Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zairin Noor
"Buddisme lebih dipandang sebagai filsafat, suatu usaha manusia dengan akalnya untuk mencari kedamaian dengan rumusan-rumusan yang sistematis mengenai sebab dan akibat kejadian-kejadian yang dihadapi manusia di dalam hidupnya. Ajaran-ajaran Buddhisme bersumber kepada peristiwa-peristiwa dalam kehidupan yang wajar dan dapat diketahui, dimengerti oleh akal budi manusia. Pada sisi yang lain Buddhisme mengajarkan kepada penganutnya suatu pandangan tentang sifat alam semesta serta hukum-hukum dan kekuatan yang menguasainya. Memberi semangat dan memungkinkan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan tertinggi dari setiap makhluk hidup yaitu kebahagiaan, pembebasan. Dari sisi ini Buddhisme adalah sebagai suatu ajaran yang memberikan bimbingan kepada manusia dan memberikan pandangan hidup maka disebutlah ajaran-ajaran ini sebagai suatu agama. Tujuan Buddhisme pada akhirnya bukan kembali kepada yang asal, dan memang Buddhisme tidak berbicara tentang asal dari sesuatu. Tujuan hidup adalah mencapai nirwunu (nirvana dalam bhs. Sansekerta; nibhana dalam bhs. Pali). Secara harfiah nirawana berarti pemadaman. Dari terjemahan nirwana yang sangat sederhana ini muncul anggapan bahwa pemadaman yang diajarkan Buddhisme bersifat keseluruhan, suatu pemadaman yang total, pemusnahan segala kehendak. Masuk dalam nirvana adalah perceraian dari dunia ini dengan segala pengertiannya, sehingga apapun usaha untuk menggambarkan nirwana mengalami ketidakpuasan. Berbekal dari ketidakpuasan akan pengertian nirwana maka perlu menghampiri term-term yang menjadi pokok-pokok dari pemikiran ataupun ajaran dari Buddhisme. Buddhisme dikenal dengan pokok ajarannya Empat Kebenarun Afulia, yaitu : dukkha, (penderitaan), samudya (penyebab duka), nirodha (terhentinya dukkha), dan mugga (jalan menuju terhentinya dukkha). Empat Kebenaran Mulia ini menjadi sari keseluruhan Buddhisme, baik sebagai ajaran agama maupun sebagai suatu sistem filsafat. Sebagai ajaran agama, dari Empat Kebenaran Mulia ini diperjelas dengan term-term Buddha. Kefilsafatan Buddhisme tersebut dalam Tiga Ciri Keberadaun mengenai kenyataan, yang dalam term-term Buddhisme disebut : unnicu (tidak kekal), dukkhu (tidak memuaskan, penderitaan), dan annata (tidak berinti, tidak ada jiwa).Suatu perbuatan menimbulkan akibat, dan akibat ini merupakan sebab lain yang menghasilkan akibat yang lain, dan begitu seterusnya, dan inilah yang dinamai kamma atau karma, biasa disebut pula hukum sebab akibat. Keadaan sekarang merupakan sebab dari keadaan masa lalu. Manusia sekarang memiliki efek untuk keberadaan manusia akan datang, sehingga kebahagiaannya maupun kesengsaraanya ditentukan oleh dirinya sendiri. Tidak ada di alam dunia ini yang tidak tercakup di dalatn hukum sebab akibat, sehingga adanya suatu saling ketergantungan satu sama lain dalam suatu kondisi. Dalam Buddhisme dengan berpangkal dari saling ketergantungan ini, maka adalah dunia yang dengan ciri keberadaannya dengan sifa fana (anicca), penderitaan (dukkha) dan tanpa jiwa (anatta).Puncak dari segala keberadaan itu adalah dengan mencapai tujuan penghabisan, itulah dinamakan nirwana. Nirwana bukanlah asal dari segala sesuatu, melainkan keadaan yang tanpa bentuk yang menjadi tujuan. Tuhan dalam konteks Buddhisme tidak lain adalah Nirwana, tujuan terakhir yang harus dicapai, hapusnya sesuatu yang selalu menjadi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T37359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
Jakarta: Indira , 1988
294.342 IKE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
Jakarta: Dian, 1990
294.3 IKE ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
Tokyo: Kodansha International, 1982
294.342 IKE l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ikeda, Daisaku, 1928-
New Delhi: Eternal Ganges, 2006
294.342 IKE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jatayu Jiwanda M
"Pemaknaan penderitaan sebagai realitas kehidupan adalah momen yang dapat kita temukan dalam pemikiran Buddhisme. Latar belakang pemikiran buddhisme baik secara ontologis, epistemologis dan aksiologis terhadap pemaknaan realitas kehidupan inilah menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan fenomenologi-hermeneutis dalam menganalisa konsep Dukkha. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan penderitaan sebagai pemaknaan realitas kehidupan, hal tersebut memberikan relevansi terhadap kehidupan manusia. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman terhadap penderitaan (dukkha) yang tidak hanya dipahami sebagai konsepsi semata melainkan bentuk penghayatan dari pengalaman-pengalaman hidup Siddhatta Gautama. Sang Buddha melihat kondisi kehidupan manusia dan proses kehidupan yang berjalan terus menerus.

The meaning of Suffering as a reality of life is the moment where we can found in the thought of buddhism. The basic reason of the thought view as well as ontological, epistemological and axiological of the meaning of Buddhism become a basic in this research.This research uses the descriptive analysis and hermeneutic phenomenology method to analyze the concept of dukkha. The purpose of this study is to explain suffering as a meaning of life, which give a relevance to human life. The result of this study is an understanding of suffering that is not only understood as concept merely, although as a form contemplation Siddhatta Gautama. Buddha’s view is human condition and processes of life always continuous."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapardi
"Terdapat hal yang menarik dalam dunia filsafat, tidak ada sesuatu pun yang dapat memperoleh suatu jawaban yang memuaskan. Filsafat tidaklah menjawab, tetapi mengarahkan kepada pemikiran yang lebih mendalam terhadap sesuatu. Terhadap dunia manusia, para filsuf telah banyak memberikan pemikirannya. Sejak Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Rene Descartes hingga kepada filsuf eksistensialis, seperti Heidegger, Sartre maupun yang lain, juga belum dapat memberikan kepuasan dalam mengungkap manusia, termasuk dialamnya kebebasan. Manusia selalu berusaha untuk mencari hakikat yang paling benar, tetapi selalu kekurangan yang dihadapi.
Kajian pokok yang penulis bahas dalam Tesis ini adalah Kebebasan Dalam Pandangan Buddhisme Suatu Telaah Filosofis. Kelahiran demi kelahiran terus berlangsung dan tidak hentinya. Penderitaan dijalani sebagai konsekwensinya dari kelahiran dan kematian. Penderitaan sebagai proses dinamika kehidupan manusia dalam pandangan Buddhisme. Untuk menyingkapi hal tersebut maka kebebasan sebagai alat yang dipergunakan untuk analisanya sehingga dapat dipahami proses kehidupan manusia dalam mencapai tujuan. Selanjutnya adalah esensi manusia yang hakekatnya mengalami penderitaan.
Kajian terhadap manusia dipaparkan kedalam berbagai pokok permasalahan. Untuk memahami hakekat kebebasan dari sudut pandang Buddhisme, maka dalam memahami manusia harus dipandang dari berbagai aspek. Aspek-aspek dimaksud saling keterkaitan dan tidak dapat terpisahkan.
Agar sejalan dengan tujuan dan kegunaan penelitian maka pemikiran awal dirumuskan tentang sejarah perkembangan Buddhisme. Refleksi sejarah mencerminkan pemikiran Buddhisme terhadap segala hal yang akan menjadi acuan. Tahap selanjutnya tentang pandangan Buddhisme terhadap manusia, yang menyangkut alam semesta, alam-alam kehidupan, hakekat manusia, roda kehidupan dan kedudukan manusia.
Kajian selanjutnya diarahkan kepada pemikiran yang lebih mahuk kedalam esensi manusia. Dimensi kebebasan untuk memberikan arah dan tujuan yang seharusnya manusia pergunakan. Adanya rintangan batin yang menjadi momok dalam kehidupan untuk mencapai kesempurnaan. Pandangan terang yang harus dilatih dalam kehidupan melalui meditasi. Kebebasan mutlak sebagai tujuan akhir dari kehidupan. Esensi dari kelahiran mahluk menurut Buddhisme adalah kondisi yang menderita sebagai konsekwensinya. Dalam hal ini harus dipahami secara baik, sehingga untuk mencapai tujuan akhir maka manusia harus menghindari Dua Hal Ekstrim dan melaksanakan Jalan Tengah. Kesempurnaan sebagai akhir tujuan dari kehidupan.
Dalam menyampaikan kajian-kajian tersebut diatas, perlu diketahui bahwa pemikiran dari filsuf-filsuf lain juga dipergunakan. Pemikiran-pemikiran tersebut dipergunakan baik sebagai komparasi maupun lainnya. Sehingga akan dapat diperoleh keterpaduan dalam penulisan ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggi Tjetje
"Tujuan penulisan Pandangan Buddhisme tentang Dimensi Ketuhanan adalah untuk melenyapkan kesalahpahaman terhadap Buddhisme dalam kaitannya dengan masalah Ketuhanan melalui pendekatan fenomenologis dengan cara melakukan penelitian kepustakaan. Buddhisme mengenal adanya Nirvana sebagai Kebijaksanaan Tertinggi yang mempunyai aspek positif dan negatif, tidak berpribadi, bukan merupakan akibat, bukan kematian atau surga, dan bukan alam. Hanya manusia yang dapat mencapai Nirvana. Fokus utama Buddhisme bukanlah Tuhan Pencipta yang transenden terpisah dari manusia dan alam semesta. Tujuan Buddhisme adalah pembebasan dari lingkaran samsara, sehingga tercapai kebahagiaan sejati yang bersifat mutlak sebagai tujuan terakhir. Jalan menuju Nirvana adalah moralitas untuk mendisiplinkan perilaku, mental, dan perasaan. Walaupun dari segi kemutlakan dan transendensinya serta aspek-aspek lain, Nirvana mirip atau analog dengan Tuhan dalam agama-agama lain, namun Buddhisme tidak memandangnya sebagai pribadi yang kepadanya makhluk hidup memanjatkan doa, permohonan dan menggantungkan hidupnya. Buddhisme berbeda dari agama-agama yang ada, dan mengandung dimensi religius yang konsepnya berbeda dengan agama-agama lain yang ada."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S16006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ho, Nam-jin
Korea, Seoul: Seoul daehakgyo chul p-an bu, 2005
KOR 294.305 19 HON s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hesse, Hermann
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
833.9 HES s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>