Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Yuniarti
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S2228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman C. Muchlas
"Pembacaan dekonstruktif pada teks Being and Nothingness mengakibatkan perubahan pemaknaan atas narasi yang tersurat dalam teks tersebut. Narasi implisit mengenai ketergantungan manusia akan suatu kehidupan sosial diangkat ke permukaan oleh penulis. Pengangkatan narasi itu ke permukaan serta-merta mengubah persepsi mengenai pesai dari teks Being and Nothingness yang sesungguhnya hendak memenangkan individualitas. Strategi dekonstruktif yang diambil dalam menangani teks Being and Nothingness pada penelitian ini adalah dengan membandingkan dua pendekatan Sartre ketika memandang hubungan antar manusia; pendekatan meontologi-nya dan pendekatan fenomenologi-nya, dari kedua pendekatan tersebut terlihat paradoks pada deskrpsi Sartre dalam memahami posisi Orang Lain pada teks tersebut. Orang Lain memiliki fungsi ganda, dan dalam terminologi dekonstruksi dapat digolongkan dalam undecidables, yakni bagian dari teks yang memiliki fungsi ganda dan kehadirannya mengganggu stabilitas term-term yang hendak diunggulkan oleh penulis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16049
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Sandra Mumpuni Winali
"ABSTRAK Dalam pendidikan, anak perempuan berbakat harus berjuang melewati berbagai tantangan untuk bisa mengembangkan potensi terbaiknya. Untuk itu mereka harus memiliki ketangguhan agar terus dapat maju mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tesis ini membahas mengenai pengaruh gender practice guru dan pola asuh orang tua sebagai tantangan-tantangan yang dihadapi anak perempuan berbakat, serta pengaruhnya pada ketangguhan anak perempuan berbakat. Penelitian dilakukan pada 64 anak perempuan berbakat SMP. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua dengan pola asuh authoritarian (Sig. = 0.028) mempengaruhi adversity quotient anak perempuan berbakat. Sedangkan pola asuh authoritative, pola asuh permissive, dan gender practice guru tidak mempengaruhi adversity anak perempuan berbakat.
ABSTRACT Gifted girls must struggle through various challenges to develop their best potential in education. For this reason, they must have the strength to continue to get what they want. This thesis discusses the influence of teacher gender practice and parenting as challenges faced by gifted girls, and their influence on the resilience of gifted girls. The study was conducted on gifted girls (n=64) in junior high school. This research is a quantitative research with correlational studies. The results of the study show that parents with authoritarian parenting (Sig. = 0.028) have influence to gifted girls adversity quotient. Whereas authoritative parenting, permissive parenting, and gender teacher practice do not affect gifted girls adversity.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agung Pradata I.K.
"Hubungan antara konselor dengan kliennya merupakan hakekat atau inti dari konseling im sendiri. Beragam pendekatan dalam konseling memiliki pandangan yang berbeda mengenai corak hubungan yang terbentuk antara konselor dengan kliennya. Psikoanalisis klasik misalnya menekankan hubungan yang berjarak, sementara humanistik justru mendorong hubungan yang setara dan hangat antara konselor dengan klien. Meskipun demikian, ada komponen-komponen dasar yang ada dalam semua hubungan antara konselor dengan kliennya, salah satunya adalah hubungan yang riil (real relationship). Dalam hubungan yang riil, terdapat kesejatian (genuineness) baik dari konselor maupun klien. Bagi Carl Rogers, pelopor penclekatan client-centered dalam aliran humanistik, kesejatian konselor adalah 1-condisi terpenting dari tiga kondisi yang penting dan cukup (necessary and sigjicient) untuk menumbuhkan perubahan kepribadian yang konstruktif pada diri klien. Kesejatian konselor secara umum digambarkan sebagai kemauan dan kernampuan konselor untuk menjadi dirlnya sendiri, jujur, dan terbulca terhadap kliermya selama konseling Bagi Rogers, lcesejatian secara khusus adalah kondisi kongruen antara pengalaman, kesadaran, dan komunikasi. Dalam membahas kesejatian, ada konsep lain yang erat kaitannya yaitu pengungkapan diri (MM disclosure). Pengungkapan diri konselor adalah tindakan konselor mengungkapkan infomlasi personal tentang dirinya dan respon terhadap klien yang muncul selama konseling.
Penelitian ini bermaksud mengetahui penghayatan konselor terhadap kesejatian dan pengungkapan dirinya selama konseling Penelltian ini dicoba dilakukan dalam keranglca eksistensialis-fenomenologis yang berupaya menelaah pengalaman manusiawi peneliti meminta partisipan merefleksikan pengalamannya, menuliskan pengalamannya dalam kuesioner, lalu terlibat dalam wawancara. Hasil analisis yang dibuat peneliti didiskusikan kembali dengn paxtisipan untuk mendapalkan umpan balik sebelmn dibuat kesimpulan akhir. Partisipan yang terlibat dalam penelilian ini bexjumlah empat orang, kesemuanya konselor di bidang psikologi klinis dengan rentang pengalaman antara 7 sampai 19 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kesejatian diartikau panisipan sebagai kejujuran dan kepedulian. Kesejatian ditampill-can partisipan dengan mempertimbangkan kerangka kepentingan klien dan proses konseling. Mengingat bahwa kepentingan klien dan konseling menjadi perhatian utama, maka tampil sejati tidak dilakukan begilu saja.. Kesejatian diupayakan untuk dilandasi oleh empati, ditampilkan dengan cara halus atau melalui strategi tertentu dan dengan melihal saat yang tepat. Tampil sejati temyata dihayati pula menimbulkan dilema. Di satu sisi, tampil sejati diyakini sebagai hal yang manusiawi dan penting bagi proses konseling (sebagaimana diajarkan oleh pendekatan humanislik). Di sisi lain, tampil sejati ternyata dipandang dapat bemkibat dua hal negatif, yaitu (a) mengganggu citra yang melekat pada diri konselor dan (b) mengganggu proses konseling. Meskipun tidak mudah untuk diretfleksikan., tampil sejati memberi dampak positif dan negatif. Secara khusus, kesejatian tidak mudah ditampilkan dalam kasus kekerasan. Kesejatian juga dihayati seorang partisipan sebagai hal yang tldak mudah ditampill-can di awal karir. Keempat partisipan berpendapat bahwa pengungkapan diri (dala menceritakan informasi personal) dilakukan secara terbatas dan berhati-hati hanya kepada klien yang dapat dipercaya- Pengungkapan diri hanya dilalcukan untuk memberi penguatan kepada klien bahwa ia tidak seorang diri dalam menghadapi masalah. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melihat pula penghayatan klien tentang kesejatian konselor Serta bagaimana kesejatian dan pengungkapan diri ditampillcan secara aktual selama konseling. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesejatian konselor dalam konseling juga menarik untuk diteliti lebih lanjut, seperti jenis kasus yang dihadapi konselor, pengaruh kepribadian konselor, latar belakang pendekatan teoretik yang dianut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanira
"ABSTRAK
Hubungan akrab dengan orang lain merupakan kebutuhan mutlak untuk
hampir setiap individu. Hubungan akrab merupakan sarana individu untuk
berbagi rasa, mengenal diri lebih mendalam dan juga sebagai tempat meminta
bantuan di kala membutuhkannya. Tidak dimilikinya hubungan yang akrab
tersebut merupakan pencetus timbulnya perasaan kesepian dengan sejumlah
akibat buruknya.
Tuntutan untuk memiliki hubungan akrab dengan orang lain ternyata
merupakan salah satu tugas penting bagi mereka yang berada di masa dewasa
awal. Keadaan di masa tersebut menyebabkan dibutuhkannya hubungan khusus
dengan orang lain terutama dengan pasangan atau lawan jenis sebagai tempat
berbagi dan juga sebagai persiapan mereka untuk tuntutan selanjutnya yaitu
membentuk keluarga. Namun tidak semua dewasa awal memiliki hubungan
seperti itu. Mereka tidak ?memiliki' orang lain yang akrab dengan dirinya, yang
dapat diajak berbincang dan berbagi dalam banyak hal. Keadaan ini merupakan
keadaan yang tidak menyenangkan dan seperti telah dijelaskan sebelumnya,
merupakan penyebab timbulnya perasaan kesepian.
Namun, untuk mendapatkan suatu hubungan yang berkualitas seperti itu,
diperlukan proses dan usaha tertentu. Individu perlu saling mengungkapkan
dirinya masing-masing secara jujur. Memberikan informasi yang sifatnya pribadi
dan mengungkapkan diri kepada orang lain merupakan perilaku yang memiliki
konsekuensi negatif. Akibat negatif yang mungkin timbul antara lain tidak
ditanggapinya pengungkapan diri yang telah dilakukan maupun penyalahgunaan
informasi yang telah diberikan melalui pengungkapan diri tersebut untuk tetap
dapat melakukan hal itu walaupun terdapat kemungkinan adanya konsekuensi
yang merugikan, individu harus memiliki rasa percaya terhadap orang lain. Rasa
percaya membuat individu berkeyakinan bahwa orang lain merupakan orang yang
baik dan pengungkapan diri yang ia lakukan tidak akan berefek negatif.
Perkembangan menuju suatu hubungan yang akrab terjadi melalui proses
keterbukaan diri yang dilandaskan rasa percaya tersebut. Dengan berkembangnya
hubungan tersebut, diharapkan individu tidak mudah terserang kesepian.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka timbul pertanyaan apakah
perasaan kesepian memiliki kaitan dengan rasa percaya terhadap orang lain.
Penelitian yang dilakukan untuk menjawab permasalahan ini menggunakan
sampel dewasa awal yang tidak memiliki pasangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara
perasaan kesepian dengan rasa percaya pada orang lain. Semakin tinggi perasaan
kesepian yang dialami, semakin rendahlah rasa percayanya pada orang lain.
Sebaliknya bila perasaan kesepiannya rendah maka ia memiliki rasa percaya yang
tinggi pada orang lain.
Dari hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat diberikan untuk
mereka yang mengalami kesepian adalah agar mereka memperluas lingkup
pergaulannya dengan ikut serta dalam berbagai kegiatan. Cara lainnya adalah
melalui pelatihan tentang bagaimana meningkatkan rasa percaya dan
mengungkapkan diri kepada orang lain dengan tingkatan yang sesuai sehingga
timbul peluang untuk mengembangkan hubungan ke arah yang lebih akrab.
Namun, untuk dapat mengetahui secara lebih tepat kaitan kedua hal tersebut
maupun manfaat saran di atas, sebaiknya diadakan penelitian lain yang lebih
baik."
1997
S2295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elizabeth L Tanty
"Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat,
agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman Shaleh
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan adanya pengaruh etos kerja dan locus of control terhadap sikap perempuan pada dirinya sebagai pekerja dengan mengambil subjek penelitian perempuan yang bekerja sebagai buruh pabrik di kawasan industri Tangerang, Banten.
Data dikumpulkan dengan menggunakan mengadaptasi skala etos kerja dari The Protestant Ethics Scale Weber, skala LPC dari Levenson dan Attitude toward Women Scale dari Spence dan Heilmreich yang melibatkan subjek sebanyak 146 orang buruh perempuan.
Dari hasil perhitungan faktorial dengan tiga variabel yang merupakan gabungan dari dimensi-dimensi variabel etos dan loc (variabel nilai), gabungan dari variabel usia, status kawin, dan jumlah anak (variabel keluarga), dan variabel lama kerja dan jenis perusahaan (variabel pekerjaan) didapat hasil bahwa yang berhubungan dengan sikap perempuan terhadap dirinya sebagai pekerja hanyalah variabel nilai. Hal ini dimungkinkan karena begitu kuatnya ajaran dan tradisi melekat dalam stereotipikasi peran gender perempuan. Ini diperkuat dengan tingkat status ekonomi dan sosial subjek serta kemungkinan rendahnya tingkat pendidikan.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T18524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zoya Dianaesthika Amirin
"Saat ini dapat kita temui adanya perubahan gaya hidup dalam masyarakat. Mulai dari cara bersenang-senang, hingga cara mengekspresikan diri. Peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai persepsi pria dewasa muda dalam seks pranikah dan kaitannya dengan pengharggan terhadap pacar. Perilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pranikah ini dapat mengungkap gambaran penghargaan terhadap wanita sebagai pacar. Melalui penelitian ini, akan dapat ditemukan gambaran mengenai prilaku seks pranikah dewasa muda sehubungan dengan penghragaan terhadap pacar tersebut apakah dikategorikan gaya hidup atau perilaku yang deviant.
Sikap masyarakat yang lebih terbuka saat ini mengenai hal-hal yang menyangkut umsan seksual membuat peneliti semakin terdorong untuk mengadakan penelitian ini. Dengan adanya suatu sikap masyarakat yang tidak lagi menabukan hal-hal tersebut dapat lebih mengungkap pendapat masyarakat , sehingga gambaran mengenai prilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pra nikah dapat lebih jelas ditelaah.
Dengan adanya gambaran ini , diharapkan kaum dewasa muda yang sedang mengalzuni tahap pemilihan pasangan hidup sebagai tugas perkembangannya, dapat lebih mengerti mengenai perilaku seksual pria dewasa muda, pendapat kaum wanitanya (yang juga menjadi tambahan penelitian) dan mendapatkan infonnasi mengenai apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat, suatu gaya hidup yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat ini, lewat suatu studi atas suatu kelompok kecil.
Kelompok kecil yang diteliti terdiri dari 2 kelompok pria dan berdomisili di Jakarta. Kelompok pertama terdiri dari golongan mahasiswa, dibesarkan di luar Jakarta dan mayoritas menganut agama Islam. Kelompok kedua terdiri dari kaum muda sebuah gereja di Jakarta dan golongan pekerja, dibesarkan di Jakarta dan menganut agama Kristen. Pembedaan kelompok tersebut bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang esensial mengenai pokok penelitian, ditinjau dari latar belakang pendidikan dan agama yang berbeda. Pada akhimya ditemukan bahwa perbedaan latar belaikang pendidikan dan agama tidak menyebabkan adanya perbedaaan persepsi mengenai pokok penelitian. Persepsi mereka yang sama terbentuk karena mereka sama-sama berdomisili di Jakarta dan terbiasa dengan gaya hidup di Jakarta saat ini.
Pendekatan penelitian atas perilaku seksual pria dewasa muda dalam seks pranikah yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif, didasari data kualitatif dan analisa kualitatif. Sementara penelitian tambahan atas kaum wanitanya melalui skala sikap Guttman. Peneliti mengadakan penelitian tambahan tersebut karena peneliti ingin mengetahui sikap wanita deweisa muda mengenai perilaku seksual tersebut. Melalui skala sikap Guttman, peneliti menggambarkan hierarki sikap wanita mengenai perilaku seksual tersebut, apakah perilaku seksual pria tersebut deviant atau tidak. Dari hierarki tersebut ditemukan bahwa wanita menganggap yang terkategorikan deviemt adalah pelampiasan seks terhadap wanita lain dengan alasan mengfeargai pacar. Yang terkategorikan nonnal adalah cara menghargai melalui tindakan kesetiaan.
Sementara pada kelompok pria dewasa muda ditemukan bahwa cara penghargaan terhadap wanita di antaranya adalah dengan kesetiaan, memberikan pilihan pada pacamya untuk melakukan atau tidak melakukan seks pra nikah, menyerahkan pada wanita cara melakukan hubungan seksual (manual sex, oral sex, atau senggama). Menurut pria, pelampiasan seksual denga wanita selain pacar dengan alasan menghargai pacar adalah hal yang wajar, bukan suatu deviant. Seks pranikah adalah merupakan gaya hidup."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>