Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendrata Krisna Limadharma
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
T38087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ariasari
"Setelah diperkenalkannya ekonomi uang dalam masa Raffles, walau kemudian mengalami kegagalan. pemerintah kolonial mulai merasakan bahwa diperlukan sebuah bank untuk mengatur akumulasi modal dan perdagangan, pada sebuah tanah jajahan. Untuk tidak mengulangi kegagalan yang dialami pada masa Raffles. didirikan NHM, yang di Indonesia juga berfungsi sebagai sebuah bank perta_nian, yang memberikan, pinjaman untuk memperlancar usaha perke_bunan. Dengan modal bersama antara NHM dan Pemerintah Hindia Belanda, kemudian berdiri sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai sebuah bank sirkulasi dan bank pemberi kredit yang se_paruh modalnya adalah milik sebuah perusahaan swasta. NHM sebagai pemegang hak monopoli dagang pada masa Tanam Paksa, mempunyai kepentingan yang besar dalam pengakumulasian modal di Indonesia, oleh karena itulah. dirasakan perlu untuk mempunyai sebagian modal yang ada pada De Javache bank untuk tetap melancarkan investasi yang dilaksanakannya di Indonesia. Permasalahannya adalah bagaimanakah bank baru ini kemudian menjalankan fungsinya untuk mengernbangkan modal dalam usaha tanaman ekspor. yang lalu di pasar an Eropa. Bank ini kemudian memberikan pinjaman pada pengusaha yang terlibat dalam usaha penanaman tanaman ekspor tersebut. Disamping untuk memenuhi kebutuhan usaha penanaman. Pinjaman itu iuga djperlukan untuk pernbayaran upah buruh tani serta untuk pembayaran pekerjaan bebas seperti pengangkutan dengan gerobak dan lain sebagainya. Jadi akibat diperkenalkannya ekonomi uang untuk pembayaran upah, secara tidak langsung bank ini telah ikut serta dalam menunjang kehidupan masyarakat sehubungan dengan kondisi sosial ekonomi mereka. nampak sistem, Tanam Paksa yang sangat berpengaruh pada_ struktur sosial ekonominya ialah bahwa sistern ini hanya merupakan suatu intensifikasi sistem produksi prakapitalis, sehingga tidak mampu menciptakan kekuatan-kekuatan yang melahirkan pertumbuhan ekonorni dengan perkembangan kapitalismenya. Sistem Tanam Paksa menciptakan usaha pertanian yang padat karya pada pihak pribumi, serta usaha industri pertanian yang padat modal pada pihak pengu_saha Eropa atau asing lainnya. Dalam masa paruh terakhir pelaksanaan Sistem Tanam Paksa, yaitu antara tahun 1850-1870. juga terdapat suatu proses timbal balik antara pertumbuhan ekonomi kerajaan Belanda dengan perge_seran dari kapitalisme komersiai ke kapitalisme industri pada satu pihak dan perkembangan politik liberal di pihak lain. Hubungan De Javasche Bank dalam sebuah sistern perekonomian yang kapitalistik dengan sebuah perusahaan besar yang lainnya seperti NHM dan onderneming yang juga terdapat pada periode ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Bagas Kresno Fathurrachman
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab apakah terdapat dampak jangka panjang dari pendudukan bangsa Eropa terhadap pembangunan regional di Pulau Jawa. Untuk menjelaskan dampak jangka panjang tersebut, jalur yang difokuskan di penelitian ini adalah transfer teknologi. Transfer teknologi dari bangsa Eropa yang terjadi di Pulau Jawa dapat digambarkan oleh penerapan tanam paksa cultuurstelsel. Metode yang digunakan adalah Pooled OLS dan Instrumental Variables IV. Estimasi dengan tingkat kesuburan jenis tanah sebagai instrumen dan variabel geografi sebagai kontrol memperlihatkan adanya asosiasi positif antara kota/kabupaten yang terkena penerapan tanam paksa dengan PDRB per kapita. Di samping itu, penerapan tanam paksa memiliki asosiasi negatif dengan ketimpangan dan kemiskinan meskipun tidak signifikan.

This paper tries to answer whether there is long term effect of European settlement on regional development in Java. To explain the long term effect, one of many channels is focused in this paper that is technology transfer. Technology transfer from European in Java may be represented by the cultivation system cultuurstelsel. This paper uses Pooled OLS and Instrumental Variable IV method to estimate these effect. Estimation using soil type fertility as instrument and geographical characteristics as control variables found that cities that experienced cultuurstelsel have significantly higher GDRP per capita. In addition, cities with cultuurstelsel may have lower inequality and poverty but insignificant effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niel, Robert Van
Jakarta: LP3ES, 2003
959.8 Nie s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Hamsal
"Tingginya minat masyarakat dalam mengkonsumsi kopi telah mengangkat kopi flores sebagai salah satu kopi unggulan yang diminati masyarakat."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2020
330 ASCSM 48 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soputan, Nico
"ABSTRAK
Pemikiran rasional sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi pembangunan pertanian di desa-desa. Tetapi bagi sumber daya lahan tidaklah selamanya demikian. Pengolahan lahan yang intensif dengan tujuan meningkatkan hasil semaksimal mungkin dan perluasan tanah pertanian ke daerah-daerah bergunung dan curam akan dapat menimbulkan dampak lingkungan yang sangat bebahaya.
Peningkatan dan perkembangan usaha pertanian cengkeh di Minahasa dinilai merupakan sumber potensial yang telah menciptakan daerah-daerah yang tanahnya sedang berada dalam ancaman bahaya erosi yang sangat dahsyat, yaitu tanah longsor. Tanah pertanian bukan hanya meluas ke daerah-daerah yang tidak cocok dengan sistem pertanian tradisional tapi telah meluas sampai pada perombakan hutan negara,
Penduduk desa Tamoelang adalah salah satu desa di Kecamatan T ompasobaru kabupaten Minahasa yang sangat menonjol dalam perombakan hutan negara untuk dijadikan tanah pertanian. Perombakan hutan pada mulanya dilakukan secara diam-diam tapi pada tahun-tahun 1970-an telah dilakukan secara terbuka dan berani. Pada tahun 1980-an diperkirakan bahwa sebagian besar dari petani telah mempunyai tanah pertanian di kawasan hutan negara ini. Masalah yang menonjol dari usaha pertanian di kawasan hutan negara ini, yaitu semangat yang tinggi dari petani dalam menginvestasi modal dan tenaga, kendati tidak ada hak pemilikan tanah pertanian secara hukum. Sejak tahun 1980 telah dilakukan berbagai usaha dari pemerintah agar seluruh petani segera meninggalkan kebun itu tapi masih terus mengalami kegagalan.
Kegagalan usaha pemerintah untuk meniadakan kegiatan pertanian di kawasan hutan negara seperti yang dikatakan di atas ini, diduga berasal dari: (1) kemampuan petani secara berkesinambungan dengan berpikir rasional situasional untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang memungkinkan kegiatan pertanian di kawasan hutan negara itu terus berlangsung dan (2) hubungan yang "baik" di antara petugas dan petani. Tulisan ini mencoba menguraikan hal-hal yang menyangkut : (1) pengetahuan petani tentang usaha pertanian cengkeh di hutan negara; (2) usaha pertanian kacang.merah (brenebon), jagung dan usaha lain di luar usaha pertanin; (3) berabgai situasi yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan pertanian tersebut di dalam hutan negara; dan (4) pengaruh kegiatan-kegiatan itu pada lingkungan fisik. Hal-hal ini diharapkan bermanfaat untuk diinformasikan kepada penyusun dan penyelenggara program pembangunan desa."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenas, Jessy
Jakarta: Institut Seni Budaya Sulawesi Utara, 2007
959.8 JES s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Seniti Prawira
"Penelitian ini mempelajari posisi perempuan petani kopi dalam menjalankan kerja reproduksi sosial dan produksi kopi. Studi ini bertujuan untuk memperlihatkan kerja perempuan yang seringkali tidak terlihat dan dihargai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan menggunakan kerangka teori ekonomi politik feminis, dan teori akses dengan perspektif feminis sebagai lensa analisis. Hasil penelitian menujukan kehidupan perempuan petani kopi di Desa Tribudisyukur tidak dapat dilepaskan dari kesehariannya melakukan kerja reproduksi sosial dan produksi kopi. Kerja perempuan dalam reproduksi sosial di ranah keluarga inti, keluarga besar dan komunitas memiliki kontribusi yang signifikan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan sistem produksi kopi. Untuk menjalankan kerja tersebut, relasi perempuan petani kopi dengan sesama perempuan serta keanggotannya dalam organisasi membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan reproduksi sosial. Selain itu, perempuan memiliki strategi dan negosiasinya untuk menjalankan kerja reproduksi sosial di keseharian mereka. Dalam menjalankan sistem produksi kopi, perempuan membutuhkan akses atas lahan, modal, dan pasar. Akan tetapi, akses mereka atas sistem produksi kopi sangat dipengaruhi oleh dinamika relasi kuasa dari berbagai lapisan relasi sosial. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan produksi kopi tidak dapat berjalan tanpa kerja reproduksi sosial yang dikerjakan perempuan petani kopi di keseharian mereka. Penelitian ini merekomendasikan agar perempuan petani kopi diposisikan sebagai subjek dalam pengambilan keputusan dalam kebijakan terkait produksi kopi.

This research examines how women farmers do social work and coffee production. This research aims to show the work of women who are often not seen and appreciated. This study uses a qualitative approach and uses a feminist political economy theory framework and access theory with a feminist perspective as the lens of analysis. The results showed that the lives of the women coffee farmers in Tribudisyukur Village were inseparable from their daily social reproduction and coffee production activities. The role of women in social groups in the realm of the nuclear family, extended family, and society has a significant contribution to the coffee production systems sustainability. The relations of women coffee farmers with other women and their membership in organizations help them meet social reproduction needs to carry out this work. Also, women have strategies and negotiations to carry out social reproduction work in everyday life. In running a coffee production system, women need access to land, capital, and markets. However, their access to the coffee production system is very reliable by the dynamics of power relations from various layers of social relations. This studys conclusions indicate that coffee production cannot be carried out without women coffee farmers social reproduction work in their daily lives. This study aims to position women, coffee farmers, as subjects in making decisions related to coffee production."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Hidayat
"Penelitian ini dilakukan di awal tahun 2020 hingga pertengahan 2021 yang juga bertepatan pada masa pandemi Covid-19. Berkenaan denganisu kemiskinan dan proses pengembangan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani kopi di Desa Mekarwangi. Sejak tahun 2000-an, masyarakat Desa Mekarwangi diperkenalkan kepada tanaman kopi yang cocok dan memiliki potensi besar untuk ditanam dan dikembangkan pada lingkungan mereka yang diperkenalkan oleh pemerintahan setempat pada saat itu. Hingga saat ini pertanian tersebut dapat tumbuh dan membudaya hingga kini. Penelitian ini mengungkap kondisi mereka yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani kopi dan beberapa diantara mereka juga menanam sayuran. Daya saing pasar kopi di Indonesia juga semakin ketat saat ini, namun tidak berbanding lurus dengan kondisi kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling dengan sasaran utama adalah petani dan pihak koperasi. Penelitian ini lakukan studi literatur, wawancara mendalam, dan observasi di Desa Mekarwangi sebagai teknik pengumpulan datanya. Untuk meningkatkan kualitas penelitian, dilakukan triangulasi kepada petani, kepala koperasi dan processor salah satu coffee shop. Hasil penelitian ini menguungkapkan komunitas petani kopi Desa Mekarwangi telah menerima beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan juga organisasi non pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan industri kopinya. Setelah beberapa program berupaya mengintervensi komunitas tersebut, hasil yang didapatkan akan program tersebut kurang memuaskan komunitas petani kopi Desa Mekarwangi, sehingga terkadang mereka harus membantu satu dengan yang lainnya untuk dapat bertahan bersama menghadapi masalah yang mereka temukan.

This research conducted in early 2020 to mid-2021 which also coincided with pandemic Covid-19. Linked with poverty issues and the process of developing people who make a living as coffee farmers in Mekarwangi Village. Since the 2000s, the people of Mekarwangi Village have been introduced to coffee plants that are suitable and have great potential to be planted and developed in their environment (Mekarwangi Village), which was introduced by the local government at that time. Until recently, the agriculture can grow and become a culture.This study using a qualitative descriptive research type. The informant selection technique used was purposive sampling with farmers and cooperatives as its targets. This study did literature studies, in-depth interviews, and observations in Mekarwangi Village as data collection techniques. To improve the quality of research, triangulation was carried out on farmers, heads of cooperatives and processors of one coffee shop. This study reveals the condition of those who have a main job as coffee farmers and some of them also grow vegetables. The competitiveness of the coffee market in Indonesia is also getting tighter nowadays, but it is not directly proportional to the condition of their welfare. The results of this study reveal that the coffee farming community of Mekarwangi Village has been given several efforts made by the government and also non-governmental organizations to improve their welfare with the coffee industry. After several programs attempted to intervene in the community, the results obtained from the program were not satisfactory for the coffee farming community of Mekarwangi Village. In results, sometimes they had to help each other to survive together in facing the problems they found."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>