Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pramoedya Ananta Toer, 1925-2006
Jakarta: Lentera Dipantara, 2007
959.8 PRA j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Summary:
History and development of Grand Postal Road, stretching from Anyer to Panarukan"
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Tempo, 2017
959.8 JAL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aoki Sumio
Jakarta: Bina Komunika Asiatama, 2017
959.8 AOK i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putu Adriel Widyadana
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh jangka panjang pembangunan Jalan Raya Pos terhadap distribusi spasial wilayah di Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan metode Repeated Cross Section untuk mengolah data Potensi Desa pada tahun 2014, 2018 dan 2021 serta jarak desa dari Jalan Raya Pos untuk mencari dampak pembangunan Jalan Raya Pos terhadap lokasi bank, sekolah dan fasilitas kesehatan per 1000 rumah tangga di Pulau Jawa. Ditemukan bahwa dalam jangka panjang, Jalan Raya Pos akan meningkatkan jumlah bank per 1000 rumah tangga pada kota-kota utama dan wilayah yang berada dalam radius 5 Kilometer dari Jalan Raya Pos, sedangkan jumlah sekolah dan fasilitas per 1000 rumah tangga akan meningkat di wilayah dengan radius yang lebih jauh. Hal ini menunjukkan adanya dampak aglomerasi aktivitas ekonomi dan suburbanisasi akibat Jalan Raya Pos.

This study aims to find the long-term effect of the construction of the Great Post Road on the spatial distribution of regions in Java Island. This study uses the Repeated Cross Section method to process data on Village Potential Data (Potensi Desa) in 2014, 2018 and 2021 as well as the distance of villages from The Great Post Road to find the impact of Jalan Raya Pos development on the location of banks, schools and health facilities per 1000 households on Java Island. It was found that in the long run, The Great Post Road will increase the number of banks per 1000 households in the main cities and areas within a 5 Kilometer radius of the Great Post Road, while the number of schools and facilities per 1000 households will increase in areas with a longer radius. This suggests an agglomeration of economic activity and suburbanization effect of The Great Post Road."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulasman
"Pertempuran di jalur jalan raya Cigombong- Sukabumi sampai dengan Ciranjang ( Cianjur) sepanjang 81 KM teljadi dua kali, yaitu pada tanggal 9 s/d 12 Desember |945 dan tanggal 10 s/d 14 Maret 1946. Dalam peristiwa tersebut, para pejuang Sukabumi yang terdiri dari itentara(TKR/ TRI ), badan-badan perjuangan rakyat, kelasykaran rakyat, pemerintah sipil ( Kotamadya dan Kabupaten Sukabumi ), instansi-instansi lain seperti PLN, Telepon, Rumah Sakit, Rakyat, Pondok Pesantren ( Kyai dan Santri ) bahu-mambahu untuk melakukan penyerangan dan penghadangan terhadap Konvoy Pasukan Sekutu yang akan kembali ke Bandung atau dan Bandung.
Peristiwa pertempuran itu disebabkan pertama pelanggaran pihak Sekutu terhadap perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pengurusan dan permulangan APWI yang akan melibatkan pihak Indonesia yaitu tentara ( TKR / TRI ) tidak ditepati. Pada saat dilakukan pengiriman bahan perbekalan untuk APWI di Bandung, pihak Sekutu tidak melibatkan tentara, malah mereka membonceng Belanda yaitu NICA yang berupaya untuk memulihkan kembali pemerintahan Kolonialnya di Indonesia. Kedua, untuk mempertahankan daerah Sukabumi, karena daerah tersebut merupakan daerah palang pintu ( Slang Boom ) dan daerah perekonomian potensial yang secara dasar finansial sangat menguntungkan bagi pihak Belanda.
Untuk menghadapi pasukan Sekutu, dilakukan mobilisasi dengan menghimpun kekuatan perjuangan yang ada di Sukabumi. Koordinasi dilakukan oleh Komandan Resimen TKR / TRI Sukabumi sebagai komandan lapangan yang bertanggung jawab mengenai pelaksanaan penghadangan dan penyerangan terhadap Konvoy Pasukan Sekum Komandan Resimen melakuakan koordinasi dengan pemerintah sipil ( Kabupaten dan Kotamadya Sukabumi ), tokoh masyarakat, tokoh politik, badan-badan perjuangan rakyat dan instansi-instansi lainnya agar semua kekuatan perjuangan di Sukabumi terhimpun menjadi Satu kekuatan besar.
Selain itu dilakukan pembagian tugas sesuai dengantugas, dan fungsinya masing-masing Selain melakuakan koordinasi dengan seluruh kekuatan perjuangan dirumuskan Sandi Perjuangan, Strategi dan Taktik Serta Herdislokasi Pasukan. Sandi yang digunakan dalam pertempuran ilu adalah menaldukcm ular berbisa. Untuk menghindari dari pertempuran terbuka dan frontal, maka strategi dan taktik yang digunakan adalah Hit and Run dengan Kiri/mmf. Sedangkan agar kekuatan pasukan merata dan dapat menghadapi Konvoy Pasukan Sekutu sepanjang 81 KM, maka dilakukan herdislokasi pasukan. Resimen TKR I TRI Sukabumi dibagi menjadi empat Batalyon dan setiap Batalyon dibagi menjadi empat Kompi. Masing-masing Batalyon menempatkan pasukannya di tempat-tempat yang menjadi daerah penyerangan. Setiap daerah penyerangan ditempatkan para penembak jitu Sniper ) sehingga jalur Sepanjanga 81 KM dari Cigombong sampai Ciranjang merupakan garis penembak jitu ( Sniper Line ).
Pertempuran yang terjadi di Sukabumi, telah memberikan dampak secara politis bagi diplomatis pemerintahan Indonesia. Karena dengan pertempuran tersebut, maka pihak Sekutu mengajak berunding kembali untuk pengurusan masalah Tawanan Perang dan lntermiran. Tindakan Sekutu itu, scara tidak langsung merupakan pengakuan defacto terhadap keberadaan pemerintah Indonesia.
Penelitian ini dilakulcan dengan menggunakan teori Collecrive Action yaitu Collective Reaction. Metode penulisan digunakan Metode Penelitian Sejarah yang meliputi Heurisik, Kritik, Interpretasi dan Histiografi untuk sumber penelitian mengunakan arsip, wawancara dan buku."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T32902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisty Diah Hardianti
"Sejarah dan karya sastra memperlihatkan hubungan yang erat. Tidak jarang dalam karya sebuah karya sastra ditemukan peristiwa politik. Fakta menunjukkan bahwa dalam novel Jalan Raya Pos, Jalan Daendles terdapat lukisan tentang penindasan terhadap kaum pribumi. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana gambaran peristiwa politik berupa penindasan terhadap pribumi yang terjadi pada masanya, yang tergambar dalam novel Jalan Raya Pos, Jalan Daendles. Kemudian juga akan dibahas mengenai makna karya ini di mata masyarakat luas. Peristiwa politik berupa genosida yang terjadi di Indonesia menjadi sorotan dalam karya sastra ini. Melalui pendekatan New Historicism penulis berkesimpulan bahwa peristiwa politik yang digambarkan dalam novel Jalan Raya Pos, Jalan Daendles ini terjadi karena mental bangsa Indonesia yang memberi peluang untuk terjadinya sebuah penindasan besar-besaran.

History and literature shows a close relationship. Not uncommon in works of literature found a political event. The facts show that the novel Post Road, Jalan Daendles are painting on the oppression of the natives. This paper will discuss how the image of the event in the form of oppression against indigenous politik happened in his time, which is reflected in the novel Post Road, Jalan Daendles. Then also will discuss the significance of this work in the public eye. Political events such as the genocide that occurred in Indonesia in the spotlight in this literature. New Historicism approach the authors concluded that the events depicted in the novel politik Post Road, Jalan This happens because of mental Daendles Indonesian nation which provided the opportunity for the occurrence of a massive repression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dim, Herry
Bandung: Rekamedia Multiprakarsa, 1995
808.84 DIM j (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
T. (Teuku) Ibrahim Alfian
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 1987
959.811 IBR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Syamsudin
"ABSTRAK
Perbedaan pendapat dan prinsip dalam masalah politik dan strategi perjuangan menghadapi Belanda, telah menimbulkan krisis hubungan dikalangan pimpinan puncak RI pada masa revolusi kemerdekaan. Bahkan persoalan intern para pimpinan itu hamper menggoyahkan keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia. Data penulisannya di ambil melalui penelitian perpustakaan, dengan sumber yang berasal dari Arsip Nasional, buku-buku, surat kabar dan majalah. Hasilnya memperlihatkan bahwa pihak politisi sipil yang dipimpin sukarno-Hatta berpendapat bahwa untuk mendapatkan untuk mendapatkan dukungan internasional, maka diplomasi merupakan cara yang tepat dalam menghadapi Belanda. Sedangkan pihak militer (TNI) yang dipimpin Soedirman memilih perlawanan senjata. Perbedaan pendapat dan prinsip ini mencapai puncaknya pada saat disetujuinya persetujuan Roem-Roijen oleh Soekarno-Hatta yang statusnya pada waktu itu adalah tawanan Belanda. Akibatnya pihak militer atau TNI harus menghentikan peperangan atau melaksanakan genjatan senjata, sebagaimana yang telah disepakati dalam persetujuan Roem-Roijen. Sehingga akhirnya karena kecewa atas segala keputusan yang ditempuh, panglima besar Soedirman memilih mengundurkan diri dari ketentaraan. Namun karena keputusan sikap itu justru akan mnimbulkan perpecahan dikalangan pemimpin nasional, yang berarti akan mengancam persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia, maka Jendral Soedirman menarik kembali keputusannya.

"
1996
S12293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>