Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5423 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Komang Ayu Astiti
"Menurut Sulasilah Kutai, Kutai Lama merupakan pusat Kerajaan Kutai sejak tahun 1300 (abad XIII) dengan raja pertama Aji Batara Agung Dewa Sakti sampai pada masa pemerintahan Pangeran Aji Dipati Tua yaitu sekitar tahun 1732 (abad XVII). Pusat kerajaan dipindahkan Iebih ke hulu Sungai Mahakam yaitu ke Pemarangan (Jembayan) disebabkan Kutai Lama sudah tidak aman lagi karena adanya serangan perampok Lanun Solok. Pada tahun 1782 yaitu masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Muslihuddin pusat kerajaan di Jembayan dianggap tidak sesuai untuk pusat kerajaan sehingga dipindahkan ke Tangga Arung (Tenggarong). Kutai Lama secara administratif adalah sebuah desa di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, dan secara astronomis terletak pada koordinat 00°33'59"" lintang selatan dan 117'18'50,6"" bujur timur.
Dari hasil rekonstruksi diketahui, komponen pusat kerajaan yang terdapat di Kutai Lama mengikuti morfologi kota-kota Islam di Nusantara terutama dari aspek fungsi yaitu: 1) tempat tinggal: keraton, alun-laun, purl, dan permukiman penduduk, 2).keamanan: benteng, jaringan jalan, dan dermaga, 3). ekonomi: pasar, jaringan jalan, dermaga, dan berbagai profesi, 4). Religi: masjid, alun-alun, profesi keagamaan, dan pemakaman, dan 5) fungsi rekreasi: taman Sementara itu, pola tats ruang komponen pusat kerajaan di Kutai Lama menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kehidupan politik-sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T27077
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Astiti
"Menurut Sulasilah Kutai, Kutai Lama merupakan pusat Kerajaan Kutai sejak tahun 1300 (abad XIII) dengan raja pertama Aji Batara Agung Dewa Sakti sampai pada masa pemerintahan Pangeran Aji Dipati Tua yaitu sekitar tahun 1732 (abad XVII). Pusat kerajaan dipindahkan Iebih ke hulu Sungai Mahakam yaitu ke Pemarangan (Jembayan) disebabkan Kutai Lama sudah tidak aman lagi karena adanya serangan perampok Lanun Solok. Pada tahun 1782 yaitu masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Muslihuddin pusat kerajaan di Jembayan dianggap tidak sesuai untuk pusat kerajaan sehingga dipindahkan ke Tangga Arung (Tenggarong). Kutai Lama secara administratif adalah sebuah desa di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, dan secara astronomis terletak pada koordinat 00°33'59"" lintang selatan dan 117'18'50,6"" bujur timur.
Dari hasil rekonstruksi diketahui, komponen pusat kerajaan yang terdapat di Kutai Lama mengikuti morfologi kota-kota Islam di Nusantara terutama dari aspek fungsi yaitu: 1) tempat tinggal: keraton, alun-laun, purl, dan permukiman penduduk, 2).keamanan: benteng, jaringan jalan, dan dermaga, 3). ekonomi: pasar, jaringan jalan, dermaga, dan berbagai profesi, 4). Religi: masjid, alun-alun, profesi keagamaan, dan pemakaman, dan 5) fungsi rekreasi: taman Sementara itu, pola tats ruang komponen pusat kerajaan di Kutai Lama menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kehidupan politik-sosial-ekonomi-budaya masyarakat setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T39950
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rahmawan
"Tulisan ini membahas bagaimana awal mula pemukiman di Situs Kutai Lama, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Penelusuran Ppemukiman tersebut dilihat dari tinggalan arkeologis yang diperoleh dari hasil penggalian yang dilakukan oleh Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada tahun 2007 dan 2009. Setiap situs pemukiman yang ada pada Situs Kutai Lama kemudian dilihat karakteristik temuan dan karakteristik keletakannya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu pada Situs Kutai Lama. Penelitian ini membahas pemukiman tingkat makro dan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa sisa-sisa pemukiman yang ada menunjukan perbedaan sosial dan menunjukan situs mana yang ramai didatangi oleh para pedagang dan kemudian tinggal untuk bermukim.

This article discuss about the beginning of the settlement in the Kutai Lama Site in which the settlement can be seen and observed by the artifacts, obtained from an excavation by the team of National Archaeological Research Center in 2007 and continued in 2009. Each settlement is characterized by its artifacts and locations.
The purpose of this research is to reconstruct the ancient culture in Kutai Lama Site. This settlement, in which from the excavation processes shows the difference of social or state of well-being in each site, is a macro settlement where it shows which part of it was often visited by merchants and then became a settlement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
899.221 IND s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sayekti
Jakarta: Pusat Bahasa , 2010
929 SRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Putra Wiratama
"Jurnal ilmiah ini membahas mengenai penyebaran Agama Islam di Indonesia, khususnya Kesultanan Kutai Kartanegara. Metodologi yang dipakai adalah berdasarkan metode sejarah dengan tinjauan pustaka. Kesultanan Kutai Kartanegara adalah sebuah Kerajaan tertua di Indonesia. Telah eksis dari abad ke 5, dan mempunyai cerita sejarah yang panjang, nilai historis yang tinggi dan sangat mempengaruhi perkembangan Islam di Negara Indonesia. Sebelum menganut Agama Islam, kerajaan Kutai bercorak agama Hindu dan Animisme. Berkat kerja keras Para Ulama lah raja dan masyarakat Kutai Kartanegara berubah menjadi penganut Islam.

This scientific journal/paper discusses about the spread of Islam in Indonesia, particularly in the Kingdom of Kutai Kartanegara. The methodology used in this journal is based on the historical method with literature review. The Kingdom of Kutai Kartanegara is the oldest kingdom of Indonesia. It was established on the 5th century and had a long history background along with a high historical value, therefore giving a big influence on the Islam development in Indonesia. Before embracing islam, Kingdom of Kutai had Hinduism and Animism patterns in it. The Ulemas' hard work was the reason why the king and his subjects converted to Islam.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Eka Yulian
"ABSTRAK
Tesis ini membahas proses kebangkitan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing
Martadipura. Menggunakan pendekatan penelitian etnografi. Secara mendalam
melihat bagaimana prosesnya, siapa yang membangkitkan, apa tujuannya dan apa
implikasinya. Proses kebangkitan itu kemudian dilukiskan sebagai Re-Invensi
Kesultanan yang didalamnya terdapat rekacipta tradisi. Dalam upaya
membangkitkan kesultanan, terdapat kepentingan politik dari aktor di luar
kesultanan yang bertemu dengan kepentingan kesultanan. Pasca kebangkitan
kesultanan, lembaga-lembaga adat di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten
ikut dibangkitkan. Selain itu juga muncul klaim-klaim tanah adat dengan
mengatasnamakan tanah hibah sultan baik yang dilakukan secara perorangan
maupun kelompok.

ABSTRACT
This thesis describes the revival process of Kutai Kartanegara Ing
Martadipura Sultanate. Using ethnographic research approach, this thesis provides
an in-depth explanation about the rise-up process, who revived the Sultanate, what
is the goal, and what are the implications. The process of revival was later
described as a re-invention of the Sultanate in which there is a rekacipta of
tradition. In order to revive the Sultanate, there are political interests from outside
actors that would meet the interests within the Sultanate itself. After the revival,
traditional institutions in the village, kecamatan, and kabupaten are also
resurrected along with the Sultanate. There are also claims over the customary
lands on behalf of the Sultan’s grant, coming from either individuals or groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Margiati
"ABSTRAK
Penelitian ini tentang distribusi bahasa di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan bidang kajian dialektologi. Penelitian dialektologi di Indonesia sebagaian besar masih terfokus di Pulau Jawa. Berdasarkan data, penelitian dialektologi di Pulau Kalimantan hanya sebesar 3,57 dari keseluruhan penelitian dialektologi yang pernah dilakukan. Sebagai salah satu daerah yang termasuk wilayah Kalimantan, Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang kaya akan bahasa. Kabupaten Kutai Kartanegara bukan hanya dihuni oleh suku Melayu sebagai suku asli, tetapi juga suku pendatang dari luar daerah, seperti suku Dayak, suku Jawa, suku Banjar, dan suku Bugis. Suku-suku ini hidup menyebar di setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pelacakan bahasa di setiap kecamatan untuk mengetahui distribusi bahasa yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode pupuan lapangan dengan dengan mendatangi informan secara langsung ke titik pengamatan, sedangkan metode gabungan digunakan untuk mengitung persentase dialektometri, berkas isoglos, dan interpretasi data dalam bentuk uraian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa di Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat empat bahasa, yaitu bahasa Kutai, bahasa Bugis, bahasa Jawa, dan bahasa Dayak Kenyah.

ABSTRACT
This research about distribution of language in Kutai Kartanegara district with Dialectology approach. Most of dialectology research in Indonesia is still focused in Java Island. Based on data, dialectology research in Kalimantan island only about 3,57 of dialectology research that had been done. As one of the region in Kalimantan, Kutai Kartanegara District is a region rich with many language. This district is inhabited by, not only Malay Tribe as the original tribe, but also other tribe such as Dayak, Javanese, Banjar, and Bugis. These tribes live spread out of all sub district in Kutai Kartanegara District. Because of that, to understand the distribution of language in this district, it is required to track the language in every sub district in Kutai Kartanegara District. This research use two methods. The first method is The Pupuan Lapangan Method where we come directly to the interviewees in the observation point. The second method is The Compilation Method, which we use to count the dialectometry percentage, isogloss bundle, and to interpret the data into description. This research conclude that there are four languages in the Kutai Kartanegara District, that is Kutai, Bugis, Javanese, and Dayak Kenyah."
2017
S69949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masrur
Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2022
959.83 MAS b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Loly Azyenela
"Tesis ini membahas kegagalan konstruksi Sheet-pile sebagai dinding penahan tanah fleksibel di Pelabuhan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Pelaksanaan pembangunan dimulai pada bulan Desember tahun 2009. Pada bulan Februari tahun 2010 selang masa konstruksi, sheet-pile tersebut mengalami keruntuhan dengan deformasi yang terjadi pada dinding sangat besar, serta tiang spun pile sebagai support lateral mengalami patah. Dengan memperhatikan mode keruntuhan sheet-pile berdasarkan Eurocode 7 “Geotechnical Design” dan analisa menggunakan program Plaxis 2D, kasus kegagalan sheet-pile di pelabuhan Kota Bangun ini dianalisis lebih dalam.
Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dinding sheet-pile pelabuhan Kota Bangun adalah terbentuknya sendi plastis antara balok penghubung dengan tiang spun pile, dikarenakan kurangnya ketahanan lateral dari tiang spun pile. Metode pelaksanaan konstruksi dan kelalaian dalam pemodelan juga merupakan faktor penyebab kegagalan dinding sheet-pile pelabuhan Kota Bangun.

Failure of sheet-pile as a flexible retaining wall at Port of Kota Bangun, Kutai Kartanegara East Kalimantan is presented in this thesis. The port project started on December 2009. A large scale collapse on wall and fracture on spun pile occurred on February,2010. Failure modes of sheet pile will be considered from Eurocode 7 “Geotechnical Design” and detailed design will be using program Plaxis 2D.
The results of detailed studies disclosed that the plastic hinge is formed between the beam with spun pile could be one factored of the cause of the incident. Lack of support lateral caused the failure. Method of construction and carelessness in planning also caused the failure at port of Kota Bangun.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>