Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Fathia Kirana
"ABSTRAK
Berdasarkan data dari Rifka Annisa Women's Crisis Center, ada 51 kasus
kekerasan dalam masa pacaran yang ditangani pada tahun 1998
(Reputrawati, 1999). Kekerasan yang terjadi dapat berbentuk kekerasan
fisik, psikologis, seksual dan ekonomi. Dalam Lemme (1995) dinyatakan
kekerasan dapat mengakibatkan rusaknya mentalitas dan harga diri
korban. selain cedera fisik ringan hingga yang menyebabkan kematian.
Para korban (dan pelaku) menampilkan mekanisme pertahanan sehingga
mereka dapat bertahan, tetapi hal ini menyulitkan mereka untuk keluar
dari hubungan yang abusive tersebut. Sementara Engel (1990)
meyatakan bahwa ada suatu pola destruksi di mana perempuan terus
menerus mengalami kekerasan oleh orang-orang di sekitamya.
Dalam tulisan ilmiah ini, dilakukan penelitian tentang pola-pola destruksi
dalam hubungan pacaran di mana perempuan menjadi korban kekerasan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan
pemahaman yang dalam, utuh, dan menyeluruh tentang pola destruksi
pada perempuan yang mengalami tindak kekerasan dalam masa pacaran.
Hal-hal yang akan diteliti (a) bentuk-bentuk destruksi dalam hubungan
masa pacaran di mana perempuan menjadi korban kekerasan; (b)
rasionalisasi korban (pihak perempuan) terhadap bentuk-bentuk destruksi
tersebut; (c) Mekanisme pertahanan yang ditampilkan oleh pelaku (pihak
laki-laki).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatlf.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam {in-depth
Interview) dan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan
terhadap subyek penelitian yaitu perempuan yang pernah mengalami
tindak kekerasan dalam masa pacaran (dan hubungan tersebut sudah
berakhir).
Dari hasil analisa, ditemukan bahwa bentuk destruksi diri dimulai melalui
dominasi (salah satu bentuk kekerasan emosional) pelaku terhadap
korban dengan menggunakan rasionalisasi-rasionalisasi. Korban
menganggapnya sebagai suatu tanda perhatian dan cinta. Dominasi terns
berkembang menjadi kekerasan fisik, seksual maupun ekonomi. Dan
setiap penerimaan korban terhadap kekerasan, menghantarkan korban
pada kekerasan-kekerasan selanjutnya. Hal ini berdampak buruk bagi
harga diri dan mentalitas korban. Untuk menerima kekerasan yang terjadi
pada dirinya korban cenderung menyaiahkan diri. Sementara pelaku
banyak menampilkan mekanisme pertahanan berupa proyeksi untuk
mengurangi perasaan bersalah.
Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa korban cenderung memiliki
idealisasi yang distortif terhadap sosok laki-laki pasangannya. Sejarah
kekerasan dalam keluarga mempunyai peranan dalam membentuk
perilaku bertahan korban. Selain itu ditemukan juga adanya
ketidakseimbangan keterbukaan antara korban dan pelaku dalam
hubungan mereka. Keterbukaan korban dimanipulasi oleh pelaku untuk
mendapatkan keinginannya. Di samping itu ternyata interpretasi ajaran
agama juga berperan untuk pembenaran kekerasan dan membantu
korban untuk 'bertahan'. Dukungan sosial juga merupakan faktor yang
penting untuk membantu korban keluar dari hubungan yang diwamai oleh
kekerasan itu.
Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian mengenai mekanisme
pertahanan yang ditampilkan oleh pelaku secara mendalam, sehingga
gambaran pola destruksi dapat diperoleh seutuhnya. Selain itu diperlukan
suatu pola konseling yang menggunakan pendekatan kognitif untuk
menyadarkan korban bahwa ia dapat mengubah kondisi yang dialaminya."
2002
S2889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ngurah Agastya
"Latar Belakang: Adiksi perilaku adalah suatu kondisi yang semakin berkembang dan berdampak sangat besar pada kualitas hidup seseorang. Adiksi perilaku berupa aktivitas seksual online atau cybersex merupakan kondisi yang semakin menjadi perhatian sejalan dengan perkembangan teknologi dan mudahnya akses internet. Instrumen ISST yang disertai dengan Sexual Addiction Screening Test (SAST) versi pendek dapat menapiskan gejala-gejala adiksi cybersex. Uji validitas dan reliabilitas instrumen ISST diperlukan agar instrumen dapat digunakan sebagai penapisan gejala-gejala adiksi cybersex sehingga deteksi dan tatalaksana dini dapat dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen ISST versi bahasa Indonesia yang sahih dan andal.
Metode: Desain pada penelitian ini adalah desain potong lintang yang menilai validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keandalan). Proses penelitian melalui proses perizinan ke pembuat instrumen, penerjemahan ke bahasa Indonesia dan penerjemahan kembali ke bahasa Inggris. Validitas isi diukur menggunakan Content Validity Index (CVI) dan validitas konstruksi menggunakan metode faktor analisis. Reliabilitas dinilai dengan mengukur konsistensi internal instrumen yang diteliti, dengan populasi target (N=100) merupakan dewasa muda usia 18-30 tahun yang menggunakan internet di Indonesia.
Hasil: Pada uji validitas isi didapatkan nilai CVI keseluruhan adalah 0.91. Pada uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien Cronbach's Alpha 0.85 untuk skor total ISST disertai dengan Sexual Addiction Screening Test (SAST) versi pendek. Nilai koefisien Cronbach's Alpha 0.85 untuk skor total ISST tanpa disertai dengan SAST versi pendek adalah 0.75. Nilai koefisien Cronbach's Alpha untuk subskala kegiatan seksual online: 0.65, anonimitas perilaku seksual online: 0.47, eksplorasi seksual online: 0.58, dampak perilaku seksual online: 0.60, interaksi seksual online-sosial: 0.45, interaksi seksual online-virtual: 0.42, dan skor SAST versi pendek: 0.79.
Simpulan: Instrumen ISST versi bahasa Indonesia merupakan alat yang sahih dan andal untuk mengukur adiksi seksual online dan adiksi seksual.

Introduction: Behavioral addiction is a condition that is increasingly developing and has a very big impact on a person's quality of life. Behavioral addiction in the form of online sexual activity or cybersex is a condition that is increasingly becoming a concern in line with technological developments and easy internet access. The ISST instrument accompanied by the short version of the Sexual Addiction Screening Test (SAST) can filter out the symptoms of cybersex addiction. Validity and reliability tests of ISST instrument are needed so that the instrument can be used as a screening for cybersex addiction symptoms so that early detection and treatment can be carried out in Indonesia. This study aims to obtain a valid and reliable Indonesian version of the ISST instrument.
Method: The design in this study is a cross-sectional design that assesses the validity and reliability. The research process went through a licensing process to the instrument maker, translation into Indonesian and translation back into English. Content validity was measured using the Content Vaidity Index (CVI) and construction validity using the factor analysis method. Reliability is assessed by measuring the internal consistency of the instrument, with the target population (N = 100) being young adults aged 18-30 years who use the internet in Indonesia.
Results: In the validity test the overall Content Validity Index (CVI) value was 0.91. In the reliability test, the Cronbach's Alpha coefficient is 0.85 for the ISST total score accompanied by a short version of Sexual Addiction Screening Test (SAST). Cronbach's Alpha coefficient value of 0.85 for ISST total score without accompanied by a short version of SAST is 0.75. Cronbach's Alpha coefficient value for online sexual activity subscale: 0.65, anonymity of online sexual behavior: 0.47, online sexual exploration: 0.58, impact of online sexual behavior: 0.60, social-interaction of online sexual behavior: 0.45, virtual-online sexual interaction: 0.42, and short version of SAST score: 0.79.
Conclusion: The Indonesian version of the ISST instrument is a valid and reliable tool for measuring online sexual addiction and sexual addiction.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irawati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang konstruksi hukum perempuan pelaku pembunuhan suami pelaku KDRT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian feminis dengan pendekatan penelitian kualitatif dan tipe penelitian studi kasus. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam kepada subyek penelitian yaitu dua orang perempuan pelaku pembunuhan suami pelaku KDRT, dan wawancara terstruktur terhadap aparat penegak hukum yaitu tiga orang penyidik, satu orang jaksa dan tiga orang hakim. Dalam penelitian ini, peneliti melihat bagaimana para penegak hukum yaitu polisi, jaksa dan hakim mengkontruksi hukum perempuan pelaku pembunuhan suami pelaku KDRT. Penelitian ini juga melihat bagaimana perempuan melihat memaknai tindakan pembunuhan yang dilakukannya dan kontruksi hukum terhadapnya. Penelitian ini menggunakan teori feminis kriminologi dan teori feminis legal yang menjelaskan bahwa konstruksi gender budaya patriarki telah mempengaruhi konstruksi hukum perempuan pelaku pembunuhan suami pelaku KDRT. Konstruksi hukum terhadap perempuan pelaku pembunuhan suami pelaku KDRT yang bias gender adalah bentuk opresi terhadap perempuan dalam sistem hukum terutama dalam sistem peradilan pidana. Kontruksi hukum terhadap perempuan tidak hanya dilihat dari tindakan yang melanggar hukum, tetapi juga pelanggaran peran sosial perempuan sebagai istri dan ibu rumah tangga.

ABSTRACT
This thesis is working on the construction of the law about women who subjected as the perpetrator to their husbands who have done some domestic violences. This research is using the methods of feminism research with qualitative approach and case study. The technique that used in this research is interviewing the subject of the research who are two women that has been subjected as the perpetrator of killing their husbands, otherwise the interview technique also done to the law enforcement apparatus such as three investigators, a presecutor, and three judges. In this research the researches try to understand how the law enforcement apparatus contructed the law to the perpetrator of this case. This research also try to understand how women see this case and the constructions of the law on it. The theories that used to construct this thesis are the theory of criminology feminism, and the legal feminism, which explain the construction of the gender and the patriarchy has been affected the construction of the law in this case. Construction of the law to the women who subjected as the perpetrator which ldquo gender bias rdquo can be concluded as the oppression to the women especially in the law system of the criminal justice. Law construction to the women not only see from their actions which breaking the rule, but also the violation of their social role as a wife and housewife."
2017
S68119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damayanti Athiah Wardana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembinaan anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemidanaan terhadap anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual harus mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Lembaga yang melakukan pembinaan bagi anak yang terpidana melakukan tindak pidana kekerasan seksual ialah Lembaga Pembinaan Khusus Anak dan dibantu oleh Pembimbing Kemasyarakatan.
Pembinaan anak di LPKA Kelas I Tangerang tidak sepenuhnya dibantu oleh Pembimbing Kemasyarakatan dari Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Serang dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan kebijakan internal LPKA Kelas I Tangerang. Pembinaan bagi anak yang melakukan tindak pidana kekerasan seksual juga tidak dibedakan dari anak yang melakukan tindak pidana lain, dan pembinaan khusus hanya akan diadakan ketika muncul hal yang sifatnya darurat.

This study aims to determine the rehabilitation development of juvenile sex offenders in the Youth Correctional Center (LPKA) Tangerang. The results showed that the criminal prosecution of juvenile sex offenders should be referred to the Law No. 11 Year 2012 on Children Criminal Justice System. Institutions which are providing supervision for children who are convicted of a criminal act of sexual violence is the Agency is assisted by the Special Child and Community Advisors.
Rehabilitation development of children in LPKA Tangerang is not fully accompanied along by Social Counsellor (Pembimbing Kemasyarakatan) from The Central Penitentiary (Bapas) Serang due to limitation of human resources and internal policies of LPKA Tangerang. Guidance for juvenile sex offenders inside LPKA Tangerang is no different from children who commit other crimes, and special guidance will only be held when it appeared the nature of the issue a child has is an emergency.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Juvenile sex offender therapy has changed markedly since it emerged in the 1980s. Toolkit for working with juvenile sex offenders provides therapists with a summary of evidence-based practice with this population, including working with comorbid conditions and developmental disabilities. It provides tools for use in assessment, case formulation, and treatment, and includes forms, checklists, and exercises.
The intended audience is practitioners engaged in the assessment and treatment of juveniles whose sexual interests and/or behaviors are statistically non-normative and/or problematic. Readers will find a chapter on academic assessment and intervention, a domain frequently not covered by texts in this field.
"
London: Academic Press, 2014
e20427787
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"Munculnya representasi perempuan yang tidak mainstream di dalam sinetron, dimana perempuan dikonstruksikan sebagai individu yang independen berdampak kepada pola relasi antara perempuan dan laki-laki. Apabila melihat kondisi sinetron di Indonesia, belum banyak sinetron yang berhasil menampilkan konstruksi yang tidak mainstream terhadap tokoh perempuan. Perubahan konstruksi perempuan tidak terlepas dari bagaimana konstruksi laki-laki ditampilkan di dalam sinetron tersebut sehingga hal ini merupakan salah satu bentuk peran media dalam mengubah stigma peran gender kepada masyarakat. Namun, dalam proses konstruksi tersebut terdapat suatu realitas baru yang ditampilkan oleh media melalui sinetron. Baudrillard menjelaskan bahwa hiperrealitas merupakan suatu kondisi dimana realitas yang dibangun di dalam media melebihi kondisi yang sebenarnya. Hal seperti ini menjadikan masyarakat sebagai konsumen meyakini realitas baru tersebut sebagai ilustrasi dalam kehidupan nyata. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kualitatif terhadap sinetron komedi Tetangga Masa Gitu? dengan menggunakan metode analisis isi wacana sinetron. Relasi antara laki-laki dan perempuan dalam sinetron ini ditunjukan oleh adanya faktor kepemilikan ekonomi dalam diri perempuan sehingga pola relasi yang terjadi menunjukan adanya kondisi hiperrealitas.
Emergence of non-mainstream way of women representations in soap operas, where women are constructed as an independent individual, brought an impact to the patterns of relation between men and women. If we look at Indonesian soap operas, there are not many of them that can manage to present a non-mainstream construction of female characters. The shift on women representation is associated to how the men were represented in said soap operas, therefore this is a form of the role of the media in altering gender stigma in the society. However, in the process of construction there is a new reality presented by the media through soap operas. Baudrillard established that hyperreality is a condition in which the reality that are presented by the media overtook the real world. This makes the society, as a consumer, became convinced that the new reality is a description of real life. This research is a qualitative study on a sitcom titled Tetangga Masa Gitu? with the analysis on the contents of the sinetron. Relation between men and women shown in this sitcom is based on the factors of economic ownership, resulting in hyperreality in the patterns of relation."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester, West Sussex, UK: Wiley-Blackwell, 2013
364.404 5 WIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hapsari Santosa
"ABSTRAK
Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, angka kriminalitas yang
dilakukan oleh remaja laki-laki mengalami tren peningkatan. Setengah dari pelaku
kriminalitas tersebut merupakan pelaku kekerasan. Dalam hal ini remaja laki-laki
pelaku kekerasan di dalam Lembaga Pemasyarakatan merupakan kelompok
individu yang paling membutuhkan intervensi. Intervensi berbasis cognitivebehavioral
merupakan salah satu intervensi yang dinilai efektif untuk mengatasi
hal ini. Sejalan dengan perkembangan third-wave-therapies, Young dan rekanrekannya
mengembangkan Terapi Skema. Terapi Skema bertujuan untuk
menurunkan aktivasi skema, meningkatkan kesadaran psikologis, sehingga
partisipan secara sadar melakukan kontrol atas skema tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana TS efektif untuk menurunkan
sikap terhadap kekerasan pada remaja pelaku kekerasan nonseksual. Metode
Penelitian ini menggunakan one group before-and-after study design dan
accidental sampling di dalam LP Anak Tangerang. Hasil Kedua partisipan
menunjukkan penurunan sikap terhadap kekerasan. Hal ini diketahui dari
perubahan skor Skala Sikap Terhadap Kekerasan dan evaluasi kualitatif.
Kesimpulan Terapi Skema efektif dalam menurunkan sikap terhadap kekerasan
pada remaja pelaku kekerasan nonseksual.

ABSTRACT
Background In recent years, crime committed by teenage boys showed an
increasing trend. Half of the crime perpetrators are violent offenders. In this case
teenage boys violent offenders in prison is a group of individuals who are most in
need of intervention. Interventions based on cognitive-behavioral therapy is one
that is considered effective to overcome this problem. In line with the
development of third-wave-therapies, Young and his colleagues developed
Schema Therapy. Schema Therapy aims to reduce the activation of schemas,
increasing psychological awareness, so that participants consciously exert control
over the schema. The purpose of this study was to determine the extent to which
Schema Therapy is effective to reduce attitude towards violence in juvenile
nonsexual offenders. Methods This study used a one-group before-and-after study
design and accidental sampling in the LP Anak Pria Tangerang. Results Both
participants showed a decrease in attitudes towards violence. It is known from the
Attitudes Toward Violence Scale scores and qualitative evaluation. Conclusions
Schema Therapy is effective in reducing attitude towards violence in juvenile
nonsexual offenders."
2014
T42047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Erdhy
"Reformasi pada tahun 1998 memunculkan kebebasan bagi media massa di Indonesia dalam menjalankan praktek media, ditandai dengan munculnya fenomena di mana sensualitas dan seksualitas dalam berbagai bentuk yang hampir selalu ada. Banyak pihak kemudian yang memprihatinkan hal ini, meminta agar kalangan media massa merespon apa yang disebut dengan keprihatinan dan tuntutan masyarakat terhadap maraknya pornografi. Tercetus rencana pembentukan Undang-Undang Anti Pomografi dan Pornoaksi. Komite Penyiaran Indonesia (KPI) berjanji akan menetapkan sebuah standar penyiaran dan pemerintah juga mempersiapkan empat rancangan peraturan pemerintah (RPP) berkenaan dengan bidang penyiaran.
Wacana regulasi tentang pomografi sebenarnya baik, namun pertanyaan mengenai realitas pornografi menurut perspektif apa dan siapa yang sebaiknya digunakan dalam penyusunan dan implementasi regulasi terkait, serta faktor-faktor apa saja yang nantinya perlu mendapat penekanan dalam regulasi itu, harus dijawab terlebih dahulu. Sebabnya, realitas dibentuk dan dikonstruksi, berwajah ganda/jamak, setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Setiap orang yang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.
Sejalan dengan pandangan realitas menurut paradigma konstruktivisme, bahwa realitas adalah hasil dari konstruksi mental, bersifat sosial dan tergantung pada orang yang memahaminya, penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme ini berusaha untuk melihat bagaimana kalangan perempuan informan penelitian ini melakukan penerimaan dan juga pemaknaan terhadap realitas praktek media massa yang membahas seksualitas dari sensualitas. Selanjutnya penelitian dengan metode fenomenologi ini juga berusaha mengetahui realitas mengenai isu pornografi di media massa Indonesia menurut para informan, mengenai sejauh mana praktek media massa dengan bahasan seksualitas dan seksualitas tersebut bisa dikategorikan sebagai pornografi dalam pemaknaan mereka.
Menggunakan tiga kategori pemetaan dalam kerangka Audience Reception Theory.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audiens melakukan pemaknaan sendiri ketika melakukan konsumsi media massa. Dalam realitas bahasan seksualitas, para informan penelitian ini tidak keberatan dan mendukung adanya bahasan seksualitas di media massa. Penelitian ini juga memperlihatkan bagaimana ada perbedaan dalam pemaknaan pornografi dan juga realitasnya dalam praktek media massa di Indonesia sendiri. Temuan lainnya adalah bahwa laki-laki dianggap sebagai bagian masyarakat yang paling rentan terhadap dampak dari pomografi.
Dikaitkan dengan pengaruh latar audiens ketika melakukan pemaknaan, penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pemaknaan para informan tidak bergantung kepada latar belakang lingkungan tempat tinggal dan mobilitas mereka dan bahwa faktor agama jarang digunakan untuk memaknai isu pomografi di media massa.
Implikasi teori dari penelitian ini adalah bahwa audiens memang mempunyai pemaknaan sendiri ketika mereka berhadapan dengan praktek media massa. Secara metodologis, dengan memperhatikan keterbatasan dari penelitian ini, di mana para informannya adalah hanya mereka yang menepakan perempuan lajang pekerja profesional yang berkantor di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, akan sangat menarik jika di kemudian hari bisa dilakukan sebuah eksplorasi bahasan yang sama.terhadap variabel-variabel yang lebih beragam dalam skala penelitian yang lebih luas secara kuantitatif menggunakan metode survey."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tubagus Ryan Aronda
"[ABSTRAK
Media massa merupakan alat komunikasi massa yang dapat mengkonstruksi realitas dalam masyarakat. Akan tetapi media massa cenderung bias dalam memberitakan suatu berita kejahatan, terutama pemberitaan tentang perempuan pelaku kejahatan. Penulisan ini menggunakan data skunder yang berasal dari penelitian-penelitian terdahulu, untuk melihat representasi perempuan pelaku kejahatan dimedia massa dan menganalisis bagaimana konstruksi yang dibangun media massa terhadap perempuan pelaku kejahatan. Hasil dari analisis tersebut adalah perempuan pelaku cenderung direpresentasikan dan dikonstruksikan negatif oleh media massa, sehingga membangun realitas palsu dan mempertegas stereotypes terhadap relasi kuasa yang tidak seimbang di masyarakat.

ABSTRACT
Mass media is a tool which can construct reality in society. But mass media is biased in reporting a crime news, especially news about women offenders. This paper using secondary data who derived from previous studies, to see the representation of women offenders and analyze how the mass media construction about women offenders in mass media. The results of the analysis are female offenders tend to be represented and negative constructed by the media, so as to build a false reality and reinforced stereotypes against unbalanced power relations in society., Mass media is a tool which can construct reality in society. But mass media is biased in reporting a crime news, especially news about women offenders. This paper using secondary data who derived from previous studies, to see the representation of women offenders and analyze how the mass media construction about women offenders in mass media. The results of the analysis are female offenders tend to be represented and negative constructed by the media, so as to build a false reality and reinforced stereotypes against unbalanced power relations in society.]"
2015
TA-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>