Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161018 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Marina Tiara
"Dalam dunia kerja saat ini terdapat pembagian bidang profesi sesuai stereotip jender. Sebagian besar perempuan berada pada bidang profesi feminin, walaupun adapula yang berada pada bidang profesi maskulin. Pengaruh sosialisasi peran jender sejak kecil menyebabkan berkembangnya sejumlah ciri kompetensi sesuai jender sehingga mengarahkan perempuan pada bidang profesi tertentu. Sosialisasi dilakukan diantaranya melalui aktivitas waktu luang, yaitu aktivitas yang dapat memberikan peluang bagi berkembangnya suatu kompetensi sesuai jenisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kaitan antara aktivitas waktu luang yang ditekuni perempuan pada masa remaja dengan keberadaannya pada bidang profesi feminin dan maskulin, sehubungan dengan ciri-ciri kompetensi yang dikembangkan dalam menekuni suatu aktivitas waktu Iuang.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif berbentuk ex post facto; membandingkan 2 kelompok subyek dalam bidang profesi feminin dan maskulin; sampel penelitian 130 perempuan; dipilih berdasarkan incidental sampling. Aktivitas waktu luang diteliti berdasarkan keikutsertaan pada suatu jenis aktivitas olah raga, organisasi, kesenian dan pengembangan ketrampilan. Aktivitas olah raga dan organisasi diteliti lebih dalam menggunakan kuesioner sesuai teori kompetensi kerja Spencer & Spencer, (1993) dan Skala Likert (Oppenheim, 1966).
Ada perbedaan yang signifikan antara perempuan pada bidang profesi maskulin dan feminin dalam hal jenis aktivitas waktu luang yang ditekuni semasa remaja. Sesuai aktivitas olah raga, perempuan pada bidang profesi maskulin menekuni jenis olah raga team games dan olah raga dengan pihak lawan yang mengembangkan ciri-ciri kompetensi achievement orientation, team leadership, self confident; sedangkan perempuan dalam bidang profesi feminin menekuni jenis olah raga yang solitaire, yang tidak mengembangkan ciri kompetensi diatas. Sesuai aktivitas waktu luang organisasi, perempuan dalam bidang profesi maskulin memiliki jabatan pimpinan yang mengembangkan achievement orientation, team leaderhip dan self condfident; sedangkan perempuan dalam bidang profesi feminin memiliki jabatan non-pimpinan yang mengembangkan interpersonal relationship dan relationship building. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam keikutsertaannya pada aktvitas kesenian dan pengembangan ketrampilan.
Ada kaitan yang erat antara aktivitas waktu luang yang ditekuni perempuan semasa remaja dengan keberadaan mereka pada bidang profesi feminin dan maskulin. Keikutsertaan perempuan pada aktivitas olah raga team games, olah raga dengan pihak lawan dan jabatan pimpinan dalam berorganisasi mengembangkan sejumlah ciri-ciri kompetensi yang sesuai dengan bidang profesi maskulin. Absennya perempuan pada aktivitas tersebut menyebabkan tidak berkembangnya karakteristik "maskulin" sehingga lebih berkembang karakteristik yang sesuai dengan stereotip jender dan hal ini mengarahkan perempuan pada bidang profesi feminin. Bagi para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya, aktivitas waktu luang anak sesuai stereotip jender akan menghambat perkembangan potensi mereka secara maskimal. Bagi penelitian selanjutnya rnengenai aktivitas waktu luang, dapat diteliti lebih spesifik ciri-ciri kompetensi yang berkembang dalam menekuni suatu jenis aktivitas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina Augustina Isakh
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Purbayu Budi Santosa
Jakarta: Erlangga, 2007
519.53 PUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noerani Poerwadi
"Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa berdasarkan data BPS jumlah pekerja wanita tercatat ± 11,5 juta pada tahun 1971, tahun 1990 bergerak naik menjadi ± 25,9 juta dan tahun 1993 jumlah pekerja wanita meningkat mencapai ± 30,5 juta. Begitu pula jumlah manajer wanitanya meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 1990. Fakta ini menggambarkan bahwa wanita di Indonesia yang duduk dalam kepemimpinan di sektor publik adalah suatu kenyataan. Namun, sekalipun jumlah tenaga kerja wanita dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari segi jumlah, mereka tetap saja tidak diperhitungkan sebagai 'human capital investment' yang tinggi, kesempatan untuk berperan dalam posisi manajerial tetap terbatas.
Keterbatasan ini sering dibahas dari sudut stereotipi saja, sehingga yang menjadi titik beratnya cenderung ciri-ciri pribadi saja. Padahal bila membahas masalah bekerja, pengaruh-pengaruh di luar diri si pekerja tersebut seharusnya ikut dibahas pula.
Melalui penelitian ini dikaji faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan karir ke tingkat manajerial meialui promosi dan hubungannya dengan faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu seperti: lingkungan kerja, lingkungan rumah, pengalaman kerja sebelumnya, sosialisasi masa kecil dan faktor yang berasal dari individu itu sendiri, yaitu: ciri-ciri pribadi.
Berdasarkan kajian teori psikologi wanita yang dipadu dengan sudut pandang teori-teori manajemen sumber daya manusia, diajukan sepuluh hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian ini dilakukan tidak hanya pada pekerja wanita saja, tetapi juga pada pekerja pria tingkat manajerial dan non menajerial agar dapat diperoleh masukan yang lebih kaya. Subyek penelitian diambil dari perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara, yaltu PT Wijaya Karya dan PT Pembangunan Perumahan.
Hasil penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi berganda dan uji - T, menunjukkan bahwa baik dalam kenaikan jabatan tingkat manajerial maupun promosi dalam tingkat manajerial, kelima variabel independen dan jenis kelamin memberikan sumbangan yang berarti. Dalam kenaikan jabatan tingkat manajerial terlihat bahwa pengaruh lingkungan kerja berbeda antara pria dan wanita. Didukung oleh hasil perbandingan melalui uji -T diperoleh pula bahwa pekerja pria tetap mendapat kesempatan yang lebih banyak dibanding dengan pekerja wanita. Didukung pula oleh analisa item-item kualitatif ternyata kesempatan-kesempatan yang lebih tinggi lebih banyak diperoleh pekerja pria dibanding wanita. Sehingga dengan perkataan lain adanya diskriminasi antara pria dan wanita masih terlihat.
Untuk promosi dalam tingkat manajerial, variabel lingkungan rumah yang memberi pengaruh berbeda antara pria dan wanita. Untuk pria lingkungan rumah mempunyai dampak negatif terhadap promosi dalam tingkat manajerial, sedangkan untuk wanita berdampak positif. Hasil analisis kesempatan untuk promosi ke tingkat manajerial dan besaran peningkatan dalam tingkat manajerial keduanya memberikan hasil yang tidak signlfikan.
Berdasarkan ternuan penelitian ini diajukan saran agar perusahaan tidak perlu ragu untuk mengembangkan lingkungan kerja sebagai upaya pengembangan karir sumber daya manusia sumber daya manusianya, suatu analisis kebutuhan pelatihan bagi pekerja perlu disiapkan sehingga perusahaan tidak perlu ragu untuk mengembangkan pekerja-pekerja wanitanya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam skala yang lebih besar, subyek penelitian dan jenis perusahaan yang lebih bervariasi dengan menggunakan metode pengumpulan data secara lebih terpadu. Selanjutnya hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi peningkatan pekerja-pekerjanya sehingga tidak ada pembatasan-pembatasan bagi pekerja wanita. Untuk itu pula perlu diikuti dengan perubahan kelembagaan sosial budaya lain yang memiliki potensi mendukung. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Savitri
"ABSTRAK
Victor Hugo (1802-1885), salah seorang sastrawan besar Perancis, dikenal sebagai Bapak Romantisme. Aliran tersebut tumbuh dan berkembang di Perancis dan negara-negara Eropa lainnya pada abad ke-19 serta -- menurut Rene Jullian -- memiliki ciri-ciri tertentu yang membeda_kannya dengan aliran seni lainnya.
Pokok pembicaraan dalam skripsi ini adalah bagaimana struktur sajak L'Enfant dapat memperlihatkan adanya ciri-ciri karya romantik.
Sajak L'Enfant adalah sebuah sajak naratif karena dianggap lebih menekankan segi cerita. Dengan demikian, teori Todorov mengenai ketiga aspek dalam sebuah karya naratif -- aspek verbal, aspek sintaks naratif dan aspek semantik -- digunakan untuk memperlihatkan adanya ciri_-ciri karya romantik dan perwujudannya dalam sajak tersebut. Namun demikian, aspek semantik tidak dibahas kedua aspek sebelumnya. Pembahasan tentang tokoh dan latar disertakan pula untuk melengkapi pembahasan-pembahasan sebelumnya.
Pembahasan aspek verbal sajak lebih ditekankan mengingat aspek ini mencakup masalah tuturan dan panu_turan sajak, yaitu pemilihan kata, tatakalimat, versifi_kasi (metrik dan bunyi), penutur dan sudut pandang. Adapun aspek sintaks naratif serta aspek tokoh dan latar, dibahas untuk mendukung hasil permbahasan aspek verbal.
Adanya ciri-ciri karya romantik dalam sajak L 'Ehfant karya Victor Hugo menegaskan bahwa sajak tersebut merupakan sebuah sajak romantik, yang ditulis oleh seo_rang penyair romantik.

"
1990
S16194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatya Permata Anbiya
"Penelitian pustaka mengenai unsur-unsur kebudayaan Bali dan ciri-ciri sastra populer dalam Lejak telah dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Unit Perpustakaan Terpadu Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, serta Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lejak mengandung tujuh unsur kebudayaan Bali, yaitu bahasa, organisasi sosial, sistem pengetahuan dan ilmu gaib, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, serta kesenian. Di samping itu, Lejak juga mengandung tujuh ciri kepopuleran, yaitu tokoh stereotip, sistem headline, pengharaman ambiguitas, fungsinya sebagai penghibur, sentimentalitas, serta bentuknya sebagai seni pelarian"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10861
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gde Suyatna
Bogor: Universitas Indonesia, 1982
301 SUY c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saminto
"Dalam Bahasa Belanda terdapat konstruksi om + te + infinitif yang sering disebut anak kalimat ringkas (beknopte bijzin1) dam dipakai dalam. Bahasa Belanda sehari--hari. Konstruksi ini sudah mulai dipelajari dalam linguistik Belanda dan.ditulis dalam buku-buku gramatika Belanda, tetapi pembahasannya terlalu terpaku pada teori.Dengan penulisan ini diharapkan akan didapat suatu gambaran yang lebih jelas memgenai konstruksi am + te + infinitif ini daripada penulisan yang telah ada sampai sekarang. Konstruksi am, + te + in,finitif muncul dalam kalimat _kalimat beriku t:Tijd om me alleen te voelen: het'. ik niet.'Waktu. untuk merasa kesepian saya tidak punya.t, Hat is vaak mooier om een. kleur te nemen die bij de sari past.'Ada kalanya lebih baik untuk mengamb.il warna yang sesuai dengan warna sari.'Hij heeft nog geprobeerd om de deur open te kri jgen. 'Dia waktu itu mencoba untuk membuka pintu. itu.Om daze vraaq te beantwoorden, is alweer een korte uiteen.zetting over enige prin.cipiele kwesties nodig, 'Untuk . menjawab pertanyaan ini diperlukan lagi penjelasan singkat mengenai beberapa hal yang pokok.Dalam kalimat (1) - (4) terdapat masalah-masalah. Posisi konstruksi om + te + infinitif di dalam kalimat tidak selalu pada tempat yang tetap. Bagaimana distribusi konstruksi ini di dalam kalimat Apakah terikat dengan unsur yang diwatasinya ?. Di dalam struktur intern konstruksi om + te + infinitif kadamg-kadang muncul seperangkat unsur kalimat, dan _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S15833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tinsley (dalam Grotevant & Thorbecke,1982) mengemukakan bahwa
pemilihan bidang studi merupakan fungsi maskulinitas dan femininitas pada
mahasiswa. Padahal menurut Unger dan Crawford (1992), skor peran gender tidak
dengan mudah dapat dijadikan prediktor perilaku seseorang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah memilih dan menekuni
bidang studi stereotipikal maskulin atau feminin, menggambarkan kecenderungan
menjalankan peran gender tertentu. Pertanyaan tersebut diformulasikan ke dalam
permasalahan apakah terdapat perbedaan jumlah (frekuensi) mahasiswa yang
gender type atau non gender type berdasar skor skala M-F secara signifikan, pada
mahasiswa Iaki-Iaki di bidang studi stereotipikal feminin (BSP) dengan mahasiswa
di bidang studi stereotipikal maskulin (BSM).
Data penelitian diambil melalui teknik sampling accidental dari 167
mahasiswa laki-Iaki Universitas Indonesia, 81 dari BSF (FlKA,FSJIP,FSJepang,
FPSI, FKG) dan 86 dari BSM (FTMESIN, FTE, FTMETAL, FTGP, FTS), melalui
kuesioner skaIa M-F yang telah valid melalui uji validitas item pada los 0,10. Data
kemudian diolah dengan teknik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah
mahasiswa gender type maupun non gender type, secara signifikan antara BSF
dengan BSM. Lamanya walctu berada dalam Iingkungan BSF, yang secara
stereotipikal dianggap bidang yang biasa ditekuni perempuan, tidak menjadikan
mahasiswa BSF cenderung Iebih menjalankan peran gender yang Iebih fleksibel
atau non gender type dibanding mahasiswa BSM. Secara umum, mahasiswa Iaki-
Iaki tetap menjalankan peran gender yang gender type."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanie
"Penelitian ini menjelaskan bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh perempuan yang di kesehariannya bergelut di bidang bisnis maskulin dari sudut pandang komunikasi. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode kasus dan paradigma post positivis.
Kasus dalam penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan konsep tentang pembentukkan konsep diri dari Joseph A. DeVito dan komunikasi gender. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi kepada tiga informan (perempuan) yang dipilih melalui rancangan sampling purposif sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa ada berbagai alasan kuat yang dapat membuat seorang perempuan memutuskan untuk terjun menggeluti dunia bisnis maskulin. Selain itu "sisi feminin" yang dimiliki oleh perempuan justru memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka untuk dapat sukses bertahan dan menyesuaikan diri dalam menggeluti bidang bisnis maskulin.

This study explains the women?s self concept in the field of masculine business from communication perspective. This study is using a qualitative approach with study case method and post positivist paradigm.
Cases in this study are analyzed descriptively by using the formation of self concept by Joseph A. DeVito and gender in communication. The data is collected through observation, depth interview, and documentations to the three informants (women), selected by purposive samping design as the objectives of this study.
From the research conducted, it is found that there are a variety of reasons that can make a woman decides to enter in the masculine business industry. Moreover, "feminine side" owned by women actually provides a distinct advantage for them to be able to successfully survive and adapt in the field of masculine business."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>