Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anjas Surtiningrum
"Klien isolasi sosial memiliki jaringan sosial yang kecil, sehingga klien membutuhkan suport sistem yang mendukung terbentuknya jaringan sosial yang kondusif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi suportif terhadap peningkatan kemampuan bersosialisasi klien isolasi sosial di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang. Desain penelitian quasi experimental, pre-post test with control group. Tempat penelitian di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang. Sampel penelitian adalah seluruh klien isolasi sosial yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh terapi suportif yang signifikan terhadap perubahan kemampuan bersosialisasi klien isolasi sosial pada kelompok intervensi. Disarankan terapi suportif digunakan sebagai terapi keperawatan dalam merawat klien isolasi sosial.

Social isolation's clients has a narrow space of social network that make them need a support system which supports the creation of a conducive social networks. The purpose of this study was to determine the effect of supportive therapy toward the increase of social ability of social isolation's clients. This research conducted a quasi-experimental, pre-post test with control group design. Research site was at Regional Mental Health Hospital dr. Amino Gondohutomo Semarang. The samples were all clients of social isolation who met the inclusion criteria. Result showed that there was a significant effect of supportive therapy to client's social skill ability in the intervention group. The recommendation of this study that can be applied for the next research was a supportive therapy for the social isolation's clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Hidayati
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui terapi kelompok suportif terhadap kemampuan mengatasi perilaku kkerasan pada klien skizoprenia. Desai penelitian quasi exsperimental, pre-post test without control group. Sampel penelitian adalah 42 klien perilaku kekerasan yang sesuai dengan criteria inklusi, klien yang mengalami tingkat kemarahan sedang berdasarkan hasil screening emosi marah dank lien yang sudah mendapatkan TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan kemampuan klien mengatasi perilaku kekerasan sebelum dan sesudah diberikan terapi kelompok suportif. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya dilakukan terapi kelompok suportif yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dengan spesialis keperawatan jiwa.

The purpose of this study to determine the supportive group therapy on the ability to cope with violent behavior on the client skizoprenia. Desain quasi exsperimental research, pre-post test control group without. Study sample was 42 clients that violent behavior in accordance with inclusion criteria, clients who experienced the level of anger was based on results of screening emotion of anger and clients who have gotten no stimulation of the perception of violent behavior.
The results showed no significant difference between the client's ability to cope with violent behavior before and after are given supportive therapy group. Recommendations of this study is the need for supportive group therapy conducted at the Mental hospital with specialist nursing soul.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nyumirah
"Isolasi sosial merupakan suatu keadaan perubahan yang dialami klien skizofrenia. Suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi perilaku kognitif terhadap kemampuan klien isolasi sosial dalam melakukan interaksi di ruang rawat inap di RSJ Dr Amino gondohutomo Semarang . Desain penelitian quasi experimental pre-post test with without control. Sampel berjumlah 33 orang dengan tehnik pengambilan sampel total sampling . Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terapi perilaku kognitif terhadap kemampuan interaksi (kognitif, afektif dan perilaku) pada klien isolasi sosial (p value <0.05). Ada peningkatan kemampuan interaksi sosial (kognitif, afektif dan perilaku) setelah dilakukan terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku kognitif direkomendasikan diterapkan sebagai terapi keperawatan dalam merawat klien dengan isolasi sosial dengan penurunan kemampuan interaksi social.

Social isolation is a state of change experienced by clients with schizophrenia. Aperson's solitude experience and shyness towards others as something negative. This study aimed to determine the effect ofc ognitive behavioral therapy for social isolation in the client's ability to interactin the hospitalized in the RSJ Dr Amino Gondohutomo Semarang. Quasi-experimental research design pre-post test with without control was used for this study sample consistend of 33 respondents were selected using the with total sampling technique. The results of that study showed that there was no effect of cognitive behavioral therapy on the ability of interaction(cognitive, affective and behavioral) of the client's social isolation (p value <0.05).There was increasing social interaction skills(cognitive, affective and behavioral) after receiving cognitive behavioral therapy. Cognitive behavioral therapy was recommended as a treatment applied to nursing care the clients with social isolation experienced the low ability social interaction skills."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30930
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Keksi Girindra Swasti
"Penelitian bertujuan menjelaskan pengaruh terapi suportif terhadap ansietas siswa dalam menghadapi UN. Menggunakan desain quasi experiment pre-post test with control group. Sejumlah 82 sampel dipilih secara purposive sampling. Kuesioner yang valid dan reliabel dianalisis menggunakan independent t-test, dependent ttest dan regresi linier ganda.
Hasil menunjukkan penurunan ansietas pada kedua kelompok (p-value < α 0,05) dengan selisih score ansietas kelompok intervensi (0,821) dan kelompok kontrol (0,454). Penurunan ansietas dipengaruhi oleh terapi suportif, jenis kelamin dan penghasilan orang tua, dengan peluang perubahan 27,9%. Terapi direkomendasikan untuk mengatasi ansietas pada siswa yang menghadapi UN.

This study aimed to explain the effect of supportive therapy on students anxiety for facing National Examination. The design was quasi experiment pre-post test with control group. A number of 82 students were selected using purposive sampling. Data collected using validated and reliable questionairre were analyzed by independent t-test, dependent t-test and double linear regression.
The result indicated decreased anxiety (p-value < α 0,05) with quarrel score for intervention group was higher than that of control group. The decreased of anxiety was influenced by supportive therapy, sex and their parents income with the determination coefficient was 27.9%. Supportive therapy is recommended to solve students? anxiety when they facing National Examination.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Oktaria Safitri
"Latar belakang. Tumor otak metastasis berpotensi menyebabkan distres dan psikopatologi, serta menurunkan kualitas hidup pasien. Kerentanan ini terjadi karena beban gejala fisik dari tumor primer dan gejala dari metastasis otak yang dialami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh psikoterapi suportif pada perbaikan distres, psikopatologi dan kualitas hidup pasien.
Metode. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji klinis randomisasi, tersamar tunggal, desain paralel tanpa matching, pragmatis. 15 pasien kelompok perlakuan adalah pasien tumor otak metastasis yang mendapatkan intervensi psikoterapi suportif sebanyak 6 sesi selama 30-45 menit pada setiap sesi dan perawatan standar dari dokter saraf, sedangkan 15 pasien kelompok kontrol mendapatkan terapi standar dari dokter spesialis saraf saja. Penelitian ini menggunakan kuesioner distress thermometer (DT) untuk menilai distres, Self-rating Questionnaire 20 (SRQ 20) untuk menilai psikopatologi dan World Health Organization Quality of life-Bref (WHOQOL-Bref) untuk menilai kualitas hidup pasien sebelum dan setelah intervensi. Sebelum dilakukan intervensi, dilakukan validasi isi pada modul psikoterapi suportif yang akan digunakan. Tidak ada subjek yang dropped out (lepas pantau) dan loss to followup dalam penelitian ini.
Hasil. Hasil penelitian semua subjek kelompok perlakuan sebanyak 15 (100,0%) mengalami perbaikan skor distres, psikopatologi, dan kualitas hidup yang bermakna secara bermakna(P=0,00) sebelum dan sesudah psikoterapi suportif. Selain iut, didapatkan juga perbedaan yang bermakna secara bermaknadalam proporsi pasien yang mengalami masalah psikososial berupa masalah praktis sehari-hari, masalah emosional, dan masalah gejala tumor otak metastasis antara sebelum dan setelah intervensi (P<0,05). Ditemukan juga penurunan rata-rata skor variabel gejala tumor otak metastasis (p=0,00) berupa nyeri kepala (p=0,00), kelemahan (p=0,00), kejang dan penglihatan ganda antara sebelum dan sesudah intervensi psikoterapi suportif, pada kedua kelompok. Nilai keseluruhan validasi modul psikoterapi suportif 96,21% dan validasi isi setiap sesi lebih dari 90% sehingga menunjukkan hasil yang valid. Faktor demografi yang memengaruhi perbaikan skor psikopatologi adalah status ekonomi (p=0,03).
Kesimpulan. Psikoterapi suportif berpengaruh secara bermaknadalam menurunkan distres dan psikopatologi, serta meningkatkan kualitas hidup pasien tumor otak metastasis.

Background. Patients with metastatic brain tumors are in risk of distress, psychopathology, and reduced quality of life. This vulnerability occurs because of the burden of physical symptoms from the primary tumor and symptoms of metastatic brain tumors experienced by the patients. The purpose of this study was to determine the effectiveness of supportive psychotherapy in alleviating distress, psychopathology, and quality of life of patients with metastatic brain tumors.
Method. This study is a randomized, single-blind, parallel design without matching, pragmatic clinical trial study. 15 patients in the treatment group were metastatic brain tumor patients who received 6 sessions of supportive psychotherapy (30-45 minutes each) and standard care from neurologists, while 15 patients in the control group received standard therapy from neurologists only. This study used distress thermometer (DT) to measure distress, Self-rating Questionnaire 20 (SRQ 20) to measure psychopathology, and World Health Organization Quality of life-Bref (WHOQOL-Bref) to measure quality of life before and after intervention. Prior to intervention, content validation was carried out on the supportive psychotherapy module. There were no dropped out and lost to follow-up subjects in this study.
Results. This study showed that all subjects in the treatment group (n=15; 100%) experienced significant improvements on distress, psychopathology, and quality of life scores (P=0.00) before and after supportive psychotherapy. The proportion of patients experiencing psychosocial problems including daily activities, emotional problems, and symptoms of metastatic brain tumor between before and after the intervention showed a significant difference (P<0.05). There was also a decrease in the average score for metastatic brain tumor symptoms (p=0.00) including headache (p=0.00), weakness (p=0.00), seizures and double vision between before and after supportive psychotherapy intervention. In both groups, the overall validation value of the supportive psychotherapy module is 96.21% and the content validation value of each session is more than 90%, which means that it shows valid results. The demographic factor that affects the improvement of psychopathology scores was economic status (p=0.03).
Conclusion. Supportive psychotherapy shows significant effects in alleviating distress, psychopathology, and quality of life of patients with metastatic brain tumors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sry Wahyuni Thalib H. Hasan
"Stigma dan ekspresi emosi yang terjadi pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan merupakan kejadian yang traumatik. Keluarga menunjukan perubahan perilaku dengan menarik diri dari hubungan dengan klien dan masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi suportif terhadap stigma dan ekspresi emosi dari keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental pre-post-test with control group. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 44 keluarga yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok intervensi berjumlah 22 keluarga diberikan terapi suportif dan pendidikan kesehatan, sedangkan kelompok kontrol berjumlah 22 keluarga diberikan pendidikan kesehatan. Pengumpulan data menggunakan kuisioner kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisa univariat menggunakan tendensi sentral dan distribusi frekuensi. Analisa bivariat menggunakan Paired T Test dan Independent T Test untuk data yang terdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukan terapi suportif dan pendidikan kesehatan berpengaruh secara bermakna terhadap stigma dan ekspresi emosi dari keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan. Terapi suportif dan pendidikan kesehatan direkomendasikan dalam menurunkan stigma dan ekpresi emosi pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan.

Stigma and emotional expression that occur in families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan is a traumatic experience. Families exhibit behavioral changes by withdrawing from relationships with clients and society. The purpose of this study was to determine the effect of supportive therapy on stigma and emotional expression of families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan. The research design used in this study was a quasi-experimental pre-posttest with control group. Sampling using purposive sampling technique with a sample of 44 families divided into 2 groups. The intervention group, which consisted of 22 families, was given supportive therapy and health education, while the control group, which consisted of 22 families, was given health education. Collecting data using questionnaires and then analyzed by univariate and bivariate. Univariate analysis using central tendency and frequency distribution. Bivariate analysis using Paired T Test and Independent T Test for normally distributed data. The results of this study indicate that supportive therapy and health education have a significant effect on stigma and emotional expression of families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan. Supportive therapy and health education are recommended in reducing stigma and emotional expression in families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hunun Widiastuti
"ABSTRAK
Reaksi dan persepsi orangtua terhadap ketunaan anaknya mempengaruhi cara mereka merawat dan berdampak pada tingkat perkembangan dan kemandirian self care anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Terapi Kelompok Suportif terhadap kemampuan orangtua dalam melatih self care anak tunanetra ganda di SLB G Rawinala Jakarta Timur. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment pre-post test with control group dengan 51 responden, terdiri dari 26 responden untuk kelompok intervensi dan 25 responden untuk kelompok kontrol. Terapi ini adalah terapi mutual support, diberikan dalam 4 sessi dan dilakukan selama 6 minggu. Kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor orangtua dianalisis menggunakan uji T test, Chi ? Square dan Regresi Linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan orangtua secara bermakna setelah diberikan terapi pada kelompok intervensi.

ABSTRACT
Perception and reaction of parents towards their children?s disability including MDVI, affects how to care and had effect to the child independent self care and development level. The purpose of this research is influence of Group Supportive Therapy to family ability train of MDVI child self care of SLB G Rawinala, east Jakarta. Design of this research was using ?Quasi experiment by using pre-post test with control group? on 51 samples. The consist of samples to 26 peoples for intervension group and 25 peoples for control group.This therapy is the mutual support group , the treatment has been done almost 6 weeks for 4 session. The parents?s cognitive, affective, and psychomotor ability are valued by using quistioner and then the results of quesioners are analyzed by using T-test. Chi-Square, and Simple Linear Reggresion method. The parents ability of the group that treated by group supportive therapy were increase highly and significantly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28473
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Lestari
"Kanker serviks merupakan kanker kedua tersering pada perempuan di seluruh dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia ditemukan 15.050 kasus setiap tahunnya dan disebut sebagai penyakit pembunuh perempuan nomor 1. Masalah psikososial yang ditemukan pada klien kanker serviks adalah ketidakberdayaan, dan setiap pasien dengan penyakit kronis memiliki hardiness sebagai respon psikologis terhadap penyakitnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif ekspresif terhadap ketidakberdayaan dan hardiness klien kanker serviks.
Desain penelitian ini menggunakan quasi eksperimental pre post test with control group. Responden penelitian ini terdiri dari 25 klien kanker serviks sebagai kelompok intervensi dan 25 klien kanker serviks sebagai kelompok kontrol di RSUP Dr. Kariadi Semarang, pada bulan Juni 2013.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata skor ketidakberdayaan 73,85% dan peningkatan rata-rata skor hardiness sebesar 21,92% pada kelompok intervensi. Terapi kelompok suportif ekspresif dapat meningkatkan keberdayaan dan hardiness pada klien kanker serviks.

Cervical cancer is the second most common cancer in woman after breast cancer. In Indonesia found 15.050 cases annually and is referred to as the number one killer disease of woman. Psychososial problems were found in patients with cervical cancer is the powerlesness and every patient with a chronic illness has a psychological hardiness in response to the illness.
The aims of the research is to determine the effect of supportive expressive group therapy for powerlesness and hardiness in cervical cancer patient.
The research is quasi-experimental design pre-post test with control group. The survey respondents consisted of 25 clients cervical cancer as the intervention group, and 25 clients cervical cancer as controls group in Public Hospitals Dr. Kariadi Semarang in June 2013.
The result of study showed an increase in the average scores of powerlesness 73,85% and hardiness increased by 21,92% in the intervention group. Supportive expressive group therapy can increase empowerment and hardiness in cervical cancer patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York : McGraw-Hill , 1982
616.89 CUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Widiastuti
"Di Indonesia diperkirakan 1% - 2% penduduk atau sekitar dua sampai empat juta jiwa mengalami masalah kesehatan jiwa. Gangguan jiwa tidak langsung berdampak terhadap kematian, tetapi akan menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan keluarga seperti timbulnya masalah finansial, ketakutan, perasaan bersalah, rasa malu, gangguan aktivitas sehari-hari, gangguan hubungan sosial dan gangguan fisik. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa perlu memadia, Salah satu caranya adalah terapi keluarga triangles. Terapi keluarga triangles adalah terapi keluarga yang dilakukan dengan melibatkan keluarga, klien dan petugas kesehatan untuk menyelesaikan masalah keluarga.
Tujuan penelitian: menjelaskan pengaruh terapi triangles terhadap kemampuan pengetahuan dan psikomotor keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Metode penelitian: quasi eksperimen dengan penerapan terapi triangles. Analisis yang digunakan dependen dan independent sample t-Test, dan chi-square. Penelitian dilakukan di RSJ Bandung terhadap 48 klien yaitu 24 orang mendapat terapi keluarga triangles dan 24 orang tidak mendapat terapi keluarga triangles.
Hasil penelitian ditemukan bahwa terapi triangles meningkatkan kemampuan pengetahuan dan psikomotor keluarga secara bermakna. Kemampuan pengetahuan dan psikomotor keluarga yang mendapat terapi keluarga triangles lebih tinggi secara bermakna daripada keluarga yang tidak mendapatkan terapi keluarga triangles.
Rekomendasi hasil penelitian terapi keluarga triangles dijadikan Salah satu terapi spesialis pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>