Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Inggriani N.
"Posisi manajer merupakan posisi yang penting, karena manajer merupakan orang yang dikenakan tanggung jawab untuk mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila organisasi-organisasi melakukan prosedur penyeleksian terlebih dahulu sebelum menentukan orang yang tepat untuk menduduki posisi manajer. Tujuan diadakannya prosedur tersebut adalah agar diperoleh calon manajer yang potensial sehingga dapat menampilkan unjuk kerja yang baik di dalam menjalankan tugas- tugasnya. Adapun tugas seorang manajer adalah menjalankan fungsi-fungsi manajerial yang mencakup fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan. Maka, seorang manajer diharapkan dapat menampilkan unjuk kerja yang baik di dalam menjalankan kelima fungsi manajerial.
Untuk kerja yang akan ditampilkan seorang manajer dalam menjalankan kelima fungsi manajerial, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan tetapi juga dipengaruhi oleh motivasi yang ada pada dirinya. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang manajer perlu ditunjang oleh motivasi-motivasi tertentu agar dapat menghasilkan unjuk kerja yang baik Kunci untuk memahami motivasi ini terdapat di dalam arti dan hubungan antara kebutuhan, dorongan dan tujuan (Luthans, 1981). Luhans mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang ada pada diri seseorang menimbulkan dorongan-dorongan untuk menampilkan tingkah laku- tingkah laku tertentu demi tercapainya tujuan. Kebutuhan ini mempengaruhi cara seseorang menerima, memikirkan, merasakan dan menampilkan tingkah laku (Murray dalam Hjelle & Ziegler, 1981). Demikian pula dengan tingkah iaku yang ditampilkan seorang manajer dalam menjalankan kelima fungsi manajerial, dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang ada pada dirinya. Rangkaian tingkah laku yang ditampilkan ini akan menggambarkan unjuk kerjanya. Maka penting untuk diketahui kebutuhan-kebutuhan yang mendukung seorang manajer untuk menjalankan fungsi-fungsi manajerial tersebut. Profil kebutuhan yang digunakan mengacu pada daftar kebutuhan yang terdapat pada EPPS. Subyek yang dilibatkan adalah 53 manajer menengah yang berasal dari organisasi bisnis yang berprestasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Hasil yang diperoleh menunjukkan profil kebutuhan yang mendukung seorang manajer untuk menjalankan masing-masing fungsi tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Ada 7 kebutuhan yang dinyatakan oleh lebih dari 50% dari jumlah subyek sebagai kebutuhan yang mendukung seorang manajer untuk menjalankan kelima fungsi yaitu kebutuhan achievement, order, affiliation, intraception, nurturance, change dan endurance. Bila dipersempit lagi, diperoleh 5 kebutuhan yang memiliki persentase terbesar yaitu kebutuhan achievement, order, change, nurturance dan affiliation. Sedangkan kebutuhan yang dinyatakan tidak mendukung seorang manajer untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial adalah kebutuhan abasement."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S2548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bina Aksara, 1988
658 SIA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bumi Aksara , 1996
658 SIA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Sondang P.
Jakarta: Bumi Aksara , 1996
658 SIA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nurcahyani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S5438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Rusnawie
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Wicaksono
"lnformasi merupakan hasil pengolahan data untuk suatu tujuan tertentu guna membantu pembuatan suatu jenis keputusan. Sedangkan sistem informasi dalam suatu organisasi adalah suatu sistem untuk mengolah data menjadi informasi agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk membantu kemajuan organisasi.
Rumah Sakit MMC sebagai organisasi bisnis dalam pelayanan kesehatan selalu tidak lepas dari kegiatan mengolah data menjadi informasi. Adanya suatu sistem informasi yang dapat mengolah semua data di rumah sakit akan membawa dampak dalam mendukung bisnis organisasi. Analis terhadap kebutuhan sistem informasi beserta fungsi-fungsinya akan berperan penting dalam usaha pengembangan sistem informasi di Rumah Sakit MMC.
Melalui analisa kondisi lingkungan yang memperhatikan strength, weakness, opportunities dan threats dengan menggunakan metode Five Forces dan Value Chain, diharapkan mampu memberikan dasar dalam melakukan analisa kebutuhan yang diperlukan di rumah sakit. Penggunaan Data Flow Diagrams sebagai alat juga akan mempermudah dalam pendefinisian kebutuhan sistem informasi yang diperlukan. Sistem Informasi yang diperlukan di rumah sakit MMC dapat dikatakan sangat kompleks. Melihat banyaknya komponen yang terlibat dalam sistem informasi rumah sakit serta dengan kompleksitas struktur organisasi yang ada dapat menggambarkan keanekaragaman sistem informasi yang terlibat.
Adanya pendefinisian kebutuhan dan fungsi-fungsi strategis yang ada sangat bermanfaat dalam perencanan pengembangan sistem informasi. Pendefinisian tersebut merupakan tahapan awal yang penting dan dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai acuan dalam pengembangan sistem informasi di Rumah Sakit MMC. Analisa lanjutan yang lebih terinci sangat perlu untuk dilakukan sebagai tindak lanjut dari analisa kebutuhan dan fungsi-fungsi awal tersebut. Tujuan akhir yang diharapkan adalah diperolehnya template siap pakai sebagai acuan dalam pengembangan sistem informasi di rumah sakit MMC.

Information is the output of data processing for a certain aim in helping decision making. Organization information system as a ·system that process data become information will be used in effective and efficient way for organization progressiOn.
MMC Hospital as a business organization in health care will always have an activity to process data become information. Information system that process all the hospital data will effect positively to support business organization. Requirements analysis and functions analysis will be role importantly in the effort of developing information system at MMC hospital.
Through environment analysis that based on strength, weakness, opportunities and threats using Five Forces and Value Chain method will give a base in requirement analysis that needed by the hospital. Data Flow Diagram will be used as a tool to define information system requirement easier. Information system for MMC Hospital was as a complex system. The complexity of component inside and the complexity of organization structures will make a various information system involved. Defining the requirements and strategic function analysis will be useful for information system development planning. Knowing the activities inside is the important thing for information system development. Defining the activity used as the criterion for developing information system in MMC hospital. Next detail analysis will be necessary. The final aim is to get an applicable template that will be used as the criterion of MMC hospital information system development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2002
T40505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chandra
"Manajer pelayanan pasien (MPP) merupakan salah satu jabatan baru yang diterapkan di rumah sakit, sehingga masih banyak kekurangan selama penerapannya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman MPP baru dalam menjalankan tugasnya di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 10 partisipan, analisa data menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian ini mengidentifikasi sebanyak enam tema tersebut yaitu 1) Penetapan MPP sesuai area pelayanan dilakukan secara berjenjang dan berdasarkan kualifikasi untuk mendukung akreditasi  rumah sakit, 2) Perawat yang baru menjalankan peran dan fungsi MPP membutuhkan adaptasi, 3) Keahlian dan wawasan yang luas sangat diperlukan oleh MPP untuk menjalankan peran dan fungsinya, 4) Prosedur kerja MPP dilakukan secara terstruktur sistematis, 5) MPP melakukan koordinasi pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pasien/ keluarga secara holistik, 6) MPP mendapat apresiasi dan dukungan dari pasien/keluarga, profesional pemberi asuhan (PPA), dan rumah sakit. Rumah sakit yang baru atau akan menetapkan MPP perlu meningkatkan dukungan berupa pembekalan terkait kolaborasi interprofesional, koordinasi pelayanan, pelayanan pasien secara holistik (holistic care) dengan pendekatan sosial budaya, penyusunan dokumen terkait pelayanan rumah sakit, kegiatan preceptorship untuk calon MPP baru, serta dukungan fasilitas yang lebih memadai untuk menunjang kinerja MPP. MPP diharapkan untuk meningkatkan keahlian dan wawasannya melalui pembelajaran lapangan (pre/post conference dan presentasi kasus) serta pelatihan  tambahan terkait dengan pelayanan pasien. 

Case manager is one of the new positions applied in the hospital, so there are still many shortcomings during the implementation. This study aim to explore the experience of the new case manager in carrying out their duties at the hospital. This study uses phenomenological research methods, data collection was done by in-depth interviews with 10 participants, data analysis using the Colaizzi method. The results of this study identified six themes, namely 1) Determination of case manager according to the service area carried out in stages and based on qualifications to support hospital accreditation, 2) Nurses who have just carried out case manager roles and functions need adaptation, 3) Extensive expertise and insight are needed by case manager to carry out their role and function, 4) Case manager work procedures are carried out in a systematic manner, 5) Case manager coordinates services to meet patient/family needs holistically, 6) Case manager receives appreciation and support from patients/families, professional care giver, and hospitals. The hospital that has just established or will establish case manager  need to increase support in the form of debriefing related to interprofessional collaboration, service coordination, holistic patient service (holistic care) approach to social culture, preparation of documents related to hospital services, preceptorship activities for new case manager candidates, and facility support which is more adequate to support case managers performance. Case manager is expected to improve their expertise and insights through through field learning (pre/post conference and case presentation) and additional training related to patient care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nissava Kinjie
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Partisipasi Anggaran dan Profil Kebutuhan Psikologis Manajer yang mencakup Kebutuhan Berprestasi (Nach), kebutuhan Berafiliasi (Naff) serta Kebutuhan untuk Berkuasa (Npow) terhadap Komitmen Pencapaian Target Anggaran. Secara umum, diduga bahwa Partisipasi Anggaran dan Kebutuhan Psikologis manajer berpengaruh positif terhadap Komitmen Pencapaian Target Anggaran.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari persepsi manajer tingkat menengah yang diperoleh melalui instrument penelitian kuesioner. Sampel adalah responden yang mencakup 100 orang manajer tingkat menengah pada industri perbankan di Indonesia. Untuk menguji hipotesis, digunakan metode analisis data berupa distribusi frekuensi, uji reliabilitas, validitas (analisis faktor), dan analisis regresi. Proses pengujian empiris menggunakan SPSS Statistics 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partisipasi Anggaran serta Kebutuhan Berprestasi berpengaruh positif pada Komitmen Pencapaian Target Anggaran. Sedangkan, Kebutuhan Berafiliasi serta Kebutuhan Berkuasa tidak berpengaruh terhadap Komitmen Pencapaian Target Anggaran.

This research is aimed to examine the effect of Budget Participation and Psychological Needs of Manager on Budget Goal Commitmnet. Manager?s pyschological needs include: (i) need for achievement (Nach); (ii) need for affiliation (Naff); and (iii) need for power (Npow). General hypotheses to be tested stated that Budget Participation and Psychological Needs of Manager are positively influence Budget Goal Commitment.
The primary data used in this study is the persceptions of middle management collected through questionnaires. Sample respondents consists of 100 middle- level managers in the banking industry in Indonesia. Data analysis method used is the frequency distribution, test reliability, validity (factor analysis), and regression analysis. The SPSS Statistics 17 is used as a tool for the empirical test.
The results indicate that Budget Participation and the Need for Achievement are positively associated with Budget Goal Commitment. On the other hand, the psychological needs of the manager to affiliate and to have power did not affect the commitment of the managers in the company's budget target.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Astanto
"Penelitian tentang alienasi (keterasingan) belum begitu banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa usaha yang dilakukan oleh para ahli/peneliti masih sebatas memebuat suatu paparan teoritis. Konsep-konsep yang dipaparkan itu pun bermuara pada beberapa pandangan filosofis yang masih bersifat umum dan berkiblat pada literature yang berasal dari negara di belahan Barat. Memang banyak sekali kita temukan literatur-literatur yang membabas mengenai alienasi yang hamir sebagian besar berasal dari negara-negara Asia (di luar Indonesia) dan Amerika. Menurut catatan tidak kurang dari 1800 karya mangenai alienasi telah diterbitkan.
Pada Penelitian ini, penulis bukan bermaksud membuat bagan teoritis, tetapi Iebih sekedar memaparkan kondisi- kondisi empiris tentang alienasi yang dialami oleh para karyawan. Dari hasil analisis terhadap 2 kelompok karyawan, yaitu karyawan yang mempunyai jabatan manajerial dan non manajerial, diperoleh informasi bahwa hanya sebagian kecil saja para karyawan merasakan kondisi teralienasi, balk merasa tidak berdaya (powerlessness), tidak berarti (meaninglessness), merasakan ketiadaan norma (normlessness), terisolasi (isolation) serta memencilkan diri (self-estrangement).
Disamping itu ditemukan pula bahwa antara karyawan yang mempunyai jabatan manajerial dan non manajerial terdapat perbedaan derajad alienasi yang signifikan. Adapun bentuk powerlessness (rasa tidak berdaya) merasakan bentuk alienasi yang paling banyak muncul dan dialami oleh para karyawan dari kedua kelompok tersebut Sedangkan yang sedikit dialami oleh para karyawan adalah perasaan terisolasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>