Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dowling, Colette
Glasqow: Fontana, 1988
155.633 DOW p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"There is a growing knowledge base in understanding the differences and similarities between women and men, as well as the diversities among women and sexualities. Although genetic and biological characteristics define human beings conventionally as women and men, their experiences are contextualized in multiple dimensions in terms of gender, sexuality, class, age, ethnicity, and other social dimensions. Beyond the biological and genetic basis of gender differences, gender intersects with culture and other social locations which affect the socialization and development of women across their life span. This handbook provides a comprehensive and up-to-date resource to understand the intersectionality of gender differences, to dispel myths, and to examine gender-relevant as well as culturally relevant implications and appropriate interventions. Featuring a truly international mix of contributors, and incorporating cross-cultural research and comparative perspectives, this handbook will inform mainstream psychology of the international literature on the psychology of women and gender."
Cambridge: Cambridge University Press, 2020
e20519345
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anita Puri
"Gejala atau perubahan fisik menopause yang terjadi tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya aspek psikologis. Menopause memiliki dampak pada beberapa aspek seperti fisik, mental, sosial dan ekonomi dan kualitas hidup. Dampak yang terjadi pada perempuan menopause dapat diminimalisir dengan adanya dukungan sosial yang diberikan kepada perempuan menopause. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial ini salah satunya adalah hubungan intimasi dengan pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran dukungan sosial dan intimasi dengan pasangan serta hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 110 responden yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Pengambilan data menggunakan Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner data demografi, terjemahan The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Experience in Close Relationship (ECR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 60,9% perempuan menopause mendapatkan dukungan sosial tinggi dan 61,8% memiliki intimasi dengan pasangan yang aman atau baik (secure). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara dukungan sosial dengan intimasi dengan pasangan pada perempuan menopause (p value <0,001). Hasil temuan penelitian ini merekomendasikan perlunya mempertahankan dalam memberikan dukungan sosial yang adekuat kepada perempuan menopause. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor lain yang berhubungan terhadap intimasi dengan pasangan selain dukungan sosial.

The symptoms or physical changes that occur during menopause undoubtedly impact various aspects of life, one of which is the psychological aspect. Menopause affects several facets such as physical, mental, social, economic, and overall quality of life. The impact on menopausal women can be mitigated through the social support provided to them. One of the factors that influence this social support is the close relationship with a partner. The purpose of this study was to identify the description of social support and close relationship with a partner and the correlation between social support and close relationshop with a partner in menopausal women. This cross-sectional study involved 110 respondents selected using convenience sampling techniques. Data collection included demographic questionnaires, translations of The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the Experience in Close Relationship (ECR) scale. The results of this study showed that 60.9% of menopausal women had high social support and 61.8% had secure intimacy with their partners. The main result show that there is a significant relationship between social support and close relationship with partners among menopausal women (p value <0.001). The findings of this study recommend the need to maintain in providing adequate social support to menopausal women. Recommendations for future research are to identify other factors related to intimacy with partners besides social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herenda Dwipan Putra
"Makalah ini membahas tentang wujud eksploitasi tubuh dan seksualitas perempuan yang ada dalam film “Perempuan Punya Cerita.” Film ini merupakan kumpulan empat film pendek. Satu film pendek yang akan dikupas dalam makalah ini adalah film “Cerita Pulau.” “Cerita Pulau” menceritakan tentang seorang gadis kepulauan kecil yang diperkosa oleh pemuda setempat. Makalah ini juga membahas tentang konflik-konflik yang timbul dalam kasus tersebut dilihat dari sudut pandang feminisme radikal, terutama mengenai pembebasan diri seorang perempuan atas tubuhnya.

This paper discusses about the exploitation of women’s body and sexuality in the movie “Perempuan Punya Cerita.” This movie consists of four short movies. In this paper focus on the short story “Cerita Pulau.” “Cerita Pulau” is about a girl from a small island who was raped by local boys. This paper also discusses about the conflicts that appeal from the case, seen from the point of view of radical feminism, especially about how a woman fight for her rights over her body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Boston: McGraw-Hill, 2000
305.42 LEC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Melani Zainuddin
"ABSTRAK
Di Indonesia terjadi peningkatan perilaku hubungan seks ekstramarital
(HSE) terutama yang dilakukan pria maupun wanita. Tidaklah dipungkiri wanita
yang sudah menikah dapat saja melakukan HSE dengan pria menikah maupun pria
lajang. Dengan semakin sempitnya waktu yang dimiliki oleh wanita menikah untuk
dirinya sendiri, juga semakin pesatnya jumlah wanita lajang saat ini (BPS, 1990),
maka diperkirakan lebih banyak wanita Iajang yang terlibat affair dengan pria
menikah.
Wanita Iajang menarik untuk diteliti terutama yang berada dalam kelompok
dewasa muda, mengingat pada periode ini seseorang diharapkan sudah menikah
dan membentuk keluarga. Pada periode ini pula timbul kebutuhan akan intimacy.
Terlibatnya wanita lajang dengan pria menikah meperlihatkan adanya
kecenderungan pemenuhan intimacy melalui affair. Keterlibatan wanita lajang
dengan pria menikah menurut penelitian sebelumnya akan berlanjut pada perilaku
HSE jika mereka menikah suatu saat nanti.
Banyak faktor penyebab affair- wanita Iajang dengan pria menikah yang
dikemukakan para ahli, diantaranya ?kesepian? dan ?kesenangan semata?. Wanita
lajang pelaku affair ataupun yang bukan pelaku affair tentunya juga melakukan
penyimpulan terhadap penyebab perilakunya sendiri.
Adanya penyimpulan terhadap penyebab peristiwa atau perilaku diri sendiri
maupun orang lain disebut atribusi kausal. Dengan mengetahui pola atribusi kausal
affair dari subyek pelaku affair, akan dapat membantu pembentukan suatu tingkah
Iaku baru yang positif, mengingat atribusi kausal sangat berkaitan erat dengan sikap
yang merupakan dasar dari tingkah laku seseorang.
Weiner mengajukan model 3 dimensi dalam teori atribusi kausal. Dimensi
tersebut adalah locus, stability dan controllability. Dengan mengetahui dimensi
lokus akan diketahui pula apakah faktor penyebab berkaitan dengan diri pelaku
ataukah berada di luar diri pelaku. Sedang dimensi stabilitas berhubungan dengan
ekspektansi apakah perilaku akan dipertahankan atau tidak di masa mendatang.
Dimensi kontrolabilitas akan memperlihatkan apakah penyebab perilaku berada
dalam kontrol diri atau dalam kontrol orang lain/lingkungan.
Dalam proses atribusi sering terjadi bias, diantaranya adalah actor observer
effect, dimana seseorang akan mengatribusikan kegagalan atau perilaku negatif
dalam penyebab yang eksternal sedangkan perilaku orang lain dalam penyebab
internal.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan pola atribusi kausal affair
wanita lajang pelaku affair dan bukan pelaku affair. Alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Causal Dimension Scale II yang dibuat oleh Russel dan kawan-kawan (1992). Subyek dalam penelitian ini berjumlah 67 orang, yang terdiri
dari 34 pelaku affair dan 33 bukan pelaku affair.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan atribusi kausal
affair pada kedua kelompok subyek penelitian. Kelompok pelaku affair
mengatribusikan perilakunya dalam dimensi yang lebih internal, tidak stabil namun
lebih terkontrol secara personal dibandingkan kelompok bukan pelaku affair.
Dengan demikian baik pelaku rnaupun bukan pelaku, keduanya menganggap bahwa
perilaku affair tidak akan dipertahankan, sedangkan faktor penyebab berada pada
lokus internal atau berkaitan dengan diri pelaku serta dapat dikontrol oleh diri
sendiri.
Sedangkan dalam atribusi kausal tidak melakukan affair antara kedua
kelompok subyek juga terdapat perbedaan dalam dimensi stabilitas, dimana subyek
bukan pelaku mengatribusikan perilakunya ke dalam dimensi internal, stabil, dan
memiliki kontrol personal. Artinya, bukan pelaku affair tetap akan
mempertahankan perilakunya untuk tidak melakukan affair. Pelaku affair
mengatribusikan tidak melakukan affair disebabkan oleh sesuatu yang internal,
tidak stabil tapi juga memiliki kontrol personal. Dengan demikian, pelaku affair
memiliki anggapan bahwa subyek bukan pelaku diperkirakan akan melakukan
affair di masa mendatang.
Tidak ditemukan indikasi bias atribusi bagi pelaku affair dalam
mengatribusikan penyebab perilaku affair seperti yang dikemukakan oleh Jones,
Nisbett dan Watson (dalam Brehm & Kassin, 1993), tetapi terjadi bias atribusi
pada subyek bukan pelaku affair mengingat subyek mengatribusikan perilaku affair
dalam lokus internal atau yang berkaitan dengan diri pelaku. Peneliti melihat
adanya kemungkinan bahwa pelaku affair tidak memandang perilakunya sebagai
hal yang negatif.
Faktor penyebab affair yang paling utama bagi pelaku affair adalah
?menghindari komitmen untuk menjalin hubungan formal?, sedangkan bagi bukan
pelaku lebih memilih, ?menyukai pribadi yang matang'. Faktor penyebab tidak
melakukan affair bagi bukan pelaku maupun pelaku affair lebih disebabkan pada
?kontrol diri yang kuat?.
Pada penelitian lanjutan sebaiknya dilakukan wawancara mendalam,
terutama untuk menggali keterlibatan atau kedekatan emosional pada pasangan
affair, agar kita terhindar dari pandangan bahwa affair terjadi akibat motif-motif
hedonis; seperti alasan ?variasi seks? dan ?kesenangan semata?. Sampel penelitian
juga dapat menggunakan pria lajang yang memiliki affair dengan wanita menikah,
karena adanya perbedaan karakteristik, sehingga penelitian dengan menggunakan
sampel tersebut akan mcnarik untuk dibuat. Adanya ketidaksesuaian hasil
penelitian dengan toeri-teori yang ada merupakan hal yang menarik. Bias yang
terjadi dalam penelitian ini dapat dihindari dengan penelitian lanjutan dengan
sampel yang lebih besar dengan alat yang lebih baik."
1998
S2679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gevintha Karunia Maully
"Sherlock BBC (2010) merupakan salah satu karya adaptasi Sherlock Holmes yang terbaru. Dengan mengangkat latar waktu era modern, Sherlock menawarkan suatu hal yang berbeda dari karya-karya adaptasi Sherlock Holmes sebelumnya. Penelitian ini berfokus pada representasi tokoh wanita di dalam serial televisi Sherlock melalui isuisu yang telah penulis tentukan, yaitu seksualitas, kriminalitas, dan posisi wanita dalam ruang privat. Penulis menggunakan teori konstruksi gender, konsep femmefatale dan karakteristik fiksi kriminal untuk menganalisis data. Penulis berpendapat bahwa ada beberapa perbedaan yang muncul di dalam representasi tokoh wanita pada serial televisi Sherlock dan karya aslinya. Kesimpulan akhir yang didapat dari analisis ini adalah adanya pengukuhan posisi tokoh wanita sebagai sosok inferior yang selalu membutuhkan pertolongan dari tokoh pria di dalam serial televisi Sherlock, sesuai dengan karakteristik dominasi fiksi kriminal yang ada selama ini.
Sherlock BBC (2010) is one of the latest adaptations of Sherlock Holmes. By using the modern era as its setting, Sherlock offers something different compared to previous Sherlock Holmes adaptations. This research focuses on the representation of female characters on Sherlock according to some issues which are, women and sexuality, crime, and position of female characters in the private space. The theories and concepts which are used on this research are gender construction in Victorian Era, the concept of femme-fatale and crime fiction characteristics. I argue that there are some substantial differences of female characters’ representation in Sherlock compared to the original story. Despite those differences, female characters in Sherlock are still represented in a similar manner as the crime fictions characteristics in which women are always put in an inferior position and the one who need men’s help."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Media Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan social support dan resiliensi dengan distres psikologis pada mahasiswa di Indonesia. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berusia 18-25 tahun. Fenomena distres psikologis pada mahasiswa disebabkan oleh banyaknya tuntutan yang dibebankan pada mahasiswa dan sulitnya mencari sumber materi perkuliahan yang akan diikuti serta padatnya jadwal perkuliahan, sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan social support dan resiliensi bagi mahasiswa. Meski demikian, distres psikologis pada mahasiswa masih sering terjadi dan memiliki urgensi yang tinggi untuk diperhatikan dan diatasi. Penelitian terdahulu telah menemukan adanya interaksi resiliensi dalam pengaruh dukungan sosial terhadap penurunan tingkat distres psikologis.
Tipe penelitian kuantitatif dengan menggunakan tiga skala penelitian dalam pengambilan data yaitu MSPSS mengukur social support, HSCL-25 mengukur distres psikologis, dan CD-RISC untuk resiliensi. Teknik accidental sampling dengan pengambilan data secara online sebanyak 417 responden dengan hasil bahwa social support dan resiliensi berpengaruh signifikan terhadap distres psikologis. Implikasi penelitian yakni bagi mahasiswa untuk lebih menjalin komunikasi dengan teman, keluarga dan orang di sekitar agar mendapat dukungan sosial yang baik dan akan berdampak pada ketahanan mahasiswa dalam menghadapi setiap masalah sehingga distres psikologis akan menurun

This study aims to determine the relationship between social support and resilience with psychological distress in Indonesian students. Respondents in this study were students aged 18-25 years. The phenomenon of psychological distress in students is caused by the many demands placed on students and the difficulty of finding the source of the subject matter to be followed and the busy lecture schedule, so that to overcome this, it requires social support and resilience to students. Even so, psychological distress in students is still common and has a high urgency to be noticed and overcome.
This type of quantitative research uses three research scales in data collection, namely MSPSS to measure social support, HSCL-25 to measure psychological distress, and CD-RISC for resilience. The accidental sampling technique used online data collection was 422 respondents with the result that social support and resilience had a significant effect on psychological distress. The research implication is for college students to better communicate with friends, family and people around them in order to get good social support and will have an impact on student resilience in facing every problem so that psychological distress will decrease
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteya Prima Percaya
"Belajar di negara asing akan membuat seorang mahasiswa asing menghadapi berbagai tuntutan yang dapat menimbulkan distres. Salah satunya adalah untuk membangun hubungan sosial yang baru. Untuk dapat membangun hubungan sosial dibutuhkan keterampilan sosial yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara expressivity, yaitu emotional expressivity dan social expressivity, dan distres psikologis pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia.
Penelitian ini melibatkan 101 responden, yang dijaring melalui teknik accidental sampling. Untuk mengukur distres psikologis digunakan the Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25), sedangkan untuk mengukur expressivity digunakan alat ukur Social Skills Inventory (SSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dan expressivity baik emotional expressivity dan social expressivity.

Studying abroad may make an international student have to face various challenges that may cause distress. One of these challenges is to build new social relationships. To be able to build social relationships, good social skills are needed. The aim of this study is to see if there is a significant relationship between expressivity and psychological distress among international students in Universitas Indonesia.
This study involves 101 respondents who were sought using accidental sampling. The Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) was used to measure psychological distress and the Social Skills Inventory (SSI) was used to measure expressivity. The result of this study shows that there is not a significant relationship between expressivity social skills and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>