Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cho, Maria Bonita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1981
S2194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Setyarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh role ambiguity terhadap perceived organizational support pada karyawan PT ABC. Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan menampilkan role ambiguity dan hal tersebut dianggap menjadi salah satu faktor yag menghambat munculnya perceived organizational support. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner Role Ambiguity (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) dan Survey of Perceived Organizational Support (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). Partisipan penelitian berjumlah 118 orang karyawan yang dipilih secara random dari empat direktorat di PT ABC.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa role ambiguity terbukti secara signifikan memengaruhi perceived organizational support (r = -,456, R2 = ,208, p < ,05). Artinya, penurunan role ambiguity dapat memunculkan terjadinya peningkatan pada perceived organizatinal support. Peneliti kemudian menyimpulkan intervensi yang tepat untuk menurunkan role ambiguity yaitu melalui pelatihan komunikasi efektif antara atasan dan bawahan.
Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan penurunan yang signifikan pada role ambiguity dan peningkatan yang signifikan pada perceived organizatinal support pada karyawan PT ABC. Dengan demikian, maka pelatihan komunikasi efektif disarankan menjadi kegiatan untuk menurunkan role ambiguity pada karyawan di PT ABC.

This study aims to determine the effect of role ambiguity on perceived organizational support in employees at PT ABC. Based on identification of organizational problems, employees indicate a role ambiguity and it is considered to be the one of factors that inhibit perceived organizational support. Role ambiguity and perceived organizational support was measured by Role Ambiguity Questionnaire (Rizzo, House & Lirtzman, 1970) and Survey of Perceived Organizational Support Questionnaire (Eisenberger, Huntington, Hutchison & Sowa, 1986). The study sample comprised of 118 employees selected randomly from four directorates at PT ABC.
Regression analysis result indicated that role ambiguity proven to significantly affect perceived organizational support (r = -,456 R2 = ,208, p < ,05). This result means that a decrease in role ambiguity causes an increase in perceived organizational support. Thus, the researcher concluded that the approriate intervention to decrease role ambiguity was through effective communication training between superior and subordinate.
The difference between pre-test and post test result demonstrated a significant decrease in role ambiguity and increase perceived organizational support in employees at PT ABC. Hence, the effective communication training should take place as a way to decrease role ambiguity of employee at PT ABC.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T43748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Febrie Sani
"Perilaku berbagi pengetahuan merupakan salah satu perilaku yang perlu ditampilkan oleh karyawan dimanapun tanpa memandang organisasi maupun profesi. Hal ini dikarenakan perilaku berbagi pengetahuan memiliki pengaruh positif terhadap penerima informasi maupun pemberi informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran efikasi diri sebagai mediator, dan kepercayaan pada tim sebagai moderator pada hubungan tidak langsung kepemimpinan yang memberdayakan dan berbagi pengetahuan melalui efikasi diri. Penelitian dilakukan menggunakan survei daring dengan teknik convenience sampling (N = 154). Hasil penelitian menunjukkan efikasi diri memediasi hubungan antara kepemimpinan yang memberdayakan dan perilaku berbagi pengetahuan. Penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan pada tim tidak memoderasi hubungan antara efikasi diri dan berbagi pengetahuan secara signifikan. Dengan demikian, kepercayaan pada tim juga tidak signifikan memoderasi interaksi kepercayaan pada tim terhadap perilaku berbagi pengetahuan melalui efikasi diri. Implikasi dari penelitian ini adalah penggunaan teori personal mastery dalam menjelaskan peran efikasi diri sebagai mediator. Secara praktis, penelitian ini memberikan saran bagi organisasi untuk meningkatkan kapasitas manajer agar dapat menampilkan gaya kepemimpinan yang memberdayakan.

Knowledge sharing is a behavior that employees must demonstrate regardless of the organization or profession. Because knowledge sharing positively influences the recipient and the giver of information. This study examines the role of self-efficacy as a mediator and team trust as a moderator in the indirect relationship of leadership that empowers and shares knowledge through self-efficacy. The study was conducted using an online survey using a convenience sampling technique (N = 154). The results show that self-efficacy mediates the relationship between empowering leadership and knowledge-sharing behavior. Research shows that team trust does not significantly moderate the relationship between self-efficacy and knowledge sharing. Thus, team trust also does not significantly moderate the interaction of team trust on knowledge sharing via self-efficacy. The implication of this research is the use of personal mastery theory in explaining the role of self-efficacy as a mediator. Practically, this research offers recommendations for organizations to improve managers' ability to demonstrate an empowering leadership style."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lestari
"ABSTRAK
Karyawan memiliki sikap komunikasi yang berperan sebagai komunikator aktif yang dapat menjadi ambasador dan pengumpul informasi untuk organisasi. Namun, sikap komunikasi karyawan tidak selalu bersifat positif. Dalam situasi krisis, sikap komunikasi karyawan memberikan dampak bagi organiasi, dimana mereka dapat membentuk pesan yang mempengaruhi reputasi di mata publik. Komunikasi internal dalam kondisi krisis diperlukan sebagai strategi menghapus kesenjangan antara organisasi dan karyawan, salah satunya menanggulangi sikap komunikasi mereka yang negatif. Komunikasi internal yang efektif dapat dibentuk dengan menggunakan strategi komunikasi simetris dua arah dan transparansi komunikasi. Selain memiliki strategi, organisasi juga harus mampu melibatkan karyawan di dalamnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan guna melihat pengaruh langsung dan tidak langsung antara komunikasi simetris dua arah dan transparansi komunikasi sebagai strategi komunikasi internal terhadap sikap komunikasi karyawan yang dihubungkan oleh keterlibatan karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaat analisis jalur pada 226 responden yang merupakan karyawan tetap PT. Pembangkitan Jawa Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi simetris dua arah secara langsung dan tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap sikap komunikasi karyawan. Sementara komunikasi transparan berpengaruh langsung secara negatif dan berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap sikap komunikasi karyawan.

ABSTRACT
Employees have communication behaviour that acts as active communicator who can be an ambassador and information seeking for organization. However, employee communication behaviour are not always positive. In a crisis situation, employee communication behaviour have impact on the organization, where they can form messages that affect reputation in the public eye. Internal communication in crisis is needed as a strategy to remove the gap between the organization and employees, which overcome their negative communication behaviour. Effective internal communication can be formed with the symmetrical two-way communication and transparent communication as strategy. In addition to having strategy, organization must also be able to engage employees in it. This research was conducted to see the direct and indirect effects between two-way symmetrical communication and transparent communication as internal communication strategy on employee communication behaviour that connected by employee engagement. This study used a quantitative approach by utilizing path analysis towards 226 respondents who are permanent employees of PT. Pembangkit Jawa Bali. The results showed that two-way symmetrical communication directly and indirectly had positive influence on employee communication behaviour. While transparent communication has direct negative effect and indirectly positive effect on employee communication behaviour."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Solagratia
"Untuk membangun hubungan yang positif dengan karyawan, perusahaan perlu memberikan dukungan dan menyediakan sumber informasi kepada karyawan. Karyawan dengan engagement yang tinggi memiliki keterikatan yang lebih besar terhadap perusahaan dan kecenderungan yang lebih rendah untuk meninggalkan perusahaan. Penelian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari information flow, information adequacy, dan interaction supportiveness sebagai dimensi dari employee communication terhadap affective commitment dengan job engagement sebagai mediasi menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Data penelitian diperoleh dari 204 karyawan milenial di seluruh Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa information flow dan interaction supportiveness memiliki pengaruh positif terhadap job engagement dan affective commitment, serta job engagement memediasi secara complementary pengaruh information flow dan interaction supportiveness terhadap affective commitment.

To develop and maintain positive relationships with employees, organizations need to provide support and resources to employees. When employees are engaged in their work, their commitment to the organization is strengthened and the likelihood of them leaving the organization decreases. This study aims to analyze the effect of dimension of employee communication that are information flow, information adequacy, and interaction supportiveness toward affective commitment and job engagement as mediator using Structural Equation Modeling (SEM) method. Research data were collected from 204 millennials employees in Indonesia. The study result showed that information flow and interaction supportiveness has a positive effect toward job engagement and affective commitment, also job engagement complementary mediating the effect of information flow and interaction supportiveness toward affective commitment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Armalia
"Afasia motorik merupakan salah satu gangguan komunikasi yang terjadi akibat stroke dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kepercayaan diri seseorang yaitu harga diri dan efikasi diri yang mana kedua hal ini merupakan bagian terpenting dari masing-masing individu dalam mencapai status sosialnya dalam berkomunikasi. Teknik restrukturisasi kognitif digunakan untuk efikasi diri dan harga diri dengan memiliki asumsi bahwa dasar restrukturisasi kognitif yaitu respon-respon perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi restrukturisasi kognitif terhadap harga diri dan efikasi diri pasien stroke dengan afasia motorik. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan desain pretest posttest nonequivalent control grup, dimana desain ini melibatkan dua kelompok yang akan diobservasi sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan pada harga diri setelah diberikan intervensi restrukturisasi kognitif dengan (pvalue= 0,001; α<0,05), dan pengaruh yang signifikan pada tingkat efikasi diri setelah diberikan intervensi dengan (pvalue= 0,001; α<0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan restruktuisasi kognitif menjadi salah satu intervensi dalam pemberian asuha keperawatan secara holistik mencakup biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual kepada pasien pasca stroke dengan afasia motorik unutk dapat menaikkan harga diri dan efikasi pada pasien untuk membantu mengolah perasaan dan keyakinan psikologis pasien pasca stroke dalam menjalani proses rehabilitasinya

Motor aphasia is one of the communication disorders that occurs due to stroke and can cause interference with one's self-confidence, namely self-esteem and self-efficacy, both of which are the most important parts of each individual in achieving their social status in communicating. Cognitive restructuring technique is used for self-efficacy and self-esteem with the assumption that the basis of cognitive restructuring is behavioral responses. This study aims to examine the effect of cognitive restructuring therapy on self-esteem and self-efficacy of stroke patients with motor aphasia. This research method uses a quasi-experimental design with a non-equivalent control group pretest posttest design approach, where this design involves two groups to be observed before and after the intervention. The results showed that there was a significant effect on self-esteem after being given a cognitive restructuring intervention with (p-value = 0.001; <0.05), and a significant effect on the level of self-efficacy after being given an intervention with (p-value = 0.001; <0.05). ). The results of this study recommend cognitive restructuring to be one of the interventions in providing holistic nursing care including biological, psychological, sociological and spiritual to post-stroke patients with motor aphasia to increase self-esteem and efficacy in patients to help process the psychological feelings and beliefs of post-stroke patients. in the process of rehabilitation"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ima
"Agregat batita bayi tiga tahun di perkotaan berisiko mengalam risiko keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa. Faktor penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan orang tua dalam stimulasi bicara dan bahasa serta faktor kesibukan dari orang tua. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk mengetahui ke efektifan intervensi stimulasi bicara dan bahasa pada tiga keluarga binaan di RW 2, Kelurahan Curug. Desain dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan 3 keluarga binaan. Hasil dari intervensi yang telah diberikan sebanyak tujuh kali kunjungan keluarga dengan stimulasi bicara dan bahasa menunjukan adanya peningkatan bicara dan bahasa pada keluarga binaan. Stimulasi bicara dan bahasa yang efektif adalah stimulasi menggunakan gambar dan kegiatan sehari-hari yang ada di lingkungan anak dan dapat di observasi secara langsung. Saran dari studi kasus ini adalah diharapkan keluarga berperan aktif untuk stimulasi bicara dan bahsa serta mempertahankan komunikasi yang intensif pada anak.

Toddler aggregate in urban area susceptible to have risk of delay in speech and language development. Main factors that caused the problem are parent rsquo;s deficiency of knowledge in the stimulation of speech and language and also parent rsquo;s busy activities. The purpose of this paper is to know the effectiveness of speech and language stimulation intervention to three assited families in RW 2, Kelurahan Curug. The design of this research is case study with 3 assisted families. The results of interventions that have been given for seven family visits with speech and language stimulation indicate an increase in speech and language in the built family. Effective speech and language stimulation is the stimulation of images and daily activities that exist in the child 39;s environment and can be observed directly. The recommendations from this case study are to do an active role in the stimulation of speech and language for the family and also maintain intensive communication in children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yangki Soeparno
"Pemerolehan bahasa yang sempurna didukung oleh dua indra yang vital, yaitu pendengaran dan penglihatan. Bila salah satu tidak dapat berfungsi dengan baik dalam hal ini pendengaran, maka proses pemerolehan bahasa tidak dapat berjalan dengan lancar. Usaha yang lebih intensif harus dilakukan. Bila anak-anak normal 'memperoleh' bahasa maka anak-anak tunarungu 'belajar' berbahasa. Kepada yang disebut terakhir ini harus disadarkan bahwa mereka hidup di alam bunyi, dan harus dilatih agar sisa pendengaran mereka dapat berfungsi maksimal. Untuk melatih dan 'belajar' berbahasa inilah ada sekolah Luar Biasa bagian B-Santi Rama-. Di Sekolah Luar Biasa Santi Rama inilah penulis mengadakan pengamatan untuk membuktikan bahwa proses pemerolehan bahasa anak-anak tunarungu tidak berjalan seperti anak_anak normal; singkatnya, terjadi penyimpangan. Anak-anak tunarungu yang penulis amati selama mengadakan penulisan skripsi tampak berusaha sungguh-sungguh, walaupun demikian, tanda-tanda khas seperti yang tertulis pada bab II dan IV sulit diatasi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Many children and adults experience significant breakdown in the use of language. The resulting pragmatic disorders present a considerable barrier to effective communication. This book is the first critical examination of the current state of our knowledge of pragmatic disorders and provides a comprehensive overview of the main concepts and theories in pragmatics. It examines the full range of pragmatic disorders that occur in children and adults and discusses how they are assessed and treated by clinicians. Louise Cummings attempts to integrate the fields of pragmatics, language pathology and cognitive science by examining the ways in which pragmatics can make a useful contribution to debates about cognitive theories of autism. The reader is encouraged to think in a critical fashion about how clinicians, experimentalists and theorists deal with pragmatic issues."
Cambrige: Cambridge University Press, 2009
e20372264
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Pathresia Marsaulina S.
"PT X merupakan perusahaan makanan terpadu (integrated company) yang saat ini telah memasuki usia 24 tahun. Perusahaan ini merupakan merger (penggabungan) dari 4 perusahaan yang memiliki beberapa bidang usaha yaitu pabrik pakan (Feedmill), pembiakan atau penetasan anak ayam umur 1 hari (Day-Old-Chicks/DOC) (Breeding & Hatchery), peternakan ayam broiler, penetasan dan pemotongan ayam. Saat ini bidang usaha tersebut tersebar di 5 wilayah besar, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, dan Lampung dan dibagi dalam unit-unit atau divisi-divisi.
Sejak tahun 2003 sampai awal tahun 2004 PT X mengalami masa-masa sulit dan kerugian operasional yang terjadi sebagai akibat dari berbagai isu sekitar avian influenza (Al) atau flu burung, melemahnya rupiah, dan naiknya harga bahan baku. Ancaman wabah tersebut akhirnya dapat diatasi pada pertengahan tahun 2004 dan mengembalikan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk unggas dari PT. X pulih kembali. Hal ini selain membangkitkan rasa percaya diri perusahaan juga mengembalikan kepercayaan para investor pada PT. X yang terlihat dari adanya penambahan investasi baru.
Dengan adanya perkembangan tersebut membuat perusahaan merencanakan mengembangkan 3 divisi baru sehingga dibutuhkan sejumlah orang dengan kemampuan yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Cara yang ditempuh untuk mengisi jabatan-jabatan baru tersebut adalah dengan merekrut tenaga baru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk jabatan tingkat staf, melakukan mutasi, dan melakukan promosi (penaikkan jabatan) untuk level senior staff untuk mengisi posisi section head (manajer lini pertama), level supervisor ke level department head (manajer tingkat menengah), dan promosi untuk level manajer lini pertama atau manajer tingkat menengah untuk mengisi jabatan division head (senior manajer).
Langkah yang telah diambil perusahaan terutama dalam hal promosi, seiring dengan berjalannya waktu, menimbulkan keluhan dan pihak manajemen. Keluhan utamanya disebabkan karena beberapa posisi division head, department head, dan section head dinilai kurang menunjukkan prestasi yang diharapkan. Beberapa orang-orang yang menduduki posisi baru tersebut temyata kurang memiliki pemahaman atas tugas dan tanggung jawabnya (responsibility dan akuntabilitas) sebagai seorang supervisor atau manajer baru, meskipun tugas dan tanggung jawab masing-masing sudah dijabarkan secara jelas dan tertulis.
Dari hasil analisa, maka ditemukan bahwa masalah yang dihadapi PT X saat ini adalah masih lemahnya kemampuan yang dimiliki oleh sumber daya manusianya terutama yang baru saja dipromosikan untuk menduduki posisi division head, department head, dan section head untuk dapat menjadi seorang supervisi yang efektif. Khususnya dalam hal ketrampilan teknis untuk dapat melaksanakan tugas operasional sehari-hari, ketrampilan interpersonal yaitu kemampuan dalam hal membina hubungan baik dengan orang lain, yang mencakup kemampuan untuk bekerja sama, memahami dan memotivasi orang lain, serta ketrampilan konseptual untuk menganalisa dan mendiagnosa situasi yang kompleks dan juga kemampuan komunikasi yang seharusnya dimiliki sebagai seorang manajer. Sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan.
Sehubungan dengan masalah yang dihadapi maka untuk mengatasinya salah satunya penulis merekomendasikan untuk melakukan program pelatihan manajemen supervisi efektif terutama dalam hal coaching dan keterampilan komunikasi yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dengan tanggung jawab yang lebih besar yang diakibatkan karena adanya promosi jabatan. Namun tidak semua kebutuhan tersebut dapat difasilitasi dalam 1 program pelatihan. Ada beberapa kebutuhan pelatihan yang harus difasilitasi melalui program-program pelatihan manajemen supervisi efektif dan kepemimpinan yang lain. Usulan materi pelatihan, metode, dan evaluasi dapat menjadi salah satu upaya dalam mengatasi rnasalah yang ada."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>