Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179579 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reny Wiriandhani
"ABSTRAK
Learner controlled task merupakan tugas yang memberi kebebasan penuh pada
siswa untuk mengontrol beberapa dimensi yang ada pada tugas tersebut seperti misalnya
urutan pengerjaan, content, atau lama pengexjaan. Dalam tugas yang demikian siswa
hams mampu mengontrol dan mengarahkan sendiri kegiatan belajamya, karena tidak
ada aturan yang baku mengenai cara pengerjaannya. Asumsi dasar penyusunan tugas
ini adalah agar siswa menjadi meningkat motivasi dan prestasi belajarnya berkaitan
dengan kebebasan yang diberikan pada mereka. Namun pada kenyataannya beberapa
siswa justru menjadi terhambat dan tidak terarah belajarnya, karena tidak dapat
memanfaatkan dengan balk fasilitas-fasilitas yang tersedia. Apakah sebenarnya yang
menyebabkan sebagian siswa berhasil menyelesaikan learner controlled task sementara
siswa Iainnya tidak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan
ini adalah dengan menganalisa proses penelusuran infonnasi yang dilakukan oleh siswa
dalam menjalankan tugasnya (oleh Suradiono (1993) disebut sebagai learning pattern)
dan menelaah faktor-faktor yang diperkirakan turut mempengaruhi kegagalan tersebut,
seperti misainya locus of control (LOC) dan pengetahuan terdahulu. Dan secara khusus
penelitian ini difokuskan pada sampel siswa SLTA berkemampuan umum tinggi dan
berusia 16-17 tahun.
Demikianlah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Iearn-
ing pattern yang muncul pada siswa-siswa SLTA dengan taraf kemampuan umum tinggi
pada learner controlled task. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menelaah
faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan siswa dalam memanfaatkan kebebasan yang
diberikan pada mereka, dengan mengetahui bagaimana hubungan LOC dengan Iearn-
ing pattern, hubungan learning pattern dengan pengetahuan terdahulu, serta dengan
mengidentifikasi alasan-alasan siswa dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia pada
unit pembelajaran.
Berkaitan dengan tujuan di atas maka penelitian ini dilakukan dengan melibatkan
30 orang siswa salah sebuah SLTA di Jakarta. Kepada mereka diberikan satu unit
pembelajaran yang sifatnya leamer controlled. Agar dapat ditelusuri proses kognitif yang
terjadi selama proses belajar berlangsung maka mereka diminta untuk mengungkapkan
semua yang ada dalam pikirannya selama mengerjakan tugas tersebut. Metode ini dikenal
sebagai metode think-aloud (berpikir keras). Sebelum penelitian dimulai diberikan latihan
berpikir keras dan diberikan tes yang mengukur pengetahuan terdahulu mereka. Seluruh
jalannya penelitian direkam secara audio. Dan hasil yang diperoleh dianalisis secara
kualltatif melalui protokol berpikir keras dari masing-masing siswa. Sedangkan alat ukur
LOC yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Children's Nowicki-Strickland Inter-
nal External Control.
Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 5 macam learning pattern. Pola I - IV
menggambarkan keteraturan pengerjaan tugas dan penelusuran informasi, sementara
pola V menunjukkan tidak teraturnya alur penelusuran informasi yang dilakukan oleh
siswa. Dalam penelitian ini hanya satu orang siswa yang menampilkan pola V. Sedangkan
hubungan antara learning patternm dengan LOC dan dengan pengetahuan terdahulu tidak
terlalu tampak dalam penelitian ini. Namun demikian dad hasil yang diperoleh secara umum dapat disimpulkan bahwa para siswa SLTA berkemampuan umum tinggi pada
penelitian ini telah siap dan mampu mengarahkan dengan baik proses belajarnya apabila
mereka dihadapkan pada tugas yang sifatnya memberi kebebasan pada mereka untuk
mengontrolnya.
Penelitian lanjutan kiranya dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang
lebih banyak, berkemampuan umum rata-rata dan bukan berasal dari sekolah yang
tergolong baik. Selain itu materi pelajaran yang disajikan pun hendaknya lebih disesuaikan
dengan kebutuhan siswa pada umumnya."
1995
S2443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rozandi Suhaidi
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin mengetahui perbedaan strategi regulasi emosi pada individu dengan kecenderungan locus of control internal dan individu dengan kecenderungan locus of control eksternal pada pria dewasa muda. Strategi regulasi emosi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 strategi yang digunakan oleh Gamefski (2001) pada penelitiannya yaitu self-blame, other-blame, acceptance, refocus on planning, refocus positive, rumination or focus on thought, positive reappraisal, putting into perspective, dan catastrophizing. Subyek penelitian adalah sebanyak 232 pria dewasa muda. Data untuk mengukur regulasi emosi diperoleh melalui kuesioner the cognitive emotion regulation questionnaire (CERQ) dan alat ukur locus of control menggunakan Rotter I-E scale. Uji validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan konsistensi internal, sedangkan perhitungan reliabilitas alat ukur menggunakan metode Cronbach alpha. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur perbedaan penggunaan strategi adalah t-test, dan analisis faktor untuk mendapatkan pengelompokkan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan strategi regulasi emosi pada individu dengan kecenderungan loc internal dan individu dengan kecenderungan loc eksternal pada pria dewasa muda. Hasil lain yang diperoleh adalah adanya perbedaan yang signifikan pada pengguna strategi refocus positive ditinjau dari kecenderungan loc individu dengan nilai koefisien signifikansi 0,009. Dan strategi regulasi emosi yang banyak digunakan oleh pria dewasa muda adalah rumination or focus on thought. Saran yang diajukan peneliti adalah, (1) untuk meyakinkan nilai reliabilitas dan validitas, maka sampel yang dipergunakan dalam penelitian diperbanyak dan instruksi harus diberikan sejelas-jelasnya kepada responden (2) melakukan penelitian lanjutan dengan menambah variabel penelitian lain, agar penelitian ini dapat lebih bermanfaat bagi dunia psikologi."
2005
S3481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Zaroh
"Kecelakaan lalu lintas darat hingga akhir tahun 1988 masih
menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu 31.657 kejadian dengan
kerugian material sekitar Rp. 27.259.567.000 (Data Statistik Dephub., 1998).
Kecelakaan yang dilakukan pengendara lalu lintas jalan raya menurut
Mc Cormick dan Sanders (1988), Order dan Spincer (dalam Mc Cormick dan
Sanders, 1988) Goldenson (1970) disebabkan oleh faktor teknoiogis,
lingkungan, dan manusia Dari kasus kecelakaan pengendara lalu lintas 85 % karena faktor manusia (human error).
Kecelakaan pada pengendara lalu lintas jalan raya yang diakibatkan
oleh faktor manusia tidak terlepas dari pengaruh kepribadian, demikian
dikatakan Mc Cormick dan Sanders (1986), Wtrawan (1996)
Menurut Grandjean (1988). Mc Cormick dan Sanders (1988), Singleton
(1989), Bridger (1995), bahwa kecelakaan secara umum dapat diprediksi
melalui beban kerjanya. Dan menurut Wilson dan Corleet (1990) dan Robin (1996), ada beberapa varabel yang memperlunak beban kerja, antara lain usia, pengalaman kepribadian, Locus of Control, motivasi.
Penelitian ini ingin melihat hubungan Locus of Control dan tipe
kepribadian dengan persepsi beban kerja pada pengemudi bus malam
jurusan Solo-Jakarta serta pengalaman dan usia sebagai variabel moderator.
Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengemudi bus malam
yang mengemudikan jenis bus AC pada P.O. ROSALIA INDAH Solo,
sebanyak 70 penemudi bus malam. Untuk mengungkap data-data variabel
penelitian kepada mereka diberikan kuesioner berupa Locus of Control, tie kepribadian, dan persepsi beban kerja pengemudi bus malam.
Sebelum alat ukur ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian. Validitas dan reiabilitas alat ukur Locus of Control dan tipe kepribadian menggunakan data validitas dan
reliabilitas yang telah pakai peneliti lain. Sedangkan alat ukur persepsi pengemudi bus malam dicari nilai S (Scale Values) dan niiai Q.
Metode analisis menggunakan metode Multiple Regression yang
berguna untuk menguji korelasi dari variabel penelitian. Sedangkan untuk melihat perbedaan variabel penelitian menggunakan analisis varian. Dari hasil analisis Multiple Regression diperoleh Ada hubungan yang bermakna antara
Locus of Control dan tipe kepribadian yang dipengaruhi usia dan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja pada pengemudi bus malam dengan
R = 0.238 dan F = 5.084 P < 0.005. Kemudian diperoleh R = 0.004 dan
F = 0.129 P > 0.005 yang berarti tidak ada hubungan ant?" f #cus of Control dan tipe kepribadian yang dikendalikan.usia dan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja pengemudi bus malam. Dari analisis varian diperoleh
F = 28.654 dan (Mean lntemal = 7.0381 dan Mean External = 6.53000
P < 0.005 yang berarti ada perbedaan bermakna persepsi beban kerja antara lnteral Locus of Control dengan External Locus of Control pada pengemudi bus malam. Selanjutnya diperoleh F = 9.781 dan (Mean tipe A = 5.8004 dan
Mean tipe B = 6.6794) yang berarti ada perbedaan yang bermakna persepsi beban kerja antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B pada pengemudi bus ma|am
Sedangkan hasil analisis hubungan masing-masing variabel adalah
sebagai berikut; ada hubungan bermakna hubungan antara lnternal Locus of control dengan peersepsi beban karja R = 0.211 dan F = 0.260 dengan arah koeisien korelasi positif, tidak ada hubungan yang antara External Locus of Control dengan persepsis beban kerja R = 0.155 dan F = 1.492 dengan arah koerisien korelasi negatif, ada hubungan yang bermakna antara tipe A kepribadian dengan persepsi beban kerja R = 0.324 dan F = 18.195 dengan
arah koetisien korelasi negatif, tidak ada hubungan antara kepribadian tipe B dengan persepsi beban kerja R = 0.066 dan F 1.976. Kemudian tidak ada hubungan usia dengan persepsi beban kerja R = 0.071 dan F = 5.126 dengan arah koelisien korelasi negatif, tidak ada hubungan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja R = 0.043 dan F = 3.055. Saran yang diajukan untuk peneliti Iain adalah pertama penggunaan kuesioner persepsi beban kerja dengan menggunakan metode skala Thorstone's tampaknya kurang tepat, karena terbukii bahwa pada item yang ekstreem jawaban subyek mengelompok. Kedua hendaknya motivasi dijadiakan sebagai variabel moderator."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Febrianti Anandyarini
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel independen yaitu locus of control dengan variabel dependen yaitu job involvement. Untuk mengukur variabel independen (locus of control), peneliti menggunakan pengukuran work locus of control scale (WLCS) yang dikemukakan oleh Spector (1988). Untuk variabel dependen (job involvement), peneliti menggunakan pengukuran job involvement questionnaire (JIQ) yang dikembangkan oleh Rabindra N. Kanungo (1982) dan dimodifikasi dengan multi-dimensional Job Involvement model yang dikemukakan oleh Atsuko Yoshimura dalam KEIO Business Review. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian pada PT. BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner dan wawancara. Peneliti mengambil sampel sebanyak 52 orang karyawan tetap level non manajerial pada PT BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 dan menggunakan teknik penarikan sampel dengan total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control dari karyawan PT. BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 cenderung Internal, sedangkan job involvement dari karyawan PT. BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 termasuk dalam kategori tinggi. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel yaitu locus of control dengan job involvement digunakan uji korelasi Spearman's yang menghasilkan nilai yaitu 0,660 yang berarti bahwa hubungan antara locus of control dengan job involvement adalah positif dan kuat.

ABSTRACT
The aim of this research is to find correlation between independent variable (locus of control) and dependent variable (job involvement). To measure the independent variable, researcher use work locus of control (WLCS) by Spector (1988). Meanwhile, to measure dependent variable researcher used Job Involvement Questionnaires (JIQ) which developed by Rabindra N. Kanungo (1982), and modified by multi-dimentional job involvement model as written by Atsuko Yoshimura on KEIO Business Review. This research took place at PT. BRI Regional Offie Jakarta 1 by using quantitative method, making some interview and also questionnaires. Researcher took 52 samples of non managerial permanent employees by using total sampling technique. Research found that the locus of control of these employees tends to be Internal category, while there job involvement categorized as high. To find the correlation between locus of control and job involvement variables, researcher used Spearman's correlation test, which resulted 0.660 score, which mean that there is a positive and strong correlations between both variables."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S9812
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intiyas Utami
"ABSTRAK
Phenomena in public phenomena in public accountant that client pressure exists in an audit conflict situation are prevalent in . the audit environment. Theoretical linkages between personality, ethical reasoning and ethical behavior were interesting to study. This paper studies those phenomena with behavioral research in accounting. This paper investigates the interaction effects of locus of control, professional commitment, audit experience and ethical reasoning on the behavior of public accountants in the audit conflict situation. The data were collected through mail survey from fifty-two public accountants from CPA firm in DKI Jakarta, Semarang, and Surabaya. The convenience sampling method was used in this research because the population of public accountants' :hat worked in CPA .firm was unknown. The analyses technique was multiple regressions. The results of this research showed that the variables locus of control, professional commitment and ethical reasoning provides a better explanation for audit practice in a public accountants ' ethical decision-making. Other results qf this research show that audit experience have not interaction effect to explain audit practice in a public accountants 'ethical decision-making."
[Universitas Kristen Satya Wacana; Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2007
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Siti Rachmadani
"Kepuasan kerja adalah variabel sikap yang merefleksikan bagaimana perasaan evaluatif individu mengenai pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu variabel pekerjaan yang penting karena berkontribusi besar terhadap efektifitas perusahaan dan pada pekerja itu sendiri. Kepuasan kerja dipengaruhi faktor lingkungan pekerjaan dan faktor karakteristik pribadi. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah Locus Of Control (LOC), yakni keyakinan umum individu pada kemampuannya untuk mengontrol penguatan (reinforcement) positif serta negatif dalam hidupnya. Individu dengan LOC eksternal merasa hidupnya dikontrol oleh nasib dan keberuntungan. Sedangkan individu dengan LOC internal merasa dirinya mengontrol setiap peristiwa.
Penelitian sebelumnya memperlihatkan individu dengan LOC internal merasa lebih puas dengan pekerjaannya dibanding yang eksternal. Diantaranya penelitian tersebut dilakukan pada subyek mahasiswa dan karyawan teknis. Untuk melihat lebih jauh hubungan LOC dengan kepuasan kerja pada subyek berbeda, yakni karyawan pabrik, maka dilakukan penelitian ini. Subyek penelitian adalah karyawan pabrik berjumlah 125 orang, dengan metode pengambilan sampel nonprobability-incidental sampling.
Tipe penelitian berbentuk ex-post facto field study dengan correlational design. Alat ukur penelitiannya adalah skala adaptasi Work Locus Of Control Scale dan skala adaptasi The Job Satisfaction Survey. Untuk memperoleh gambaran LOC dan kepuasan kerja digunakan mean average, dan untuk melihat korelasi keduanya digunakan teknik Pearson's product-moment.
Hasil penelitian adalah koefisien korelasi LOC dengan kepuasan kerja yakni sebesar -0.512 yang signifikan pada LOS 0.05 dan 0.01. Sehingga kesimpulan penelitian ini adalah semakin internal LOC, subyek semakin puas terhadap pekerjaannya, dan sebaliknya, semakin eksternal LOC, subyek semakin tidak puas terhadap pekerjaannya.

Job satisfaction is an attitude variable that represent an individual's evaluative feelings toward his or her job. Job satisfaction is on of a job variable that is important because it contribute a lot to the company effectiveness and the individual itself. Job satisfaction is influenced by work environmental and personal characteristic factors. Personal characteristic that influence job satisfaction is locus of control (LOC). LOC is an individual's generalized belief in his or her ability to control positive and negative reinforcement in life. Individual with external LOC feel that his or her life is controlled by fate and luck. On the other hand, individual with internal LOC feel that he or she can control their life.
Others research that has been done before shows that individual with internal LOC feels more satisfied with his or her job compared to the external LOC. Some of the research used college students and technical employees as the subject. To see more about the correlation between LOC and job satisfaction on different subject, with factory workers as the subject, so this research is held. Research was held among 125 factory workers using nonprobabilityincidental sampling method.
The type of this research was ex-post facto field study with correlational design. The measurement that was used are Work Locus of Control and The Job Satisfaction Survey adaptation scale. Mean average was used to get description of LOC and job satisfaction, and pearson-product moment was used to see correlation between them.
The result showed that coefficient of correlation between LOC and job satisfaction is - 0.512 which is significant at LOS 0.05 and 0.01. The conclusion of this research is the more internal subject's LOC, the more satisfied they feel about their job. On the other hand, the more external subject's LOC, the more dissatisfied they feel about their job.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gumgum Gumelar Fajar Rakhman
"Bekerja memiliki pengaruh yang besar pada identitas dan persepsi diri serta harga diri individu (Feldman,1989, Perlmutter dan Hall,1985). Tidak adanya pekerjaan yang dilakukan membuat seseorang kehilangan identitas diri dan aspek lain dalam hidupnya akan terpengaruh secara negatif. Selain itu, konsekuensi terpenting dari situasi menganggur adalah hilangnya harga diri. Melihat pentingnya harga diri dalam proses mencari pekerjaan dan dampak psikologis yang terjadi pada pengangguran terutama kemampuan protektif yang rendah terhadap stres, peneliti ingin melihat gambaran harga diri dan juga hubungannya dengan kemampuan mengatasi keadaan yang menekan (stres) dari kondisi dirinya yang menganggur.Besarnya dampak keadaan tidak memiliki pekerjaan atau menganggur membuat individu atau penganggur akan berada dalam keadaan stres atau tertekan. Salah satu karakteristik individu yang diasumsikan memiliki kaitan yang kuat dengan kondisi stres adalah pola pengendaiian atau disebut locus of control (Parkes, 1994). Perbedaan penghayatan stres antara individu yang memiliki locus of control internal dan individu yang memiliki locus of control eksternal selanjutnya juga mempengaruhi coping atau usaha untuk menghadapi stress. Folkman dan Lazarus (1984) mereka memberikan batasan coping yang lebih luas meliputi strategi kognitif dan tingkah laku mengatasi suatu situasi yang dapat menimbulkan stres (problem-focused coping) dan yang disertai emosi-emosi negatif (emotion-focused coping) (Aldwin & Revenson,1987). Atwater (1983) menyatakan bahwa semakin individu memahami dan mendekatkan situasi stres pada dasar-dasar pemecahan masalah maka semakin besar kesempatannya untuk berhasil pada coping terhadap masalahnya. Dari paparan di atas, peneliti ingin melihat gambaran locus of control yang dimiliki oleh pengangguran tamatan Sekolah Menengah Kejuruan dan hubungannya dengan kemampuan coping yang dimiliki oleh pengangguran Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan. Peneliti juga ingin melihat sumbangan harga diri dan locus of control pada strategi coping pada pengangguran Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk menjawab hal tersebut, penulis menyebarkan 200 kuesioner yang terdiri dari alat ukur harga diri dari Rosenberg, alat ukur Locus of Control dari IPC Leverson dan Ways of Coping Scale dari Folkman dan Lazarus dengan menggunakan skala yang memiliki beberapa alternatif pilihan. Dengan menggunakan teknik korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan yang negatif antara harga diri dan locus of control dengan emotion focused coping (r = -0,227 dan ?0,267). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi harga diri dan locus of control yang internal maka subyek semakin rendah menggunakan strategi emotion focused coping. Sumbangan variabel harga diri dan locus of control signifikan terhadap strategi coping."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Athifa An Umillah
"Performa tugas adalah fenomena yang penting untuk diteliti karena menjadi indikator penentu dari performa organisasi. Salah satu variabel yang diduga memengaruhi performa tugas adalah locus of control. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi 1 bertujuan untuk melihat pengaruh locus of control para pegawai di Biro XYZ, salah satu biro di Institusi ABC, terhadap performa tugas mereka. Menggunakan teknik convenience sampling, sebanyak 42 orang pegawai pelaksana di Biro XYZ diberikan kuesioner Work Locus of Control (Spector, 1982). Selain itu, peneliti meminta 12 Kepala Sub-Bagian untuk melakukan penilaian Performa Tugas (Williams & Anderson, 1991) para pegawai pelaksana tersebut. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi sebesar r = -0.43. Oleh karena itu, terdapat korelasi sedang antarvariabel. Tanda negatif berarti semakin besar (semakin eksternal) locus of control, maka semakin rendah performa tugasnya, dan sebaliknya. Hasil uji regresi linier menunjukkan koefisien determinasi (R2 = 0.19, p = 0.00). Variabel locus of control memiliki pengaruh sebesar 19% terhadap variabel performa tugas. Sisanya, yakni 81% dipengaruhi oleh variabel lain di luar locus of control. Kemudian, dilanjutkan dengan studi 2 untuk mengetahui efektivitas program intervensi yang sesuai. Peneliti melakukan intervensi pelatihan positive expectancy untuk mengubah locus of control eksternal menjadi internal, guna meningkatkan performa tugas. Hasil perhitungan melalui uji nonparametris Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan adanya program intervensi pelatihan positive expectancy terhadap perubahan persepsi locus of control yang ditunjukkan dengan nilai z = -2.02, p = 0.04. Dengan demikian, program intervensi positive expectancy mampu mengubah persepsi responden terhadap locus of control dari eksternal menjadi internal. Implikasi hasil penelitian ini dan masukan bagi penelitian selanjutnya didiskusikan.

Task performance research is necessary to do since it is an important determinant of organizational performance. One antecedent variable that affect task performance is locus of control. This research consist of two studies. Study 1 is aiming to determine the effects of locus of control to task performance on Biro XYZ Employee, one bureau in Institusi ABC. Using convenience sampling technique. 42 staff were given Work Locus of Control Questionnaire (Spector, 1982), and 12 supervisor were given Task Performance Questionnaire (Williams & Anderson, 1991) to assess their employee's performance. The result showed that locus of control was negatively related to task performance, with r = -0.43. It's considered a moderate correlation. The simple linear regression analysis showed that there was a significant effect of locus of control to task performance (R2 = 0.19, p = 0.00. It means that locus of control affect task performance by 19%. Study 2 is aiming to determine the impact intervention program to develop internal locus of control, in order to improve the employee's task performance in Biro XYZ. Intervention program was developed in order to enhance employee's internal locus of control through positive expectancy training program. Based on Wilcoxon Signed Rank Test, there was a significant difference after intervention program, with z = -2.02, p = 0.04. In summary, the given positive expectancy training can improve employee's locus of control from external to internal. The implications of the results and the modeling procedure for future personnel research are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>