Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dowling, Colette
London: Harper Collins Publishers, 1996
155.63 DOW r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Karinka Febritta Anindyasari
"ABSTRAK
Selfie saat ini menjadi sebuah tren yang mendunia diiringi dengan teknologi kamera yang semakin berkembang pesat dan meluasnya fungsi sosial media. Selfie adalah sebuah foto diri yang diambil oleh dirinya sendiri, biasanya menggunakan kamera smartphone atau kamera webcam dan biasanya di unggah ke sosial media. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran locus of control dan trait kepribadian pelaku selfie pada emerging adulthood. Pengukuran intensitas selfie menggunakan alat ukur Skala Intensitas Selfie, pengukuran locus of control menggunakan alat ukur IE-Locus of Control Scale yang disusun oleh Rotter (1966) dan pengukuran trait kepribadian menggunakan alat ukur Big Five Inventory yang disusun oleh John dan Srisvatava (1999). Penelitian ini melibatkan 321 responden pelaku selfie pada kelompok usia emerging adulthood. Hasil penelitian menggambarkan bahwa responden rata-rata berada pada kelompok locus of control internal, lalu skor trait kepribadian tertinggi ada pada trait openness to experience. Melalui teknik ANOVA, hasil penelitian menunjukkan adanya pola linier positif antara intensitas selfie dengan trait extraversion. Namun, untuk intensitas selfie dengan locus of control serta trait kepribadian agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to experience menunjukkan pola linier yang negatif.

ABSTRACT
Nowadays, selfie has become world’s trend followed by rapid growing of camera technology and social media. Selfie is a photograph that one has taken of oneself, typically with a smartphone or webcam and uploaded to a social media website. This research purposes is to know the locus of control and selfie personality trait towards emerging adulthood. Selfie intensity was measured using an instrument named Selfie Intensity Scale, locus of control was measured using an instrument named IE-Locus of Control Scale made by Rotter (1966) and personality traits was measured using an instrument named Big Five Inventory made by John and Srisvatava (1999). This research involved 321 respondents of Selfie-Doers in the age of emerging adulthood. This research captured that the respondents tend to have internal locus of control, and then the highest personality traits score is on openness to experience trait. Using ANOVA technique, it indicates a positive linear pattern between selfie intensity and extraversion trait. However, intensity selfie with locus of control and personality trait agreeableness, conscientiousness, neuroticism and openness to experience shows negative linear pattern.
"
2015
S60655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Christopher
"Grief (respon emosional karena kehilangan seseorang yang dikasihi) merupakan salah satu pengalaman traumatis yang hampir dialami oleh seluruh manusia. Sebagai suatu pengalaman negatif, efek grief biasanya dianggap negatif pula. Namun dalam beberapa penelitian ada indikasi bahwa setelah melewati jangka waktu tertentu seseorang yang mengalami grief bisa, mengalami suatu efek positif atau pertumbuhan tertentu. Dalam penelitiannya mengenai janda. Schultz (Lemme, 1995) menyatakan bahwa ternyata para janda bisa mengalami suatu. Penelitian Scultz didukung oleh Atwater (1983). McMillen, et al.(1998) dan Greenblat (dalam Feldman, 1989). Tidak semua jenis pertumbuhan muncul karena grief Batasan pertumbuhan dalam penelitian ini adalah dalam hal personal growth. yaitu ; change or development in a desireable direction (Atwater, 1983:7).
Dalam tulisan ilmiah ini, dilakukan penelitian tentang pertumbuhan (personal growth) pada mahasiswa laki-laki yang mengalami grief karena ayahnya meninggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana pertumbuhan yang terjadi pada mahasiswa laki-laki yang mengalami grief karena ayahnya meninggal. Ada empat hal yang akan diteliti : (a) proses grief yang dialami; (b) proses pertumbuhan yang dialami; (c) faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan; dan (d) jenis pertumbuhan yang dialami Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus kolektif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam (in-depth interview) dan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan terhadap subyek penelitian serta significant other dari subyek tersebut.
Dari hasil analisa, seluruh subyek ternyata telah lama tidak tinggal bersama dengan ayah mereka karena berasal dari daerah. Kondisi ini berpengaruh terhadap beberapa hal. Dalam proses grief muncul reaksi kaget, diam, sedih (menangis), teringat pada ayah, serta munculnya 2 kali periode sedih. Proses grief yang mereka alami juga relatif singkat (2-4 minggu). Ada beberapa faktor yang tampaknya mempengaruhi pertumbuhan yang dialami seperti: urutan kelahiran, tipe kepribadian, kondisi keluarga (ibu) yang ditinggalkan serta kualitas hubungan subyek dengan ayahnya, faktor konteks sosial budaya, dukungan sosial serta jender.
Dari hasil ini peneliti menyimpulkan 4 hal. (a) proses grief yang dialami: reaksi seperti kaget, terdiam, sedih (menangis), teringat masa lalu, dua kali masa sedih, kemudian secara emosional dan frekuensi pemikiran mulai menurun dan akhirnya bisa menerima kenyataan yang ada serta hidup normal kembali, (b) proses pertumbuhan yang dialami: adanya penerimaan dan pengakuan bahwa ayah sudah meninggal (bisa disertai kondisi ibu yang sendirian), munculnya pola pikir baru yaitu bahwa hidup itu singkat dan berharga, muncul dampak (tindakan) nyata dari cara berpikir yang baru itu dalam kehidupan, setelah itu pertumbuhan mulai nampak (c) Faktor yang terutama mempengaruhi pertumbuhan karena grief adalah adanya dorongan yang kuat untuk memotivasi diri agar berhasil mencapai tujuan; (d) jenis pertumbuhan yang terjadi ada dua yaitu dalam hal pemikiran (hidup itu singkat dan berharga) serta munculnya empati dan perhatian yang lebih kepada orang lain. Muncul pula rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan motivasi untuk berhasil dan sukses. Dari hasil penelitian ini, peneliti menganggap perlu untuk dilakukan penelitian lanjutan lagi tentang fenomena pertumbuhan karena grief agar diperoleh pemahaman yang lebih baik dan menyeluruh. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam kurun waktu 11 tahun antara 1Januari 2005 sampai 31 Desember 20015 sebanyak 18 kasus PDA
pada anak remaja dan dewasa dilakukan penutupan PDA dengan alat Amplatzer Duct Occluder (ADO). Terdapat
9 kasus anak remaja yang berumur antara 14-18 tahun dan 9 orang dewasa yang berumur di atas 18 tahun
dengan umur yang tertua 46 tahun. Sebelum pelaksanaan tindakan, dilakukan pemeriksaan klinis, EKG dan foto
toraks serta ekokardiografi transtorakal untuk konfirmasi diagnostik PDA. Prosedur implantasi ADO dilakukan
dengan anastesi umum pada remaja dan anestesi lokal dan sedasi pada pasien dewasa. Ukuran diameter PDA
berkisar antara 1,6 mm-11,1 mm. Berdasarkan klasifikasi Kritchenko terdiri dari 15 PDA tipe A1 dan 3 kasus
tipe A2. Flow rati oantara sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik berkisar antara 1,1?5,9. Waktu pelaksanaan
prosedur berkisar antara 60-189 menit dengan waktu florsokopi antara 7,1-77,3 menit. Tekanan rata-rata pada
arteri pulmonalis berkisar antara 22-63 mmHg dengan tekanan tertinggi sebesar 63 mmHg terdapat pada 2
kasus (no 12 dan 13). Segera setelah prosedur tindakan menujukkan penutupan total pada 14 kasus dan pada
4 kasus terdapat pirau residual minimal pada gambaran angiografi yang kemungkinan disebabkan kebocoron
sementara melalui sela-sela device. Dalam 24 jam pertama setelah tindakan ditemukan penutupan total pada
semua kasus (100%) dan hasil tersebut ditemukan sampai 1 bulan dan 6 bulan setelah tindakan. Selama kurun
waktu tersebut tidak ditemukan sisa pirau (residual shunts) dan komplikasi berarti lainnya seperti embolisasi
device atau rekanalisasi pada duktus.
Hasil studi seri kasus ini ini menunjukkan bahwa penutupan PDA dengan prosedur transkateter menggunakan
ADO pada pasien remaja dan dewasa dalam jangka pendek sangat baik dan efektif serta tidak ada komplikasi
yang berarti. Namundemikian masih diperlukan pemantauan jangka panjang untuk menilai efektivitas dan
keamanan prosedur ini.
During 11 years period from January 2005 to December 2015 there were 18 adolescent and adult patients
who underwent transcatheter closure of PDA using PDA Amplatzer Duct Occluder (ADO). There were 9 cases
with age of 14 to 18 years and 9 cases with age of more than 18 years where the oldest case was 46 years old.
Two cases were male and 16 cases were female. Prior to procedures, clinical assessment, ECG, chest x-ray and
transthoracic echocardiography (TTE) were performed to confirm the diagnosis of PDA. The procedures of device
implantation was performed under conscious sedation in adults and using general anesthesia in adolescents.
The size of PDA ranged from 1.6 mm to 11.1 mm. Based on Kritchenko classification, the type of PDA were 15 type A1 and 3type A2. Flow ratio between pulmonary to systemic circulation was between 1.1 and 5.9. The
procedure time ranged from 60-189 minutes and the fluoroscopic time 7.1-77.3 minutes. The PA pressure ranged
from 22 to 63 mmHg. Immediate results after procedures as seen in angiography showed complete closure in
14 cases and smoky residual shunt or minimal residual shunts in 4 cases, which probably due to the temporary
leaking through the devices. In 24 hours, complete closure was achieved in all cases (100%) and continued
until 1months. At 6 month follow up, there was no residual shunts detected and also there was no significant
complications, such as device embolization or recanalization.
This case series suggest that transcatheter closure of PDA in adolescents and adults using Amplatzer duct
occluder (ADO) is effective and has excellent resultswithout significant complication. However, long-term follow
up is required to assess long term efficacy and safety."
University of YARSI. Faculty of Medicine, 2016
610 IJIM 48:4 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Hersanto Putra
"Manusia sering menghadapi kondisi dimana ia harus melakukan sebuah pertaruhan, yakni pada sebuah kondisi yang hasilnya ditentukan oleh kejadian acak dan manusia dapat mengalami kekeliruan dalam menilai berbagai hal saat dihadapkan pada kejadian acak. Terlebih lagi pada remaja yang memiliki kecenderungan untuk bertindak dengan penuh resiko, potensi kerugian yang akan diderita oleh remaja menjadi lebih besar. Salah satu kekeliruan yang mungkin dialami adalah hot-hand fallacy, yakni kecenderungan seseorang untuk menganggap peluang terjadinya suatu kejadian semakin membesar setelah ia mengalaminya sebanyak beberapa kali secara berturut-turut. Hot-hand fallacy dapat terjadi karena dipicu beberapa hal, salah satu pemicunya adalah persepsi seseorang terhadap kendali yang dimilikinya. Semakin seseorang menganggap dirinya memiliki kendali, maka ia akan semakin cenderung mengalami hot-hand fallacy.
Di sisi lain, terdapat sebuah fenomena yang disebut illusion of control, yakni persepsi adanya kendali pada kejadian yang sebenarnya ditentukan secara acak. Karena salah satu pemicu hot-hand fallacy adalah persepsi adanya kendali, dan illusion of control memunculkan persepsi tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh illusion of control terhadap kemunculan hot-hand fallacy pada remaja. Penelitian dilakukan kepada 55 subyek dengan metode eksperimen. Subyek diminta untuk bertaruh mengenai kartu yang akan keluar (merah atau biru) dan dilihat besar taruhannya saat menghadapi rentetan kemenangan serta kekalahan. Pada kelompok eksperimen partisipan bisa memilih kartu yang hendak dibuka, sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Dari hasil penelitian ini akhirnya diketahui bahwa illusion of control memiliki pengaruh signifikan terhadap kemunculan hot-hand fallacy pada remaja.

As human, we often find ourself in a condition where we have to gamble. Meanwhile, gambling is still considered as a social pathology. Whereas if we refer to the scientific definition of gambling, there are many gambling activity in our daily life and adolescence has the most tendency to take risky decision, gambling included. The result of gambling activity is determined randomly, and human have a certain bias and fallacies when they face random events. One of those fallacies is the hot-hand fallacy, a tendency to assume that a streak will be more likely to continue. Hot-hand fallacy can be triggered by many things, including the perception of control upon the situation. The more someone assume that they have control; they are more likely to experience hot-hand fallacy.
There are also a phenomenon called the illusion of control, which defined as the perception of control over objectively chance-determined events. Perception of control is one of the trigger of hot-hand fallacy, and illusion of control could make someone perceive control upon the situation, therefore the researcher hypothesized that illusion of control may have influence upon the emergence of hot-hand fallacy on adolescence and do this research to test that hypothesis. Fifty five subjects are participating in this experiment, and they are given a gambling task where they have to gamble on which card would appears next (red or blue). The participants of experimental group may choose which card to open, while the participants of control group may not. This research found that there is a significant influence of the illusion of control to the emergence of hot-hand fallacy in adolescent.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hill, Napoleon
Semarang: Dahara Prize, 2004
158.1 HIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Neuharth, Dan
"Buku ini membahas mengenai cara agar seorang anak yang mengalami masa lalu buruk berkaitan dengan orangtuanya dapat menghadapi masalah tersebut dan menjalani hidupnya di masa depan dengan kendali atas masa lalu tersebut. terdiri atas 3 bagian yang difokuskan menjadi 24 bab."
New York: HarperCollins, 2002
616.89 NEU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Knowles, Malcolm S.
New York: Cambridge University Press, 1980
374.07 KNO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kidd
New York: Cambridge University Press, 1973
374 KID h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oxpord University Press: New York, 1938
158 MUR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>