Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
intan Asmara Dewi
"Penelitian ini adalah sebuah penelitian tentang pembentukkan makna yang berada di balik pesan iklan televisi Coca Cola. Dengan adanya arus globalisasi, maka banyak perusahaan-perusahaan berbasis multinasional berekspansi ke seluruh dunia. Dengan demikian pemasaran pun menjadi global, termasuk di dalamnya periklanan yang merupakan bagian dari pemasaran. Sebagai produk global, Coca Cola pernah melakukan periklanan standardisasi global yakni penayangan iklan yang sama di seluruh dunia. Namun karena alasan-alasan tertentu Coca Cola merubah strategi periklanannya menjadi "Think Local, Act Local". Penelitian ini ingin menyingkap maksud pembentukkan dan pembangkitan makna dalam kreatif periklanan Coca Cola versi "Segarkan Harimu" yang menggunakan unsur-unsur lokal, dipandang dari logika kapitalisme, dan bagaimana suatu iklan yang ditampilkan mendapat pengaruh dan luar dirinya dan mengkaitkannya dengan keberadaan iklan (periklanan) dalam konteks yang lebih luas untuk melihat bagaimana kekuasaan turut memberikan pengaruh pada bentuk teks. Secara keseluruhan penelitian ini merupakan penerapan kerangka analisis Norman Fairclough, yaitu Analisis Kritis Wacana (Critical Discourse Analysis). Dalam analisis, peneliti berusaha melihat eksekusi iklan Coca Cola tidak dari level mikro saja namun juga mengkaitkannya ke konteks makro. Pembagian analisis dilakukan pada tiga tingkatan yakni tingkatan analisis teks (text) dengan menggunakan metode semiosis Pierce, praktik wacana (discourse practice) dengan metode wawancara mendalam dilengkapi dengan studi pustaka, dan praktik sosio kultural (sosiocultural practice) yang menggunakan metode studi pustaka, dengan tujuan untuk melihat periklanan tidak sebagai industri bisnis semata namun juga sebagai alat kapitalis dalam penciptaan kesadaran semu, atau dalam teori Marxis dikenal dengan False Consciousness. Hasil analisis pada level teks antara lain menunjukkan penggunaan konsep kesadaran palsu (false conciousness) yang menanamkan persepsi bahwa Coca Cola sebagai minuman seluruh masyarakat Indonesia tidak terbatas untuk kalangan tertentu saja. Pada level praktik wacana ditemukan bahwa produksi teks dipengaruhi oleh pihak produsen (klien) dan pengaruh tersebut bersifat signifikan. Pada level sosio kultural, -Keberadaan periklanan tidak terlepas dari aspek-aspek lain dalam masyarakat seperti keadaan sosial ekonomi dan bisnis terlepas dari aspek-aspek lain dalam masyarakat seperti keadaan sosial ekonomi dan bisnis komersial, perputaran uang pemilik modal, budaya konsumen dan perubahan trend. - Keberadaan periklanan tidak terlepas dari aspek-aspek lain dalam masyarakat seperti keadaan sosial ekonomi dan bisnis komersial, perputaran uang pemilik modal, budaya konsumen dan perubahan trend dalam masyarakat, contohnya perusahaan Amerika di Indonesia saat ini terkait dengan masalah politik dan sinisisme terhadap produk-produk Amerika. Implikasi yang dihasilkan penelitian ini terbagi dalam implikasi teoritis, metodologis, dan social. Dari segi teoritis dalam memakai teori politik ekonomi terutama untuk menganalisis keberadaan produk global sebaiknya lebih diperkaya dengan menariknya ke analisis ekonomi yang lebih makro, tidak hanya melihat pada keberadaan produk tersebut di Indonesia tetapi juga cermat akan keuntungan-keuntungan yang diperoleh perusahaan pusat. Dari segi metodologis, namun untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih kontekstual dirasa perlu untuk melakukan kajian yang lebih mendalam mengenai konsumsi teks masyarakat Indonesia terhadap suatu eksekusi iklan. Sedangkan dari segi sosial semakin memperkaya kritik sosial yang sudah ada bahwa dalam periklanan produk global tidak ada hal yang taken for granted, harus selalu waspada terhadap motivasi-motivasi kepentingan dibalik iklan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevany Natalia
"ABSTRAK
Iklan merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat. Dalam membuat iklan, para pembuat iklan menggunakan unsur-unsur pembangun di dalamnya dan yang paling umum dan sering dijumpai adalah Headline dan Bildelemente. Makalah ini menganalisis tiga buah iklan Audi di Jerman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan bersumber pada kajian pustaka. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur pembangun yang terdapat pada iklan dengan menggunakan teori dari Nina Janich. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua unsur pembangun tersebut digunakan dalam iklan. Beberapa diantara unsur-unsur tersebut, ada yang selalu muncul dalam iklan, seperti Headline, Subheadline, Produktname dan Bildelement.

ABSTRACT
Advertising is one way to convey a message to the public. In creating ads, advertisers use the ad elements and the most common and often encountered are Headline and Visual Element. This paper analyzes three Audi advertisements in Germany. The method used in this research is descriptive analysis method which is sourced from literary review. The purpose of this analysis is to know the Ad elements used in Audi ad by using the theory of Nina Janich. The results of this study indicate that not all elements of the elements is used in advertising. Some of these elements are always present in advertisements, such as headline, subheadline, product name and visual element."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sandy Elysabeth Veronica
"Iklan yang setiap hari kita lihat dan dengar bukan merupakan hal baru dalam sejarah komunikasi dan pemasaran. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak pula iklan yang diproduksi. Banjirnya iklan yang memenuhi benak khalayak ini menjadikan iklan tidak lagi efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk merebut perhatian khalayak diperlukan pendekatan-pendekatan yang unik dalam iklan, salah satunya adalah dengan menggunakan budaya. Perusahaan dan pengiklan di Indonesia pun banyak yang mulai menggunakan pendekatan budaya lokal dalam iklan mereka dengan harapan iklan dapat lebih mudah diterima dan diingat masyarakat setempat yang dijadikan target sasaran. Namun di tengah kebangkitan iklan yang menggunakan budaya lokal, Nu Green Tea justru keluar dengan nuansa budaya asing yang kental dan mampu meraih perhatian khalayak.
Penelitian ini ingin melihat bagaimana respon khalayak terhadap penggunaan unsur budaya asing dalam iklan. Objek dalam penelitian ini adalah iklan televisi Nu Green tea versi 'Traditional Japanese Song'. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, dan besifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui instrumen kuesioner kepada 100 responden yang didapatkan secara purposive. Penelitian ini menggunakan model Hierarchy of Effect serta beberapa konsep mengenai respon, unsur budaya, dan elemen iklan televisi. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan subjek penelitian ialah yaitu target audiences mencakup pria dan wanita usia 19-28 tahun yang sudah pernah melihat iklan ini, baru memasuki dunia kerja, dan tinggal di kota-kota besar di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan tabel-tabel frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon yang positif pada penggunaan unsur-unsur budaya asing dalam iklan meskipun responden tidak terlalu memahami keseluruhan unsur budaya asing yang ditampilkan dalam iklan. Hal ini terkait dengan bagaimana unsur budaya asing tersebut dikemas dalam iklan (meliputi bentuk dan cara penyampaiannya). Ditambah lagi, sejumlah responden memang memiliki ketertarikan khusus pada suatu budaya asing sehingga responden cenderung memberikan respon positif pada segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya asing yang disukainya.

Advertisement that we watch and hear every day is not a new issue in communication and marketing history. More and more new advertisements rush the audiences' mind every day. These make the advertisements become not effective and efficient anymore. That's why companies and advertising agencies need some breakthrough approaches in advertising, such a local culture approach. Companies and advertising agencies have started to use this approach in the last few years in order to reach higher responses from the local audiences. However, in the middle of this local culture rising, Nu Green Tea has surprisingly broadcasted a TV commercial that contains lots of foreign cultural substances and successfully reached a good attention from the local audiences.
This research aims to describe the responses towards the foreign cultural substances in advertising. The object of this research is Nu Green Tea TV commercial 'Traditional Japanese Song' version. This research uses a positivism paradigm and quantitative approach with survey research technique. Data were collected with survey method, using the questioners to 100 respondents which were drawn through purposive sampling. This research applies the Hierarchy of Effect model, and a number of concepts regarding response, cultural substances, and TV commercial elements. This research was performed in Jakarta, and the subjects of the research were the target audiences of this commercial that have watched the commercial. Data analyzed with the quantitative descriptive analysis method, using the frequency tables.
The result of the research indicates that most respondents give positive responses to the usage of foreign cultural substances in advertising, even though they don't really understand the foreign culture itself. From this research, we figure out that this sort of responses depend on how the foreign cultural substances deliver. Moreover, a number of respondents in this research admit that they already have an interest in some foreign culture. This interest makes them tend to give positive responses to anything related to the foreign culture they like.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Saradeta Ursula
"[ ABSTRAK
Jurnal ini membahas komunikasi global yang dilakukan oleh perusahaan multi
nasional (MNC) dengan produk minuman berkarbonasi bernama Coca-Cola. Di era
globalisasi saat ini, sebuah perusahaan MNC mengkoordinasikan seluruh aktivitas pemasaran
ke berbagai negara. Dalam hal ini perusahaan melakukan adanya standarisasi produk,
packaging, dan merek. Bahkan, beberapa produk dan jasa secara serempak menyamakan
pesan komunikasi atau kampanye penjualannya. Sebagai alat kampanye pemasaran, Coca-
Cola merilis 24 versi dari The World Is Ours, lagu untuk menyemarakkan perhelatan Piala
Dunia 2014, dengan berbagai bahasa dari bermacam negara. Beberapa negara yang turut
merilis lagu ini adalah Indonesia, Mexico, Colombia, South Africa, China, Japan, Argentina,
Vietnam, Korea, Middle East, Thailand, Malaysia, South Africa, Nepal, Bosnia &
Herzegovina, Myanmar, Romania and Brazil. Dari penjelasan tersebut maka penulis akan
meneliti adanya komunikasi global yang terjalin melalui kampanye Coca Cola yang dikaitkan
menggunakan konsep glokalisasi.
ABSTRACT This journal discusses global communication conducted by multi-national companies (MNCs)
with a carbonated beverage product called Coca-Cola. In the current era of globalization, a
MNC company coordinates all marketing activities to different countries. In this case the
company doing the standardization of products, packaging, and brand. In fact, some products
and services simultaneously equalize message communication or sales campaigns. As a tool
of marketing campaign, Coca-Cola released 24 versions of The World Is Ours, songs to
enliven the 2014 World Cup event, with the various languages of the various nations. Somecountries are also releasing this song is Indonesia, Mexico, Colombia, South Africa, China,
Japan, Argentina, Vietnam, Korea, Middle East, Thailand, Malaysia, South Africa, Nepal,
Bosnia & Herzegovina, Myanmar, Romania and Brazil. From these explanations, the authors
will examine the global communications established through the Coca Cola campaign are
linked using the concept of glocalization.;This journal discusses global communication conducted by multi-national companies (MNCs)
with a carbonated beverage product called Coca-Cola. In the current era of globalization, a
MNC company coordinates all marketing activities to different countries. In this case the
company doing the standardization of products, packaging, and brand. In fact, some products
and services simultaneously equalize message communication or sales campaigns. As a tool
of marketing campaign, Coca-Cola released 24 versions of The World Is Ours, songs to
enliven the 2014 World Cup event, with the various languages of the various nations. Somecountries are also releasing this song is Indonesia, Mexico, Colombia, South Africa, China,
Japan, Argentina, Vietnam, Korea, Middle East, Thailand, Malaysia, South Africa, Nepal,
Bosnia & Herzegovina, Myanmar, Romania and Brazil. From these explanations, the authors
will examine the global communications established through the Coca Cola campaign are
linked using the concept of glocalization., This journal discusses global communication conducted by multi-national companies (MNCs)
with a carbonated beverage product called Coca-Cola. In the current era of globalization, a
MNC company coordinates all marketing activities to different countries. In this case the
company doing the standardization of products, packaging, and brand. In fact, some products
and services simultaneously equalize message communication or sales campaigns. As a tool
of marketing campaign, Coca-Cola released 24 versions of The World Is Ours, songs to
enliven the 2014 World Cup event, with the various languages of the various nations. Somecountries are also releasing this song is Indonesia, Mexico, Colombia, South Africa, China,
Japan, Argentina, Vietnam, Korea, Middle East, Thailand, Malaysia, South Africa, Nepal,
Bosnia & Herzegovina, Myanmar, Romania and Brazil. From these explanations, the authors
will examine the global communications established through the Coca Cola campaign are
linked using the concept of glocalization.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatamarrasjid
"Tulisan ini mengemukakan berbagai persoalan di sekitar fidusia dan sewa-beli, yaitu mengenai apakah ia bersifat accessor atau obligator, apakah kreditr dan debitur cukup dilindungi, perlindungan terhadap pihak ketiga; perkembangan fiduscia dan sewa-beli dalam praktek, dasar hukum untuk kedua lembaga tersebut;obyek fiducia dan sewa-beli;hapusnya fiducia dan sewa beli."
Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oey, Hoey Tiong
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984
346.02 OEY f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oey, Hoey Tiong
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985
346.02 OEY f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indah Nurdini Lukman
"Skripsi ini berangkat dari sebuah pemikiran mengenai fungsi dari kemasan. Akhir-akhir ini, kernasan semakin dilihat sebagai sebuah alat promosi produk. Namun sejauh mana kemasan berpengaruh, belum ada jawaban yang pasti. Peneliti tertarik untuk mencari tahu pengaruh kernasan itu sendiri. Sangobion adalah produk yang dipilih peneliti untuk diteliti kemasannya. Ini disebabkan karena pencapaian market share dari Sangobion pada urutan pertama di bidang kategori produk sejenis. Produk obat-obatan, di Indonesia khususnya, belum terlalu memperhatikan masalah kemasan sebagai salah satu alat untuk mempromosikan obatnya. Selain itu, Sangobion yang merubah konsepnya dari obat ethical (obat yang dapat dikonsumsi dengan resep dokter) menjadi obat Over The Counter atau OTC (obat bebas) juga dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pemilihan studi kasus. Pada penelitian ini, peneliti menganalisis hubungan proses persepsi pada unsur-unsur kemasan terhadap pembentukan preferensi pada khalayak. Unsur-unsur kemasan yang diteliti adalah unsur-unsur dari kemasan Sangobion. Dari hubungan ini peneliti ingin mengetahui apakah persepsi pada unsur-unsur kemasan memiliki korelasi terhadap pembentukan preferensi. Selain itu, peneliti juga menganalisis pengaruh brand image terhadap hubungan antara persepsi pada unsur-unsur kernasan dan preferensi. Jenis penilitian adalah eksplanasi karena berusaha untuk menjelaskan sebuah hubungan dari dua buah variabel melalui teori-teori yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan metode survey, yaitu dengan memberikan pertanyaan melalui kuesioner kepada responden. Responden sendiri dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling, setelah lebih dulu ditentukan kerangka sampelnya. Kemudian dilakukan uji realibilitas dengan menggunakan metode alpha cronbach, serta dilakukan pula uji validitas dengan menggunakan teknik factor analysis. Setelah itu, dilakukan analisis data dengan menggunakan metode elaborasi guna mengetahui hubungan dari variabel-variabel yang diteliti. Setelah dilakukan analisis data, didapatkan hasil penelitian yaitu persepsi pada unsur-unsur kemasan memang mempengaruhi preferensi, namun pengaruh itu lemah. Sedangkan brand image juga terbukti mempengaruhi hubungan antara persepsi pada unsur-unsur kemasan dan preferensi. Namun hipotesis penelitian kedua yang mengatakan brand image dapat menguatkan hubungan persepsi dan preferensi, ternyata tidak terbukti. Dalam penelitian ini, brand image tidak dapat menguatkan hubungan antara persepsi dan preferensi. Penelitian ini hanya dapat membuktikan bahwa semakin baik persepsi pada unsur-unsur kemasan, maka semakin positif preferensi yang terbentuk. Untuk kasus yang diteliti pada penelitian ini, model hirarki efek dari Belch & Belch dalam buku Advertising and Promotion, ternyata terbukti. Namun untuk kasus ini, hasil dari proses persepsi yang diwujudkan dalam bentuk kognisi terhadap produk hanya sedikit dapat mempengaruhi khalayak untuk mencapai tahap hirarki efek yang lebih tinggi yaitu afeksi, khususnya tahap preferensi. Sedangkan kemasan sendiri yang menurut Toni Duncan dapat merefleksikan brand image dan penyampai efek visual, dalam penelitian ini kemungkinan baru dapat berfungsi sebagai reminder raja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>