Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christina Anugrahini
"Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor individu dan organisasi dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety di RSAB Harapan Kita Jakarta. Desain penelitian korelasi deskriptif dengan cross sectional. Sampel 144 perawat. Analisis data chi square, uji T independen dan regresi logistik.
Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara usia, tingkat pendidikan, masa kerja, kepemimpinan, struktur organisasi, desain kerja dengan kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety. Variabel yang dominan adalah desain kerja (p value = 0,000; OR= 35,897).
Saran: agar pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan meningkatkan desain keja yang baik guna mencapai kepatuhan perawat dalam menerapkan pedoman patient safety untuk mencapai keselamatan pasien di rumah sakit.

This study is to determine the relationship between individual and organizational factors on adherence of nurses in implementing patient safety guidelines in RSAB Harapan Kita Jakarta. Descriptive study with cross sectional correlation design. The sample of 144 nurses. Data analysis Chi square test, independent t test and logistic regression.
Results found significant relationship between age, educational level, years of service, leadership, organizational structure, job design to the compliance of nurses in implementing patient safety guidelines. Dominant variable is the design of work (p = 0.000, OR = 35.897).
Suggestion: that the hospital managers to maintain and enhance good evil design to achieve compliance with the nurse in implementing patient safety guidelines to achieve patient safety in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Ice Hendriani
"No blaming culture merupakan bagian dari budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan no blaming culture dengan pelaksanaan keselamatan pasien oleh perawat di instalasi rawat inap, RSUP Fatmawati Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan design deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 152 perawat, pemilihan sampel dilakukan dengan consecutive sampling.
Instrumen penelitian terdiri dari 3 bagian kuisioner yaitu kuisoner data demografi, kuisioner no blaming culture dan kuisioner pelaksanaan keselamatan pasien. Analisis data menggunakan uji chi-square, yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara no blaming culture dengan pelaksanaan keselamatan pasien oleh perawat di rumah sakit (p=0,003, CI: 1,376-5, 118).
Penelitian ini merekomendasikan penerapan no blaming culture di RS dan diharapkan penelitian selanjutnya akan mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan pelaporan kesalahan oleh di RS.

No blaming culture is a part of patient safety culture. This study aims to determine the relationship of no blaming culture with patient safety implementation by nurses at inpatient installation in Fatmawati Hospital Jakarta. This study uses descriptive correlation design withcross-sectional. Sample was 152 nurses, which is selected by consecutive sampling.
This study uses 3 questionnaire namely demographic questionnaire, patient safety implementation questionnaire and no blaming culture questionaire. This study showed there was significant correlation between no blaming culture with patient safety implementation by nurses in hospitals (p = 0.003, CI 1,376-5,118).
This study recommended the implementation of ~uu blaming culture in hospital to increase patient safety and for further research it is expected to identify the way to improve error reporting by nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yuliana Musa
"Penerapan tindakan keselamatan pasien yang sesuai dengan Standar Prosedur Operasional SPO dapat menciptakan praktik keperawatan yang aman dan berkualitas serta dapat menghindarkan perawat dari kesalahan prosedur tindakan yang dapat membahayakan pasien dan perawat itu sendiri. Penelititan ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengalaman perawat pelaksana dalam menerapkan Standar Prosedur Operasional Keselamatan Pasien di RSUP. Prof. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dan jumlah sampel sebanyak sepuluh partisipan. Hasil penelitian diperoleh tujuh tema yaitu: 1 faktor internal yang menghambat perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; 2 faktor eksternal yang menghambat perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 3 upaya pihak manajemen rumah sakit untuk memacu perawat menerapkan SPO keselamatan pasien; 4 berbagai respon pasien dan keluarga yang didapatkan perawat selama menerapkan SPO keselamatan pasien; 5 dampak negative yang terjadi ketika SPO tidak dijalankan oleh perawat; 6 upaya perawat mengatasi masalah dalam menerapkan SPO keselamatan pasien; dan 7 respon manajemen terhadap permasalahan yang diajukan perawat terkait pelaksanaan SPO keselamatan pasien. Hasil penelitian ini menyimpulkan adanya berbagai hambatan yang dihadapi oleh perawat dalam menerapkan SPO keselamatan pasien, oleh karena itu pihak rumah sakit harus berupaya mengoptimalkan dukungannya untuk menghilangkan berbagai hambatan yang ada.

Application of patient safety measures in accordance with the Standar Operational Procedures SOPs can create a safe nursing practice and quality and also prevent nurses from procedural mistakes that could endanger the patient. This study was aimed to identify nurses experience in applying SOPs Patient Safety in hospital. This study uses a qualitative method with descriptive phenomenology design with ten participants. Research results obtained seven themes 1 internal factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 2 external factors that hinder nurses in implementing SOPs patient safety 3 the efforts of hospital management to encourage nurses in implement SOPs patient safety 4 various responses of patients and families who obtained a nurse for implementing SOPs patient safety 5 the negative impact that occurs when the SOPs are not implemented by nurses 6 the efforts of nurses to overcome problems in implementing SOPs patient safety and 7 the managerial responses to the issues raised regarding the conduct of the SOPs nurse patient safety. The results of this study concluded the various barriers faced by nurses in implementing patient safety SOPs, therefore the hospital should strive to optimize its support for eliminating the various barriers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Eko Nurati
"Latar belakang: Budaya keselamatan pasien terbukti merupakan faktor penting dalam keselamatan pasien di pelayanan kesehatan. Kerja sama tim perawat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta.
Metode: penelitian kuantitatif cross sectional dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan The Nursing Teamwork Survey (NTS) pada 160 orang perawat di unit rawat inap, rawat jalan dan kamar bedah.
Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 57,5% perawat memiliki persepsi positif mengenai budaya keselamatan pasien dan sebanyak 51,3% perawat memiliki persepsi baik mengenai kerja sama tim. Terdapat hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien (p value: 0,001) yang berbeda pada tiap strata pendidikan. Perawat berpendidikan sarjana/ ners dengan kerjasama baik berpeluang 10,28 kali lebih besar dalam budaya positif setelah dikontrol variabel usia, masa kerja dan pelatihan.
Kesimpulan: kerjasama tim yang baik pada perawat terbukti memiliki keterkaitan dengan peningkatan perilaku budaya keselamatan pasien.

Background: patient safety culture is an important aspect for quality in the healthcare setting. Nursing teamwork is one of the affecting factor of patient safety culture.
Purpose: this study aims to determine the relationship between nursing teamwork and patient safety culture at National Brain Centre Hospital.
Methods: a qualitative cross sectional survey used questionairre of Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and The Nursing Teamwork Survey (NTS) were conducted. A total of 160 nurses working at inpatient, outpatient and operating room participated in the study.
Results: this research showed 57,5% of nurses have positive perception on patient safety culture while 51,3% of nurses have an adequat perception on teamwork. There was a significant correlation between teamwork and patient safety culture (p value: 0,001) in each education grade. Bachelor of Nursing Science (BSN) graduate nurses have 10,28 times of positive perception on patient safety culture.
Conclution: adequate teamwork associated with patient safety culture improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Sulistyowardani
"Tesis ini membahas faktor manusia yang berperan dalam insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini terdapat 3 variabel yang berhubungan signifikan dengan insiden keselamatan pasien yaitu: pengawasan kurang memadai (P value 0,012 dengan OR 0,28), manajemen sumber daya (P value 0,004 dengan OR 3,85) dan proses operasional (P value 0,019 dengan OR 3,29). Peran organisasi sangat penting dalam mengurangi insiden keselamatan pasien agar tercapai peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hasil penelitian menyarankan bahwa pentingnya faktor manusia dalam insiden keselamatan pasien di rumah sakit maka perlu ditingkatkan pelatihan kepada tenaga kesehatan tentang insiden keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan rumah sakit yang dilakukan secara berkesinambungan serta diperlukan peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam membina rumah sakit di wilayahnya.

This thesis discusses human factors that play a role in the incidence of patient safety in hospitals. This research is quantitative research with cross sectional design. Human factors play an important role in the incidence of patient safety. The results of this study are 3 variables that are significantly related to the incidence of patient safety, namely: inadequate supervision (P value 0.012 with OR 0.28), resource management (P value 0.004 with OR 3.85) and operational processes (P value 0.019 with OR 3.29). The role of the organization is very important in reducing the incidence of patient safety in order to achieve improved quality of health services in hospitals. The results of the study suggest that the importance of human factors in the incidence of patient safety in hospitals requires training of health workers on incidents of patient safety in accordance with hospital needs and the role of the Provincial Health Office in fostering hospitals in the region."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Warashati
"ABSTRAK
Program keselamatan pasien sudah diterapkan hampir di seluruh rumah sakit di Indonesia, namun masih belum optimal pelaksanaannya dan pelibatan pasien dan keluarga pun belum menjadi fokus perhatian untuk mencegah terjadinya insiden keselamatan pasien. Laporan Institute of Medicine yaitu To Err is Human : Building a Safer Health System, melihat banyaknya kesalahan / insiden keselamatan pasien yang seharusnya dapat dicegah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengalaman perawat dalam pelibatan pasien dan keluarga untuk mencegah terjadinya IKP di ruang rawat inap rumah sakit Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dengan jumlah partisipan 12 perawat, pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara semi terstruktur secara daring melalui on line menggunakan aplikasi. Hasil analisis data menghasilkan delapan tema, salah satu temanya begitu banyak manfaat dalam melibatkan pasien dan keluarga terutama untuk mengurangi risiko dan mencegah IKP. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen keperawatan dalam meningkatkan kemampuan perawat dalam mengatasi berbagai hambatan yang terjadi saat pelibatan pasien dan keluarga agar tercapai asuhan keperawatan yang lebih aman, mengurangi risiko dan mencegah insiden keselamatan pasien.

ABSTARCT
The patient safety program has been implemented in almost all hospitals in Indonesia, but the implementation is still not optimal and the involvement of patients and families has not been the focus of attention to prevent patient safety incidents. The Institute of Medicine's report, To Err is Human: Building a Safer Health System, sees many errors / incidents of patient safety that could have been prevented. This article aims to provide an overview of nurses' experiences in involving patients and families to prevent the occurrence of IKP in the inpatient rooms of Jakarta hospitals. This research method uses a qualitative method with a phenomenological approach with a total of 12 nurses, data collection is done by online semi-structured interview method through on line using the application. The results of the data analysis produced eight themes, one of which had so many benefits in involving patients and families, especially to reduce risk and prevent IKP. This research is expected to be an input for nursing management in improving nurses' ability to overcome various obstacles that occur when involving patients and families in order to achieve safer nursing care, reduce risk and prevent patient safety incidents."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Hanum Aini
"Keselamatan pasien merupakan hal yang harus ada dalam suatu jasa pelayanan kesehatan rumah sakit dan TKPRS (Tim Keselamatan Pasien) merupakan standar yang ada di rumah sakit di Indonesia sebagai syarat untuk akreditasi rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pendidikan dan pengetahuan dengan perilaku tenaga kesehatan dalam mendukung keselamatan pasien. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang (cross sectional).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku dengan p value = 0.0001 dengan OR=45.250 artinya tenaga kesehatan berpendidikan tinggi mempunyai peluang 45.250 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan pendidikan dibawah SLTA. Pengetahuan tenaga kesehatan mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku p value= 0.0001 dengan OR= 75.417 artinya tenaga kesehatan berpengetahuan baik mempunyai peluang 75.471 kali untuk mendukung perilaku keselamatan pasien dibandingkan yang kurang. Dengan diketahuinya hubungan antara pendidikan dan pengetahuan tenaga kesehatan dalam mendukung perilaku keselamatan pasien, peneliti menyarankan : Rumah Sakit hendaknya menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi tenaga ksehatan serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam mendukung program keselamatan pasien.

Patient safety is something that must exist in a health service hospital and TKPRS (Patient Safety Team) is a standard that is in the hospital in Indonesia as a requirement for hospital accreditation.
The purpose of this study was to determine the relationship between education and knowledge of the behavior of health personnel in support of patient safety. This study uses cross-sectional design (cross-sectional).
The results showed that health education has a significant correlation with the behavior of the p value = 0.0001 OR = 45 250 health workers educated means having opportunities 45 250 times to support patient safety behavior than education below high school. Knowledge of health workers has a significant relationship with p value = 0.0001 behavior with OR = 75 417 means knowledgeable health professionals 75 471 times better to have the opportunity to support patient safety behavior than less. By knowing the relationship between education and knowledge of health professionals in support of patient safety behavior, researchers advise: Hospitals should provide education and training programs to improve and maintain the competency of ksehatan and support interdisciplinary approaches to support patient safety program."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elita Mulya Fitriyanti
"Keselamatan pasien adalah pencegahan bahaya bagi pasien. Salah satu strategi untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien adalah dengan menerapkan Walkrounds yang diperkenalkan sebagai program kepemimpinan Rumah Sakit dalam menjaga hubungan baik dengan praktisi perawatan garis depan, mengidentifikasi bahaya dan mengumpulkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan tentang keselamatan pasien yang melibatkan tim multidisiplin rumah eksekutif. sakit (Frankel et al, 2008 dan Saadati et al 2016). Banyak negara telah menerapkan PSLWA sebagai program untuk menanamkan budaya keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara. Dengan budaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap RS Hermina Daan Mogot. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei dan pendekatan cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas perawat mengikuti pelaksanaan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien perawat di Instalasi Rawat Inap. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan antara komitmen pemimpin dan keterlibatan perawat dalam pelaksanaan walkrounds dengan budaya keselamatan pasien perawat di Instalasi Rawat Inap. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan bahwa penerapan walkrounds dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan untuk menyebarluaskan tujuan implementasi walkrounds untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien yang lebih baik.

Patient safety is the prevention of danger for patients. One strategy to improve patient safety culture is to implement Walkrounds which are introduced as Hospital leadership programs in maintaining good relations with frontline care practitioners, identifying hazards and gathering information that is useful in making decisions about patient safety involving multidisciplinary home executive teams. sick (Frankel et al, 2008 and Saadati et al 2016). Many countries have implemented PSLWA as a program to instill a culture of patient safety. This study aims to determine the relationship between. With the culture of patient safety at the Inpatient Installation of Hermina Daan Mogot Hospital. This research is a quantitative study with a survey method and cross-sectional approach.
The results showed that there was a relationship between the intensity of nurses following the implementation of walkrounds with the safety culture of nurse patients in Inpatient Installation. However, there is no significant relationship between the commitment of the leader and the involvement of nurses in the implementation of walkrounds with the nurse patient safety culture in the Inpatient Installation. Therefore, the researchers recommend that the application of walkrounds be carried out in accordance with existing theories and to disseminate the purpose of applying walkrounds to improve better patient safety culture.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekorini Listiowati
"Patient engagement (PE) belum dimulai secara memadai untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perspektif tenaga kesehatan dan penerima layanan (pasien dan caretaker) tentang PE dan bagaimana potensi untuk menerapkannya, serta merumuskan model yang dapat mendukung perawat untuk melibatkan pasien dalam upaya-upaya keselamatan pasien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada bangsal penyakit kronis RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu: (1) assessment berupa 4 diskusi kelompok terfokus pada 46 profesional kesehatan (perawat dan dokter) dan diikuti dengan 16 wawancara mendalam, serta wawancara mendalam dengan 14 pasien dan 15 caretaker; (2) tahap perumusan model. Tahap perumusan model dilakukan dengan penyusunan model awal, validasi model yang melibatkan pemilik RS, direksi, manajer, dan profesional kesehatan dan penyusunan model akhir. Transkrip verbatim dilakukan dan dilanjutkan dengan analisis tematik. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa PE merupakan strategi untuk mencapai perawatan kesehatan yang aman. Selain itu, telah teridentifikasi peran penerima layanan, perawat, dan organisasi RS yang dapat dikembangkan untuk mewujudkan keselamatan pasien dengan menerapkan PE. Terdapat faktor-faktor pemungkin yang mempengaruhi pelaksanaan PE termasuk penilaian dan harapan penerima layanan  kesehatan, maupun hambatan yang berasal dari aspek budaya, perilaku, kapasitas sumber daya manusia, dan sistem penyelenggaraan layanan kesehatan. Model yang terbentuk menggambarkan kebutuhan langkah-langkah komprehensif untuk mengoptimalkan PE. Kesimpulannya, PE sangat penting untuk keselamatan pasien. Pendekatan ini berpotensi untuk ditingkatkan dengan memperkuat dukungan organisasi, mengintegrasikan ke dalam sistem perawatan kesehatan, meningkatkan kapasitas profesional kesehatan, dan memberdayakan pasien untuk mengatasi hambatan potensial.

Patient engagement (PE) has not been initiated adequately to achieve safe health care in Indonesia. This study aims to explore the perspectives of healthcare professinals and patients and caretakers about PE and how it has the potential to implement it, and to formulate a model that can support nurses to involve patients in patient safety efforts. The method used in this research is a case study in the chronic disease ward of PKU Muhammadiyah Gamping Hospital, Sleman, Yogyakarta Special Region. The research was conducted in 2 stages, namely: (1) assessment in the form of 4 focus group discussions on 46 healthcare professionals (nurses and doctors) followed by 16 in-depth interviews, as well as in-depth interviews with 14 patients and 15 caretakers; (2) the model formulation stage. The model formulation stage was carried out by developing the initial model, model validation involving hospital owners, directors, managers, and health professionals and develop the final model. Verbatim transcripts were carried out and continued with thematic analysis. In this study, it was found that PE is a strategy to achieve safe healthcare. In addition, the roles of patients and caretakers, nurses, and hospital organizations have been identified that can be developed to achieve patient safety by implementing PE. There are enabling factors that influence the implementation of PE including the assessment and expectations of health service recipients, as well as obstacles originating from aspects of culture, behavior, human resource capacity, and health service delivery systems. The model formed illustrates the need for comprehensive measures to optimize PE. In conclusion, PE is very important for patient safety. This approach has the potential to be scaled up by strengthening organizational support, integrating it into the health care system, increasing the capacity of healthcare professionals, and empowering patients to overcome potential barriers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasmi
"Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) di RSKBP berkisar antara 0,31% sampai dengan 3,01% dengan angka kematian 2,22%.IKP di RSKBP dinilai masih under reporting karena kebanyakan IKP tidak dilaporkan.Membangun budaya keselamatan pasien merupakan elemen penting untuk meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien dan faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP tahun 2015. Penelitian dilakukan bulan Maret sd April 2015, dengan sampel 115 responden. Desain penelitian explanatory sequential.
Analisa data dilakukan dengan regresi logistic.Penelitian menunjukan budaya keselamatan pasien di RSKBP masih kurang. Faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien di RSKBP adalah umpan balik laporan insiden ( p=0,021 α=0,05, OR= 15,516 ) budaya tidak menyalahkan ( p=0,019 α=0,05, OR= 14,396 ) dan budaya belajar ( p=0,006 α=0,05, OR= 0,096 ).Disarankan agar RSKBP dapat memperbaiki budaya keselamatan pasien dengan upaya yang komprehensif dan terstruktur.

Adverse even ( AE ) in RSKBP ranged from 0.31% to 3.01% with a mortality rate of 2.22%.AE in RSKBP still considered under-reporting because most AE not reported. Building a culture of patient safety is an important element to improve patient safety and quality. This research aims to know the culture of patient safety and the factors related to the patient safety culture in RSKBP 2015. The study was conducted in March to April 2015, with a sample of 115 respondents It is Sequential explanatory research design.
The data analysis with regression logistic. Patient safety culture in RSKBP still lacking. Factors related to the patient safety culture in RSKBP feedback is incident report (p = 0.021 α = 0.05, OR = 15.516) culture is not to blame (p = 0.019 α = 0.05, OR = 14.396) and a learning culture (p = 0.006 α = 0.05, OR = 0.096) .RSKBP sugest to improve patient safety culture with a comprehensive and structured efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>