Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141794 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyimas Heny Purwati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat nyeri anak usia prasekolah yang dilakukan pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan studi quasi eksperimen dengan rancangan Nonequivalent control group, after only design. Terapi musik diberikan 5 menit sebelum pemasangan infus sampai 5 menit sesudah pemasangan infus. Terdapat perbedaan tingkat nyeri yang signifikan antara anak usia prasekolah yang diberikan terapi musik dengan anak usia prasekolah yang tidak diberikan terapi musik saat dilakukan pemasangan infus dengan p value 0,00.

Music is an effective distraction technique. It has the best influence in a short time. Music reduces the physiological pain, stress and anxiety by distracting someone?s attention from the pain. The objective of this research is to understand the influence of music therapy to pre-school children that having infusion attachment procedure. This research was using quasi experiment with Nonequivalent control group, after only design. Music therapy was given at 5 minutes before the infusion attachment process was started until 5 minutes after the process was done. There was a significant difference of pain level between pre-school children that was having music therapy than they who was not having music therapy during the infusion attachment process."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29406
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Arifin Kusuma Gani
"Hospitalisasi dapat menyebabkan kecemasan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap respon fisiologis dan perilaku kecemasan anak usia sekolah selama hospitalisasi di rumah sakit wilayah Cilacap. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Experimental, Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design, sampel berjumlah 36 anak dengan masingmasing 18 anak pada kelompok intervensi dan kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan secara bermakna pada rata-rata respon fisiologis kecemasan setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,029). Pada rata-rata respon perilaku kecemasan juga terdapat penurunan yang bermakna setelah dilakukan terapi musik (p value = 0,000). Rekomendasi dari penelitian ini adalah supaya perawat dapat menerapkan intervensi terapi musik sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan pada anak usia sekolah selama hospitalisasi.

Hospitalization can cause anxiety in children. This study aimed to determine the effect of music therapy on physiological responses and anxiety behavior during hospitalization for school-age children in Cilacap district hospitals. This study uses Quasi Experimental design, pretest posttest Non Equivalent Control Group Design, samples from 36 children with each of the 18 children in the intervention and the control groups.
The results showed there is significant fall in average physiological responses of anxiety after music therapy (p value = 0,029). On average there are also concerns the response behavior of a significant decrease after music therapy (p value = 0,000). Recomendations from this study is that nurses can apply music therapy intervention in an attempt to reduce anxiety in school-age children during hospitalization.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mudzakir
"ABSTRAK
Nyeri Pasca TURP umumnya karena perlukaan pada daerah prostat dan spasme
kandung kemih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas musik religi
terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca TURP. Desain penelitian adalah
quasi eksperiment pre test and post test control group. Sampel yang diambil 34
dengan menggunakan metode consecutive sampling, kemudian dibagi menjadi 2
kelompok : kelompok intervensi (Terapi analgesik & musik religi), dan kelompok
kontrol (terapi analgesik). Hasil penelitian menunjukkan kombinasi terapi
analgesik dan musik religi lebih signifikan dalam menurunkan nyeri dengan nilai
p value=0,000. Berdasarkan temuan ini, disarankan bagi rumah sakit untuk
merekomendasikan terapi musik religi dalam mengelola nyeri pasca bedah.

ABSTRACT
Generally the post TURP patients experience pain and bladder spasm. The
purpose of this study is to identity the effectiveness of religious music in
reducing post TURP pain. This study used quasi experiment with pre and post
test control group design. Thirty four samples were recruited using consecutive
sampling method, and then divided into 2 groups: the intervention group
(analgesic & religious music therapy), and control group (analgesic therapy only).
The result discovered that religious music therapy was significantly reducing pain
level with p value=0,000. According to this finding, it is recommended for
hospitals to integrate religious music therapy as complementary in managing post
surgery pain."
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Dewi Handayani
"Pendahuluan: Pediatic Intensive Care Unit (PICU) merupakan ruang perawatan intensif anak di rumah sakit yang merawat pasien anak dengan gangguan kesehatan yang serius. Berbagai prosedur tindakan yang dilakukan di ruang perawatan intensif akan dapat menimbulkan pengalaman stress dan nyeri, salah satunya adalah tindakan Endotracheal Suction (ETS). Salah satu terapi non farmakologik yang dapat digunakan untuk menangani nyeri selama tindakan ETS adalah terapi musik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri selama tindakan ETS di ruang PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan posttest only with control group design. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di ruang PICURSUP DR.Sardjito Yogyakarta yang mendapatkan tindakan ETS. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa terapi musik selama 30 menit. Kelompok kontrol tidak diberikan terapi musik. Musik yang diberikan menggunakan musik Mozart jenis Piano Sonata No 17 in B-Flat Major Adagio.
Hasil: Uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U-Test dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan p=0,001 artinya ada perbedaan nyeri pada kelompok kontrol dengan nyeri pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Terapi musik berpengaruh terhadap nyeri selama tindakan ETS pada pasien anak di ruang PICU RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

Introduction: The Pediatic Intensive Care Unit (PICU) is a pediatric intensive care unit in a hospital that treats pediatric patients with serious health problems. Various procedures performed in the intensive care unit can cause stress and pain, one of which is Endotracheal Suction (ETS). One of the non-pharmacological therapies that can be used to treat pain during ETS procedures is music therapy.
Purpose: This study aims to determine the effect of music therapy on pain during ETS procedures in the PICU of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Methods: This research is a quasy-experimental study with a posttest only with control group design. The research subjects were pediatric patients who were treated at the PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta room who received ETS procedures. The sample was divided into the intervention group and the control group. The intervention group received an intervention in the form of music therapy for 30 minutes. The control group was not given music therapy. The music provided uses Mozart's Piano Sonata No. 17 in B-Flat Major Adagio.
Results: Hypothesis testing using the Mann Whitney U-Test with a significance level of 5% resulted in p = 0.001, meaning that there was a difference in the mean pain in the control group and pain in the intervention group.
Conclusion: Music therapy has an effect on pain during ETS procedures in pediatric patients in the PICU of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Caturini Sulistyowati
"ABSTRAK
Skizoprenia adalah gangguan psikotik yang kronik, prevalensi skizoprenia di Indonesia 70% dari klien gangguan jiwa berat atau psikotik serta sering disertai dengan gangguan perilaku yaitu perilaku agitasi, agresif, dan perilaku kekerasan. Terapi musik ini merupakan salah satu intervensi terapi lingkungan dalam dimensi kognitif yang dapat diberikan pada klien yang mengalami masalah perilaku kekerasan dengan metode mendengarkan musik, ekplorasi perasaan, diskusi dan umpan balik. Gangguan jiwa yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta 93 % klien yang mengalami Skizoprenia dan masalah keperawatan perilaku kekerasan sebanyak 41 % dengan alasan masuk klien dibawa ke rumah sakit karena melakukan perilaku amuk. Penelitian ini berjudul pengaruh terapi musik terhadap perubahan perilaku pada klien Skizoprenia dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap perubahan perilaku pada klien Skizoprenia dengan perilaku kekerasan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental pre post test with control group ” dengan intervensi terapi musik. Cara pengambilan sampel adalah total sampling dengan sampel sebanyak 80 klien dibagi 2 kelompok yaitu 40 klien kelompok yang mendapatkan terapi musik dan 40 klien kelompok yang tidak mendapatkan terapi musik. Pada kelompok yang mendapat terapi musik dilakukan pertemuan sebanyak 4 sesi dalam rentang waktu 4 hari. Perilaku kekerasan yang meliputi respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan respon sosial diukur dengan menggunakan kuesioner , observasi, dan pemeriksaan fisik serta dianalisis menggunakan dependent t-test, independent t-test, chi-square dan regresi liniear ganda. Hasil penelitian ini menunjukan penurunan perilaku kekerasan baik dalam respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan respon sosial secara bermakna, baik pada kelompok yang mendapat terapi musik dan kelompok yang tidak mendapat terapi musik. Penurunan perilaku kekerasan baik dalam respon fisik, respon kognitif, respon perilaku dan respon sosial pada kelompok klien yang mendapatkan terapi musik menurun lebih rendah secara bermakna dibanding dengan kelompok klien yang tidak mendapatkan terapi musik. Terapi musik direkomendasikan sebagai terapi dalam merawat klien dengan perilaku kekerasan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a disturbance of chronicles psychotic. Prevalence of schizophrenia in Indonesia are 70% of clients with hard mental illnes or psychotic and it is often accompanied by behavior disturbances including agitate, aggressive, and violent behavior. Music therapy is one of the intervention of environment therapy on cognitive dimension that can be given for client who happened the problems of violent behavior by the methods of hearing music, exploration feelings, discussion and feedback. Client with mental illnes at Mentally Hospital in District of Surakarta are 93% of clients who have schizophrenia and almost 41% with nursing problems of violence behavior. The reasons that they deliver to the hospital because doing fury behavior. This study is given title of the effect of music therapy toward behavior changes on schizophrenia client with violence behavior at Mentally Hospital in District of Surakarta. This study purpose to determine the effect of music therapy toward behavior changes on schizophrenia client with violence behavior. Design of this study is “quasi experimental pre post test with control group “ by the intervention of music therapy. The sample was using total sampling used skizofrenis client with violent behavior with the total 80 clients who divided into 2 groups, 40 clients who received music therapy and 40 clients who did not receive music therapy. The groups who received music therapy get 4 sessions meeting during four days. Violent behavior including the responses of physical, cognitive, behavior and social which were measured by using questionnaires, observation, and physical examination and they analyzed statistically using dependent t-test, independent t-test, chi-square dan double linier regression. Results of this study indicated degradation of changes on violent behavior including the responses of physical, cognitive, behavior and social both of clients who received music therapy and did not receive music therapy.. Changes on violent behavior including the responses of physical, cognitive, behavior and social to client groups who received music therapy decreased lower as means compared to client groups who did not receive music therapy. It is recommended to form and conduct music therapy to care therapy clients with violent behavior. "
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suselo
"Terapi musik merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dapat digunakan pasien hipertensi primer. Tindakan tersebut dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, frekuensi nadi dan frekuensi nafas. Tujuan Penelitian ini akan mengidentifikasi efektivitas terapi musik terhadap penurunan tanda-tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, dan frekuensi pernafasan) pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
Metodologi penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain quasi eksperimental dengan pendekatan desain prepost test control group. Sampel penelitian ini berjumlah 30 responden, terdiri dari 15 responden sebagai kelompok intervensi yang diberikan terapi farmakologi antihipertensi + terapi musik 2 kali/hari selama 30 menit selama 3 perawatan, dan 15 responden sebagai kelompok kontrol yang mendapat terapi antihipertensi. Pengambilan sampel dengan cara purpusive sampling. Pengujian perbedaan penurunan rata-rata tanda-tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas) pada Kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah dengan uji t-test.
Hasil menunjukkan rata-rata penurunan tanda-tanda vital setelah intervensi terapi musik pada kelompok intervensi lebih besar dibanding dengan kelompok kontrol (p value < 0,05). Kesimpulan terapi musik dapat menurunkan tanda-tanda vital pasien dengan hipertensi primer di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura. Disarankan agar terapi musik dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi primer minimal sehari sekali selama 30 menit."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T29397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tori Rihiantoro
"Terapi musik memiliki manfaat yang besar dalam dunia kesehatan. Beberapa studi telah dilakukan, namun yang berfokus pada pasien koma dan status hemodinamik masih sedikit yang dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap status hemodinamik pada pasien koma. Penelitian ini menggunakan disain quasi experimental one group pre post, dengan teknik consecutive sampling didapatkan sampel sebesar 21 pasien. Analisi deskriptif mengambarkan terjadi penurunan rata-rata MAP sesudah dilakukan terapi musik sebesar 6,80 mmHg, penurunan rata-rata heart rare sesudah terapi musik sebesar 6,76 kali/menit dan terjadi penurunan rata-rata frekuensi pernapasan sesudah terapi musik sebesar 4,08 kali/menit. Hasil analisis bivatiat dengan dependent t test menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terapi musik terhadap MAP (p value = 0,03l), heart rare (p value = 0,015) dan frekuensi pernapasan (p value = 0,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna terapi musik terhadap status hemodinamik pada pasien koma di ruang ICU RSUDAM Propinsi Lampung. Hal ini dapat terjadi karena terapi musik dengan memperdengarkan musik instrumentalia healing sound mampu menciptakan efek relaksasi sehingga mampu menurunkan tingkat kecemasan, stressor dan stimulus-stimulus lain yang berpengaruh buruk terhadap hemodinamik pasien. Efek relaksasi tersebut dapat menurunkan indikator-indikator hemodinamik seperti MAP, heart rare dan frekuensi pernapasan. Penurunan indikator status hemodinamik pada pasien koma dengan cidera kepala dan stroke akan membantu stabilisasi hemodinamik pasien sekaligus membantu proses pemulihan pasien."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaelah
"Treadmill merupakan salah satu tindakan untuk mengevaluasi kemampuan kapasitas fungsional jantung pada pasien Penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi musik instrumentalia terhadap tekanan darah dan nadi pada pasien Penyakit Jantung Koroner saat fase recove1y pasca tindakan treadmill. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pre and post test with control group desaign dan pendekatan analitik komparatif numerik. Jumlah sampel 30 pasien (15 kelompok kontrol dan 15 kelompok intervensi). Analisis data menggunakan independent test, paired t test, chi square, ANOVA.
Hasil penelitian pada uji independent test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sebelum dan setelah fase recove1y (nilai p= 0,0001). Faktor konfounding yang berpengaruh terhadap tekanan darah dan nadi adalah Diabetes melitus (p value < 0,05) menunjukkan bahwa variabel tersebut secara signifikan mempengaruhi waktu pengembalian tekanan darah dan nadi. Rekomendasi penelitian ini digunakan untuk intervensi keperawatan dalam membantu mengembalikan tekanan darah dan nadi seperti sebelum latihan setelah fase recovery.

Treadmill is one of the treatment to evaluate the ability of the heart functional capacity in patients with coroner heart disease. This study aims to determine the effect of instrumental music therapy to blood pressure and pulse in coronmy heart disease patients during the recovery phase after treadmill. The design that used to is a quasi-experiment vvith pre and post test with control group desaign comparative numerical and analytical approaches. Total of sample are 30 patients (I 5 control group and 15 intervention group). Analysis of the data using independent test, paired t test, chi square, ANOVA.
The results of the research on independent test showed that there were significant differences in blood pressure, pulse, before and after the recovery phase in both groups (p value = 0.0001). Confounding factors influential to blood pressure and pulse are Diabetes mellitus (value p < 0, 05) indicates that the variables significantly influence the time of return of the time blood pressure and pulse. The recomendations of this study are used for nursing inten, entions un the formating decrease blood pressure and pulse before exercise after recovery phase.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Andriyani
"Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS merupakan penyakit tahap lanjut dari Human Immunodeficiency Virus HIV yang menyebabkan terjadinya penurunan pada sistem imun. AIDS dapat berdampak pada sistem saraf dengan salah satu manifestasi klinis yang muncul berupa nyeri. Nyeri yang tidak tertangani dapat menimbulkan dampak, diantaranya mengganggu aktivitas, gangguan tidur, dan meningkatkan kecemasan yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis intervensi terapi musik klasik dan instrumental untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan HIV/AIDS. Metodologi yang digunakan adalah metode studi kasus dan analisis intervensi keperawatan. Terapi musik diberikan selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali sehari selama 30 menit. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dari skala nyeri 6 menjadi 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik dapat menjadi salah satu penatalaksanaan nonfarmakologi yang dapat menurunkan nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya perawat untuk memberikan manajemen nyeri nonfarmakologi seperti terapi musik sebagai salah satu upaya dalam menurunkan masalah nyeri pada pasien.

Human Immunodeficiency Virus HIV that damage the immune system. AIDS can affected the nervous system with pain as the symptom. Uncontrolled pain can cause various effects, such as impaired activity, sleep disorders, and increased anxiety, which reduce the quality of life. This case study aimed to analyze nursing interventions to reduce pain on patient with HIV AIDS. This study conducted by the case study method and evidence based practice intervention. Patient was administered the classical and instrumental music twice a day with 30 minutes long in each session for 7 days. The results showed a decrease in pain scale from 6 to 4 out of 10 by using numerical rating scale. The result of this study indicates that music therapy can be one of non pharmacological intervention to reducing pain. The recommendation of this study is the importance of nurses to provide non pharmacological pain management such as music therapy in order to reducing pain in patients with HIV AIDS.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Setiowati
"Kanker paru adalah tumor yang ganas dan berasal dari saluran pernapasan. Pada pasien dengan kanker paru, keluhan nyeri sangat umum dilaporkan. Nyeri merupakan salah satu faktor utama untuk menurunnya angka kualitas hidup bagi para pasien dengan kanker. Pemberian intervensi terapi musik atau Self-Selected Individual Music Therapy (SeLIMuT) merupakan salah satu penerapan terapi non-farmakologi dengan pendekatan paliatif yang mudah, aman, serta efektif dalam mengurangi tingkat nyeri pada pasien dengan kanker paru. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis manfaat pemberian intervensi Self-Selected Individual Music Therapy dalam manajemen nyeri pada pasien dengan kanker paru. Penelitian ini dilakukan di Ruang Anggrek Bawah, di salah satu Rumah Sakit Rujukan Nasional Penyakit Pernapasan. Pasien terdiagnosa kanker paru T4N2M1a (pleura) stage IV diberikan intervensi terapi musik selama 6 hari dan dalam sehari dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siang hari dan sore hari. Terapi SeLiMut diberikan selama 15 - 20 menit dan memberikan kebebasan pasien untuk memilih musik yang disukai serta dikombinasikan dengan distraksi nafas dalam dan terapi farmakologi Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian intervensi keperawatan terapi musik atau SelfSelected Individual Music Therapy (SeLIMuT) ini berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri, serta tanda-tanda vital pasien kanker.

Lung cancer is a malignant tumor originating from the respiratory tract. In patients with lung cancer, complaints of pain are very commonly reported. Pain is one of the main factors for decreasing the quality of life for patients with cancer. The provision of music therapy intervention or Self-Selected Individual Music Therapy (SeLIMuT) is one of the applications of non-pharmacological therapy with a palliative approach that is easy, safe, and effective in reducing pain levels in patients with lung cancer. The purpose of this study was to analyze the benefits of providing the Self-Selected Individual Music Therapy intervention in pain management in patients with lung cancer. This research was conducted in the Lower Orchid Room, in one of the National Referral Hospitals for Respiratory Diseases. Patients diagnosed with stage IV lung cancer T4N2M1a (pleura) were given music therapy intervention for 6 days and twice a day, in the afternoon and evening. SeLiMut therapy is given for 15 - 20 minutes and gives the patient freedom to choose the music they like and is combined with deep breathing distraction and pharmacological therapy. to reduce pain intensity, as well as vital signs of cancer patients."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>