Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tina Gayatri
"Kemampuan media massa untuk membentuk realitas sosial menjadi realitas media memungkinkan media untuk melakukan distorsi (penyimpangan) makna tentang perempuan yang ditampilkannya. Media menata agendanya (agenda-setting) dengan dipengaruhi oleh apa yang disukai dan tidak disukai oleh masyarakat, berupa konvensi, ideologi, norma, serta nilai-nilai. Dalam kaitan inilah mitos-mitos tentang perempuan mempengaruhi penyimpangan makna perempuan yang ditampilkan media, sehingga citra yang terbentuk pada khalayak tentang perempuan juga terpengaruh. Permasalahan citra perempuan menjadi topik penelitian ini. Citra dalam hal ini dijelaskan melalui pembentukan makna konotasi, karena konotasi memungkinkan penggunaan tanda untuk mengungkapkan sesuatu "di balik" apa yang diungkapkan secara gamblang. Tanda dalam penelitian ini dibatasi pada foto tokoh perempuan pada artikel utama di halaman pertama tabloid Bintang Indonesia (BI). BI menarik untuk dikaji karena media tersebut hampir selalu menampilkan perempuan dalam artikel utamanya. Sebagai tabloid hiburan, BI sebenarnya termasuk dalam golongan media cetak yang gemar menjual sensasi berupa penampilan keseksian perempuan. Namun sejak tabloid itu mengganti gaya jurnalistiknya "Jurnalistik Kasih-Sayang" (JKS), BI ingin tampil lebih simpatik dan berempati kepada pembaca, termasuk dalam hal menampilkan tokoh perempuan. Sehubungan dengan ini, penelitian ini ingin mengetahui perbedaan citra perempuan pada BI sebelum periode JKS dan selama periode itu. Citra perempuan tersebut diungkapkan melalui makna konotasi yang terbentuk pada kelompok-kelompok partisipan Facus—Group Discussian.' Mereka terbagi dalam ke1ompok mahasiswa perempuan dan laki-laki, karyawan perempuan dan laki-laki, serta kelompok ibu rumah tangga. Dari berbagai penilaian mereka terhadap tokoh perempuan yang tampil dalam foto BI yang menjadi objek penelitian ini diuraikan rangkaian makna konotasi tentang perempuan tersebut. Untuk menjelaskan konotasi ini penulis menggunakan model konotasi dari Roland Barthes dan model pemaknaan tanda (semiosis) dari Charles Sanders F'eirce. Berdasarkan hasil penelitian, citra yang terbentuk tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil dalam foto-foto BI pada periode JKS lebih positif daripada citra yang terbentuk tentang tokoh perempuan pada foto sebelum periode JKS. F'ada umumnya tokoh perempuan dalam foto pra JKS memperoleh citra "pengumbar keseksian tubuh." Sedangkan pada foto-foto periode JKS, penilaian 'tentang tokoh-tokoh perempuan yang tampil di dalamnya lebih banyak dikaitkan dengan peran perempuan sebagai ibu, istri, atau kekasih. Namun, dari foto-foto periode JKS tetap terbentuk citra perempuan yang berkaitan dengan daya tarik seksualnya. Para partisipan FGD, yang termasuk dalam golongan pembaca BI, masih menilai objek-objek yang ditampilkan BI, terutama foto, berdasarkan citra mereka tentang BI pra JKS. Citra BI yang melekat di benak mereka adalah tabloid yang menjual sensasi melalui penampilan keseksian perempuan. Citra yang dibentuk oleh para partisipan FGD dalam penelitian ini hampir seluruhnya terbentuk dengan mengacu kepada foto tokoh perempuan dari artikel utama pada halaman pertama BI, bukan kepada judul artikel ataupun lead yang menyertainya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
920.729 2 BIO (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The presence of mass media nowadays, including TV, has had a significant impact on the construction of women's image. The increase of private TV stations in Indonesia is consequence of globalization. Advertising, as one form of mass media, has become an especially powerful tool to construct social realities."
300 JWISOS 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meiftia Eka Puspasari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5216
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Zahro
"Perkembangan film Indonesia dimulai pada tahun 1926 dengan diproduksinya film Loetoeng Kasaroeng. Dalam perkembangannya kemudian, film Indonesia mengalami berbagai masa: penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan, orde lama sampai dengan orde baru sekarang ini. Dalam kurun waktu tersebut, ribuan judul telah dilahirkan dari rahim sejarah perfilman Indonesia, dengan beraneka tema dan jalan cerita, dalam bentuk drama, action, komedi musikal, dakwah, dan sebagainya.
Bila kita mengamati perkembangan film Indonesia dewasa ini, banyak hal menarik yang layak untuk dijadikan pertimbangan, yaitu banyaknya gagasan dan pembaruan di sektor teknis sinematografi di kalangan sineas kita, seperti tata suara yang ultrastereo dan penyajian sinematografi yang menarik. Selain itu, menurut hemat penulis, perkembangan dan penggambaran dari segi penokohan, terutama tokoh-tokoh perempuan sangat menarik untuk diamati. Sudut pandang ini jarang diamati secara mendalam oleh para sarjana yang berkompeten di bidang ini. Pengamatan atas tokoh perempuan yang dimunculkan dalam film Indonesia baru dilakukan pada tahun 1981 oleh Khrisna San, seorang pengajar di Murdoch University, Australia.
Hasil pengamatannya itu kemudian dimuat di majalah Prisma Nomor 7, Juli 1981. Kemudian, pada 1986 Komite Film DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) menyelenggarakan Pekan Film yang bertema Citra Wanita dalam Film Nasional: Dieksploitasi, Benarkah? Kesimpulan dari kedua pengamatan tersebut: perempuan yang diterima dalam film Indonesia adalah perempuan yang menikah dan bernaung di bawah lelaki, sedangkan perempuan yang mencoba untuk hidup mandiri adalah terkutuk dan contoh dari kekalahan hidup. Meskipun tersela waktu lima tahun (1981-1986), gambaran yang disimpulkan dari kedua pengamatan itu masih tetap sama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roby Irsyad
"Surat kabar dalam menurunkan beritanya, baik berita tulis atau foto, selalu melakukan seleksi terlebih dahulu. Seleksi tersebut selain berdasarkan teknis juga berdasarkan ideologi media yang bersangkutan.
Penelitian ini berupaya meganalisis representasi tentara AS di surat kabar nasional. penelitian ini mengunakan pendekatan konstruktivis dengan mengunakan analisis semiotika foto yang dikemukakan oleh Roland Barthes. Objek penelitian adalah foto berita tentang tentara AS di halaman satu surat kabar Republika selama 21 hari pertama perang Irak.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa representasi tentara AS tampil sejalan dengan kebijakan Republika yang anti AS dalam pemberitaan Perang Irak. Tentara AS direpresentasikan sebagai tentara penjajah, pihak yang ingin menguasai sumber daya minyak Irak, tentara yang tidak kompeten sehingga mengakibatkan rekannya sendiri menjadi korban, dan tentara yang bisa dikalahkan meskipun didukung dengan persenjataan yang cangih."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyoman Yatmi Pravita Dewi
"Dalam salah satu teori pefeminisme, perempuan adalah "liyan" (The Other) sementara laki-laki adalah "Diri" (The Self). Hal ini menunjukkan bahwa perempuan berada di bawah tataran laki-laki. Dalam novel RELAX karya Alexa Hennig von Lange, tokoh laki-laki dianggap menjadi ordinat dan tokoh perempuan menjadi subordinat. Subordinasi perempuan terhadap laki-laki dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah stereotip jender yang berkembang di masyarakat. Untuk menganalisis penyebab subordinasi tersebut, maka diperlukan perbandingan stereotip antara laki-laki dan perempuan. Pemikiran dan pergerakan perempuan juga dapat menjabarkan bahwa faktor yang sangat kuat untuk subordinasi perempuan terhadap laki-laki adalah stereotip.

In the theories of Feminism and Gender Studies, women are identified as "the Other" while men are "the Self". Such difference displays the inequality that exists between men and women. My hypothesis about Alexa Hennig von Lange's book RELAX, is that Chris is the ordinate of die Kleine, who plays the role of the subordinate. The subordination of women against men is influenced by many factors, one of which is Gender Stereotyping. To analyze the cause of women's subordination, we have to compare the stereotypes that are commonly being used in society. Women's thoughts and movements have come to show that there is a strong correlation between women's subordination and gender stereotyping."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14605
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hapis Sulaiman
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sekaligus menganalisis citra tokoh utama perempuan dalam skenario tersebut. Deskripsi citra tokoh perempuan dalam analisis ini didasarkan pada perkembangan penokohan yang meliputi karekter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan. Pemilihan skenario KDKK karya Asrul Sani sebagai objek penelitian didasarkan pada keinginan melihat keistimewaan skenario ini, terutama dalam kaitan dengan tema perempuan. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa KDKK merupakan film yang mendapat penghargaan piala Citra sebagai film terbaik pada FFI tahun 1987. Selain itu, beberapa skenario karya Asrul Sani seperti Nagabonar dan Apa yang Kaucar, Palupi? Juga memperlihatkan tema perempuan. Skenario Kejarlah Daku Kau Kutangkap mengungkapkan problematika peran dan karekter perempuan. Di dalamnya diungkapkan perubahan status dan peran perempuan yang berpengaruh pada perubahan karakter, sikap dan pola pikir mereka. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tersebut pada akhirnya mengakibatkan perubahan citra mereka. Di sisi lain, perubahan karakter, sikap dan pola pikir ini memperlihatkan kedinamisan citra perempuan yang ditandai dalam dua kategori, citra stereotip dan tidak stereotip. Hal ini juga menunjukkan upaya perempuan dalam mempertahankan eksistensi mereka. Tokoh Mona yang dicirkan perempuan dengan citra stereotip digambarkan sebagai perempuan yang bergantung dan tidak mampu membuat keputusan. Sebaliknya, tokoh Marni yang dicirikan sebagai perempuan dengan citra tidak stereotip digambarkan sebgai perempuan mandiri, tegas, mampu mengambil keputusan, dan enggan menikah karena penilaian buruknya tentang laki-laki. Perubahan karakter, sikap, dan pola pikir tokoh perempuan dalam skenario tersebut, menunjukkan adanya pergeseran terhadap citra perempuan. Pergeseran citra terjadi sesuai kondisi dan situasi yang dihadapi tokoh. Hal ini sesuai dengan pemahaman yang menyebutkan penggenderan bersifat fleksibel. Segala sifat, peran yang menempel pada laki-laki atau perempuan yang diberikan oleh masyarakat dapat saling bertukar tempat dan berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S10871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hellwig, Tineke
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007
305.409 598 HEL c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>