Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Malika
"Permasalahan remaja, baik yang berdampak buruk terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya, tenis mengalami peningkatan. Hal ini terkait dengan adanya kekhasan karakteristik perkembangan remaja yang menipakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini, seorang remaja diharapkan mampu memenuhi tugas perkembangan yang ada dan menyelesaikan konflik dalam beberapa aspek hidupnya agar mampu mencapai keseimbangan psikologis dan membentuk jati diri yang utuh. Salah satu aspek tersebut, yang sekaligus mampu membimbing aspek-aspek lain dalam perkembangan remaja adalah aspek ideologi yang diantaranya berupa agama.
Penelitian ini bertujuan unuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami remaja beserta faktor-faktor yang berperan di dalamnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga atau pihak-pihak yang telah dan akan melakukan bimbingan atau intervensi lainnya dalam rangka membantu perkembangan remaja, khususnya pada aspek agama.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan subyek sebanyak 4 orang siswa kelas 2 dan kelas 3 SMU, dalam rentang usia 16-17 tahun, yang beragama Islam. Alasan pemilihan tersebut adalah untuk memperkecil rentang usia dan mendapatkan kesamaan latar belakang agama antar subyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan keberagamaan yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini (lebih dari dua orang) adalah religious awakening (peningkatan keberagamaan), religious douht (keraguan beragama) dan changes in religious beliefs (perubahan dalam keyakinan beragama). Sedangkan changes in religious observances (perubahan dalam ritual agama) terlihat secara jelas hanya pada 1 subjek dan increase in religious tolerance (peningkatan toleransi beragama) muncul pada 2 orang subjek. Adapun faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan keberagamaan, yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini adalah faktor kognitif, keluarga (bagian dari faktor sosial), dan faktor personal. Sedangkan peer (teman sebaya), sekolah dan budaya sebagai bagian lain dari faktor sosial hanya berperan bagi 1 atau 2 subjek. Begitupun halnya dengan peran dari pengalaman maupun kebutuhan-kebutuhan yang tidak teipenuhi.
Penelitian ini akan lebih baik dan lebih kaya hasilnya jika ruang lingkup penelitian diperluas, misalnya latar belakang agama yang lebih heterogen. Selain itu, rentang usia yang beragam yaitu remaja awal dan remaja akhir juga dapat dilakukan untuk mendapatkan perbandingan mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami beserta faktor-faktor yang berperan dalam di dalamnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Margaretha
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Rahma Bintari
"Kehidupan manusia tidak mungkin lepas dari konteks budaya dan norma yang ada dalam iingkungan kehidupannya sehari-hari. Kepribadian seseorang tidak lepas dari pengaruh lingkungan budayanya. Kepribadian itu dibentuk oleh pengalaman yang didapat individu dalam mengadakan hubungan dengan seterotipi-stcreotip kebudayaan Pengaruh budaya tidak hanya berlaku pada individu yang sehat, namun juga pada kepribadian yang terganggu. Salah satu nilai yang ada dalam kebudayaan adalah kepercayaan. Penggunaan agama sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dapat berdampak baik maupun buruk pada individu. Namun disisi lain terlihat pula adanya gangguan kejiwaan yang memiliki tema keagamaan sebagai hasil dari penggunaan agama oleh individu dalam proses penyelesaian masalah. Salah satu fenomena yang nampak adalah adanya waham- wa ham yang berisi ajaran-ajaran agama pada penderita psikosis di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan mengetahui apa saja bentuk dan bagaimana waham keagamaan terjadi pada penderita psikosis di Rumah sakit Jiwa di Jakarta sehingga dapat disusun bentuk pertanyaan serta deteksi awal pada pola kehidupan yang menyebablcan gangguan kepribadian psikosis dengan waham keagamaan. Motode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan melakukan kategorisasi dari data hasil pemeriksaan psikologis terhadap penderita psikosis dengan waham keagamaan, yang ada di Bagian Klinis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia sejak tahun 1998 hingga 2002. Fenomena waham keagarnaan dianalisa dengan menganalisa penyebab dan faktor keagamaan yang berpengaruh pada subyek.
Hasil penelitian menunjukkan strulaur dan tipe waham yang dimilil-ti penderita psikosis dengan waham keagamaan: Kebanyakan subyek mcmiliki slruktur waham yang non sistematis. Ada 8 tipe waham keagamaan yang muncul dan 5 tipe waham lain. 8 tips waham keagamaan yang muncul yaitu waham kehebatan, waham kejaran, waham kemiskinan (poverty), waham berdosa (SIG), waham somatis, waham ketiadaan (nihilistic), waham dikontrol, dan waham referensi. Waham lain yang timbul adalah waham kejaran, waham kehebatan, waham referensi, waham somatis, dan waham ketiadaan.
Pada Etiologi, 3 penyebab yang banyak dialami subyek adalah khilangan atau ancarnan kehilangan dari rasa aman dasar, suatu peningkatan dorongan erotis atau permusuhan, peningkatan yang tiba-tiba dalam rasa bersalah, karena reaksi superego atau karena sikap menyalahkan dari orang-orang lain. Pada falctor agama hal yang mempengaruhi kegagalan dalam penyelesaian masalah adalah kesalahan dalam tujuan, yaitu: kesatu-sisian dalam beragama, Pengkhianatan terhadap agama, dimana agama dijadikan penutup dari motivasi yang sebenamya serta kesalahan dalam cara, kesalahan dalam penjelasan agama, kesalahan dalam menyeimbangkan agama.
Penyebab waham keagamaan yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah kehilangan atau ancaman kehilangan dari rasa aman dasar, suatu peningkatan dorongan erotis atau perm usuhan, peningkatan yang tiba-tiba dalam rasa bersalah, karena reaksi superego atau karena sikap menyalahkan dari orang-orang lain yang cuba diatasi dengan cara beragama yang salah seperti kesatu-sisian dalam beragama, penggunaan agama sebagai penutup dari motivasi yang sebenarnya, kesalahan dalam penjelasan agama, serta kesalahan dalam menyeimbangkan agama; sehingga menyebabkan timbulnya waham keagamaan pada penderita psikosis."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Penerbit Universiti Malaya, 2007
297.272 DEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Luqman Hakim
"Dilatarbelakangi maraknya radikalisme di dalam maupun di luar negeri, penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ada tidaknya WNI di Qatar yang terpapar radikalisme, untuk mengetahui tingkat keterpaparan WNI di Qatar terhadap radikalisme, dan untuk mengetahui variabel apa saja yang memiliki hubungan dengan keterpaparan WNI di Qatar terhadap radikalisme. Metode penelitian ini kuantitatif. Populasi adalah WNI yang tinggal di negeri Qatar. Jumlah sampel 132 orang, dan teknik sampling adalah incidental sampling. Teknik pengumpulan data primerĀ  melalui survei dengan instrumen penelitian menggunakan alat ukur Religious Radicalism Scale (ReadS) yang diformulasikan oleh Sukabdi (2022) yang dihubungan dengan tujuh karakteristik demografi, yakni jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, lama tinggal di Qatar, organisasi yang diikuti, dan tingkat pendapatan. Teknik analisis menggunakan analisis frekuensi, analisis tabulasi silang (cross-tabulation), analisis jalur (path coefficient), analisis cross-loading, analisis independent sample t test, dan analisis korelasi Spearman (Rank-Spearman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden terbukti terpapar radikalisme agama; tingkat keterpaparan radikalisme bervariasi. Ketujuh variabel demografi memiliki hubungan dengan tingkat radikalisme.

Against the backdrop of rampant radicalism at home and abroad, this study aims to determine whether there are Indonesian citizens in Qatar who are exposed to radicalism, to determine the level of exposure of Indonesian citizens in Qatar to radicalism, and to find out what variables are related to the exposure of Indonesian citizens in Qatar to radicalism. This research method is quantitative. The population is Indonesian citizens living in the country of Qatar. The number of samples is 132 people, and the sampling technique is incidental sampling. The primary data collection technique is through surveys with research instruments utilizing the Religious Radicalism Scale (ReadS) measuring instrument formulated by Sukabdi (2022), which is related to seven demographic characteristics, namely gender, age, religion, education, length of stay in Qatar, the organization joined, and level of income. The analysis technique uses frequency analysis, cross-tabulation analysis, path coefficient analysis, cross-loading analysis, independent sample t test analysis, and Spearman correlation (Rank-Spearman) analysis. The results showed that the majority of respondents were exposed to religious radicalism; levels of exposure to radicalism vary. The seven demographic variables have a relationship with the level of radicalism."
Depok: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaduddin Hamzah
"Penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika memperlihatkan peningkatan jumlah kasus baik peredaran dan penyalahgunaan yang memprihatinkan setiap tahunnya. Sebagian besar yang terlibat sebagai penyalahguna berusia remaja. Kaum agamawan memandang agama dapat menjadi kendali individu melakukan tindakan menyimpang.
Penelitian ini hendak mengkaji apakah ada perbedaan komitmen beragama Islam antara remaja penyalahguna dan bukan pengguna narkotika dan psikotropika remaja muslim?
Agama merupakan suatu sistem nilai dan norma yang ada di masyarakat. Komitmen beragama terbentuk melalui internalisasi dan sosialisasi masyarakat terhadap anggotanya. Agama dapat menjadi kendali bagi seseorang untuk tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma agama dan norma sosial. Agama juga dapat menjadi pengikat individu dengan kelompok keagamaannya. Dengan demikian komitmen Beragama Islam yang tinggi diperkirakan dapat menjadi kendali internal dan sosial bagi siswa untuk melakukan tindakan menyimpang dalam bentuk penyalahgunaan Narkotika dan Psikotropika.
Penelitian ini menggunakan metoda kausal komparatif untuk menguji adanya hubungan sebab akibat dengan membandingkan dan menganalisa komitmen Beragama Islam penyalahguna dan bukan pengguna narkotika dan psikotropika pads populasi siswa SMU "X" Tangerang dengan jumlah responden sebanyak 90 siswa. Teknik Pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling Variabel babas penelitian ini adalah Tingkat Komitmen Beragama Islam yang terdiri atas komponen Kesadaran Beragama Islam, partisipasi Beragama Islam, kendali keluarga dan keyakinan nilai agama. Variabel terikat adalah keterlibatan siswa dalam penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
Uji statistik dilakukan dengan uji koefisien kotingensi dalam taraf signifikansi 95% (0,05) dan dipero]eh 0 (phi) hitung 0,33 > 0 tabel 0,205, yang menunjukkan Ho ditolak, berarti dapat disimpulkan bahwa Tingkat komitmen Beragama Islam penyalahguna Narkotika dan Psikotropika lebih rendah daripada bukan pengguna pada siswa SMU "X" Tangerang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariansyah
"Penelitian ini berawal dari pemikiran mengenai begitu maraknya konflik keagamaan yang dihadapi muallaf Cina bersamaan dengan pilihan mereka berkonversi agama ke Islam. Konflik keagamaan ini lebih intens terjadi pada konflik yang bersifat interpersonal. Konflik ini tidak bisa dibiarkan melainkan harus dipecahkan.
Melalui kajian tearitis tentang pembinaan muallaf berikut cam pemecahan konflik keagamaan, diperoleh variabel yang diperkirakan sangat berhubungan yaitu sangat bergantung pada proses dan konflik keagamaan yang dihadapi, pengetahuan agama dan religiusitas. Untuk itu diajukan enam hipotesis penelitian yang harus diuji kebenaxannya.
Hipotesis tersebut adatah :
1. Ada hubungan yang signilikan dan positif antara proses konversi agama dengan cara muallaf Cina memecahkan konflik keagamaan pascakonversi agama.
2. Ada hubungan yang signifikan dan posilif antara konllik keagamaan pascakonversi agama dengan cara muallaf Cina memecahkan konflik keagamaan pascakonversi agama.
3. Ada hubungan yang signlfikan dan positif antara pengetahuan agama dengan cara muallaf Cina memecahkan konllik keagarnaan paocakonversi agama.
4. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara religiusitas dengan cara muallaf Cina memecahkan konffik keagamaan pascakonversi agama.
5. Ada hubungan yang signifikan dan posilif antara proses konversi agama, mu:ru:ulnya konflik keagamaan, pengatahuan agama dan religiusitas dengan cara rnuallaf Cina memecahkan konflik keagamaan pascakonversi agama.
6. Terdapat sumbangan bersama-sama yang signifikan dan posilif antara proses konversi agama, konflik keagamaan, pengetahuan agama dan religiusitas dengan cara muallaf Cina memecahkan konflik keagamaan pascakonversi agama.
Penelitian ini melibatkan para muallaf di Kota Pontianak. Sampel penelitian adalah mereka yang aktif mengikuti pembinaan keagamaan di PITI Pontianak. Jumlah sampel sebanyak 110 orang muallaf.
Untuk mengukur proses konversi agama, konflik keagamaan pengetahuan agama religiusitas dan cara pemecahan konffi.k keagamaan digunakan instrumen yang disusun sendiri olah peneliti, yang sebelum dlgunakan telah terlebih dahulu dluji coba pada 45 orang muallaf.
Dari hasil analisis dengan menggunakan Pearson Correlation Product Moment dan anal isis regresi gtmda Model Ordirtify Hierarrichal diperoleh infonnasi bahwa proses konversi agama mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cara muallaf memecahkan konllik (r ~ 0,350 dengan p < 0.05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa durasi (cepat/lamanya) proses tetjadinya konversi agarna akan menentukan bagaimana kesesuaian cara dalam konteks hubungannya dengan orang lain, yang akan dilakukan muallaf Cina dala:m memecahkan konllik keagamaan. Dengan demikian hipotesis pertama diterima.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konflik keagamaan berhubungan secara signifikan dan positif dengan cara muallaf memecahkan konllik keagamaan (r ~ 0,384 dengan p < 0.05). lni menunjukkan intensitas dan bentuk konllik yang muncul sangat inenentukan cara yang akan dilakukan muallaf untuk memecahkan konflik keagamaan. Dengan demikian hipotesis kedua diterima.
Hasil penelitian mernbuktikan bahwa pengetahuan agama mempunyai hubungan yang positif dan signlfiken dengan cara muallaf memecahkan konflik (r = ,508 dengan p < 0.05). Hasil lni menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan muallaf sangat menentukan cara yang dipilih muallaf dalam memecahkan konflik keagamaan yang dialami. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima.
Selanjutnya basil penelitian juga menunjukkan bahwa religiusitas mempunyal hubungan yang signilikan dengan cara memecahkan konflik (r = . .,337 dengan p < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa sikap religius memiliki andil yang cukup dalam memberikan pertimbangan putusan mengenai konflik yang sedang dihadapi mesldpun kurang begitu menentukan dibandlngken dengan pengetahuan agama. Hal ini dikarenakan religiusitas mualiaf masih baru berkembang. Dengan demikian, hlpotesis keempat diterima.
Selanjutnya, hasil penelitian membuktikan bahwa proses konversi agama. konflik keagamaan paseakonversi pengetahuan agama dan religiusitas mempunyai hubungan yang signifikan dan positif dengan cara pemecahan konflik (R = ,387 dengan p < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa proses konversi~ konflik keagamaan, pengetahuan agama dan religiusitas akan sangat menentukan cara pernecahan konllik keagamaan yang sedang dihadapi. Dengan deroikian bipotesis kelima diterima.
Terakhir sumbangan variabel proses konversi, konflik keagamaan, pengetahuan keiigamaan dan religiusitas terhadap ca:ra pemecahan konfllk keagamaan sebesar 0,685. Dengan deroildan hipotesis keenarn diterima.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Departemen Agama membentuk lembaga independen untuk mengurusi pembinaan dan pendidikan keagamaan secara khusus untuk muallaf.
2. Kantor Urusan Agama di level kecamatan agar menjalankan fungsi pembinaan agarna ketika proses memberikan pembinaan agama minimal memberikan nasehat perkawinan jika pasangan muallaf akan melangsungkan pernikahan.
3. Pengurus masjid dan majlis taklim dapat membuka perpustakaan masjid dan perpustakaan majlis taklim sehingga dapat diakses oleh para muallaf yang karena keterbatasannya hanya dapat mempelajarl agama melalui buku.
4. Kerja sama guru matapelajaran agarna dan umum agar nilai agama dapat dllntegrasikan dengan memasukkan materi pendidikan religiositas dalam kurikulum sekolah pada semua level pendidikan. Ditambah pula dengan kemampuan menyajikan dan mengintegrasikan materi agama ke dalam matape1ajaran PPKn, IPS, sosiologi. antropologi, psikologi lingkunngan dan komunikasi lintas agama dan budaya serta fenomenologi agama.
5. Umat Islam mengembangkan sikap al-lumifiyah al-samhah yang ditandai dengan keberanian menunjukkan sikap toleran atas dasar persamaan dalam keragaman.
6. Mendirikan lembaga konseling khusus bagi muallaf"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rahmah Dia
"Program Tausiyah On The Street merupakan tayangan religi, yang ditayangkan pada media televisi. Program ini menyajikan bentuk penyampaian dakwah yang lebih komunikatif yaitu mengunjungi bermacam komunitas, dan pemilihan tema dakwah yang mampu menjadi solusi permasalahan keseharian. Dengan menggunakan teori reception analysis dan paradigma konstruktivis, penelitian kualitatif ini bertujuan mengkaji pemaknaan individu terhadap isi dakwah pada program reality show religi Tausiyah On The Street. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan sisi pemaknaan pada ketiga informan penelitian dibentuk oleh latar belakang, pengetahuan, pengalaman, dan aspek budaya yang ada di lingkungannya serta mengaitkan isi media massa lain yang pernah mereka konsumsi sebelumnya.

Tausiyah On The Street is a religious program, aired on television media. This program provides form of preaching with more communicative when meeting individuals in diverse communities, with various preaching themes that can be solution everyday life problems. By using the reception analysis theory and constructivist paradigm, this qualitative study aims to describe an overview of the individual meaning making process of preaching content on Tausiyah On The Street. From the analysis result, be concluded that the difference in the meaning making process of the informants were shaped by their background, knowledge, experience, and cultural aspects created by society, also associate other media content they ever consume before."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayati Nufus
"Sesuai dengan Undang-undang No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan Bank umumnya untuk membuka layanan syariah, Bank BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, dengan konsep dual system banking, yakni penyediaan dua layanan perbankan,umum dan syariah sekaligus.
Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun lembaga keuangan ini meningkat, menjadi Rp.205 milyar atau naik 88 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pembiayaan yang disalurkan melonjak sampai 63 % dari tahun sebelumnya menjadi Rp.292,9 milyar.
Selain itu tesis ini juga melakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga (sebagai variabel dependent) terhadap Keuntungan Bagi Hasil, Bagi Keuntungan Bagi Hasil dan SWBI sebagai variabel independent.
The Factors That Influenced Third Parties Fund Collectible: Case Study Of Bni Syariah From 2000-2003 Based on The Act No. 10 1998 that allowed for the conventional bank to open Islamic services, Bank BN1 decided to open another service that based on Islamic law with the concept of dual banking system, that are conventional services and shariah services.
The third party fund that already collect from this financial institution already increase to be 205 billion rupiah or increase 88% if we compared it from the year before. Beside that their financing also increase until 63% from the year before to be 292,9 billion rupiah.
Beside that this thesis also make some test for the factors that influenced the collectible for the third party fund as a dependent variable with the Profit Sharing Income, Lag Profit Sharing Income and SWBI as an independent variable.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Herviansyah Utama
"Perkembangan BPR Syariah yang semakin hari semakin dibutuhkan oleh masyarakat, menuntut pihak bank untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dengan mengutamakan nilai-nilai Islami dalam bekerja. BPR syariah tidak hanya menampilkan produk-yang Islami tetapi juga memberikan pelayanan yang Islami. Belum adanya konsep pengembangan budaya organisasi Islami untuk lembaga keuangan syariah, khususnya BPRS, merupakan masalah tersendiri yang harus dicarikan jalan keluarnya. Kita tidak dapat melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap model organisasi Islami secara lengkap dan menyeluruh, jika kita tidak mempunyai instrumen dan model yang akan dijadikan diukur atau dievaluasi. Oleh karena itu perlu pengembangan konsep dan instrumen budaya organisasi Islami untuk BPRS. Setelah konsep pengembangan organisasi tersebut dibuat, maka perlu juga dilakukan pengujian terhadap konsep dan instrumen tersebut.
Kemudian konsep tersebut dikembangkan menjadi instrumen pengukuran budaya organisasi islami untuk BPRS. Pengembangan instrumen dilakukan dengan eksplorasi melalui kuesioner pendahuluan dan penghitungan statistik terhadap kuesioner untuk melihat validitas dan reabilitas instrumen. Validitas konstruk dilihat dengan melakukan analisis item dan analisis ANOVA, sedangkan validitas kriterium dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengembangan konsep budaya organisasi islami untuk BPRS yang terdiri dari tiga perilaku yaitu, perilaku individu, perilaku antar individu, dan perilaku kepemimpinan.
Pengembangan instrumen ini menghasilkan instrumen budaya organisasi lslami yang terdiri 109 pertanyaan. Validitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai agak rendah. Reabilitas instrumen berada dalam kategori rendah sampai sedang. Analisis ANOVA menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, dan masa kerja berpengaruh terhadap hasil pengisian instrumen.
Analisis korelasi dan regresi menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara dimensi perilaku individu, antar individu, dan kepemimpinan. Persamaan garis regresi dari 3 dimensi tersebut sangat baik menjelaskan variasi budaya organisasi islami untuk BPR Syariah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku individu, perilaku antar individu, dan perilaku kepemimpinan merupakan nilai-nilai yang membentuk budaya organisasi Islami untuk BPR Syariah. Untuk itulah pengembangan dan sosialisasi budaya organisasi Islami untuk BPR Syariah di masyarakat harus dijalankan secara terpadu dan terkoordinasi dengan baik. Dengan demikian nilai-nilai Islam dapat menjadi ruh dalam menjalankan aktivitas perbankan Syariah.

The growth of BPR Syariah progressively required by society, claiming bank to give satisfying service by majoring Islamic values in working. BPR Syariah not only presenting Islamic product but also give Islamic service. There is no concept for Islamic organizational culture development for the financial institution of Syariah, especially BPRS representing separate problem which must be looked by its way out. If we have no concept and instrument for measuring or evaluating, we cannot conduct evaluation and measurement to Islamic organizational concept completely and totally. Therefore needed to develop Islamic cultural organization instrument concept for BPRS. After organization development concept has been made, hence needing is also conducted by examination to instrument and concept.
Then the concept developed to become measurement instrument of Islamic organizational culture for BPRS. Instrument development conducted by exploration through antecedent questionnaire and enumeration of questionnaire statistic to see instrument validity and reability. Validity of construct could be seen by item analysis and ANOVA analysis, while validity of criteria conducted by correlation and regression analysis.
Result got from this research is Islamic culture development concept for BPRS to yield three behaviors, individual behavior, behavior between individual, and behavior of leadership.
Development of this instrument yield cultural instrument of Islamic organization which consist of 112 questions. Three questions deleted because of their invalidity, so that final questionnaire become 109 question. Instrument validity stay in low category until rather low. Instrument reability stay in low category until mid level. ANOVA analysis shows that age, gender, and year of service have an effect on to result of admission instrument filling. Hence from that require to look for responder with some criterion above.
Correlation and regression analysis show a very strong relation between behavioral dimension of individual, between individual, and leadership. Regression Line Equation from the three dimensions gives a very good explains about Islamic Organization Culture variation for BPR Syariah.
Thereby can be concluded that individual behavior, behavior between individual, and behavior of leadership represent values which forming Islamic organizational culture for BPR Syariah. Therefore developing and socialization of Islamic organization culture for BPR Syariah in society have to be run inwrought and coordinated. Thereby values of Islam can become spirit in running Syariah banking activities.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>