Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Oneng Paramita Daniswari
"ABSTRAK
Konsep diri merupakan konstruk sentral untuk memahami manusia dan tingkah
lakunya. Dalam perkawinan konsep diri membawa pengaruh pada pola interaksi
seseorang dengan pasangannya dan lebih jauh lagi akan mempengaruhi kehidupan
perkawinannya. Belakangan ini dengan masuknya berbagai pengaruh dari luar negeri
ke negara kita dan berianjut dengan semakin meningkatnya wanita yang masuk ke
pasaran keija, akibatnya timbul pergeseran terhadap berbagai nilai yang tumbuh di
Indonesia. Diantaranya yang cukup mengkhawatirkan adalah dengan berkurangnya
penghargaan terhadap peran sebagai ibu rumah tangga. Berbagai penelitian baik di
luar maupun di dalam negeri menyebutkan adanya kecenderungan bahwa ibu rumah
tangga memiliki konsep diri yang kurang baik dibandingkan dengan ibu bekerja.
Namun kecenderungan ini tidaklah beralasan bila kita melihat sejumlah ibu rumah
tangga yang memang dengan keputusan dan pilihan sendiri menjadi ibu rumah tangga
purna waktu. Mereka tampak memiliki kepercayaan diri yang kuat dan yakin akan
pilihannya. Fenomena ini menunjukkan adanya faktor preferensi status pada konsep
diri. Preferensi status ini berkaitan dengan komitmen psikologis dan penghargaan
terhadap peran, dalam hal ini sebagai ibu rumah tangga. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas peneliti tertarik untuk melihat pengaruh preferensi status pada konsep
diri ibu rumah tangga purna waktu. Dalam penelitian ini dilihat apakah ada perbedaan
konsep diri pada ibu rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga purna waktu
karena "pilihan sendiri" dan ibu rumah tangga purna waktu yang menjadi ibu rumah
tangga purna waktu karena "terpaksa". Hal ini untuk melihat apakah memang benar
preferensi status mempengaruhi konsep diri. Penelitian ini dilakukan terhadap 72 ibu
rumah tangga purna waktu yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok 1. yaitu
kelompok ibu rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga purna waWu karena "
pilihan sendiri" yang berjumlah 47 orang dan kelompok 2, yaitu kelompok ibu rumah
tangga yang menjadi ibu rumah tangga purna waktu karena "terpaksa" yang berjumlah
25 orang. Mat yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaanpertanyaan
mengenai data pribadi dan preferensi status serta skala konsep diri. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan konsep diri antara ibu rumah
tangga yang menjadi ibu rumah tangga purna waktu karena "pilihan sendiri" dan ibu
rumah tangga yang menjadi ibu rumah tangga purna waktu karena "terpaksa". Hasil ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan di Amerika bahwa preferensi status
berpengaruh pada konsep diri. Meskipun secara umum ada perbedaan konsep diri di
antara dua kelompok yang diteliti, namun jika dilihat secara lebih khusus pada masingmasing
dimensi yang ada pada konsep diri itu sendiri, maka hanya diri fisik yang menunjukkan perbedaan yang signifikan. Diri personal dan din keluarga cenderung
mendekati signifikan, sedangkan diri moral-etis dan diri sosial jauh dari signifikan. Ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan tidak semua dimensi konsep diri ini
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pertama, kemungkinan karena alatnya yang
tidak valid. Untuk itu sebaiknya dilakukan validasi uiang Jika ada yang berminat
melakukan penelitian lebih lanjut. Kemungkinan kedua, adalah alatnya valid, karena
telah dilakukan validasi dan temyata terbukti dapat diandalkan. Maka yang periu dilihat
adalati sampelnya. Kemungkinan karena teknik sampling yang tidak representatif dan
jumlah sampel yang terlalu kecil. Sehingga untuk penelitian selanjutnya periu
penambahan jumlah sampel dan penyempurnaan teknik sampling. Kemungkinan
ketiga adalah pada teori. Ada kemungkinan dalam penelitian ini teori yang mengatakan
bahwa konsep diri terdiri dari dimensi diri fisik, diri moral-etis, diri personal, diri keluarga
dan diri sosial adalah salah. Memang belum banyak penelitian tentang konsep diri di
Indonesia yang menggunakan alat yang memang dibuat sesuai dengan karakteristik
orang Indonesia. Penelitian yang ada selama ini kebanyakan menggunakan alat ukur
konsep diri yang diadaptasi dari luar negeri. Akan lebih baik lagi jika dilakukan
penelitian yang ditujukan untuk menggali dimensi-dimensi konsep diri orang Indonesia
pada umumnya dan ibu rumah tangga pada khususnya."
1997
S2449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yudo Wicaksono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kolopaking, Risatianti
"Tujuan penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi sosial yang menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan permisifitas dalam pergaulan seksual di kalangan remaja di Indonesia. Dalam pandangan psikologi perkembangan, masa remaja dinilai sebagai masa transisi perkembangan seksualitas, mengingat pada masa ini terjadi proses kematangan seksual. Kondisi ini berkaitan dengan mulai munculnya perilaku seksual seperti minat terhadap lawan jenis. Nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat kita menempatkan pernikahan sebagai bentuk legalisasi perilaku seksual yang sehat. Namun, kondisi budaya saat ini, memandang pernikahan harus ditunda hingga masa awal dewasa.. Sehingga, pada periode ini, remaja memiliki kesempatan melakukan ekplorasi dengan seksualitasnya. Dalam pergaulan seksual yang lebih permisif, remaja putri dinilai merupakan pihak yang rentan dan lemah menjadi korban secara fisik dan mental.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak membaha-s permasalah psikologis terutama pada remaja putri yang telah melakukan hubungan seksual pranikah.. Namun, dalam pendekatan penelitian ini aspek seksualitas pada remaja putri dipandang sebagai salah satu aspek perkembangan yang secara normatif terjadi dalam proses perkembangan dirinya. Perkembangan seksualitas dinilai sebagai proses kompleks yang melibatkan interaksi atas kondisi psikologis, kematangan biologis dan kondisi sosial yang meliputi batasan nilai-nilai sosial-budaya ataupun agama.
Pada remaja putri kematangan seksual ditandai dengan diperolehnya menstruasi. Proses menstruasi menyebabkan aktifitas hormon seksual meningkat mempengaruhi hasrat dan perilaku seksualnya, sedangkan ajaran dan nilai-nilai agama mengatur tata cara perilaku seksual yang dilarang dan dianjurkan pada masa remaja. Dalam kondisi sosial saat ini, para remaja putri harus menghadapi dilema antara nilai ideal dari ajaran agama tentang seksualitas dengan situasi pergaulan sehari-hari yang terkadang saling bertentangan. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui perkembangan evaluasi remaja pada aspek seksualitasnya dengan melihat profit konsep seksualitas dirinya sebagai pengaruh dari: (i) status menarche , yaitu kondisi dialaminya menstruasi pertama kali, sebagai aspek kematangan biologis; dan (ii) penghayatan religiusitas, yaitu tingkat penghayatan terhadap ajaran-ajaran agamanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Untuk mengukur konsep seksualitas diri digunakan kuestioner yang mengukur 20 dimensi konsep seksualitas diri dari William E. Snell (2001). Pengukuran status menarche digunakan kuestioner dari Cauffinan & Steinberg (1996) yang membagi status dalam 3 periode yaitu premenarche (remaja yang belum mengalami menstruasi), menarche (remaja yang telah mengalami menstruasi kurang dari setahun) dan postmenarche (remaja yang telah mengalami menstruasi selama lebih dari satu tahun). Pengukuran religiusitas digunakan skala orientasi nilai religius ekstrinsik intrinsik dari Allport & Ross (1968); religiusitas intrinsik menunjukkan pada kualitas penghayatan seseorang dalam melaksanakan ajaran agama karena kesadaran diri dalam hubungannya dengan Allah dan religiusitas ekstrinsik menunjukkan pada penghayatan ajaran agama karena dorongan dari luar diri seperti tuntuan atau harapan sosial.
Penelitian ini difokuskan pada remaja putri muslim pada tahapan remaja awal yaitu mereka yang berusia usia 12 -15 tahun. Subyek penelitian terdiri dari 229 remaja putri dari 5 SLTP di 5 wilayah kotamadya Jakarta.
Data dianalisa dengan menggunakan teknik analisa regresi berganda. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa status menarche, religiusitas dan pengaruh bersama kedua variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap profil konsep seksualitas diri remaja putri muslim. Status menarche sebagai aspek biologis dalam perkembangan seksualitas pada remaja putri, mempengaruhi profit konsep seksualitas diri yang meliputi evaluasi diri pada aspek kognitif aspek afektif, aspek motivasi seksual. Sedangkan, religiusitas tampaknya hanya mempengaruhi profit konsep seksualitas diri pada dimensi yang berkaitan dengan aspek kognitif dan aspek afektif saja, tidak ditemukan pengaruh berarti pada aspek motivasi seksual. Pengaruh bersama antara kondisi status menarche dan religiusitas, menunjukkan bahwa interaksi hanya signifikan pada status premenarche dan postmenarche, dan pada penghayatan religius hanya signifikan pada penghayatan religius intrinsik saja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T10705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Yudo Wicaksono
"Economic scholars in indonesia tends to focus more on market rather than household behavior. This could be caused by their assumption that household behavior often irrational from convensional economic perspective. This paper argue that irrationality behavior is not proven empirically. It is shown that the behavior is economic deterministic; like preference on their child?s gender, time allocation and bargaining process in household. The result shows that females are more preferred than males and this can be explained by economic logic. Nevertheless, position and bargaining power of fem&es still weak in hcusehold. It has proven empirically by some estimation methods with some restrictions. The final objective is the integration of economic science with other social sciences in household behavior analysis in Indonesia"
2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Widiyastuti
"Preferensi konsumen terhadap suatu merek timbul akibat dari berbagai rangsangan (stimuli) baik yang berupa stimuli pemasaran yang dibuat oleh produsen maupun stimuli lainnya yang berupa stimuli ekonomi, budaya, sosial dan politik. Banyak literatur yang mendukung bahwa stimuli pemasaran atau disebut juga dengan bauran pemasaran secara umum, dapat membentuk preferensi konsumen. Selain itu effek dari ciri-ciri pcmbelian yang berupa latar belakang sosial, ekonomi dan pengalaman pribadi dari masing-masing konsumen juga menimbulkan preferensi yang berbeda, meskipun stimuli pemasaran yang dilakukan oleh produsen sama untuk semua konsumen.
Penelitian ini mcncoba untuk mengaplikasikan teori preferensi konsumen pada industri susu balita,dimana respondennya adalah ibu rumah tangga yang memiliki anak balita. Model preferensi konsumen ini melihat stimuli pemasaran sebagai faktor utama yang memberi rangsangan terhadap responden dengan latar belakang yang berbeda. Industri susu balita dipilih karena adanya peraturan pemerintah yang membatasi kegiatan pemasarannya para produsen. Selain itu juga adanya hasil riset AC-Nielsen Retail Audit Milk Powder pada tahun 2003, yang menunjukkan adanya kesenjangan pertumbuhan pasar yang cukup besar antara volume konsumsi dan nilai konsumsi (value). Pembatasan kegiatan pemasaran tidak menurunkan pertumbuhan pasar, bahkan pertumbuhan nilai konsumsi (value) pasar meningkat tajam.
Keadaan pasar tersebut memaksa para produsen susu untuk lebih jeli dan pandai dalam membuat strategi pemasarannya scbagai salah satu stimuli yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Oleh karena itu dilakukan penelitian pada 120 orang ibu rumah tangga yang memiliki anak balita dari 4 kelompok status sosial ekonomi yang berbeda, dimana setiap kelompok terdiri dari 30 responden. Kombinasi stimuli pemasaran diujikan kepada masing-masing kelompok agar dapat dilihat perbedaan preferensi responden dalam memilih susu balita.
Analisis prefcrensi ini menggunakan teknik analisis multivariat konjoin (conjoint analysis), untuk membuktikan adanya perbedaan preferensi responden dalam mernilih susu balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stimuli ?komunikasi? dan stimuli ?kenyamanan? saluran pemasaran, menjadi prioritas utama ibu rumah tangga dalam memilih susu balita. Selain itu, stimuli ?merek? menjadi stimuli yang paling berpengaruh terhadap preferensi ibu rumah tangga. Hasil analisis ini menunjukkan ?merek? yang paling berpengaruh adalah kelompok merek susu balita yang premium (harga perkemasan lebih dari Rp. 50.000), serta merek susu balita yang gencar melakukan ?komunikasi? dengan konsumen serta memberikan ?kenyaman? saluran pemasaran (mudah didapat). Secara tidak langsung hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa kelompok merek susu balita premium menjadi pilihan ibu rumah tangga dalam memilih susu balita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Handayani
"Menurut Bellak (1993), fungsi utama TAT adalah untuk mengungkapkan dinamika kepribadian dan kaitannya dengan fungsi ego. Pendekatan menggunakan tes ini didasarkan pada metode yang sifatnya idiograflk, dimana individu dilihat sebagai mahluk yang unik. Respons individu setelah diinterpretasikan, dapat mengungkapkan kepribadian individu yang sifatnya lebih dinamis, dau dipahami dalam situasi sosial atau dalam hubungan interpersonal. Murray (dalam Bellak,1994) menyatakan bahwa setiap kartu TAT dapat dianggap sebagai cerminan kehidupan sosial seseorang, sehingga perilaku apapun yang muncul akan rnenoerminkan kepribadian individu. Berdasarkan uraian-uraian di atas mal-ra akan dilakukan penelitian untuk melihat gambaran TAT pada ibu rumah tangga.
Pekerjaan perempuan sebagai ibu rumah tangga merupakan faktor pekerjaan yang memilikzi tekanan psikologis yang. Selain itu, panjangnya jam kerja yang dimiliki oleh ibu rumah tangga dihandingkan dengan pekerjaan di luar rumah, membuat tekanan yang dialami oleh ibu rumah tangga setiap harinya lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan yang dialami oleh suaminya yang bekerja di luar rumah. Karakteristik pekemjaan ibu rumah tangga ini akan mempengaruhi pola pikir dan cara seseorang memandang dunianya Kemampuan TAT untuk melihat garnbaran unik individu dari situasi kehidupan sosialnya, membuat tes ini dipilih sebagai alat untuk mendapatkan gambaran ibu rumah tangga tersebut.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif, terhadap 30 orang ibu rumah tangga yang suclah lama menjalani pekeljaannya atau minimal 5 tahrm, serta tidak memilikj pekeljaan lain di luar rumah. Dengan harapan, mereka sudah lebih rnenghayati peran dan pekeljaannya sebagai seorang ibu rumah tangga, sehingga gambaran yang diperoleh pun lebih khas menggambarkan karakteristik-karakteristik tertentu dari seorang ibu rumah tangga.
Hasil penelitian ini adalah struktur dan dorongan tak sadar yang dimiliki oleh sebagian besar subyek adalah kebutuhan untuk memberikan perhatian dan kasih sayang kepada keluarga Subyek menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang selalu dibutuhkan keluarganya ketika keluarganya mendapatkan masalah, memberikan dukungan kepada keluarganya, danjuga orang yang harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarganya, terutama kebutuhan keluarga akan kasih sayang. Subyek melihat lingkungannya sebagai lingkungan yang kurang membexikan dukungan, serta adanya perasaan kesepian, dan kesendirian. Subyek melihat dirinya sebagai isteri yang harus memberikan dukungan, menyayangi, dan menghormati suaminya. Subyek melihat isteri sebagai seseorang yang membutuhkan kasih sayang dari pasangannya dan patuh pada pasangannya.
Subyek juga bertugas memberikan bimbingan dan menyayangi anaknya. Konflik yang dialami oleh subyek adalah konflik antara keinginan subyek untuk melakukan sesuatu untuk keluarga dengan ketidakmampuannya dan hambatan dari lingkungan. Subyek merasa cemas akan ketidakberdayaannya dalam menghadapi kehidupan dan masalah yang dialami karena keterbatasannya Selain itu subyek juga merasakan kecemasan akan kehilangan cinta, terutama kehilangan cinta dari pasangan dan anak-anaknya, atau kehilangan cinta dari keluarganya. Untuk mengatasi masalahnya subyek lebih memilih bentuk repressi Tidak diperoleh gambaran struktur superego yang jelas, walaupun terdapat gambaran superego yang memberikan hukuman atas kejahatan atau kesalahan yang dibuat. Subyek tidak adekuat dalam menghadapi masalah-masalahnya Subyek cenderung pasrah dan lebih banyak merenungkan keadaannya daripada berusaha mencari pemecahan atas masalah yang dihadapinya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi program-program pengembangan kepribadjan atau program-program peningkatan kesehatan mental bagi para ibu rumah tangga dan berguna bagi konseling-konseling perkawinan Ibu rumah tangga juga disarankan untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk dirinya. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bersifat kualitatif untuk rnenggali lebih dalam lagi dan mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang kehidupan ibu rumah tangga dan gambaran kepribadiannya, Serta mernbedakan antara konflik interpersonal dengan konflik intrapersonal yang dialami oleh ibu rumah tangga Selain itu juga perlu dilakukan adaptasi atau penyesuaian gambar-gambar pada kartu-kartu TAT, misalnya gambar orang yang penampilan fisiknya lebih menyerupai orang Indonesia. Sehingga subyek atau orang yang diberikan TAT dapat lebih bisa memproyeksikan dirinya lewat tokoh-tokoh yang dinilainya lebih mirip dengan dirinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purna Fitria
"ABSTRAK
Membandingkan pengeluaran rumah tangga dan garis kemiskinan nasional, sekitar 24.78 dari rumah tangga di Indonesia berada di bawah garis kemiskinan setidaknya satu kali dalam periode 14 tahun. Menggunakan Model Ordered Logit, studi ini menguji determinan dari status kemiskinan rumah tangga dan menganalisa efek relatif dari aset dan karakteristik rumah tangga yang berbeda-beda dari satu waktu terhadap status kemiskinan mereka di kemudian hari. Memakai tiga gelombang Survey IFLS Indonesian Family Life Survey , yaitu tahun 2000, 2007 dan 2014, serta dengan mengelompokkan rumah tangga menjadi lima regional utama berdasarkan lokasi, studi ini menemukan bahwa aset berupa bangunan, kendaraan, perhiasan dan tabungan berperan penting dalam menentukan status kemiskinan rumah tangga di Indonesia. Selain itu, beberapa variable demografi dan sosial-ekonomi juga secara statistik berpengaruh terhadap status kemiskinan di Indonesia. Namun, determinan dari status kemiskinan bervariasi antar regional. Studi ini menemukan bahwa kemungkinan dari suatu rumah tangga untuk menjadi miskin berkepanjangan maupun sebaliknya tidak pernah miskin sama sekali lebih besar terjadi di regional Jawa dan Bali. Sementara kemungkinan untuk rumah tangga menjadi miskin sementara waktu lebih tinggi di regional luar Jawa dan Bali.

ABSTRACT
Comparing household expenditure and national poverty line, about 24.78 of households in Indonesia experienced poverty expenditure below the poverty line at least once within 14 year period. By utilizing the Ordered Logit Model, this study examines the determinants of household poverty status and analyze the relative effect of different household assets and characteristics on their poverty status. Employing three waves of Indonesia Family Life Survey IFLS consisting of household level data from the year of 2000, 2007 and 2014, and categorized households into five main regions based on their location, this study finds that assets building, vehicle, jewelry and savings play important role in determining poverty status of households in Indonesia. Some demographic and socio economic variables are confirmed to be statistically significant to poverty status in Indonesia. However, the determinants of poverty status vary within regions. This study also finds that the probability of households either to be chronic poor or never poor is higher in Java and Bali, while the probability of transient poverty is found higher outside Java and Bali. "
2016
T47498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Widiatmo Mangunadikusumo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Wardani
"Suatu kenyataan yang harus diperhatikan bahwa prevalensi penyakit periodontal di pedesaan sangat tinggi dibandingkan dengan perkotaan, prevalensi penyakit periodontal di Perkebunan Purbasari PT. Perkebunan XIII masih tinggi, di mana kebutuhan penyuluhan dan profilaksis masih tinggi. Tindakan pencegahan penyakit periodontal diperlukan untuk tindakan prevalensi penyakit periodontal.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang persepsi penyakit periodontal, tindakan pencegahan penyakit periodontal serta faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pencegahan penyakit periodontal.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner untuk mengetahui perilaku pencegahan Ibu Rumah Tangga. Pemeriksaan jaringan periodontal dilakukan untuk mengetahui prevalensi penyakit periodontal. Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode statistik uji square dengan derivatnya serta uji korelasi regresi berganda. Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa (1) Persepsi kerentanan diri, persepsi keseriusan penyakit, persepsi manfaat pencegahan terhadap penyakit periodontal serta tindakan pencegahannya kategorinya tinggi pada ibu rumah tangga, (2) tidak terdapat perbedaan bermakna antara persepsi kerentanan diri dan persepsi keseriusan penyakit periodontal terhadap tindakan pencegahan penyakit periodontal, (3) terdapat perbedaan yang bermakna antara persepsi manfaat pencegahan dengan tindakan pencegahan penyakit periodontal, (4) dapat dibuktikan ada pengaruh persepsi kerentanan diri, .persepsi keseriusan penyakit dan persepsi manfaat pencegahan terhadap tindakan pencegahan walaupun pengaruhnya kecil.
Oleh karena terdapat faktor-faktor yang berkaitan dengan tindakan pencegahan penyakit periodontal, maka dianggap perlu untuk : (1) dilakukan penyuluhan mengenai penyakit periodontal yang meliputi pengertian, penyebab, akibat dan tindakan pencegahan penyakit periodontal pada Ibu Rumah Tangga, (2) melakukan penelitian faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi tindakan pencegahan penyakit periodontal di Perkebunan Purbasari PT. Perkebunan XIII."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Stigma diri pada orang dengan HIV/AIDS merupakan suatu mekanisme bertahan hidup yang ditujukan untuk melindungi diri dari stigma eksternal. Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat berujung pada ketidaksetaraan dalam kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan rendah diri, pikiran dan perilaku penolakan terhadap diagnosis yang berkorelasi terhadap terjadinya depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga terhadap stigma diri dan depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment pre test - post test design. Responden dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS sebanyak 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis kesetaraan dengan chi-square dan independent t test serta analisis hubungan dengan menggunakan paired t test.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan secara bermakna stigma diri, depresi dan ketidakpatuhan pengobatan secara bermakna dan peningkatan secara bermakna pada makna hidup (p value < 0,05) setelah diberikan terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga. Semua ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS mengalami stigma diri, depresi, ketidakpatuhan pengobatan dan makna hidup tidak optimal sebelum dilakukan intervensi. Kombinasi terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan untuk diberikan sebagai paket terapi dalam penanganan stigma diri dan depresi pada ODHA.

Stigma itself on people with HIV / AIDS is a survival mechanism that is intended to protect themselves from external stigma. Stigma and discrimination against people living with HIV can lead to inequalities in social life which can lead to low self-esteem, thoughts and behaviors that correlate rejection of the diagnosis to the onset of depression. The purpose of this study was to know the effect of the logo therapy, therapy acceptance of commitments and family psycho-education on self stigma and depression housewives with HIV/AIDS.
The study design used is a pre-experiment quasy test-post test design. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique. The sample in this study is a housewife with HIV/AIDS as much as 60. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis, equity analysis with chi-square and independent t test and correlation analysis using paired t test.
The results showed a significant reduction in the stigma of suicide, depression and treatment noncompliance significantly and increased significantly in the meaning of life (p value <0.05) after therapy is given logo, acceptance commitment therapy and family psychoeducation. All the housewives with HIV/AIDS are stigmatized suicide, depression, treatment of non-compliance and the meaning of life is not optimal before the intervention. Combination therapy logo, therapy acceptance of commitments and family psycho-education is recommended to be given as a treatment package to address stigma and depression in people living with HIV themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>