Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Keluarga sebagai “support system” dan orang terdekat dengan klien yang menjadi fokus utama dalam pengontrolan diet klien. Penelitian ini menggunakan deskriptif sederhana yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran persepsi klien diabetes mellitus mengenai peran keluarga dalam pengontrolan diet. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu peneliti menetapkan kriteria sampel untuk dilibatkan dalam penelitian. Sampel yang diperoleh beljumlah 38 responden di Poliklinik Endokrin RSCM. Pengambilan data berbentuk kuesioner dengan skala Likert. Penelitian menunjukkan bahwa 52% dari jumlah responden memiliki persepsi positif dan 47.4% responden memiliki persepsi negatif mengenai peran keluarga dalam pengontrolan diet. Dapat disimpulkan bahwa keluarga ikut berperan dalam pengontrol diet klien diabetes mellitus, tetapi faktor dari dalam diri klien sendiri seperti motivasi, tingkat pengetahuan, dan pengalaman ikut berperan penting dalam pengontrolan diet klien itu sendiri."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5375
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Keluarga mempunyai lima fungsi dasar yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi dan perawatan kesehatan. Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan asuhan keperawatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan atau merawat anggota yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan (Friedman, 1998). Kunci penangananan dan pencegahan pada penyakit diabetes mellitus adalah penanganan diit dan olahraga teratur. Setiap orang baik penderita maupun bukan harus mengkonsumsi makanan dan minuman khususnya yang mengandung gula. Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor di keluarga yang mempengaruhi tingkat ketaatan diit klien Diabetes Melitus. Desain yang digunakan peneliti adalah deskriptif sederhana. Sample yang digunakan adalah para penderita Diabetes Melitus di RSU Tangerang yang biasa melakukan senam seminggu 2 kali. Penelitian dilakukan pada 5 dan 12 Mei 2002 di RSU Tangerang. Pengumpulan data dilakukan pada 18 orang peserta (n=18) dengan menggunakan kuisioner dengan teknik berdasarkan quota yang berisi data demografi, serta pertanyaan tentang ketaatan diit kllien Diabetes Mellitus. Data diolah dengan menggunakan tendensi sentral yaitu mean dan modus. Hasilnya diperoleh prosentase tingkat ketaatan diit dan falctor di keluarga yang mempengaruhinya yang meliputi pola penyajian, motivasi, waktu makan, dukungan, jenis makanan, teman makan, perhatian. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5276
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Suryadi Tjekyan
"Penyakit DM tipe 2 menyerang usia dewasa diatas 40 tahun dengan komplikasi yang serius. Tujuan penelitian ini adalah meneliti apakah konsumsi kopi dapat menurunkan resiko kejadian diabetes tipe 2. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan DM tipe 2 sebagai kelompok kasus dan kontrol non DM tipe 2 dengan sampel sebanyak 482 tiap kelompok.
Hasil penelitian kelompok non diabetes tipe 2 lebih banyak minum kopi murni dengan odd ratio = 0.75 dapat disimpulkan kopi murni merupakan faktor proteksi diabetes tipe 2 dan bermakna 􀁣2=4.61, p=0.036, Takaran 1-3 sendok makan dibandingkan dengan kelompok yang tidak minum kopi didapatkan odd ratio=0.65, p=0.001036.
Secara keseluruhan lamanya minum kopi didapatkan odd ratio rerata = 0.863 dan spearman korelasi bermakna pada p < 0.01.Secara keseluruhan didapatkan odd ratio = 0.758 antara jumlah kopi yang diminum perhari dengan kejadian diabetes tipe 2, disimpulkan jumlah kopi yang diminum berperan menurunkan angka kejadian diabetes tipe 2. dengan korelasi spearman =- 0.121. Dari hasil analisa logistik regresi didapatkan seluruh kekentalan campuran kopi merupakan faktor protektif dari kejadian diabetes tipe 2. dan takaran 3 sendok tanpa gula mempunyai faktor protektif yang sangat tinggi.

The Risk of Type 2 Diabetic among Coffee Drinker in Palembang Municipality Year of 2006-2007. Prevalence of Type 2 Diabetic approximately 4.7%, and expose people age of 40 year above with serious complications. The objectived of the research was to find out the association between cofee consumption dan the risk of type 2 diabetic.
Method : The design of the research was case control study with type 2 diabetic as cases group and non diabetic type 2 as control group with matching of the aged group with sample size 482 for each group.
Result: Pure coffee consumption of 1- 3 tea spoon the odd ratio was 0.65. and for group less than 1 year the odd ratio =0.49, 1-2 years the odd ratio = 0.55, 3-5 years the odd ratio = 0.13, 6-10 years odd ratio=0.42, 11- 20 the odd ratio =0.60 and more than 20 years the odd ratio=0.29 and it could concluded the risk of type 2 diabtetic inversely associated with duration of coffee consumption. The overall odd ratio of coffee consumption frequencies was 0.758 with spearman correlation = -0.121,or more frequently coffe consumsption the lowest risk of type 2 diabetic. By regresion analysis it was found out the overall coffee viscosities was protected factors for the risk of type 2 diabtetic especially mixed 3 spoon coffee with out sugar had high protected index.
"
Palembang: Medical Faculty Sriwijaya University, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Rohanta
"Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental. Waktu pelaksanaan survey pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2003. sampai dengan 10 Februari 2004. Sedangkan penelitian dilakukan pada tanggal 21 April 2004 sampai dengan 10 Mei 2004. Cara pengambilan sampel dengan purposive random sampling pada pasien yang sesuai dengan kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukkan 52,8% patuh terhadap asupan zat gizi makro. Rentang usia pasien yang mengalami DM TIPE 2 berada pada 30-50 tahun sebesar 51,4%. Perempuan ditemui 70,8% merupakan kelompok terbesar mengalami DM TIPS 2 sedangkan tingkat pendidikan tinggi terbanyak mengalami DM TIPE 2 sebesar 61,1%. Terlihat hasil yang sama pada penyuluhan gizi dengan media food model atau tanpa media food model.
Sebagai kesimpulan dari penelitian ini pada asupan protein terlihat pengaruh penyuluhan gizi terhadap kepatuhan diet dengan nilai P < 0,05 sedangkan asupan energi, karbohidrat dan lemak tidak terlihat pengaruh penyuluhan gizi terhadap kepatuhan diet dengan nilai P > 0.05.
Hendaknya frekuensi pemberian penyuluhan gizi di rumah sakit ditingkatkan agar terbentuk sikap dan pengetahuan pasien terhadap gizi cukup baik untuk melaksanakan diet dengan kepatuhan yang tinggi. Profesioualisme para penyuluh harus terus ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan, melakukan diskusi-diskusi teutang kasus yang terjadi. Kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas gizi 1 kali dalam sebulan berguna untuk memonitor pelaksanaan diet pada penyandang DM Tipe 2.
Kepustakaan : 60 (1985 - 2003)

Nutrient Illumination Influence Concerning Diet Compliance to NIDDM Sufferer Outpatient at Mohammad Hoesin and Palembang Bari Hospital 2004Diet compliance lower to diabetic patient not depend on insulin (NIDDM) is shown an unknowingly patient's circumstance, not has a high attitude and knowledge yet, healthy attitude to diet compliance. It is appear at patient who not capable to decrease amount of food calorie and incompliance for doctor's suggestion and other healthy official. Therefore, is needed to illuminate nutrient approach in order that NIDDM patient has a healthy attitude, to bring about food arrangement with orderly, discipline and compliance.
This research purpose to observe nutrient illumination influent that use food model nor not use food model toward diet compliance NIDDM patient at M. Hoesin and Palembang Hospital BARI 2004 also to see other factors influent such as age, sex, education, food reserve and diet consumption.
This research used quasi-experimental method. Initial survey carry out period begins at December 6, 2003 until February 10, 2004. Meanwhile, research progress at April 21, 2004 to May 10, 2004. Carry out sample by purposive random sampling way on patient as proper as with sample criterion. The result of research shown 52,8% macro nutrient reserve with compliance at total energy. Patient's age part of the way in NIDDM at 30-50 is 51,4%. Woman found 70,8% as biggest group as NIDDM, meanwhile education level as biggest in NIDDM is 61,1%. Shown as same as at nutrient illumination with media food model or non-media food.
As conclude from this research at total energy and protein reserve appears nutrient illumination on diet compliance as value P < 0,05 while energy reserve, carbohydrate and fat not appear nutrient illumination effluent toward diet compliance in value P > 0,05.
Be desirable that nutrient illumination giving frequency in hospital can improve it in order to form patient attitudes and knowledge toward nutrient is good enough to bring about diet with high compliance. Illuminators professionalism has to improve with trainings, discussion on cases happened. Home visit done/conducted by gizi officer once in a month good for monitoring diet execution at patient DM Type 2.
Bibliography: 60 (1985 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi remaja puteri terhadap cara-cara pengaturan asupan makanan yang tepat di SMUN 90 Jakarta.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan responden yang diteliti sebanyak 30 orang siswi SMUN 90 Jakarta dengan kriteria responden yang diambil adalah siswi SMU yang berusia 15-18 tahun. Instrumen pengumpulan data berupa kuisioner yang terdiri dari 16 pertanyaan yang dibuat sendiri oleh peneliti.
Pertanyaan dibagi menjadi dua jenis pertanyaan yaitu 8 pertanyaan positif dan 8 pertanyaan negatif tentang cara-cara pengaluran asupan makanan yang tepat. Kuisioner digunakan untuk mengkategorikan persepsi remaja kedalarn persepsi positif dan persepsi negatif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja puteri memiliki persepsi positif Ientang cara-cara pengaturan asupan makanan yang tepat yaitu sebesar 96,?% atau 29 orang dan yang memiliki persepsi negatif sebesar 3,3% atau 1 orang. Data yang didapat dianalisa dengan menggunakan rumus tendensi sentral rata-rata, distribusi frekuensi dan standar deviasi. Kesimpulan dari penelitian yaitu, sebagian besar (96,7%) remaja puteri memiliki persepsi positif tentang cara-cara mengaturan asupan makanan yang tepat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5012
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Fiber is not digested or absorbed in the small intestine. The main site of action of fiber is in the colon. In
the colon, fiber will increase stool output and frequency. Increase stool water, dilute the colonic content,
reduce the toxins, bile acid, increase colonic fermentation and also stimulate probiotic growth.
Some meta-analysis of observational epidemologic and case contro studies have faund a protective
effect of dietary fiber against colon cancer that increase with intake. Therefore, the high fiber diet is healthy recommendation to prevent various gastrointestinal disorders."
The Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and Digestive Endoscopy Vol. 4 (1) April 2003 : 11-13, 2003
IJGH-4-1-Apr2003-11
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Gabe
"Pengaruh dari media sosial serta permasalahan terkait penampilan dan citra tubuh yang dialami remaja putri membuat mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan berat badan ideal serta penampilan diri yang menarik dengan cara yang mudah dan cepat (fad diets). Namun, umumnya fad diets tidak didasari oleh dasar ilmiah yang jelas (pseudoscientif) sehingga keamanannya tidak terjamin dan dapat menyebabkan masalah gizi seperti malnutrisi dan anemia yang dapat mengarah ke status gizi serta prestasi belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paparan informasi fad diets di media sosial dan faktor lainnya terhadap perilaku diet mahasiswa fakultas non kesehatan di Universitas Indonesia pada tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional melibatkan 175 responden dari mahasiswa fakultas non-kesehatan Universitas Indonesia semester 2 dan 4. Data diambil dengan pengisian kuesioner online dan diolah menjadi analisis data univariat, bivariat, dan multivariat berupa uji Chi Square dan uji Regresi Logistik Ganda yang dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil penelitian menunjukkan 74,3% responden pernah atau sedang melakukan upaya penurunan berat badan dengan metode fad diets. Hasil analisis bivariat menyatakan bahwa jenis kelamin, citra tubuh, dorongan diet dari keluarga, dorongan diet dari teman sebaya, frekuensi paparan infromasi fad diets di media sosial, serta pengaruh paparan informasi fad diets di media sosial secara signifikan berhubungan dengan perilaku fad diets. Variabel citra tubuh merupakan faktor dominan dari perilaku fad diets dengan OR sebesar 9,6 setelah dikontrol dengan variabel frekuensi paparan informasi fad diets di media sosial sebagai variabel perancu.

The influence of social media and problems related to appearance and body image experienced by young women make them have a strong desire to get ideal body weight and attractive appearance in an easy and fast way (fad diets). However, generally, fad diets are not based on a clear scientific basis (pseudoscientific) so their safety is not guaranteed. It can cause nutritional problems such as malnutrition and anemia that can lead to nutritional status and learning achievement. This study aimed to determine the relationship between exposure to fad diets information on social media and other factors on the dietary behavior of non-health faculty students at the University of Indonesia in 2022. The research design used was cross-sectional involving 175 respondents from non-health faculty students at the University of Indonesia. semesters 2 and 4. The data were taken by filling out online questionnaires and processed into univariate, bivariate, and multivariate data analysis in the form of Chi Square test and Multiple Logistics Regression test which were carried out using SPSS software. The results showed that 74.3% of respondents had or are currently trying to lose weight using the fad diet method. The results of the bivariate analysis stated that gender, body image, dietary encouragement from family, dietary encouragement from peers, frequency of exposure to fad diets information on social media, and the influence of exposure to fad diets information on social media was significantly related to fad diets behavior. Body image is the dominant factor in fad diet behavior with an OR of 9.6 after controlling for the frequency of exposure to fad diet information on social media as a confounding variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
White, Ellen G.
Bandung Indonesia Publishing House 1992,
613.2 Whi p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wijaya
"Latar Belakang: Sindrom renal-retinal diabetes (SRRD) merupakan koinsidensi nefropati dan retinopati diabetik yang menimbulkan komplikasi serius berupa penurunan kualitas hidup dan peningkatan mortalitas dengan risiko kardiovaskular sebesar 4,15 kali lipat. Sementara itu, angka deteksi dini retinopati dan nefropati masih rendah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan SRRD pada penyandang DMT2 di Indonesia belum diketahui.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom renal-retinal diabetes pada DMT2 di RSCM.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang yang dilakukan pada 157 subjek DMT2 berusia > 18 tahun. Data karakteristik subjek didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan foto fundus retina, dan pengambilan sampel darah dan urin. Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan SRRD dianalisis secara bivariat dengan chi square dan multivariat dengan regresi logistik menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 21.0.
Hasil: Sebanyak 157 pasien terlibat dalam penelitian ini. Prevalensi SRRD adalah 28,7%, dengan rerata usia 56 (27-76) tahun, rerata IMT 25,7 (21,3-33,8) kg/m, median durasi DM 12 (1-25) tahun dengan HbA1c 8,6 (4,8-15,8) %, prevalensi hipertensi 86,7%, prevalensi dislipidemia 91%, 76,4% pasien tidak merokok, 33,3% pasien albuminuria derajat A2 dan 66,7% derajat A3. Pada SRRD, prevalensi derajat nefropati berdasarkan klasifikasi adalah 0% risiko rendah, 13,3% risiko sedang, 20% risiko tinggi, dan 66,7% risiko sangat tinggi dan prevalensi derajat retinopati diabetik adalah 42,2% NPDR, 55,6% PDR, 24,2% DME, dengan angka deteksi dini retinopati dan nefropati adalah sebesar 20% dan 17,8%. Analisis bivariat dan multivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara durasi DM (p=0,001) dan albuminuria (p=0,008) dengan kejadian SRRD.
Simpulan: Proporsi SRRD pada penyandang DMT2 cukup tinggi (28,7%) dan pada studi ini, faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SRRD pada DMT2 adalah durasi DM dan albuminuria.

Backgrounds: Diabetic renal-retinal syndrome (DRRS) is a coincidence of diabetic nephropathy and retinopathy that cause serious complications as decreased quality of life and increased mortality with cardiovascular event risk 4,15 times higher. Meanwhile, early detection rate of retinopathy and nephropathy are still low and associated factors of DRRS among Indonesian type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients has not been known.
Objective: To obtain the factors related to DRRS among T2DM patients in Cipto Mangunkusumo hospital.
Methods: This was a cross-sectional study involving 157 T2DM subjects aged 18 characteristics were obtained from anamnesis, physical examination, retinal fundus, and blood and urine sample. Bivariate and multivariate analysis using statistical package for the social sciences (SPSS) version 21.0 was used to analyze the factors related to DRRS.
Results: 157 patients were included in this study. The prevalence of DRRS was 28,7% with median age was 56 (27-76) year old, mean BMI was 25,7 (21,3-33,8) kg/m2, median duration of DM was 12 (1-25) year old and HbA1c 8,6% (4,8-15,8%), prevalence of hypertension was 86,7%, prevalence of dyslipidemia was 91%, 76,4% patients were not smoker, 33,3% patients with albuminuria grade A2 and 66,7% patients with grade A3. In DRRS, the prevalence of nephropathy was classified as 0% low risk, 13,3% moderate risk, 20% high risk, and 66,7% very high risk and the the prevalence of diabetic retinopathy was 42,2% NPDR, 55,6% PDR, 24,2% DME with early detection rate of retinopathy and nephropathy were 20% and 17,8%. Bivariate and multivariate analysis showed significant correlation with duration of DM (p=0,001) and albuminuria (p=0,008) with DRRS.
Conclusions: DRRS proportion in T2DM was high (28,7%) and this study showed that duration of DM and albuminuria were correlated with DRRS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengatahuan tentang diet diabetes mellitus perlu dimiliki pasien diabetes mellitus sebagai dasar utama untuk melakukan penatalaksanaan program terapi secara keseluruhan. Diet diabetes mellitus sangat penting untuk membantu menstabilkan dan menurunkan kadar gula darah dan dapat mencegah terjadinya komplikasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan klien diabetes mellitus tentang terapi diet diabetes mellitus. Desain penelitian deskriptif sederhana. Pengambilan sample menggunakan metode total sampling dengan responden berjumlah 30 orang. Pengumpulan data melalui kuesioner yang berisi data demografi dan 20 pemyataan. Dari hasil penelitian didpatkan 100% mendapatkan nilai 60-80. Dapat disimpulkan tingkat pengetahuan responden adalah tinggi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5680
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>