Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahendra Adinegara
"ABSTRAK
Puncak-puncak kejayaan ide konglomerasi terjadi di
pusat-pusat ekonomi dunia pada dekade awal tahun 1990-an,
bersamaan dengan berkembangnya ide dan praktik penggabungan
atau penyatuan usaha (merger atau amalgamation), pemekaran
usaha (expansion) dan pengambilalihan usaha {acquisition)
yang dilakukan oleh banyak pelaku-pelaku usaha utama di
dunia. Selain ide konglomerasi, Merger pada umumnya
dimaksudkan pula sebagai suatu aksi korporasi (corporate
action) guna mencapai suatu tingkat efesiensi dan
efektivitas yang menguntungkan terhadap penyatuan beberapa
entitas usaha, mencapai penghematan skala dan cakupan
ekonomis (econo/nies of scale and scope) serta kekuatan
pasar untuk meningkatkan daya saing.
Dalam melaksanakan suatu aksi korporasi, perusahaan
dan para profesionalnya wajib memperhatikan perkembangan
nilai-nilai universal baru yang diterima secara global
sebagai tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance). Good corporate- governance pada prinsipnya
mempuyai kerangka acuan yang harus mampu melindungi hak-hak
para pemegang saham, stakeholders dan pihak ketiga, harus
mampu menjamin pula adanya pengungkapan yang tepat waktu
dan akurat untuk setiap permasalahan yang berkaitan dengan
perusahaan serta mampu menjamin adanya pedoman strategis
perusahaan, pemantauan yang efektif terhadap manajemen yang
dilakukan oleh dewan komisaris dan akuntabilitas dewan
komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham.
Notaris mempunyai peran penting sebagai bagian stakeholders
untuk turut membantu penerapan good corporate governance
organ-organ perseroan terbatas agar dalam menjalankan tugas
dan fungsinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan rule of the game yang telah disepakati
bersama, termasuk dalam pelaksanaan Merger. Notaris dapat
menolak memberikan bantuannya dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya dalam Merger, bila "para penghadap (pelaku
Merger) menghendaki sesuatu yang bertentangan dengan
peraturan dan ketentuan hukum tentang Merger". Sesuatu yang
bertentangan dengan peraturan dan . ketentuan hukum dapat
dipastikan akan bertentangan pula dengan kaidah good
corporate governance, karena kaidah good corporate
governance merupakan pemadatan dan pengkristalan kembali
terhadap kaidah dasar ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta atas keadilan,
kemanfaatan dan kepastian hukum universal."
2003
T36945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Mustiko
"Perseroan terbatas (PT) merupakan wadah untuk melakukan kegiatan usaha, yang membatasi tangung jawab pemegang saham, yaitu sebesar jumlah saham yang dimiliki sehingga bentuk usaha seperti ini banyak diminati, terutama bagi perusahaan dengan jumlah modal yang benar. Perusahaan semacam ini, pemisahan antara pemegang saham dengan pimpinan perusahaan dapat terlihat dengan jelas. Fungsi masing masing pihak tidak dapat dipadukan, pemegang saham adalah pihak yang menyediakan modal dan pengelola adalah pihak yang memanfaatkan modal untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Sedangkan PT Terbuka (PT. Tbk) adalah PT yang sahamnya telah dimiliki oleh masyarakat melalui instrumen pasar modal. Sehingga kepentingan-kepentingan terhadap PT Tbk pun akan lebih banyak dibandingkan PT sebelum terbuka. Maka dalam hal ini pengaturannya pun harus lebih profesional. Untuk itu diperlukan standar untuk menjalankan PT dengan baik dan benar. Sehingga diperlukan pedoman Good corporate governance yang salah satunya merupakan konsep yang menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu serta kewajiban perusahaan untuk mengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan mengenai semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder. Prinsip corporate governance diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan pemakai laporan keuangan, termasuk investor."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T19557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnati
Yogyakarta: FH UII Press, 2004
658.15 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Kuswahyudi
"Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance ("GCG") telah menghadirkan "Komite Audit" sebagai salah satu instrumen penting dalam penegakan hukum perseroan terbatas di Indonesia. Kehadiran Komite Audit diyakini sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kelemahan sistemik yang terjadi dalam suatu perseroan terbatas. Dalam konteks GCG, kehadiran Komite Audit dianggap sebagai "obat mujarab" untuk mengatasi lernahnya sistem pengawasan dan pengendalian yang harusnya dijalankan oleh organ perseroan yang bernama "Dewan Komisaris".
Secara historis pemberlakuan prinsip-prinsip GCG dalam perseroan terbatas Indonesia di sebabkan oleh arus perkembangan globalisasi ckonomi sekarang ini yang mengharuskan Pemerintah kita untuk senantiasa mengikuti kehcndak masyarakat ekonomi dunia, tentang perlunya diratifikasi berbagai konvensikonvensi internasional secara umum. Partisipasi Indonesia dalam tata pergaulan internasional dalam memberlakukan GCG sejalan dengan amanat Undang-undang Dasar 1945, dan sebagai salah satu upaya konkrit dalam mewujudkan deinokratise rechtstaat yang senantiasa berkesinambungan selalu berkembang sesuai tingkat kecerdasan bangsa.
Di samping itu GCG diyakini dapat memberikan peningkatan nilai tambah bagi perusahaan. Manfaat Iainnya adaiah berkurangnya peluang Direksi dan para karyawan di lingkungan persero untuk melakukan tindakan korupsi. Hilangnya peluang untuk bertindak korupsi dapat membawa kemungkinan terwujudnya peningkatan kesejahteraan para Direksi dan karyawan, yang dapat membawa pengaruh positif berupa peningkatan semangat dan tuinbuhnya "sense of belonging" sesuai dengan standar pengharapan. Dengan perkataan lain, penerapan dan penegakan GCG pada akhimya dapat meningkatkan daya saing perseroan baik di dalam maupun di luar negeri.
Di Indonesia, lemahnya GCG ini nampak dari minimnya pelaporan kinerja keuangan dan kewajiban-kewajiban perusahaan, kurangnya pengawasan atas aktivitas manajemen oleh komisaris dan auditor, serta kurangnya insentif eksternal untuk mendorong terciptanya efisiensi di perusahaan inelalui mekanisme persaingan yang _/air. Terkait dengan rendahnya GCG inilah kami mencoba melakukan penelitian mengenai penegakkan GCG melalui pembentukan komite audit. Kehadiran komite audit diyakini sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kelemahan sistemik yang terjadi dalam suatu perseroan terbatas. Pengaturan tentang komite audit ini nampak pada Badan Usaha Milik Negara yang diwajibkan untuk membentuk Komite Audit sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: Kep-1171M-MBUI 2002 tentang "Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (SUMN).3 Oleh karena itu, pembentukan komite audit sebagai "staff ahli" dari komisaris yang dianggap sebagai obat mujarab dalam hal penegakan GCG, untuk mengatasi lemahnya sistem pengawasan dan pengendalian yang harusnya dijalankan oleh organ perseroan yang bernama Dewan Komisaris."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Dini Krisanti
"Perhatian dunia terhadap GCG mulai meningkat sejak Negara-negara Asia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 dan sejak kejatuhan perusahaan-perusahaan raksasa dunia pada awal dekade 2000-an. Hasil analisis yang dilakukan banyak organisasi internasional dan regulator pemerintah menemukan sebab utama dari kehancuran ekonomi dan bisnis adalah lemahnya penerapan GCG di dalam perseroanperseroan, termasuk perseroan publik yang sahamnya dimiliki oleh investor publik. Sebagai reaksi terhadap kehancuran ekonomi dan bisnis tersebut berbagai organisasi internasional termasuk OECD dan pemerintah berbagai negara menciptakan pedoman standart corporate governance termasuk di Indonesia, yang dapat diterima di dunia bisnis secara internasional maupun nasional."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007
T37068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Rhina Ernita
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T36183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Irvo Melyka Magdalena
"Untuk melaksanakan penanaman modal asing di Indonesia, investor diwajibkan membentuk badan hukum Indonesia.dalarn bentuk perseroan terbatas. Basal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas mengatur kewenangan Notaris untuk membuat akta pendirian perseroan terbatas yaitu perjanjian para pihak yang memberikan kebebasan bagi para pihak untuk menentukan isi perjanjian mereka. Namun pemerintah telah menentukan isi suatu akta pendirian sehingga timbul permasalahan mengenai peran Notaris dalam pembuatan akta pendirian perseroan terbatas untuk memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan kedudukan akta pendirian perseroan terbatas terhadap para pihak yang membuatnya setelah memperoleh pengesahan tersebut.
Dalam menjawab permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode penelitian kepustakaan dan analisa dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari penelitian tersebut diperoleh basil bahwa peran Notaris dalam pembuatan akta pendirian perseroan terbatas penanaman modal asing adalah memberikan nasihat hukum dan menuangkan kehendak para pihak ke dalam akta pendirian agar tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan bertanggung jawab agar akta pendirian memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dan setelah mendapat pengesahan, akta pendirian menjadi hukum tertinggi bagi perseroan terbatas dan mengikat perseroan terbatas tersebut dan pihak ketiga. Peraturan berlaku jika tidak diatur dalam akta pendirian. Tidak semua ketentuan dalam perjanjian para pihak yang dibuat sebelumnya yaitu Joint Venture Agreement atau perjanjian lainnya dituangkan dalam Akta Pendirian, karenanya JVA secara tegas dapat dinyatakan mengikat perseroan terbatas melalui Rapat Umum Pemegang Saham, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan akta pendirian tidak mengaturnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T19132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia
"ABSTRAK
Undang-Undang Perseroan Terbatas menempatkan profesi notaris dalam kedudukan
yang sangat penting untuk lahir dan eksistensinya suatu Perseroan Terbatas. Setiap
perubahan anggaran dasar harus ditetapkan berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang wajib dituangkan dalam bentuk akta notaris. Dalam
undang-undang tersebut telah diatur mengenai jangka waktu proses pelaksanaan
perubahan anggaran dasar perseroan. Dalam tesis ini akta notaris dalam rangka
penyesuaian dan perubahan data perseroan yang hendak diajukan permohonannya
kepada Menteri akhirnya menjadi lewat batas waktu. Hal ini terjadi akibat adanya
kelalaian dari pihak Notaris dan dihentikannya Sistem Administrasi Badan Hukum
(SABH). Akta yang lewat batas waktu berarti telah cacat hukum, akan tetapi
perbuatan hukum untuk mengubah anggaran dasar oleh para pihak tidak menjadi
batal. Oleh karena itu akta yang telah lewat batas waktu diperlukan keputusan RUPS
mengenai penegasan kembali atas hasil keputusan RUPS sebelumnya yang kemudian
dituangkan dalam suatu akta notaris. Berdasarkan akta penegasan ini selanjutnya
notaris mengajukan permohonan persetujuan dan atau pemberitahuan kepada Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui sistem. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis normatif dan
ternyata dari hasil penelitian penulis terdapat beberapa permasalahan yang dapat
mengakibatkan tidak terpenuhinya jangka waktu pelaksanaan perubahan anggaran
dasar sebagaimana yang tercantum dalam peraturan penmdang-undangan.

ABSTRACT
Limited Liability Company Law puts the profession of a Notary in a very important
position for the establishment and existence of a Limited Liability Company. Every
amendment to the articles of association must be based on the result of the resolution
of the General Meeting of Shareholders (GMS) which must be set out in the form of a
notarial deed. In such law, has been stipulated the period for the implementation
process of amendment to the articles of association of a company. In this thesis,
notarial deed in the framework of adjustment and amendment to the articles of
association which is intended to be submitted for its application to the Minister has
finally become expired. This is due to the presence of negligence from the part of the
Notary and the stoppage of Legal Entity Administration System [Sistem Administrasi
Badan Hukum (SABH)]. The expired deed means it has a legal defect; however, the
legal act to amend the articles of association by the parties does not become void.
Therefore, the expired deed requires a resolution of the GMS regarding the reaffirmation
over the result of the resolution of the previous GMS which then will be
set out in a Notarial deed. Based on this deed of affirmation, then, the Notary will
submit the application for the approval and or the notice to the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia through the system. This research utilizes
library research method with normative juridical characteristic and evidently from the
result of the research, there are several issues which could cause the non-fulfillment
of the period for the implementation of the amendment to the articles of association as
stated in the statutory regulations."
2009
T37562
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rito
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Good Corporate Governance Bank Syariah, analisis struktur Audit Internal Bank Syariah, dan untuk mengetahui peran Audit Internal dalam menerapkan Good Coporate Governance Bank Syariah di Indonesia. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data studi literatur pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah Bank Syariah dengan aset terbesar yaitu BSM, BMI, BNIS dan BRIS sudah menerapkan GCG dengan baik. Struktur Audit Internal pada Bank Syariah tersebut sudah cukup efektif dengan menempatkan posisi Audit Internal berada dibawah Direktur Utama/Komisaris/lainnya. Peran Audit Internal pada bank-bank tersebut secara umum adalah melakukan pemeriksanaan pada unit kerja, monitoring terhadap temuan hasil audit, mengevaluasi hasil temuan audit, melaporkan terkait pelanggaran/kecurangan terhadap aspek syariah, dan melakukan pengend dimasing-masing Bank sesuai dengan kebutuhan tiap Bank Syariah tersebut."
Jakarta: FEB UHAMKA, 2018
330 AGREGAT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>