalah perancangan proses NPD berbasis hybrid agile – stage-gate. Selanjutnya dilakukan verifikasi dengan wawancara. Untuk mendapatkan validasi empiris, maka dilakukan studi kasus. Model diimplementasikan pada sebelas project NPD dengan produk yang beragam. Perancangan proses NPD mengikuti prosedur yang dibuat berdasar model yang dikembangkan. Proses NPD rancangan kemudian dievaluasi dengan melakukan perbandingan dengan proses NPD yang saat ini dilakukan pada project tersebut.
Hasil dari implementasi model adalah rekomendasi proses NPD pada technology-based SME. Proses NPD ini dibuat dengan mempertimbangkan risiko, menganalisis aktivitas, menentukan karakteristik iterasi dan tinjauan, menganalisis aspek implementasi hybrid agile – stage-gate, kemudian direpresentasikan sebagai sebuah proses NPD. Risiko utama yang bervariasi pada setiap project, beberapa project menghadapi risiko market, beberapa menghadapi risiko operasional dan teknis, schedule dan supplier. Karakter utama proses yang berhasil dirancang diantaranya adalah penekanan pada aspek supply, pada design yang berbiaya produksi rendah, pada analisis stakeholder, pada feedback pengguna, dan pada analisis industrial design.
Secara keseluruhan, studi ini menghasilkan sebuah model perancangan proses NPD yang dapat membantu organisasi merancang proses NPD yang relevan dengan situasi yang dihadapinya. Model ini perlu dipandang bukan hanya sebagai cara untuk memperoleh dokumen ‘prosedur’ proses NPD; namun sebagai sebuah sarana memperoleh rancangan proses NPD untuk mendukung keberhasilan pengembangan produk.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhytia Bayu Wijaya
"Penggunaan internet pada saat ini semakin meningkat setiap tahunnya. Hampir setiap orang membutuhkan internet dalam mengerjakan tugas - tugasnya. Dengan adanya internet, pengiriman data dan informasi menjadi sangat cepat, dan tidak membutuhkan orang tersebut untuk berada ditempat data tersebut akan dikirimkan. Hal ini lah yang menjadi dasar penilitian Internet - Based Robot Manipulation (I-RoMan). I-RoMan merupakan suatu sistem yang dapat mengontrol suatu manipulator berbasiskan web. I-RoMan dapat melihat kondisi manipulator secara real - time dengan menggunakan dua webcam. Dengan adanya tampilan webcam tersebut, pengguna dapat langsung menentuka titik tujuan dari manipulator. Penentuan posisi manipulator melalui web, dilakukan dengan menggunakan metode penanganan objek yang dimiliki javascript yaitu, Document Objek Model. Dari penggunaan DOM tersebut terhadap mode Inverse kInematik, terlihat berjalan dengan baik di tiga browser yang diuji-cobakan.

The use of internet has increased more and more nowadays. Almost every person needs the availability of internet to exercise their tasks and assignments. With this availability, any dispatch of data and information has become easier and faster in the same time which doesn't require people to handle the problem in the spot. This what became the background of this I ROMAN research. I ROMAN is a system controlling a manipulator based on website. I ROMAN can see the manipulator's condition in real ' time using two webcams. With the appearance of those two webcams, user can directly determine the destination point from the manipulator. The appointment of destination point conducted from website, is done by using object oriented method of javascript called DOM. The DOM used in inverse kinematic method works properly in the three experimented browsers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50802
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ghazali, aurhor
"Peningkatan pembangunan infrastruktur yang cukup signifikan berbanding lurus dengan peningkatan angka kecelakaan di sektor konstruksi sehingga menjadikannya salah satu sektor yang paling rawan kecelakaan dibandingkan sektor lainnya. Artinya, audit keselamatan konstruksi yang ada belum efektif dalam mencegah kecelakaan. Biasanya, audit hanya dilakukan pada tahap konstruksi dan jarang dilakukan pada tahap desain. Menurut teori Szymberski, tindakan yang dilakukan pada tahap desain lebih berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecelakaan dibandingkan tindakan yang dilakukan pada tahap konstruksi. Untuk itu diperlukan model audit keselamatan konstruksi yang terintegrasi tahap perancangan dan pembangunan. Penelitian ini mengusulkan penerapan metode Business Process Model and Notation (BPMN) sebagai kerangka kerja untuk visualisasi dan strukturisasi proses audit. Melalui analisis literatur dan studi lapangan, proses kritis dalam audit keselamatan konstruksi direpresentasikan dalam diagram BPMN. Pengembangan model ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi stakeholder, sehingga audit keselamatan konstruksi dapat efektif dalam mitigasi risiko kecelakaan konstruksi.

The significant increase in infrastructure development is directly proportional to the increase in the number of accidents in the construction sector, making it one of the most accident-prone sectors compared to other sectors. This means that existing construction safety audits have not been effective in preventing accidents. Usually, audits are only conducted at the construction stage and rarely at the design stage. According to Szymberski's theory, actions taken at the design stage have a more significant effect on the occurrence of accidents than actions taken at the construction stage. Therefore, a construction safety audit model that integrates the design and construction stages is needed. This research proposes the application of the Business Process Model and Notation (BPMN) method as a framework for visualizing and structuring the audit process. Through literature analysis and field study, the critical processes in construction safety audit are represented in BPMN diagram. The development of this model is expected to provide clear guidance to improve stakeholder communication and collaboration, so that construction safety audits can be effective in mitigating construction accident risks."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Hashimoto
"ABSTRAK
Pemanfaatan limbah industri biodiesel di Indonesia masih terbatas karena nilai ekonomi dari limbah gliserol yang rendah dan membutuhkan proses purifikasi. Pada penelitian ini limbah gliserol (crude gliserol) dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan poliuretan adhesive. Gliserol direaksikan dengan phthalic anhydride dan asam oleat untuk menjadi poliol. Poliol yang didapat kemudian disintesis menjadi poliuretan adhesive dengan mereaksikan nya dengan isosianat Polymeric Methylene Diphenyl Diisocyanate (PMDI). Crude gliserol divariasikan dengan gliserin teknis untuk mendapatkan lima variasi konsentrasi poliol. Uji lap- shear strength dan tensile test dilakukan dengan menggunakan alat uji mekanik yang telah dirancang oleh penulis untuk untuk melihat apakah performa poliuretan adhesive cukup bagus sehingga dapat mendekati performa poliuretan adhesive komersil. Hasil yang didapatkan, semakin tinggi konsentrasi gliserin teknis yang digunakan, kekuatan mekanik yang dihasilkan semakin besar. Waktu curing yang optimal terjadi pada waktu tiga hari. PU-2, PU-3, PU-4 dan PU-5 mampu mengungguli performa PU adhesive komersil dari segi kekuatan tarik. Perlakuan pemberian asam&basa dilakukan untuk melihat chemical resistance dari adhesive. Hasil yang didapatkan kekuatan mekanik adhesive mengalami penurunan setelah pemberian asam&basa dilakukan. Pada perlakuan basa, kekuatan mekanik adhesive yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pada perlakuan pemberian asam.

ABSTRACT
Low market price of crude glycerol in Indonesia is caused by low utilization of biodiesel industrial waste because it needs a purification process. The research will use crude glycerol, oleic acid, and phthalic anhydride to make a polyol. The polyol is used for making polyurethane adhesive by reacting it with Polymeric Methylene Diphenyl Diisocyanate (PMDI). In this research, crude glycerol is varied with glycerin tech to produce five variations of polyol. Lap shear-strength and tensile test is done to test the mechanical strength of polyurethane wood adhesive whether it could give the excellent adhesion, hence it could approach the performance of commercial polyurethane adhesive. The result tells us PU-5 adhesive gives the highest mechanical strength. The optimum curing time occurs in day 3. PU-2, PU-3, PU-4 and PU-5 able to surpass the mechanical strength of commercial PU adhesive in tensile strength form. Adhesive system is immersed in acid and base solution to test the chemical resistance of adhesive. After acid and base treatment, the mechanical strength of adhesive was decreasing. In base treatment, the mechanical strength of adhesive is lower than in acid treatment."
2016
S63404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Raymond Lawang
"Deep Eutectic Solvent (DES) merupakan gabungan Hydrogen Bond Acceptor (HBA) dan Hydrogen Bond Donor (HBD) yang memiliki potensi sebagai alternatif absorben CO2 pada pemrosesan natural gas dibandingkan dengan pelarut konvensional, seperti alkanoamin dan ionic liquid. Berdasarkan eksperimen, DES terbukti memiliki kemampuan menangkap CO2 yang sangat baik. DES dapat diklasifikasikan menjadi DES hidrofobik dan hidrofilik berdasarkan ketertarikannya terhadap air. Penelitian ini menggunakan DES hidrofobik untuk meminimalisasi penyerapan air yang dapat menurunkan kemampuan DES dalam menyerap CO2 sehingga mempermudah proses regenerasi DES berbasis pemisahan flash. Modeling dilakukan untuk membuktikan kemampuan DES dalam menyerap CO2 berdasarkan prediksi oleh model termodinamika modified Peng-Robinson EOS dengan pembuatan model kesetimbangan gas-cair (VLE) DES-CO2. Selain itu, dilakukan juga simulasi menggunakan Aspen Plus yang berbasis absorpsi fisika model ekuilibrium serta regenerasi DES berbasis flash system yang dioptimasi dan divalidasi berdasarkan data eksperimental dengan nilai % rata-rata relatif deviasi absolut (AARD) berkisar antara 0,993% hingga 1,151%. Kemudian, diperoleh profil kelarutan CO2 dalam DES saat absorpsi yang menurun dan profil recovery CO2 dalam DES saat regenerasi yang meningkat seiring terjadinya peningkatan laju alir umpan DES. Hasil menunjukan DES yang mengandung CO2 dapat diregenerasi hingga mencapai kemurnian 99,9%.

Deep Eutectic Solvent (DES) is a combination of a Hydrogen Bond Acceptor (HBA) and a Hydrogen Bond Donor (HBD), showing potential as an alternative CO2 absorbent in natural gas processing compared to conventional solvents such as alkanolamines and ionic liquids. Experimental studies have demonstrated that DES possesses an excellent CO2 capture capability. DES can be classified into hydrophobic and hydrophilic DES based on their affinity for water. This research utilizes hydrophobic DES to minimize water absorption into DES, which can reduce the CO2 absorption efficiency of DES, thus facilitating the regeneration process of DES based on flash separation. Modelling is conducted to verify the CO2 absorption capability of DES, as predicted by the modified Peng-Robinson EOS thermodynamic model. This involves creating a VLE (Vapor-Liquid Equilibrium) model for DES-CO2. In addition, simulation is also conducted using Aspen Plus based on a physical absorption equilibrium model. The regeneration of DES is based on an optimized flash system, validated against experimental data with an average absolute relative deviation ranging from 0.993% to 1.151%. The results indicate that the CO2 solubility profile in DES during absorption decreases, and the CO2 recovery profile in DES during regeneration increases with the increasing feed flow rate of DES. The findings show that DES containing CO2 can be regenerated to achieve a purity of 99.9%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>