Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181706 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kun Fitriana Mahmudah
"Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia maupun abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu pengobatan hiperglikemia ialah mengurangi penyerapan glukosa dengan menekan pencernaan karbohidrat oleh inhibitor α-glukosidase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan α-glukosidase dan golongan senyawa kimia beberapa tanaman obat Indonesia yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase adalah spektrofotometri. Serbuk simplisia direfluks dengan etanol 80%. Dalam uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase diperoleh ekstrak yang berpotensi tinggi memiliki aktivitas penghambatan yaitu ekstrak buah ketapang (Terminalia catappa L.), biji kesumba (Bixa orellana L.) dan daun srikaya (Annona squamosa L.) dengan nilai IC50 -1-1 -1 berturut-turut 3,02 µg mL ; 28,61 µg mL ; dan 90,47 µg mL . Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa ekstrak buah ketapang mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Dari hasil identifikasi kimia yang dilakukan ternyata ekstrak buah ketapang, biji kesumba dan daun srikaya memiliki kandungan kimia alkaloid, terpen dan glikosida.

Diabetes Mellitus is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemic and abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. One of the hyperglycemic remedies is glucose absorption reduction by suppressing carbohydrate digestion due to utilization of α-Glucosidase inhibitors (AGIs). The purpose of this research was to determine α-glucosidase inhibitory activity and to screen phytochemicals of some Indonesian medicinal plants which used to treat diabetes mellitus. The inhibitory activity of α-glucosidase enzyme was assayed by spectrophotometric method. Simplisia powder was refluxed with 80% ethanol. In α-Glucosidase inhibitory activity assay, extracts that have high-potential inhibitory activity are Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts with IC50 values respectively 3.02 µg -1-1 -1 mL ; 28.61 µg mL ; and 90.47 µg mL . The result of enzyme kinetics showed that Terminalia catappa fruits extract has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification indicated that Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts contained alkaloid, terpen, and glycoside. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masitha Nisa Noorrahma
"Diabetes melitus ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal (hiperglikemia) sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin relatif maupun absolut. Enzim α-glukosidase menghidrolisis karbohidrat menjadi glukosa. Pada pasien diabetes, penghambatan terhadap enzim α-glukosidase menyebabkan peghambatan terhadap absorbsi glukosa dan menurunkan hiperglikemia.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari beberapa tanaman obat yang digunakan di Indonesia. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapannya secara spektrofotometri. Akarbose digunakan sebagai standar. Penghambatan enzim α-glukosidase paling besar ditunjukkan pada ekstrak biji Swietenia mahagoni dengan nilai IC50 7,03 ppm diikuti oleh ekstrak daun Anacardium occidentale, biji Luffa cylindrical, umbi Dioscorea hispida, daun Blumea balsamifera, daun Catharanthus roseus, Allium cepa, daun Physalis angulata, herba Ocinum americanum dan daun Tectona grandis dengan nilai IC50 9,11 ppm; 17,46 ppm; 26,05 ppm; 28,01 ppm; 36,08 ppm; 50,58 ppm; 55,89 ppm; 80,78 ppm; dan 87,38 ppm. Ekstrak biji Swietenia mahagoni menunjukkan aktivitas penghambatan kompetitif. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan semua ekstrak mengandung saponin dan glikosida.

Diabetes mellitus is characterized by exceed blood sugar level to normal (hyperglycemia) caused by a relative or absolute deficiency in insulin. α-Glucosidase hydrolyzes carbohydrates into glucose. In diabetic patients, inhibition of this enzymes causes the restraint of glucose absorption and decreases the postprandial hyperglycemia.
The purpose of this research was to evaluate the inhibitory activity of α-glucosidase in some medicinal plants used as antidiabetic in Indonesia. Crude drug powder was extracted by reflux using 80% ethanol. Inhibitory activity of α-glucosidase was evaluated by measuring the absorbance with spectrophotometry. Acarbose used as a standard. The biggest inhibitory activity of α-glucosidase demonstrated in Swietenia mahagoni seed extract with IC50 value of 7.03 ppm followed by Anacardium occidentale leaf, Luffa cylindrical seed, Dioscorea hispida root, Blumea balsamifera leaf, Catharanthus roseus leaf, Allium cepa, Physalis angulata leaf, Ocinum americanum leaf, and Tectona grandis leaf extracts with IC50 value of 9.11 ppm, 17.46 ppm, 26.05 ppm, 28.01 ppm, 36.08 ppm, 50.58 ppm, 55.89 ppm, 80.78 ppm, and 87.38 ppm. Swietenia mahagoni seed extract shown to be a competitive inhibitor. The result of phytochemical screening showed that all of the extracts contain saponin and glycoside."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S867
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Andriani
"Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Penderita DM di dunia terus meningkat seiring dengan perkembangan populasi. Berawal dari kondisi ini, upaya pencarian sumber-sumber pengobatan DM selalu dilakukan. Salah satu terapi yang digunakan dalam mengobati DM adalah agen penghambat α-glukosidase. α-Glukosidase merupakan enzim yang dapat memecah karbohidrat kompleks menjadi gula sederhana. Penghambatan enzim ini dapat memperlambat pencernaan karbohidrat sehingga menunda absorpsi glukosa.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kandungan golongan senyawa dan menguji kemampuan dalam menghambat aktivitas α-glukosidase pada ekstrak etanol dari beberapa tanaman yang digunakan sebagai obat antidiabetes. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan metode spektrofotometri. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan etanol 80%.
Berdasarkan uji penghambatan aktivitas α-glukosidase, semua ekstrak tanaman dapat menghambat aktivitas α-glukosidase. Tiga ekstrak paling aktif adalah ekstrak kulit batang Ceiba pentandra (L.) Gaetern, ekstrak akar Saccharum officinarum, dan ekstrak kulit batang Persea americana Mill. dengan nilai IC50 berturut-turut, 5,16 ppm; 10,35 ppm; dan 10,83 ppm. Ketiganya mengandung glikosida, tanin, dan saponin. Berdasarkan uji kinetika penghambatan enzim diketahui bahwa ekstrak kulit batang randu memiliki aktivitas penghambatan kompetitif.

Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglicemia and associated with abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. Patients with DM in the world continues to increase along with population growth. Starting from this condition, the search for sources of DM treatment was always performed. One therapy used in treating DM is α-glucosidase inhibitor. α-Glucosidase is an enzyme that can break down complex carbohydrate into simple sugar. Inhibiton of this enzyme can retard the rate of carbohydrate digestion resulting in a delay in glucose absorption.
The purpose of this study was to identify the content of chemical compound and to test the α-glucosidase inhibitory activity in ethanolic extracts of some plants used as antidiabetic. α-Glucosidase inhibitory activity test carried out by spectrophotometric method. The simplisia powder was extracted by reflux using 80% ethanol.
Based on α-glucosidase inhibitory activity test, all the plant extracts were active in inhibiting α-glucosidase. The three most active extracts were Ceiba pentandra (L.) Gaetern bark extract, Saccharum officinarum root extract, and Persea americana Mill. bark extract with IC50 of 5.16 ppm; 10.35 ppm; and 10.83 ppm, respectively. They were contain glycoside, tannin, and saponin. From the test results of the kinetics of inhibition of the enzyme is known that the bark extract of randu have competitive inhibitory activity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1141
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indah Permatasari
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus yaitu menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada 10 ekstrak tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan etanol 70%. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=540 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.) memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 80,06%. Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm). Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun bungur memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 33,86 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada 10 ekstrak yang diuji umumnya mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"ABSTRAK
α-Glukosidase merupakan enzim yang mengkatalisis tahap akhir proses pencernaan karbohidrat. Penghambat enzim tersebut merupakan salah satu cara pengobatan untuk diabetes melitus karena dapat menahan pelepasan glukosa dari oligosakarida dan disakarida. Hasil yang didapatkan adalah penundaan absorpsi glukosa dan penurunan kadar glukosa plasma postprandial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase oleh ekstrak etanol beberapa tanaman obat di Indonesia dan penapisan fitokimia pada ekstrak etanol. Tanaman obat diekstraksi dengan etanol 80 % dengan cara refluks. Uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase menggunakan metode Spectrophotometric Stop Rate Determination. Absorbansi p-nitrofenol yang dilepaskan dari p-nitrofenil-α-D-glukopiranosa sebagai substrat diukur pada panjang gelombang 400 nm menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba Phyllanthus niruri L., akar Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill, dan akar Caesalpinia sappan L. memiliki aktivitas penghambatan paling kuat terhadap enzim α-glukosidase dengan nilai IC50 masing-masing 2,32 ppm; 4,83 ppm; dan 8,82 ppm. Golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol herba Phyllanthus niruri L. adalah glikosida, flavonoid, terpen, dan tanin. Ekstrak etanol akar Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill mengandung glikosida dan saponin, sedangkan ekstrak etanol akar Caesalpinia sappan L. mengandung glikosida, tanin, dan saponin.

ABSTRACT
α-Glucosidase is enzyme which catalyzes thefinal step in the digestive process of carbohydrates. Inhibition of this enzyme is one of treatment that available for diabetes mellitus becauses it can retard the liberation of glucose from oligosaccharides and disaccharides. The result is delay the glucose absorption and reducement of postprandial plasma glucose levels. The purpose of this research was to study α-glukosidase inhibitory activity of several medicinal plants in Indonesia and followed by phytochemical screening of ethanolic extract. Medicinal plants were extracted with 80 % ethanol under conditions of reflux. α-Glucosidase inhibitory activity test was performed by Spectrophotometric Stop Rate Determination method. The absorbance of p-nitrophenol released from p-nitrofenil-α-D-glukopiranosa as substrat was measured at 400 nm by UV-Vis Spectrophotometer. The result showed that ethanolic extract from the herbs of Phyllanthus niruri L., the roots of Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill, and the roots of Caesalpinia sappan L. have the strongest α-glucosidase inhibitory activity with IC50 values of 2.32 ppm, 4.83 ppm, and 8.82 ppm. Phytochemical screening showed that ethanolic extract from Phyllanthus niruri L. contained glycosides, flavonoids, terpenoids, and tannins. Ethanolic extract of Erythrina subumbrans (Hassk.) Merrill roots contained glycosides and saponins, while Caesalpinia sappan L. roots contained glycosides, tannins, and saponins. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Kurnia Septiana
"Diabetes melitus adalah penyakit yang serius dan kronis di mana tingkat terjadinya meningkat seiring dengan peningkatan obesitas dan penuaan. Salah satu pendekatan terapi untuk mengurangi hiperglikemia postprandial adalah dengan memperlambat penyerapan glukosa karena adanya penghambatan terhadap α-glukosidase.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui beberapa tanaman yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase serta melakukan identifikasi golongan kandungan kimia dari famili Apocynaceae dan Clusiaceae.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga ekstrak yang memiliki nilai IC50<5μg/ml, yaitu ekstrak daun dan kulit batang Garcinia daedalanthera serta ekstrak daun Garcinia kydia menunjukkan nilai IC50 2,33 µg/ml, 3,71 µg/ml dan 3,88 µg/ml. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa famili Apocynaceae mengandung alkaloid, saponin, terpen, dan glikosida, sedangkan famili Clusiaceae mengandung tanin, terpen, saponin dan glikosida.

Diabetes mellitus is a most serious and chronic disease whose incidence rates are increasing with incidences of obesity and aging of the general population over the world. One therapeutic approach for decreasing postprandial hyperglycemia is to retard absorption of glucose by inhibition of a-glucosidase.
The aim of this research was to screen some plants that had α-glucosidase inhibiting activity and identified chemical groups of the Apocynaceae and Clusiaceae families. The results showed that three extracts have IC50 value<5μg/ml. The leaves and barks extracts of Garcinia daedalanthera also leaves extract of Garcinia kydia showed high inhibitory activities, with IC50 values of 2.33 µg/ml, 3.71 µg/ ml and 3.88 µg/ml.
The results of phytochemistry screening showed that Apocynaceae family contains class of alkaloid, terpen, saponin and glycoside, while Clusiaceae family contains tannin, terpen, saponin and glycoside."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S669
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devin Ayu Putri Dewa
"ABSTRAK
Diabetes melitus terdiri dari sejumlah gangguan yang dikarakterisasi oleh hiperglikemia, perubahan metabolisme lipid, karbohidrat dan protein serta peningkatan risiko komplikasi akibat penyakit vaskuler. Salah satu obat antidiabetes oral yang digunakan dalam mengobati diabetes melitus adalah penghambat aktivitas α-glukosidase. Pada penelitian terdahulu dilaporkan bahwa ekstrak etil asetat buah ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi bila dibandingkan dengan ekstrak lain. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh fraksi yang memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase paling baik dari ekstrak teraktif buah ketapang (Terminalia catappa L.) dan mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi tersebut. Ekstraksi dilakukan dengan metode ekstraksi bertingkat secara refluks menggunakan n-heksana, etil asetat dan metanol. Metode yang digunakan adalah spectrophotometric stop rate determination dengan substrat p-nitrofenil-α-Dglukopiranosida menggunakan microplate reader. Absorbansi p-nitrofenol yang dihasilkan, diukur pada panjang gelombang 405 nm. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat buah ketapang memiliki penghambatan paling kuat terhadap aktivitas α-glukosidase dengan nilai IC50 57,974 ppm. Ekstrak etil asetat kemudian difraksinasi dengan kromatografi kolom dan diperoleh 14 fraksi gabungan. Fraksi G merupakan fraksi teraktif yang memiliki nilai IC50 44,243 ppm dan mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Dari hasil penapisan fitokimia diperoleh bahwa fraksi teraktif mengandung flavonoid, terpen dan glikon.

ABSTRACT
Diabetes mellitus consists of some disorders which was characterized by hyperglicemia, change in lipid, carbohydrate, protein metabolism and also increase the complication caused by vascular risk. One of pharmacologic therapy which is used in treating diabetes mellitus is α-glucosidase inhibitor. The previous study reported that ethyl acetate extract of Ketapang (Terminalia catappa L.) fruits have the highest α-glucosidase inhibitory activity compare to other extract. The purpose of this research is to get the fraction which had the highest α-glucosidase inhibitory activity from Ketapang fruits extract and to know the phytochemical compounds from the most active fraction. Extraction was processed by graduatedreflux used n-hexane, ethyl acetate and methanol. The inhibitory activity of α- glucosidase was assayed by spectrophotometric stop rate determination with pnitrofenil- α-D-glukopiranosida as substrate used microplate reader. The absorbance of p-nitrophenol was measured at 405 nm. The result showed that ethyl acetate extract of Ketapang fruits have the highest α-glucosidase inhibitory activity which value of IC50 is 57,974 ppm. Ethyl acetate extract was fractionated by coloumn chromatography and 14 combine fractions was gotten. G fraction was the most active fraction which value of IC50 is 44,243 ppm and has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification showed that G fraction contained flavonoids, terpenoids and glycons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia , 2012
S70464
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Sofawati
"Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu terapi farmakologi yang digunakan dalam mengobati DM adalah agen penghambat aktivitas α-glukosidase yang dapat menghambat penguraian disakarida sehingga menunda absorpsi glukosa dan menurunkan kadar glukosa postprandial. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa ekstrak etanol 80% buah ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi bila dibandingkan dengan 15 tanaman lain yang diuji.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh fraksi dari ekstrak buah ketapang yang memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi dan mengetahui golongan senyawa kimia dari fraksi yang aktif. Serbuk simplisia buah ketapang dimaserasi menggunakan etanol 80%, kemudian difraksinasi menggunakan petroleum eter, etil asetat, butanol dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menggunakan metode Spectrophotometric Stop Rate Determination. Absorbansi p-nitrofenol yang dilepaskan dari p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida sebagai substrat diukur pada panjang gelombang 400 nm.
Hasil menunjukkan bahwa fraksi etil asetat buah ketapang memiliki penghambatan paling kuat terhadap aktivitas α-glukosidase dengan nilai IC50 2,94 ppm. Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa fraksi etil asetat buah ketapang mempunyai penghambatan aktivitas kompetitif. Golongan senyawa kimia yang terdapat pada fraksi etil asetat buah ketapang adalah terpen, flavonoid dan glikosida.

Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemia and associated with abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. One of pharmacologic therapies used in treating DM is α-glucosidase activity inhibitor which can block the breaking down of dissacharides, delay the glucose absorption and reduce postprandial glucose levels. The previous study gave the evidence that 80% ethanol extract of Ketapang (Terminalia catappa L.) fruits have the highest α-glucosidase activity inhibitor than 15 other plants.
The purpose of this research was to get the fraction from Ketapang fruits extract which had the highest α-glucosidase activity inhibitor and to know the phytochemical compounds from the active fraction. The powder of simplisia was maserated used 80 % ethanol. and was fractionated used petroleum ether, ethyl acetate, buthanol and methanol. α-Glucosidase activity inhibitor test was performed by Spectrophotometric Stop Rate Determination method. The absorbance of p-nitrophenol released from p-nitrofenil-α-D-glukopiranoside as substrat was measured at 400 nm.
The result showed that ethyl acetate fraction of Ketapang fruits have the highest α-glucosidase activity inhibitor with IC50 values 2.94 ppm. The result of enzyme kinetics showed that ethyl acetate fraction of Ketapang fruits has a competitive activity inhibitor. Phytochemical identification showed that ethyl acetate fraction of Ketapang fruits contained terpenoids, flavonoids and glycosides.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1246
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Idam Titis Permana
"Diabetes melitus merupakan penyakit atau gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia disebabkan oleh gangguan sekresi insulin atau penurunan aktivitas insulin. Pada penelitian ini dilakukan uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dan α-amilase pada 10 jenis tanaman obat Indonesia, yaitu Averrhoa bilimbi Linn. (daun), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (daun), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (daun), Gardenia augusta Merr. (daun), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (daun), Centella asiatica L. Urban (herba), Persea americana Mill. (biji), Nephelium Lappaceum L. (biji), Zingiber officinale Roxb. (rimpang), Curcuma xanthorriza Roxb. (rimpang). Serbuk simplisia diekstraksi menggunakan atanol 70% dengan metode refluks. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase menggunakan substrat p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosida (PNPG) yang menghasilkan produk p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Uji penghambatan aktivitas α-amilase menggunakan substrat amilum yang menghasilkan produk maltosa dan akan mereduksi reagen warna Dinitrosalicylic Acid (DNS). Produk tersebut diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ 540 nm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa biji Persea americana Mill. memiliki daya inhibisi terbesar terhadap α-glukosidase dan α-amilase, dengan nilai IC50 36,82 μg/mL pada uji α-glukosidase, dan % inhibisi 88,26% serta IC50­ 365,14 µg/mL pada uji α-amilase. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia pada 10 ekstrak uji sebagian besar mengandung alkaloid, glikosida, dan flavonoid.

Diabetes mellitus is a disease or metabolic disorder characterized by hyperglycemia due to impaire insulin secretion or decreasing of insulin activity. In this research was performed by determining the inhibitor activity of α-glucosidase and α-amylase from 10 species of Indonesian medicinal plants, such as Averrhoa bilimbi Linn. (leaves), Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (leaves), Gynura procumbens (Lour.) Merr. (leaves), Gardenia augusta Merr. (leaves), Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (leaves), Centella asiatica L. Urban (herbs), Persea americana Mill. (seeds), Nephelium Lappaceum L. (seeds), Zingiber officinale Roxb. (rhizomes), Curcuma xanthorriza Roxb. (rhizomes). The symplicia powder was extracted by reflux using 70% ethanol. Testing α-glucosidase inhibitor activity using the substrate p-nitrophenyl-α-D-Glukopiranosida (PNPG) that produced p-nitrophenol. The product was measured at λ 405 nm by a microplate reader. Testing α-amylase inhibitor activity using starch substrate that would produce maltose and would reduce the color reagents Dinitrosalicylic Acid (DNS). The product was measured by an UV-Vis spectrophotometer at λ 540 nm. The testing results showed that the avocado seed (Persea americana Mill.) had a greatest inhibytion against α-glucosidase and α-amylase, with IC50 values ​​of 36.82 μg/mL at α-glucosidase test, and %inhibition 88.26%, IC50 values of 364.135 μg/mL in α-amylase test. The results of chemical compounds identification in 10 extracts generally contain alkaloids, glycosides, and flavonoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Zakiah Khairiati
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Salah satu agen terapetik untuk pengobatan diabetes melitus adalah inhibitor
a-glukosidase. Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa ekstrak buah dan daun
ketapang (Terminalia catappa) memiliki potensi menghambat a-glukosidase.
Bagian tanaman yang digunakan adalah buah dan daun ketapang berwarna hijau ..
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penghambatan aktivitas a-glukosidase
dan menentukan nilai ICso dari ekstrak etanol 80 % dan teh celup dari buah dan
daun ketapang dan menganalisis golongan senyawa kimia dari teh celup buah dan
daun ketapang. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan etanol 80 %.
Ekstrak air dari teh eel up diperoleh dari seduhan simplisia yang dikeriogakan
diatas waterbath. Uji penghambatan aktivitas a-glukosidase dilakukan dengan
microplate reader (A=405 nm). Akarbosa digunakan sebagai standar (ICso=211,9
ppm). Nilai ICso ekstrak etanol buah, ekstrak etanol daun , teh eelup bush, dan teh
eelup daun ketapang berturut-turut adalah 6,28; 10,61; 118,05 dan 250,26 ppm.
Teh eelup buah ketapang mengandung tanin, fenol, flavonoid, dan antrakuinon.
Teh eelup daun ketapang mengandung tanin dan fenol. Semua sampel kecuali teh
celup daun ketapang memiliki aktivitas penghambatan a-glukosidase lebih baik
dari akarbose."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>