Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82518 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fransisca Augustina
"ABSTRAK
Pengalaman pertama menjadi ibu merupakan suatu tahapan yang penting
dalam kehidupan seorang wanita. Kehadiran seorang anak membuat ibu harus
melakukan beberapa tugas dan penyesuaian diri terhadap hadirnya dalam
perkawinannya. Situasi ini dapat menimbulkan beberapa masalah dan mungkin
juga stres pada ibu (Duvall & Miller 1985; Sarafino, 1994).
Stres membuat individu melakukan coping terhadap stres tersebut untuk
mengatasi masalahnya. Terdapat berbagai strategi coping yaitu problem focused
coping (terdiri dari tiga macam strategi), dan emotional focused coping (terdiri
dari sembilan macam strategi)
Penelitian ini mencoba menggali pengalaman pertama menjadi seorang
ibu, masalah serta kemungkinan stres yang dialami serta strategi coping untuk
mengatasi masalah dan stres. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif
dengan menggunakan teknik wawancara terbuka dengan pedoman umum untuk
pengumpulan data. Partisipan dalam penelitian ini adalah tiga ibu rumah tangga
yang berusia 25-33 tahun yang berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke
bawah.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman pertama
menjadi ibu memang menimbulkan beberapa masalah. Namun partisipan
tampaknya mampu menjalankan tugasnya sebagai ibu dan mengatasi masalalmya.
Adapun hal-hal yang dirasakan menimbulkan stres tampaknya tidak sampai
mengganggu fungsinya sebagai ibu dan kesehatan fisik dan mental mereka. Hal
ini antara lain disebabkan karena mereka menyadari adanya sumber-sumber
coping baik yang bersifat internal maupun eksternal. Strategi coping yang
digunakan oleh ibu tersebut adalah tindakan langsung, mencari informasi, mencari
dukungan sosial (suami, kerabat), kontrol diri, emotional discharge (menangis)
dan resigned acceptancfsikap pasrah menerima konsekuensi dari lahirnya anak)
Untuk mengetahui kemungkinan stres yang berat disarankan untuk
meneliti ibu yang mempunyai anak berkelainan, berada dalam situasi perkawinan
yang tidak harmonis, kehamilan di luar nikah, usia ibu ketika mempunyai anak,
pertama, serta ibu dengan berbagai tingkat sosial ekonomi,pendidikan, budaya dan
tingkat religiusitas yang berbeda."
2002
S3171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Yulia Dimitri
"ABSTRAK
Kasus kanker nasofaring memiliki banyak organ at risk diantaranya adalah parotid kanan, parotid kiri, mata kanan, mata kiri dan trakea.Teknik penyinaran yang dapat menekan dosis yang diterima organ at risk adalah volumetric modulation arc therapy VMAT . Dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi dosis organ at risk pada kasus kanker nasofaring KNF menggunakan planning VMAT dengan teknik single arc dan double arc berdasarkan data klinis. Verifikasi ini dilakukan dengan menggunakan TLD rod dan film gafchromic EBT3 yang diletakkan pada pasien sesuai dengan letak organ at risk yang akan dievaluasi. Terdapat 5 organ at risk yang dievaluasi pada kasus kanker nasofaring diantaranya parotid kanan, parotid kiri, mata kanan, mata kiri dan trakea.Evaluasi yang dilakukan diantaranya perbandingan dosis antar teknik, deviasi pengukuran dosis menggunakan TLD rod dan film gafchromic EBT3 dengan TPS Treatment Planning System . Perbandingan pengukuran dosis rata-rata menggunakan film gafchromic, TLD rod dan TPS dapat dilihat bahwa nilai yang mendekati TPS adalah film gafchromic dengan nilai diferensiasi adalah 0,171 . Hasil pengukuran dosis menggunakan film gafchromic berdasarkan data CT rando dapat disimpulkan bahwa teknik VMAT double arc dengan kolimator dapat membuat organ at risk menjadi lebih aman karena dengan penggunaan kolimator dapat meminimalisasi kebocoran efek tongue and groove. Hasil statistik menggunakan perangkat lunak SPSS 16.0 didapat bahwa nilai uji korelasi antara 3 teknik double arc DA , double arc dengan kolimator DAC dan single arc SA menunjukkan korelasi kuat dan signifikan pada keseluruhan organ at risk kecuali parotis kiri pada teknik DA-DAC sedangkan pada teknik DAC-SA menunjukkan korelasi kuat dan tidak signifikan untuk keseluruhan organ at risk. Untuk uji hipotesa dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata distribusi dosis antara 3 teknik yang berbeda pada stadium 4 pada film gafchromic adalah signifikan.

ABSTRACT
The cases of nasopharyngeal cancer have many organs at risk including right parotid, left parotid, right eye, left eye and trachea. The irradiation technique that can suppress the dose received by the organ at risk is volumetric modulation arc therapy VMAT . This research aims to verify dose in the organs at risk in cases of nasopharyngeal cancer NPC using VMAT planning with single arc and double arc techniques based on clinical data. The verification is performed by using TLD rod and gafchromic EBT3 films placed on the patient according to the location of the organs at risk which will be evaluated. There are 5 organs at risk evaluated in the cases of nasopharyngeal cancer such as right parotid, left parotid, right eye, left eye and trachea. The evaluation includes the ratio of dose between techniques, deviation of dose measurement using TLD rod and gafchromic EBT3 films with TPS Treatment Planning System . The measurement ratio of mean dose using gafchromic film, TLD rod and TPS shows that the values close to TPS is gafchromic film detector which its differentiation value is 0.171 . The result of dose measurement using gafchromic film based on the data of CT rando can be concluded that double arc VMAT technique with collimator can reduce the dose in the organ at risk. The statistical result using SPSS 16.0 shows that the correlation test value between 3 techniques such as double arc DA , double arc with collimator DAC and single arc SA shows strong and significant correlation in the whole organ at rialexcept left parotid in the DA DAC technique while in the DAC SA technique shows strong and insignificant correlation in the whole organ at risk. For hypothesis test, it can be concluded that the difference in themean dose distribution between 3 different techniques at stage 4 in gafchromic film is significant."
2017
T47609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrianti M
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi distribusi dosis pada teknik 3D-CRT dan IMRT dengan menggunakan dosimeter TLD rod dan film gafchromic EBT3 pada kasus payudara yang telah dibuat di TPS berdasarkan data klinis di Siloam Hospital TB Simatupang. Penelitian ini dilakukan menggunakan Linac Trilogy dengan TPS menggunakan modul Eclipse versi 11 yang memproduksi berkas foton dengan radiasi 6 dan 10 MV. Film EBT3 dengan ukuran 4 4 cm2 diiradiasi menggunakan energi 6 MV dalam variasi dosis 0 - 260 cGy. Penelitian ini menggunakan lapangan radiasi 10 10 cm2. Film dipindai menggunakan flatbed scanner Epson V700 dalam evaluasi pixel value. Perhitungan dan plot antara netOD dan dosis untuk mendapatkan kurva kalibrasi yang digunakan untuk memperoleh dosis pengukuran pada pasien. TLD rod dengan ukuran 3 mm diiradiasi dengan energi 6 MV dalam dosis 200 cGy. TLD dibaca menggunakan TLD reader Harshaw dalam bentuk muatan coulomb. Perhitungan dan plot antara muatan dan dosis akan mendapatkan faktor kalibrasi yang digunakan untuk memperoleh dosis pengukuran pada pasien. TLD dan film EBT3 ditempelkan pada 5 titik di masker yang digunakan pasien dimana titik 1 daerah trakea, titik 2 daerah aksila, titik 3 daerah mammaria interna, titik 4 daerah nipple, dan titik 5 mammae inferior. Hasil perbedaan dosis menunjukkan penggunaan film gafchromic EBT3 pada verifikasi dosis titik kasus kanker payudara lebih baik daripada TLD rod pada teknik 3D-CRT dan teknik IMRT. Perbedaan dosis antara TPS dan film EBT3 dalam rentang 0,66 sampai dengan 5,67 teknik 3D-CRT dan -0,67 sampai dengan -7,57 teknik IMRT . Perbedaan dosis antara TPS dan TLD rod dalam rentang -2,63 sampai dengan 29,14 teknik 3D-CRT dan -16,41 sampai dengan -46,84 teknik IMRT . Uji statistika menunjukkan korelasi kuat 1,00 tetapi tidak signifikan sig < 0,05 serta terdapat perbedaan dosis titik rata-rata yang signifikan antara film EBT3 dan TLD rod pada kelompok pasien sebelum dan setelah dilakukan operasi. Tidak terdapat perbedaan dosis titik rata-rata antara kelompok sebelum dan setelah dilakukan operasi baik teknik 3D-CRT maupun IMRT dan tidak terdapat perbedaan dosis titik rata-rata antara teknik 3D-CRT dan IMRT.

ABSTRACT
The aim of thisresearch is to verify dose distribution in 3D CRT and IMRT by using TLD rod dosimeter and Gafchromic EBT3 films on breast cases that have been made in TPS based on clinical data at Siloam Hospital TB Simatupang.This research was conducted using Linac Trilogy with TPS using Eclipse module version 11 which produces photon beam with radiation of 6 and 10 MV.EBT3 films of size 4 4 cm2 were irradiated using 6MV photon beams in dose variation of 0 260 cGy. Radiation field of size 10 10 cm2 was used in this research. The irradiated EBT3 film was scanned using Epson V700 flatbed scanner to evaluate the pixel value. The calculation and plot between netOD and dose was used to get the calibration curve which will be used to obtain dose measurement for patients. TLD rod of size 3 mm was irradiated using 6 MV in dose variation of 200 cGy. TLD was read by using HarshawTLD reader in coulomb. The calculation and plot between netOD and dose will generate calibration factor used to get dose measurement for patients. TLD and EBT3 film were taped to 5 points in the mask used by patients where 1 point is the OAR trachea and 4 points is the PTV50. The results of dose difference at PTV50 with point orientation.TLD and EBT3 film were taped to 5 points in the mask used by patients wherethe first point is in the OAR trachea , the second point is in the axilla, the third point is in the mammaria interna, the fourth point is in the nipple, and the fifth point is in the mammae inferior. The result of differences in dose shows the use of gafchromic EBT3 film in dose verification on breast cancer is better than TLD rod in 3D CRT technique and IMRT technique. The dose difference between TPS and EBT3 film ranged from 0.66 to 5.67 3D CRT technique and 0.67 to 7.57 IMRT technique . The dose difference between TPS and TLD rod is in the range 2.63 to 29.14 3D CRT technique and 16.41 up to 46.84 IMRT technique . The statistical test showed a strong correlation 1.00 but insignificant sig "
2017
T47602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Tiwa
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25892
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia Jamil
"Studi empiris menunjukkan bahwa ritual keluarga memiliki efek tidak langsung yang positif terhadap kualitas interaksi dan organisasi sistem yang mengarah ke keberfungsian keluarga. Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi ritual keluarga dalam membedakan kadar keberfungsian keluarga berdasarkan persepsi anak, khususnya yang berusia remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain komparatif. Sampel yang digunakan berjumlah 231 orang siswa kelas II/III SMA yang tinggal bersama orang tua di Kota Makassar yang diperoleh berdasarkan teknik area stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah McMasterFamily Assessment Device (FAD) dan Family Ritual Questionnaire (FRQ). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik discriminant function analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat tiga setting ritual keluarga yang paling baik dalam membedakan kadar keberfungsian keluarga, yaitu liburan keluarga, waktu makan, dan tradisi budaya (canonical correlation 0,549: Sig. X2 0,000: kontribusi 30%). Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi ritual keluarga dalam membedakan tinggi rendahnya keberfungsian keluarga."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2019
150 JPS 17:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia I.W.S.
2003
S3232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Divalino Barid
"Verifikasi merupakan tugas baru bagi Account Representative. Skripsi ini meneliti kompetensi account representative dalam menjalankan tugas verifikasi. Penelitian ini menggunakan teori kompetensi, analisis pekerjaan, manajemen sumber daya manusia dan pemeriksaan pengawasan. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan studi literatur dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi account representative dalam melaksanakan tugas verifikasi kurang memadai. Masalah yang dihadapi account representative dalam melaksanakan tugas verifikasi adalah jumlah account representative yang kurang untuk dapat menangani wajib pajak dengan efisien dan juga jumlah diklat sebagai bekal pendidikan account presentative yang sedikit kuotanya.

Verification is a new task for Account Representative. This thesis examines account representative competence in performing the verification role. This study uses the competence theory, job analysis theory, human resource management theory and account representative task theory. This study is a qualitative research with literature study and interviews. The results show account representative incompetence in performing verification role. Problems that encountered in implementing the account representative verification task is the number of account representative is not sufficient in handling tax payers and the training amount is not sufficient too."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"John Locke (1632-1704) adalah pemikir Inggris. Filsafat Inggris mengalami masa kejayaannya di sekitar penghujung abad XVII dan selama abad XVIII. Masa kejayaan ini dimulai oleh John Locke. Locke dikenal sebagai perintis Empirisme modern. Permasalahannya adalah bagaimana Locke melihat negara dan hukum. Negara tidak mempunyai kekuasaan untuk mencabut hak-hak alam (hak-hak asasi dari pribadi manusia). Negara tidak berkuasa atas kehidupan, kesehatan, kebebasan dan milik seorang pribadi oleh karena hak-hak pribadi adalah lebih kuat daripada Negara demikian ditegaskan Locke. Kekuasaan Negara dibatasi oleh tujuan Negara, yakni melindungi hak-hak asli manusia (hak asasi manusia)."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
348 JHUSR 9 (1) 2011
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lestia Primayanti
"Emosi merupakan fenomena sosial yang merefleksikan hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya. Markus dan Kitayama (1995) berpendapat bahwa pengalaman emosi seseorang bersifat saling tergantung dengan interaksi antar individu. Karena interaksi antar individu selalu berada dalam konteks budaya, maka pengalaman emosi yang hadir dalam interaksi antar individu akan berbeda-beda pada setiap budaya. Melihat dekatnya hubungan antara emosi dan budaya, maka penelitian ini menggunakan batasan budaya sebagai 'kriteria' khususnya, peneliti memilih budaya Jawa dengan dasar asumsi bahwa budaya Jawa merupakan budaya yang dominan di Indonesia. Kehormatan dan kerukunan adalah dua kaidah yang paling menentukan pola interaksi antar individu dalam budaya Jawa (Geertz, dalam Magnis-Suseno 1984) yang berarti juga mempengaruhi pengalaman emosi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk melihat core cultural ideas dalam budaya Jawa yang berhubungan dengan emosi. Dari bentuknya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mencari gambaran umum pengalaman emosi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengalaman emosi dalam dua kelompok usia yang berbeda, yang masingmasing diasumsikan mewakili dua generasi yang berbeda. Ada 8 responden yang disertakan dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga dimaksudkan untuk mencari adanya bentuk-bentuk budaya Jawa berupa nilai atau norma yang tampak dalam pengalaman emosi tersebut. Mengingat penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang akan dilakukan oleh Markam bersama Mesquita dan Sato, maka peneliti menggunakan instrumen pedoman wawancara yang disusun oleh Mesquita (2001). Setiap responden akan diwawancara mengenai situasi dihargai dan situasi tersinggung.
Gambaran pengalaman emosi responden diperoleh melalui analisis berdasarkan komponen-komponen pengalaman emosi, yaitu peristiwa anteseden, penilaian, perasaan, kesiapan aksi, perilaku dan regulasi. Mesquita (dalam penerbitan) Beberapa hal lain yang juga dibahas karena keterkaitannya dengan pengalaman emosi adalah concern dan akibat jangka panjang dari pengalaman emosi. Concern adalah disposisi (Frijda, 1986) berupa tujuan, motif, nilai, harapan, cara memandang diri sendiri dan sekitar (Mesquita, 2001) yang mempengaruhi persepsi individu mengenai peristiwa yang terjadi padanya. Kemudian Mesquita (2001) berpendapat bahwa pengalaman emosi seringkali menimbulkan akibat jangka panjang berupa perubahan belief (keyakinan) mengenai diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, atau menimbulkan konsekuensikonsekuensi sosial dan perubahan dalam tujuan tingkah laku seseorang.
Dari hasil analisis diketahui bahwa kelompok generasi muda menilai situasi dihargai berdasarkan dimensi keterkendalian. Sementara kelompok generasi tua menilai situasi dihargai berdasarkan dimensi ketiba-tibaan. Akibatnya, perilaku bersyukur lebih banyak muncul pada kelompok generasi tua yang mengatribusikan penyebab peristiwa pada kekuatan di luar dirinya. Dalam situasi tersinggung, diketahui bahwa responden generasi muda dan generasi tua menghindari emosi marah. Hal ini tampak dari kecenderungan responden mengganti kata marah dengan kata lain yang maknanya lebih halus, dan pada kecenderungan melakukan re-appraisal terhadap agen peristiwa dalam regulasinya. Keduanya menunjukkan bahwa prinsip kerukunan masih dianggap penting dalam interaksi antar individu.
Nilai yang muncul dalam concern kelompok generasi tua lebih banyak berasal atau berhubungan dengan keluarga, perkembangan kelompok ini ketika muda, tampak adanya perbedaan cohort mengenai peran keluarga sebagai agen sosialisasi nilai dan norma pada generasi tua dan generasi muda.
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian yang diharapkan menjadi awal penelitian lintas budaya mengenai pengalaman emosi, pendekatan komponensial yang digunakan untuk memperoleh gambaran pengalaman emosi telah berhasil memberi hasil yang mampu dibandingkan dengan penelitian lain. Namun di sisi lain pendekatan komponensial juga mereduksi keutuhan pengalaman emosi. Pengalaman emosi merupakan suatu fenomena dengan proses yang kompleks dan tidak linear, sehingga pembahasan menggunakan pendekatan komponensial tidak dapat memberi dinamika utuh dari pengalaman emosi seseorang.
Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan elisitasi situasi stimulus dalam budaya yang dituju terlebih dahulu. Dengan melakukan elisitasi situasi stimulus, diharapkan situasi stimulus yang digunakan dalam pedoman wawancara lebih relevan dengan responden kelompok budaya tersebut. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan elisitasi stimulus dan langsung menggunakan situasi stimulus hasil elisitasi Mesquita (dalam penerbitan) terhadap kelompok budaya lain. Akibatnya situasi dilecehkan yang semula akan disertakan dalam penelitian terpaksa digugurkan, karena responden tidak mengenali atau menganggap situasi dilecehkan sama dengan situasi tersinggung. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>