Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuyun Tafwidhah
"Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain yang digunakan adalah analitik korelasi secara cross sectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan chi-square, uji t independen, dan regresi logistik.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas (p=0,000). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yang ditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan untuk penghargaan dan sanksi seperti jenjang karir perawat.

Community Health Care (Perkesmas) is an effort of Community Health Center (Puskesmas) development program whose activities integrated into the compulsory health efforts and health development efforts. The purpose of this research was to determine the relationship between the competence of community health center (puskesmas) nurses and the implementation level of community health care (perkesmas) activities at Pontianak This research is an analytic correlation research with cross sectional program, and using 118 nurses as the sample. The data was analyzed by the Chi-Square test, the independent t test, and the logistic regression test.
From the data analysis, it has been recognized that there is a relation between the competence of community health center nurses and the implementation level of community health care (p=0,000). Further revealed that an interaction between competence and training has been found. This research recommends enhancing the competence of nurses for the optimal implementation of community health center through training, coaching through the team assigned to, or cooperation with peers, and also provides support in the form of a policy of rewards and punishments such as career path for nurses."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T41456
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Tafwidhah
"Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib
dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat puskesmas
dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain penelitian adalah analitik korelasi secara cross
sectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan Chi-Square, uji t independen, dan regresi logistik. Hasil analisis
menunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas (p=
0,000; α= 0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan. Penelitian ini merekomendasikan
peningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yang
ditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan untuk penghargaan dan
sanksi seperti jenjang karir perawat.
"
Puskesmas Karya Mulya Pontianak ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Dwi Febriansyah
"Perkesmas adalah upaya puskesmas yang merupakan perpaduan antara keperawatan dengan kesehatan masyarakat didukung peran aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif, preventif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh ditujukan pada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan sehingga meningkatkan kesehatan secara optimal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat puskesmas dengan pelaksanaan perkesmas di Jawa Timur.
Desain penelitian adalah deskriptif korelatif secara croos sectional dengan sampel 48 perawat. Analisis data dengan Chi-Square dan Uji normalitas Saphiro Wilk.
Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan perawat puskesmas dengan pelaksanaan perkesmas p = 0,371; ? = 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat puskesmas agar pelaksanaan lebih optimal seperti pembinaan, kerja sama dengan teman sejawat, pelatihan bagi yang belum pernah serta kebijakan dukungan dinas kesehatan berupa penghargaan dan sanksi jelas seperti jenjang kerja perawat.

Community health care Perkesmas is a service of integrated nursing care and public health which is supported by community rsquo s active cooperation and featuring promotive and preventive services without neglecting curative and rehabilitative services. The service is generally aimed for individual, family, group, and community as a whole through nursing pro ess thus improves their overall well being. The study aimed to identify relationship between health center nurses rsquo s knowledge and implementation of community health care in Eastern Java.
The study design was descriptive correlative with cross sectional approach and total sample of 48 nurses. Chi square and Saphiro Wilk were employed for data analysis purposes. The result indicated that there was no correlation between health center nurse rsquo s knowledge and implementation of community health care p 0,371 0,05.
The result suggested for health center nurses to improve their overall knowledge and skills to optimize the implementation of community health care through community development, cooperation with colleagues, and training for the unexperienced as well as developing supporting policy by health officials such as reward, punishment, and career ladder for nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh motivasi dan kompetensi tenaga kesehatan terhadap kinerja puskesmas dalam pelayanan kesehatan di Kota Palu, Sulawesi tengah. Teori yang digunakan adalah teori Herzberg, Teori Kompetensi Spencer and Spencer dan teori kinerja dari Poister. Penelitian ini didesain secara kuantitatif dengan metode survey explanatory dengan teknik penarikan sampling cluster sampling. Pengumpulan data melalui studi dokumentasi, agket, wawancara konfirmasi dan observasi. Hasil penelitian menunukkan motivasi berpengaruh kuat terhadap kinerja di Puskesmas Kota Palu. Hasil penelitian mengandung motivasi pegawai harus ditingkatkan terlebih dahulu untuk mendorong kompetensi pegawai sebagai dasar keberhasilan dalam bekerja."
MIMBAR 28:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Djauhari
"Isi Ringkasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedies aegypti, ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanda penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda bintik merah di kulit akibat pendarahan kulit. Penyakit dimaksud sangat menular dan berbahaya serta persebarannya hampir merata di seluruh Indonesia.
Di Kota Pontianak, penyakit tersebut masih diprogramkan pemberantasannya, mengingat setiap tahun kejadian penyakit demam berdarah dengue cenderung meningkat. Sebagai upaya bersama mencegah dan membatasi penyebaran penyakit DBD, telah diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan .Nomor 581/Menkes/SK/VII/1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah. Tujuan diterbitkannya keputusan ini adalah memberikan pedoman kepada masyarakat, petugas kesehatan, dan sektor-sektor terkait lainnya dalam upaya bersama pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya tersebut.
Walaupun upaya pengendalian penyakit DBD di Kota Pontianak telah dilaksanakan, namun kasus/kejadian penyakitnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini kemungkinan disebabkan kondisi lingkungan dan partisipasi masyarakat yang masih rendah. Untuk itu telah dllakukan suatu penelitian ilmlah yang menghubungkan kondisi lingkungan dan partisipasi masyarakat dengan pemberantasan demam berdarah. Tujuan umum penelitian ini adalah meningkaban taraf kesehatan masyarakat melalui ldentifikasi faktor-faktor lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit DBD di Kota Pontianak.
Desain penelitian yang digunakan adalah mode survei yang bersifat studi deskiptif cross sectional. Istilah cross sectional dihubungkan dengan waktu pengambilan sampel yang dilakukan pada satu saat tertentu, tidak diabaikan Intervensi atau perlawan pada populasi atau sampel saat dilakukan penelitian.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2003 di Kota Pontianak, Kalimantan Barat Data primer diambll dari responden yang terpilih dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner yang telah diuji coba terlebih dahulu kepada Kepala Keluarga di lokasi penelitian. Data sekunder sebagai data penunjang diperoleh dari Instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan, Badan Pusat Statistik,, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan. Besarnya sampel yang digunakan adalah 399 KK yang tersebar di 3 Kelurahan (Sungai Bangkong, Sungai Lawi Luar, dan Sungai Lawi Dalam). Instrumen penelitian berupa kuesioner yang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu: Kondisi Lingkungan (17 item), Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku (PSP) sebanyak 15 item, Partisipasi Masyarakat (10 item), dan Pengendalian Penyakit (10 item).
Hasil penelitian diolah menggunakan perangkat lunak komputer, sebagai berikut:
1. Pengaruh umur, pendidikan, pendapatan dan PSP terhadap partisipasi masyarakat.
Koefisien korelasi ganda R (multiple R) sebesar 0,755 menyatakan besarnya derajat hubungan antara variabel terikat (partisipasi masyarakat) dan variabel bebas (umur, pendidikan, pendapatan, dan PSP). Koefisien Determinasi (R Square = R2) sebesar 0,570 artinya 57,0% keragaman nilai partisipasi masyarakat ditentukan oleh besarnya nilai umur, pendidikan, pendapatan, dan PSP. Berdasarkan analisis ragam (nilai F) diperoteh hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah bersifat nyata. Dengan uji t diperoleh hasil bahwa koefisien regresi PSP mempunyai pengaruh yang besar/kuat terhadap partisipasi masyarakat, sedangkan koefisien regresi umur, pendidikan, dan pendapatan berpengaruh kecil/lemah terhadap variabel terikat partisipasi masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sedangkan secara parsial maka variabel PSP yang berpengaruh nyata.
2. Hubungan Kondisi Lingkungan dan Partisipasi Masyarakat dengan Pengendalian Demam Berdarah Dengue.
Dengan menggunakan perhitungan Korelasi Produk Mornen Pearson, didapatkan bahwa korelasi antara kondisi lingkungan dan pengendalian penyakit DBD mempunyai R hitung= 0,088 (lebih kecil dari R label= 0,116) pada tingkat signifikansi 0,01. Ini berarti bahwa kondisi lingkungan berhubungan sangat lemah terhadap pengendalian penyakit DBD. Sedangkan hubungan antara partisipasi masyarakat dan pengendalian penyakit DBD mempunyai R hitung= 0,826 (lebih besar dari R label= 0,116) pada tingkat signifikansi 0,01. Ini berarti bahwa terdapat hubungan positif yang tinggi/kuat dan signifikan antara partisipasi masyarakat dengan pengendalian penyakit DBD.
Berdasarkan uraian pendahuluan, hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
  1. Tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya pengendalian penyakit DBD di Kota Pontianak sudah cukup baik.
  2. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai penyakit DBD dan akibat yang ditimbulkannya sudah cukup baik.
  3. Sikap masyarakat Kota Pontianak mengenai penyakit DBD dan upaya pengendaliannya sudah cukup baik.
  4. Perilaku masyarakat Kota Pontianak dalam upaya pengendalian penyakit DBD sudah cukup baik.
  5. Faktor umur, pendidikan, pendapatan, dan PSP secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap partisipasi masyarakat Namun demikian, secara parsial hanya PSP yang berpengaruh besar tehadap partisipasi masyarakat, sedangkan umur, pendidikan, dan pendapatan mempunyai pengaruh yang kecil pada partisipasi masyarakat.
  6. Kondisi lingkungan mempunyai hubungan yang sangat lemah dengan pengendalian penyakit, sedangkan partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang tinggi/kuat dengan upaya pengendalian penyaktt DBD.
Daftar Kepustakaan : 32 (1967-2003)

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a spreaded disease caused by dengue viruses and carried by Aeries aegypti mosquito. It's indicated by sudden fever between 2 to 7 days without any certain causes, weak, restless, solar plexus painful, marked by red dot on the skin, due to the skin bleeding. DHF is a very dangerous spreadable disease. It spreads throughout area of Indonesia.
In Pontianak (West Kalimantan), DHF has been programmed in the eradication as the increase number year after year. The Minister of Health has issued a Decree Number 581/Menkes/SK/VII/1992 about Eradication of DHF. The aim of decree to give the guidance for public, health officer and other related sectors.
Although the control effort had been executed in Pontianak, cases of this disease trends to increase in every year. It's probably caused by the bad environment conditions as well the lark of community participation. Therefore, a scientific research has been done to correlate the environment condition and community participation with the control of DHF. The general aim of this research to increase standard of public health through environment factors identification and factors influence the community participation in control of DHF in Pontianak.
Research design use a descriptive cross sectional survey method. The term of cross sectional related to the interpretation of sample in certain time, without intervention or treatment on the population or sample in research. The research has been conducted on May until! June 2003 in Pontianak, West Kalimantan. Primary data taken from choosen respondents by interview with previously tried out questionaire to the head of household. Sustained secondary data taken from the related institution, for example Health Service,' Statistic Center Agency, District Office and Village Office. Sample scale is 399 head of household spread over 3 villages (Sungai Bangkong, Sungai Jawi Luar and Sungai Jawi Dalam). The research instrument is a questionaire divided by 4 parts. Environment Condition (17 items) 15 items of Behavior and Attitude Knowledge (PSP), Community Participation (10 items) and Control of DHF (10 items).
The result of the research was processed by computer software as follows:
1. Influence of Age, Education, Income and PSP with the Community Participation
Double correlation coefficient R (R Multiple) as 0,755 indicates the standard of correlation between dependent variables (Community Participation) and independent variable (Age, Education, Income and P5P). Coefficient of Determination (R Square= R2) as 57,0% variation of community participation value determined by the age value, education income and PSP. In the variances analysis (F value) obtained a significant correlation between dependent variable and independent variable. By t test obtained a result that the coefficient of regression PSP is significant at the 0,05 level; while age, education, income is not significant influenced the dependent variable. Therefore, ft can be concluded that simultaneously independent variable really influence dependent variable, while partially PSP variable is really influence.
2.The Relationship of The Environment Condition and Community Participation with The Control of DHF
Using the calculation of Pearson Product Moment (PPM) correlation, obtained the relationship between environment condition and DHF control has R calculation= 0,088 (less than R table= 0,116) is significant at the 0,01 level. It means the environment condition has not significant correlation with the DHF control. While relationship between community participation and DHF control has R calculation= 0,826 (more than R table=0,116) is significant at the 0,01 level. It means there as positive and significant correlation between community participation and DHF control.
From the previous explanation, result of the research and investigation, can be concluded:
  1. Proper level of the community participation on the effort of DHF in Pontianak.
  2. Proper level of community knowledge on the effort of DHF.
  3. Good attitude of Pontianak people on DHF and its control.
  4. Good habit of Pontianak people on the effort of DHF control.
  5. Age, education, income, and PSP influenced the community participation. However, only PSP partially influenced the community participation; while age, education, and income do not influence the community participation.
  6. There is a close relationship between environment condition and community participation with the effort of controlling DHF in Pontianak.
Number of References: 32 (1967 - 2003)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jonni Syah R.
"ABSTRAK
Program gizi di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keschatan Republik
Indonesia bemxjuan menurunkan angka penyakit kurang gizi yang terdiri dari Gangguan
Akibat Kekurangan lodium (GAKI), Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi
(AGB) dan Kekgrangan Vitamin A (KVA). Upaya ini diharapkan dapat mcndukung
akselerasi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Petugas Gizi Puskcsmas sebagai salah sam tenaga terdepan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya di bidang gizi harus mernpunyai
upaya yang baik agar program gizi bisa berhasil, tetapi temyata di Kota Pontianak dan
Kabupalen Pontianak pcncapaiannya masih rendah akibat proses pelaksanaan kcgiatan
oleh Petugas Gizi Puskesmas masih mcnunjukkan kinerja rendah. Bcrkenaan dengan hal
tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui falctor-faktor
yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan kinexja Petugas Gizi Puskcsmae di
Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak.
Penelitian ini diiakukan d§ Puskesmas Kota Ponnanak dan Kabupaten
Pontianak pada bulan Oktober sampai Nopember 2000. Sampel penelilian adalah seluruh petugas gizi utama yang benugas di`Puskesmas Kota Pontia|1ak dan Kabupaten
Pontianak sebanyak 62 orang. J enis penelitian yang digunakan adalah cross sectional.
Analisis yang digunakan adaiah analisis univadat, bivariat dan multi variat :
distribusi fre!-ruensi, chi-square dan rcgresi logistik. I-Iasil pcnclitian ini menunjukkan
bahwa kinerja petugas gizi masih rendah. Dari analisa bivariat didapat faktor yang
berhubungan dengan kinelja petugas gizi (p < 0,05) adalah motivasi, pcngetahuan,
pendidikan, kcterpencilan, p¢mbinaan, rekan kezja dan kondisi kesja, sedangkan faktor
yang tidak herhubungan dengan kinenja adalah umur, pengalaman, sosial budaya,
keterjangkauan, pelatihan. Dari analisa multivariat, didapat bahwa variabel yang paling
dominan berhubungan dengan kinerja petugas gizi adalah pendidikan dan sosial budaya.
Dari hasil ini disarankan lerutama kepada Dinas Kesehatan Kota dan
Kabupaten Pontianak serta Kanwil DepkcsfDinas Kesehatan Propinsi Kalimanlan Barat
agar melakukan pcnempatan dan pengadaan tcnaga gizi sesuai dengan Iatar belakang
pendidikan dan mcmbuat pcdoman yang jelas tentang tugas pdkok dan tugas khusus
sesuai dengan permasalahan gizi di wilayah kenja puskesmas.
Daliar Bacaan 43 (I974 _ 2000) PERPUST U 5 2 l
AKA/EN PU
IINKVERSEMS ,szfsomggg
Egmbdiin/i'5§c§ah dar!

Abstract
ABSTRACT
Nutrition Program in Indonesia carried out by Indonesian Health
Departement has the objective to decrease the morbidity rate of malnutrition which
include Disturbances of lodium Deiiciency, Protein Deficiency, Anemia of Fen-um
Deficiency, and Vitamin A deficiency. 'I`his effort is expected to support thc
acceleration of The Infant Mortality Rate and The Mother Mortality Rate.
The Nutritional oflicial of Public Health Clinic as the frontline staff
practitioner/official in providing health services to public especially in the Held of
nutrition must have good effort in sueceding the Nutrition Program. However, the
achievement of the program in Pontianak City and Pontianak Distric has been low as
the result ofthe poor perfomtance ofthe Nutrition Oflicial. Dealing with this matter,
this research has thc objective to obtain and know the factors considered to have
relation with the performance of Nutrition Ofiicial of Public Health Center in
Pontianak City and Pontianak District
This study was conducted at Health Cenue in Pontianak City and Pontianak
Distric in October until November 2000. The sudy sample were 62 nutrition main
staffs who worked at Health Centre in Pontianak City and Pontianak Distric. T`his
study employed a cross sectional method. ~
The analysis techniques used were univariat, bivariat, multivariat analysis :
iiequency distribution, ch-square, and logistic regression. This study reveals that the
perfonnance ofthe nutrition staff is low. The bivariat analysis shows that factors that
correlate with low performance of the nutrition staff (p < 0,05) were motivation, knowledge, education, remoteness, couclting, workmates end worltatmosphere, while
factors that do not cotrelate with the performance are age, experience, social and
cultural background, accessibility, and training. The multivariat analysis indicates
that variables mostly correlating with thc perfonnance of the nutrition staffs are
education background and social and cultural background.
Based on the study, it is recommended that health departemcnt ofthe city and
district as well as the provincial oflice ofthe health dcpartcment of West Kalimanlan
province should recntit and assign nutrition stat? according to their education
background and should estabilish explicit guidelines concerning the staB`s'major and
minor duties based on the nutrition issues within the puskesmas service area.
References 43 (1974-2000)"
Universitas Indonesia, 2001
T 5877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masmuri
"Edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual merupakan upaya promosi kesehatan yang sering digunakan untuk mencapai perilaku hidup sehat. Penggunaan media ini mempunyai kelebihan antara lain bisa memberikan gambaran yang lebih konkrit serta meningkatkan retensi memori karena lebih menarik dan mudah diingat. Berbeda dengan media yang hanya melibatkan salah satu penginderaan, seperti media audio. Anak hanya dapat mendengarkan informasi yang disampaikan, tanpa mendapatkan gambaran yang konkrit tentang informasi tersebut. Begitu juga dengan penggunaan media visual, perhatian anak hanya terpusat pada tulisan, tidak pada esensi dari tulisan tersebut. Dari ketiga media tersebut, media audivisual menjadi pilihan yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini, mengingat sasaran edukasi adalah anak usia sekolah dasar yang masih berpikiran konkrit dalam menerima informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap anak usia sekolah dengan gizi lebih di sekolah dasar Kota Pontianak. Metode penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre and post with control group design. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 38 responden. Analisa data menggunakan uji t-test dependen dan independen. Hasil penelitian menunjukkan edukasi kesehatan menggunakan media audiovisual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan (p=0,015) dan sikap (p=0,042) anak usia sekolah dengan gizi lebih.

Audiovisual media is often used in health promotion effort to obtain healthy life behaviour. The use of this media is more beneficial compared to other material since it can improve the retention of memory band is more interesting and easy to remember. Different from other media that only involve one sensing, such as the audio, children can only hear information provided, without getting a whole information. Similar to the use of visual media, children can only focus on writing, not on the essence of the writing. Of the three these forms of media, audivisual media be an adequate choice to use in this research. This is considering the target of education is primary school age children who are still think concrete in receiving information.
This research aimed to determine the effect of health education using the media audiovisual on the level of knowledge and attitude of school-aged children with overweight in primary school of Pontianak city. A method of the research used quasi experimental design with pre and post control group. Simple random sampling was used with a total number of 38 respondents. Data was Analyzed using t-test dependent and independent .The results showed health education useing the audiovisual media have significantly influenced the level of knowledge (p = 0.015) and the attitude (p = 0,042 ) of school-aged children with overweight.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Vineta Dofanny Putri
"ABSTRAK
Pasien yang dirawat di rumah sakit membutuhkan perawatan yang holistik salah satunya yaitu perawatan spiritual. Memberikan perawatan spiritual menjadi salah satu peran penting perawat. Perawatan spiritual yang diberikan oleh perawat dapat membuat pasien merasakan kedamaian batin serta mendapatkan harapan yang baru. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kompetensi dengan pemberian perawatan spiritual oleh perawat. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang perawat pelaksana di sebuah Rumah Sakit daerah Jakarta yang bertugas di ruang rawat inap dan ruang intensive care yang dipilih dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Spiritual Care Competence Scale (SCCS) dari van Leeuwen (2008) dan Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale (NSCTS) dari Mamier & Taylor (2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kompetensi dengan pemberian perawatan spiritual, yaitu semakin tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seorang perawat maka semakin tinggi pemberian perawatan spiritual (r = 0,437; p < 0,0001; 95% CI). Upaya untuk meningkatkan pemberian perawatan spiritual agar dapat memenuhi kebutuhan spiritual pasien dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi perawat salah satunya melalui pemberian pelatihan/ edukasi kepada perawat terkait spiritual care. Selain itu, pihak Rumah Sakit diharapkan dapat membuat standar operasional prosedur (SOP) pemberian spiritual care yang dapat dijadikan pedoman oleh perawat dalam memberikan perawatan spiritual kepada pasien.

ABSTRACT
Patients who get treatment at the hospital were need holistic care, that is spiritual care. Provide spiritual care become one of the important roles of nurses. Spiritual care provided by nurses can make patients get inner peace and get new hope. The purpose of this study is to determine the relationship between competence and the presentation of spiritual care by nurses. This study used a cross sectional design with a total sample of 112 nurses at the Jakarta Regional Hospital who work at inpatient and intensive care rooms and selected using proportional stratified random sampling techniques. Instruments that used in this study are Spiritual Care Competence Scale (SCCS) from van Leeuwen (2008) and Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale (NSCTS) from Mamier & Taylor (2015). The result of this study indicate that there is a significant relationship between competence and the presentation of spiritual care, that is the higher competence possessed by a nurse, will be more higher presentation of spiritual care (r = 0,437; p < 0,0001; 95% CI). Efforts to improve the presentation of spiritual care in order to meet patients spiritual needs can be done by increasing the nurses competence, one of which is by providing training/ education for nurses related to spiritual care. In addition, the Hospital is expected to be able to make standard operating procedures (SOP) about spiritual care administration that can be uses by nurses in providing spiritual care to patients."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Mayasari
"Kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keluarga berkontribusi bagi mutu pelayanan keperawatan, kepuasan keluarga merupakan indikator yang dapat digunakan dalam menilai kualitas pelayanan kunjungan rumah sebagai hasil kinerja tenaga keperawatan. Di Indonesia Kemandirian juga merupakan indikator keberhasilan pelayanan dari asuhan keperawatan, terutama pelayanan keperawatan di rumah.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dengan kepuasan dan kemandirian keluarga. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 112 keluarga. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Analisa Data menggunakan Chi Square dan regresi logistik berganda.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan p=0.000 , dan setelah dikontrol oleh variabel perancu umur OR = 0,143,CI;0,060-0,340. Selanjutnya ada hubungan antara kinerja perawat dengan kemandirian keluarga p=0.047 dan setelah dikontrol oleh variabel perancu pelatihan OR = 3,104,CI;1,181-8,156.
Dapat disimpulkan hubungan kinerja dengan kepuasan dan kemandirian keluarga diperkuat dengan umur dan pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat. Hasil ini memberikan rekomendasi optimalisasi penilaian kemandirian keluarga serta evaluasi untuk terus meningkatkan performa kerja perawat dalam melaksanakan kunjungan rumah/pelayanan berfokus pada keluarga.

Nurse's performance in providing family services contribute to the quality of nursing care. Family satisfaction is also indicator that can be used in assessing the quality of services of home visits as a result of the performance of nursing professional. In Indonesia family independency also becomes an highlight indicator to be evaluated.
This study aimed to determine the correlation of nurses performance to family as client satisfaction and nurse's performances to family independency. This study used cross sectional study. Respondents in this study were 112 family. The sampling technique use cluster sampling technique. Statistical analysis used Chi Square and Multiple logistic regression.
The results showed that there were a significant correlation between the nurses performances to family satisfaction p 0.000, and after controlled by confounding age variables OR 0.143, CI 0.060 0.340 and a significant correlation between the nurses performances to family independency p 0.047, and then after controlled by confounding variables was training OR 3.104,CI 1.181 8.156.
It conclude, there are correlation between nurse performance to family satisfaction and family independency is strengthened by age and training who once followed by nurse's. These results recommend for optimalization independency, and nurses to improve the performance by using family focused care approach in services home visits.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>