Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Kristiana
"Dalam tugas akhir ini dirancang dan dibuat prototype sebuah system pengontrol switching untuk proses pengontrol switching pada system komunikasi PLC (Power Line Communication). Sistem pengontrol switching tersebut menggunakan mikrokontroler sebagai pengatur proses switching. Di dalam sistem ini, mikrokontroler mengatur beberapa tugas diantaranya adalah menerima data identitas pemanggil dan yang dipanggil dari mikrokontroler pelanggan, memeriksa kanal frekuensi untuk fasa yang dipanggil, memberikan indikator status switching ke mikrokontroler pelanggan dan mengirim bit-bit ke rangkaian switching sesuai dengan kontak switching pemanggil dengan kontak switching yang dipanggil.
Pembuatan prototype sistem pengatur switching ini menggunakan implementasi dari sistem tiga fasa yang berasal dari kabel listrik dan pemakaian frekuensi carrier sebesar 300 kHz - 400 kHz dalam setiap fasa. Bandwidth yang digunakan adalah sebesar 20 kHz. Dalam perancangan ini digunakan 5 buah kanal dan 5 pelanggan dalam setiap fasa. Setiap kanal tersebut bisa digunakan oleh lima pelanggan secara bergantian. Sistem pengatur switching ini dapat menghasilkan 75 kemungkinan titik switching pelanggan. Sistem penomoran yang merupakan ID pelanggan pada perancangan ini menggunakan dua digit yang masing-masing digit merepresentasikan kode fase dan kode kanal untuk bagian pemanggil. Sedangkan untuk bagian yang dipanggil merepresentasikan kode fasa dan kode pelanggan.
Rancang bangun prototype sistem pengatur switching tersebut selanjutnya diharapkan dapat dibuat dan dikembangkan ke tahap berikutnya menjadi suatu sistem switching yang terintegrasi untuk komunikasi telepon via modem PLC.

This final project has designed a controller switching system that processed the dialing switching on the PLC communication system (Power Line Communication). Controlling switching system used a microcontroller as controller of switching process. The mikrokontroler managed many tasks namely accept the calling ID and called ID from microcontroller subscriber, checking the frequency channel of every electrical phase which is called, send a switching state indicator to microcontroller subscriber and transfer bit code to switching contact calling with called switching contact.
This construction of switching controller was consist of the three electrical phases and several carrier frequences between 300 KHz - 400 KHz of each electrical phase. Each carrier had 20 KHz bandwidth. Every electrical phase consist of 5 channels and 5 subscriber. Every channel were used by 5 subscribers one by one. The switching controller can yield the 75 switching point probability. The numbering system use 2 digit. 1 digit indicated the channel code and the other 1 digit indicated the phase code of calling subscriber or called subscriber. The number of called subscriber was consist of 1 digit of the electrical phase code and 1 digit of subscriber number.
Design of the switching system that hereafter been expected to develop to the next phase as a switching system. The switching system integrated to whole communication system thought PLC modem.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aribowo Hartanto
"Dalam tugas akhir ini telah berhasil dirancang dan dibuat sebuah system pengendalian penanganan pelanggan untuk perangkat switching Power Line Communication (PLC) untuk mengatur dialling telepon. Perangkat switching tersebut menggunakan mikrokontroler AT89S51 untuk mengontrol switching penanganan pelanggan. Di dalam sistem ini, mikrokontroler mengatur beberapa tugas diantaranya adalah menganalisa status input data yang dimodelkan dengan bit-bit DIP switch, memberi tanda adanya pelanggan yang melakukan panggilan, memberi nada dial tone pada saat kondisi off-hook, memberikan nada kepada pelanggan pemanggil ketika jalur pelayanan ke pelanggan yang dituju dalam kondisi sibuk atau tidak.
Sistem switching ini direncanakan menggunakan Amplitude Modulation (AM) dan dapat menampung sebanyak 75 pelanggan. Sistem switching ini akan terhubung ke jala-jala listrik melalui modem PLC. Frekuensi carrier yang akan digunakan berkisar antara 300 kHz ? 400 kHz untuk setiap fase pada jala-jala listrik. Bandwidth yang akan digunakan adalah sebesar 20 kHz, sehingga memungkinkan tersedianya 5 buah kanal frekuensi dalam satu fase. Setiap kanal tersebut dapat digunakan oleh 5 orang pelanggan secara bergantian. Sistem penomoran yang dapat dilakukan adalah sebanyak tiga digit. Tiga digit tersebut masing-masing merepresentasikan kode fase, kode kanal frekuensi dan kode pelanggan.
Rancang bangun perangkat switching tersebut dalam proses untuk dikembangkan ke tahap berikutnya menjadi suatu sistem switching yang terintegrasi untuk jaringan komunikasi telepon via modem PLC. Sistem switching tersebut akan dapat bermanfaat sebagai alternatif untuk jaringan komunikasi telepon di pedesaan.

This Paper describes the development of a switching center for Powerline Communication (PLC) network based on Microcontroller AT89S51. The switching center analyzes the channel input status which is modelled with bit DIP Switches, and an alert status which to warn the destination subscriber about the call from calling subscriber, set dial tone for calling subscriber at offhook condition, send calling tone to the caller and ring to the called one.
This switching center is designed based on Amplitude Modulation (AM) and can support for 75 subscribers. This system is connected to the electricity network through PLC modem. The carrier frequency is set between 300-400 kHz for each phase of the electric network. The bandwidth is 20 kHz, hence possible to support 5 frequency channels each phase. Each channel is dedicated to support for 5 subscribers. The numbering system is represented by 3 digits, where each digit represents electric phase code, frequency channel code and the subscriber number of the channel.
This switching center prototype is in progress to be developed and integrated in telephony network by using PLC modem. The switching center will be usefull and as a promissing alternative for telephony network in the rural area."
2008
S40442
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nisma Maulani
"Dalam skripsi ini dirancang dan dibuat sebuah sistem pensinyalan pada bagian pelanggan untuk menerima nomor telepon yang dipanggil menyesuaikan dengan nomor telepon yang bersangkutan. Selanjutnya jika sama maka mikrokontroler pada pelanggan yang dipanggil menghubungkan bel sebagai tanda bahwa line tersambung, kemudian telepon diangkat maka bel akan berhenti berbunyi. Sistem pensinyalan pelanggan ini diterapkan pada teknologi Power Line Communication, yang memanfaatkan aliran listrik sebagai media transmisi sinyal suara dimana carrier yang digunakan 300 - 400 KHz.
Power Line Communication (PLC). Sistem pensinyalan ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol penerimaan panggilan telepon . Di dalam sistem ini, mikrokontroler mengatur beberapa tugas diantaranya adalah menganalisis panggilan apakah sudah sesuai dengan nomor pelanggan yang dipanggil dan sama dengan bit-bit pada DIP switch, memberi tanda bahwa ada pelanggan lain yang melakukan panggilan, mengatur nada pada saat kondisi offhook dan on hook, maupun nada dialling pelanggan lain dan diterima dalam kondisi di matikan. Keluaran dari system ini akan disimulasikan oleh bunyi pada Buzzer , Tampilan pada LCD dan LEDsebagai indicator. Hasil akhir dari pembuatan alat ini sesuai dengan yang diinginkan.

This final Project has designed a signaling for subscriber to receiver called on Power Line Communication. System of subscriber signaling is a system can followed information who need a subscriber for connected to the other.This Sytem used on Power Line communication, which the carrier 300 - 400 KHz.
This system used microcontroller as controller for called incoming in the subscriber.The microcontroller managed many tasks namely to analisys called the number phone subscriber and called phone number that has correct with dipswitch, controller for condition is Off Hook or On Hook, checking the frequency channel of every electrical phase which is called. This system simulated by buzzer and LED as signal was connect or not the telephone subscriber on the Power Line Communication.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.137 Mau r
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nisma Maulani
"Dalam skripsi ini dirancang dan dibuat sebuah sistem pensinyalan pada bagian pelanggan untuk menerima nomor telepon yang dipanggil menyesuaikan dengan nomor telepon yang bersangkutan. Selanjutnya jika sama maka mikrokontroler pada pelanggan yang dipanggil menghubungkan bel sebagai tanda bahwa line tersambung, kemudian telepon diangkat maka bel akan berhenti berbunyi. Sistem pensinyalan pelanggan ini diterapkan pada teknologi Power Line Communication, yang memanfaatkan aliran listrik sebagai media transmisi sinyal suara dimana carrier yang digunakan 300 - 400 KHz.
Power Line Communication (PLC). Sistem pensinyalan ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol penerimaan panggilan telepon. Di dalam sistem ini, mikrokontroler mengatur beberapa tugas diantaranya adalah menganalisis panggilan apakah sudah sesuai dengan nomor pelanggan yang dipanggil dan sama dengan bit-bit pada DIP switch, memberi tanda bahwa ada pelanggan lain yang melakukan panggilan, mengatur nada pada saat kondisi offhook dan on hook, maupun nada dialling pelanggan lain dan diterima dalam kondisi di matikan. Keluaran dari system ini akan disimulasikan oleh bunyi pada Buzzer, Tampilan pada LCD dan LEDsebagai indicator. Hasil akhir dari pembuatan alat ini sesuai dengan yang diinginkan.

This final Project has designed a signaling for subscriber to receiver called on Power Line Communication. System of subscriber signaling is a system can followed information who need a subscriber for connected to the other.This Sytem used on Power Line communication, which the carrier 300 - 400 KHz.
This system used microcontroller as controller for called incoming in the subscriber.The microcontroller managed many tasks namely to analisys called the number phone subscriber and called phone number that has correct with dipswitch , controller for condition is Off Hook or On Hook, checking the frequency channel of every electrical phase which is called. This system simulated by buzzer and LED as signal was connect or not the telephone subscriber on the Power Line Communication.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51027
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agis Gilang Setiawan
"Gasifier biomassa merupakan mesin yang menghasilkan gas syntetic atau syngas dari pembakaran parsial yang berbahan bakar biomassa. Lab Gasifikasi UI sudah mengembangkan purwarupa gasifier sejak 2016. Target utama penelitian di Lab Gasifikasi UI adalah dapat memproduksi gasifier secara masal yang dapat dijalankan dimanapun selama terdapat bahan bakar biomassa. Pada gasifier dengan kapasistas 10 kW ini terdapat 4 motor utama yang perlu dikontrol agar gasifier dapat menghasilkan syngas yang baik. Sehingga, dibutuhkan sistem kontrol yang mudah agar warga-warga desa dapat menjalankan gasifier dengan sangat mudah. Penelitian ini mengembangkan sistem kontrol berbasis PLC (Programmable Logic Control) dan menggunakan speed preset untuk mengatur kecepatan motor. Sehingga, diharapkan mampu membuat gasifier yang dapat dijalankan siapapun dengan sangat mudah.

Biomass gasifier is a machine that produces syntetic gas or syngas from partial combustion of biomass fuel. The UI Gasification Lab has been developing gasifier prototypes since 2016. The main target of research at the UI Gasification Lab is to be able to mass produce gasifiers that can be run anywhere as long as there is biomass fuel. In this gasifier with a capacity of 10 kW, there are 4 main motors that need to be controlled so that the gasifier can produce combustible syngas. Thus, an easy control system is needed so that villagers can run the gasifier very easily. This study develops a control system based on PLC (Programmable Logic Control) and uses a preset speed to adjust the motor speed. So, it is expected to be able to make a gasifier that can be run by anyone very easily."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Ilham Wiratama
"Skripsi ini dibuat untuk merancang demodulator QPSK untuk perangkat modem power line communication yang disusun dari rangkaian logika dengan menggunakan simulator Multisim 10. Rangkaian demodulator QPSK tersebut terdiri atas beberapa modul, seperti rangkaian sinusoidal to square wave, clock recovery, phase shifter, comparator, dan sampling. Keseluruhan modul rangkaian tersebut disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak Multisim 10. Proses pertama yang dilakukan di dalam rangkaian demodulator ialah mengubah modulated signal QPSK analog dari pre-amp receiver menjadi berbentuk pulsa (square wave). Proses berikutnya ialah mensinkronkan clock generator pada bagian demodulator dengan sinkronisasi clock yang dikirim oleh far end modulator dengan menggunakan rangkaian clock recovery. Rangkaian dasar QPSK adalah phase shifter, yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal carrier dan menggeser fase sinyal sebesar 900. Modulated sinyal QPSK tersebut dibandingkan dengan sinyal carrier dengan rangkaian comparator. Proses terakhir ialah menggabungkan sinyal dari kanal I dan Q menjadi data serial, dengan menggunakan rangkaian sampling. Selanjutnya dilakukan analisis untuk menunjukkan cara kerja dari rangkaian demodulator QPSK ini, kestabilan rangkaian, hasil keluaran dari setiap proses rangkaian, dan hasil data QPSK yang dapat didemodulasikan menjadi data awal.

This paper explains the design of QPSK demodulator which is proposed for communication via power line networks. As already known that communication via power-line network needs suitable modulation, since power-line networks are very noisy and originally were not designed for communication. The QPSK modulation technique had been chosen, since it is one of the effective modulation methods to be implemented in the high noisy communication channel such as power-line networks. QPSK modulation is a well-known modulation technique in telecommunication field. One makes design different from existing design is the use of the electronic discrete components. In this research, it is shown that QPSK demodulator can be built up from discrete digital TTL integrated circuits which are enormously available in the market. This QPSK demodulator was designed by using simulation software called Multisim 10 Simulator. The QPSK demodulator consists of several blocks functions, such as sinusoidal to square-wave converter, phase shifter, clock recovery, clock generator, comparator and sampling circuit. This QPSK demodulator is designed to work in 250 KHz carrier frequency and having speed of about 60 kbps. Analysis has been made based on how the circuit works and comparison to the existing standard. This designed QPSK demodulator is concluded to be able to work and support for PLC system and in the future can be improved to obtain a better PLC modem performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hilman Hizrian
"Teknik beamforming digunakan untuk mengetahui letak suatu objek melalui penyaringan frekuensi sinyal yang dipancarkan objek tersebut. Suatu sistem beamforming dapat terdiri dari antena mikrostrip, rangkaian butler matriks, serta rangkaian switching yang berfungsi untuk mengatur daya yang masuk ke rangkaian antena butler matriks.
Fokus skripsi ini adalah pada rancang bangun rangkaian switching berbentuk SP4T (Single Pole Four Throw) pada frekuensi 2,35 GHz. Perancangan dimulai dari pembuatan rangkaian switching SPDT (Single Pole Double Throw), parameterisasi komponen yang berpengaruh pada rangkaian SPDT, dan membuat rangkaian SP4T yang memiliki komponen sama serta struktur mirip dengan rangkaian SPDT. Parameterisasi telah dilakukan pada komponen pasif kapasitor dan induktor, serta panjang dan lebar rangkaian. Perancangan simulasi rangkaian SP4T memakai komponen dengan nilai yang terdapat pada pasaran, serta penyesuaian nilai komponen dengan hasil parameterisasi. Di sini performa yang menjadi pertimbangan adalah return loss serta insertion loss rangkaian.
Hasil parameterisasi memberikan informasi bahwa performa rangkaian semakin baik saat nilai kapasitansi serta panjang rangkaian diturunkan, dan nilai induktansi dinaikkan. Hasil simulasi rangkaian switching SP4T akhir memberikan nilai S11 (return loss) sebesar -21,138 dB, nilai S12 dan S15 sebesar -7,179 dB, serta nilai S13 dan S14 sebesar -7,374 dB. Nilai isolation between port mempunyai nilai antara (-18,277 dB) ? (-6,262 dB).
Hasil pengukuran rangkaian switching SP4T menunjukkan nilai S11 sebesar -13,48 dB. Nilai return loss ini menunjukkan kondisi yang cukup matching karena nilainya yang lebih kecil daripada -10 dB. Sementara itu nilai S12, S13, S14, dan S15, berturut-turut sebesar -8,097 dB, -11,403 dB, -5,936 dB, dan -8,537 dB. Isolation between port mempunyai nilai antara (-27,1 dB) ? (-21,3 dB).
Rangkaian switching SP4T menunjukkan perbedaan level daya output ketika rangkaian diberi maupun tidak diberi tegangan DC. Ketika rangkaian diberikan tegangan DC, maka daya output akan menurun. Ini menunjukkan bahwa rangkaian dalam kondisi tidak aktif. Sementara saat rangkaian dalam kondisi aktif, maka tidak ada tegangan DC yang diberikan pada rangkaian. Selisih daya output dari kondisi on-off rangkaian bervariasi antara 3,56 - 6,18 dB.

Beamforming techniques are used to determine the location of an object through filtering the frequency of signal emitted by the object. A beamforming system can consist of microstrip antenna, butler matrix circuit and switching circuit which has a function to adjust the power into the butler matrix antenna circuit.
The focus of this skripsi is to design an SP4T (Single Pole Four Throw) switching circuit at 2.35 GHz frequency. The design starts from designing SPDT (Single Pole Double Throw) switching circuit, parameterization of components which affect the SPDT circuit, and designing a SP4T that has the same components and similar structures to SPDT circuit. The parameterization was conducted on passive components capacitors and inductor, as well as the length and the width of the circuit. The design of the circuit SP4T use components with the value that exist in the market, as well as the adjustment of the value of the component with the results of parameterization. Here the consideration performances are the return loss and insertion loss of the circuit.
Parameterization results provide information that the performances of the circuit show better result when the capacitance value and the length of the circuit are lowered, and the inductance value is increased. The final SP4T switching circuit simulation results have the S11 (return loss) value of -21,138 dB, the S12 and the S15 value of -7,179 dB, the S13 and the S14 value of -7,374 dB. The isolation between port has the values between (-18,277 dB) ? (-6,262 dB).
The SP4T switching circuit measurement results have the S11 value of -13,48 dB. The return loss value shows adequate matching condition because it is smaller than -10 dB. Meanwhile the S12, S13, S14, and S15 values are -8,097 dB, -11,403 dB, -5,936 dB, and -8,537 dB, respectively. The isolation between port have the values between (-27,1 dB) ? (-21,3 dB).
The SP4T switching circuit shows the different levels of output power when the circuit is supplied or not supplied by a DC voltage. When the circuit is supplied by a DC voltage, therefore the output power is decreased. This indicates that the circuit is not active. Meanwhile when the circuit is active, therefore no DC voltage supplied to the circuit. The range of output power difference from the on-off circuit condition varies between 3,56 - 6,18 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Tiara
"Skripsi ini membahas disain rangkaian snubber untuk menentukan nilai elemen snubber (resistor dan kapasitor) yang akan digunakan pada sistem power switching menggunakan mosfet. Dalam merancang rangkaian-rangkaian elektronika daya, salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah masalah kerugian daya yang terjadi pada sakelar elektronik yang digunakan. Kerugian daya pada sakelar elektronik itu sendiri terdiri dari dua bagian yaitu pada kondisi ON dan pada kondisi peralihan. Alternatif untuk mengurangi kerugian pensakelaran adalah dengan menambahkan rangkaian snubber pada sakelar elektronik.

The focus of this study is to design snubber circuit to determine the element value of the snubber (resistor and capasitor) that will use in power switching system using mosfet. In designing power electronic circuits, one of the important factor that need to be concerned is power loss problem that occur on electronic switching that is used. Power loss on electronic switching itself consist of two parts, these are on ON condition and on switching transition. The alternative to reduce switching loss is with adding the snubber circuit on electronic switching."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marulitua, Edison
"Para pembuat IGBT sedang berusaha membuat piranti elektronik ini menjadi pilihan alternatif yang menarik untuk rentang yang luas di bidang elektronika daya, seperti halnya penggunaan IGBT sebagai kendali PWM berbasis mikrokontroler AT90PWM3 yang dirancang untuk sebuah perangkat inverter 3 fase dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya, dimana pada IGBT tersebut membutuhkan catu daya (power supply) untuk mencatu penyaklaran dimana catu daya tersebut terpisah dari sistem yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan perancangan rangkaian yang dapat mengatur power supply yang digunakan sebagai pembangkit pencatuan saklar IGBT.
Perancangan rangkaian yang akan dibahas, akan menghasilkan beberapa tegangan yang terpisah yang sesuai dengan kebutuhan tegangan yang akan digunakan pada sistem, termasuk untuk menyuplai IGBT tersebut, serta alat yang mendukung kinerja dari pencatuan IGBT. Dimana diharapkan tegangan keluaran yang dihasilkan memiliki tingkat kestabilan yang cukup. Maka dirancanglah flyback regulator untuk mencatu sistem penyaklaran IGBT pada inverter.

IGBT's makers are trying to make electronics device has become an attractive alternative choice for the range in the field of power electronics, as well as use as an IGBT ' based PWM control of the AT90PWM3 that is designed for three phase inverter device in the system of solar power plants, where the IGBT requires power supply that is separate from the system used. Therefore, it required the design of a circuit which can adjust the power supply is used as power rationing IGBT switches.
The design of circuit that will be discussed, will generate the appropriate voltage multilple output voltage needs to be used on the system, including for the supply IGBT, as well as tools that support the performance of IGBT. Where the resulting output voltage is expected to have sufficient level of stability. Flyback regulator was designed to distribute the inverter IGBT switching system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>