Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Puji Lestari
"ABSTRAK
Green building adalah konsep bangunan ramah lingkungan yang merupakan salah satu bentuk respon dunia mengenai kondisi lingkungan saat ini. Meskipun demikian, masih banyak anggapan bahwa konsep bangunan ramah lingkungan ini mahal sehingga masih sedikit owner yang menerapkan konsep ini pada bangunan mereka. Pada penelitian ini dilakukan studi value engineering (VE) untuk mendapatkan biaya yang optimal pada bangun green building. VE pada penelitian ini dilakukan pada system pengkondisian udara dengan fokus penelitian adalah pada pemilihan refrigerant ramah lingkungan untuk menggantikan refrigerant r134a yang tidak ramah lingkungan karena dapat menyebabkan pemanasan global. Hasil dari penelitian adalah sistem pengkondisian udara yang lebih ramah lingkungan dan efisien terhadap biaya.

ABSTRACT
Green building is the concept of environmentally friendly building, which is one form of response the world about the current enviromental conditions. Nevertheless, there are many assuming that enviromentally friendly building concept is still expensive so only many owners who apply this concept in their building. In this study, Value Engineering (VE) was used to obtain the optimal cost for green building. VE in this study was conducted on air conditioning system. Focus in this reasearch is the selection of environmentally friendly rerigerants to replace refrigerant R134a which less sustainable for environment because it can cause global warming. The result are air conditioning system that enviromentally friendly and efficient of cost."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S875
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maidina
"Konsumsi energi di negara tropis menghabiskan sebesar 45%-70% untuk sistem tata udara, sistem tata cahaya 10%-20%, lift dan escalator 2%-7%, dan alat-alat kantor serta elektronik sebesar 2%-10% (kompas.com, 24 Maret 2011). Besarnya beban energi tata udara berasal dari beban internal yaitu beban yang ditimbulkan oleh lampu, penghuni serta peralatan lain dan juga beban eksternal yaitu panas yang masuk dalam bangunan yang diakibatkan oleh radiasi matahari, konduksi dan ventilasi melalui selubung bangunan(Sandra Loekita,2007). Dengan melakukan pendekatan Value Engineering dan The Lagrangian didapatkan hasil optimasi biaya adalah dengan menggunakan material insulasi polyurethane foam dengan WWR 0.64, double glass dan plafon softboard (Acoustic) dengan efisiensi konsumsi energi sebesar 52%.

Energy consumption in tropical countries are 45% -70% driven by the HVAC system, 10% -20% for ighting system, 2% -7% for lift and escalator, and 2% -10% for office equipment and electronics (kompas.com, 24 Maret 2011). The amount of energy load of HVAC coming from the internal load such as lights, occupants and other equipment, as well as the external heat load in the building such as solar radiation, conduction and ventilation through the building envelope(Sandra Loekita,2007). With Value Engineering and the Lagrangian approaches, the cost optimization are obtained. The approaches use polyurethane foam insulation material with 0.64 WWR, double glassing system and ceiling softboard (Acoustic) with energy consumption efficiency by 52%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Adikusumo
"ABSTRAK
Aktivitas manusia dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan dapat menimbulkan dampak yang merugikan (negatif) terhadap lingkungan di sekitarnya. Salah satunya disebabkan oleh kegiatan pembangunan. Pada saat ini ada sebuah konsep Green Construction yang dapat menimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penerapan konsep green contruction pada pembangunan gedung terhadap penambahan biaya pada tahap pelaksanaan proyek. Metode yang digunakan adalah survey. Metode ini digunakan untuk menjawab pertanyaan dari penelitian yang dilakukan. Data didapat dari kuisioner kepada responden yang terkait terhadap pelaksanaan proyek yang telah menggunakan konsep green contruction ini.

ABSTRACT
Human activities in the implementation of construction projects may cause adverse effects (negative) on the surrounding environment. One of them caused by construction activities. At this time there is a concept that can minimalize negative impacts on the environment. This research was conducted to see the effect of applying the concept of green contruction on building on the incremental cost of the project implementation stage. The method used is survey. This method is used to answer questions from the research. Data obtained from questionnaires to the respondents related to the implementation of projects that have used this concept of green contruction"
2010
S50623
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laelatus Zahro
"Sebagai bahan penelitian adalah gedung Pusat Inovasi dan Pengembangan Sumber
daya Manusia milik kementrian perindustrian yang merupakan salah satu gedung
bertingkat di Jakarta. Mulai dibangun pada awal 2020, terdiri dari 8 lantai dengan fungsi
utamanya adalah kantor dan pusat inovasi serta pengembangan sumber daya manusia. Dari
segi struktur dan arsitekturnya telah diteliti oleh tim pelaksana teknis di lapangan, dimana
60% sudah memenuhi konsep green building. Sedangkan dari segi konservasi energinya
beberapa perlu dikaji ulang, seperti: pencahayaan, pendingin ruangan, penghawaan dan
energi terbarukan yang pasti membantu dalam proses penghematan energinya. Dari
perhitungan ulang desain awal perencanaan didapatkan Indeks Konsumsi Energinya adalah
11 kWh/m²/bulan. Sesuai standar Permen ESDM No. 13/2012 sudah termasuk cukup
efisien (8.5 - 14 kWh/m²/bulan). Namun dengan investasi sebesar Rp. 2,842,540,600,-
yaitu dengan pemanfaatan pencahayaan alami melalui teknologi sensor cahaya dan sensor
gerak, penggantian pendingin udara menggunakan Chiller, tidak menggunakan AC pada
area-area tertentu seperti: lobby Lift, koridor, toilet dan tangga darurat. Penambahan dan
penggantian material, instalasi dan teknologi tersebut dihitung Return of Investment nya
dan dibandingkan terhadap manfaat yang didapatkan. Hasilnya nilai Indeks Konsumsi
Energinya turun menjadi 7.6 kWh/m²/bulan (sangat efisien). Nilai investasi yang
dikonversikan terhadap nilai keekonomian tiap tahunnya Rp. 682,676,662,- maka Return
of Investment yang didapatkan adalah 4.2 tahun

As research material, the Ministry of Industry's Center for Innovation and Human
Resources Development is one of the high rise buildings in Jakarta. This building began to
be built in early 2020, consisting of 8 floors with the main function of being an office and
a center for innovation and human resource development. In terms of structure and
architecture, it has been researched by a technical implementation team in the field, where
60% have fulfilled the green building concept. Meanwhile, in terms of energy
conservation, several things need to be reviewed, such as: lighting, air conditioning,
ventilation and renewable energy which definitely help in the process of saving energy.
From the recalculation of the initial design planning, the Energy Consumption Index was
obtained as 11 kWh / m² / month. In accordance with the standard Permen ESDM No.
13/2012 is quite efficient (8.5 - 14 kWh / m² / month). However, with an investment of
2,842,540,600 rupiah namely by utilizing natural lighting through light sensor technology
and motion sensors, replacing air conditioning using a chiller, not using air conditioning in
certain areas such as: lobby lifts, corridors, toilets and emergency stairs. The Return of
Investment and the addition and replacement of materials, installations and technology are
calculated and compared to the benefits obtained. The result is that the Energy
Consumption Index value drops to 7.6 kWh / m² / month (very efficient). The investment
value which is converted to the economic value each year is 682,676,662 rupiah then the
Return of Investment obtained is 4.2 years
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardus Blesto Kasih Kristantyo
"Industri konstruksi merupakan pengonsumsi bahan baku material terbesar di antara industri lain. Sedangkan, pelaksanaannya masih tertinggal dalam hal efisiensi, sehingga masih banyak terjadi pemborosan pada pekerjaan konstruksi. Tujuan dari penelitian ini yakni mengidentifikasi pemborosan pekerjaan dan limbah lingkungan yang muncul pada proses produksi kolom struktur bangunan gedung rumah sakit menggunakan metode Value Stream Mapping yang sudah dimodifikasi, menganalisis penyebab terjadinya pemborosan dan timbulan limbah menggunakan Value Stream Analysis Tools dan Fishbone Diagram, serta memberikan rekomendasi tindakan pencegahan dan perbaikan untuk mengurangi pemborosan dan limbah yang dihasilkan.
Untuk mengidentifikasi pemborosan pekerjaan, penulis mengambil data pengamatan di lapangan berdasarkan indikator Value Stream Mapping, tepatnya pada pekerjaan kolom struktur, yakni proses perakitan besi, pemasangan besi, bekisting, pengecoran, dan bongkar bekisting serta memberikan lembar kuesioner mengenai peringkat keterjadian pemborosan kepada pihak proyek terkait. Penelitian dilakukan dengan lima tahap, yaitu identifikasi pemborosan dan limbah pada proses produksi menggunakan Value Stream Mapping, penentuan jenis pemborosan terbesar dan alat Value Stream Analysis menggunakan kuesioner pembobotan metode Borda, menganalisis pemborosan yang terjadi menggunakan Process Activity Mapping, menentukan penyebab terjadinya pemborosan dan limbah menggunakan Fishbone Diagram, serta memberikan rekomendasi tindakan perbaikan.
Penelitian ini memperoleh hasil persentase pekerjaan yang memberikan nilai tambah bagi produk (VA) sebesar 15,24%, pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah (NVA) sebesar 13,21%, dan pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah namun diperlukan (NVAN) sebesar 71,55% pada satu siklus produksi kolom. Adanya pemborosan juga ditunjukkan dengan indikator index kontributif kerja (CWI), persentase waktu persiapan (STP), persentase durasi operasional (UTP), dan persentase aktivitas yang menambah nilai (VAP) pada masing-masing proses. Pemborosan bahan bakar juga teridentifikasi sebesar 53,45% dari durasi penggunaan mesin concrete pump.
Berdasarkan kuesioner dan analisis Process Activity Mapping, aktivitas yang teridentifikasi sebagai pemborosan yang terjadi di lapangan yaitu Delay/Waiting sebanyak 19,15% dan Transportation sebanyak 12,77% dari keseluruhan aktivitas. Sedangkan limbah yang dihasilkan selama proses berupa logam sebesar 31,12 kg/m3, kayu sebesar 22,377 kg/m3, dan beton sebesar 0,23 m3. Selain limbah, diperoleh juga konsumsi energi listrik setiap proses dengan total 20.370,4 Watthour.
Penyebab utama terjadinya Delay/Waiting yakni ketidakseimbangan beban produksi antar proses, pekerja banyak menganggur, dan waktu persiapan alat. Sedangkan Transportation disebabkan oleh keterbatasan kapasitas Tower Crane, kurangnya koordinasi antar pekerja, material menumpuk, dan jarak stasiun kerja yang berjauhan. Limbah material yang dihasilkan selama proses disebabkan oleh ketiadaan metode kerja yang memperhatikan efisiensi penggunaan material, budaya pekerja boros, kurangnya pengawasan pekerja, dan pekerjaan yang dipercepat untuk mengejar target (crashing).
Rekomendasi pencegahan dan perbaikan berdasarkan metode lean, green, dan sustainable construction pada Delay/Waiting adalah mengimplementasikan analisis Setup Time Reduction atau pengurangan durasi persiapan, melakukan standarisasi kerja yang telah dianalisis VA, NVA, dan NVAN dan diimplementasikan oleh pekerja, dan meningkatkan pengawasan pekerja di lapangan. Untuk Transportation, rekomendasi pencegahan yang dapat dilakukan ialah menumbuhkan budaya kaizen dan kaikaku pada pekerja untuk menemukan inovasi pemindahan material yang lebih cepat dan minim tenaga manusia, melakukan analisis Site Layout untuk mendekatkan jarak penyimpanan dengan lokasi pekerjaan, dan mengimplementasikan 5R atau Visual Work Place agar material tidak menumpuk di area proyek. Sedangkan limbah material yang dihasilkan mendapat rekomendasi berikut: melakukan standarisasi kerja dan sosialisasi terhadap metode kerja yang ekonomis dan efisien terhadap material, merancang petunjuk gambar kerja berbasis keberlanjutan pada tahap desain, melakukan pengumpulan, pengklasifikasian, dan pendauran ulang limbah konstruksi yang dihasilkan, dan bekerja sama serta mengevaluasi pemasok dan subkontraktor terhadap limbah yang dihasilkan selama proses produksi.

The construction industry is the largest raw materials consumer among other industries. Nevertheless, its implementation is still left behind in terms of efficiency, there is still plenty of waste in construction work. The objectives of this study are to identify performance and environmental waste that appears along the production processes of hospital building’s structure columns using the modified Value Stream Mapping method, to analyze the roots of performance and environmental waste using Value Stream Analysis Tools and Fishbone Diagram, and to provide preventive and corrective recommendations to reduce waste.
To identify performance waste, the author took observational data in the field based on the Value Stream Mapping indicator, specifically on structural column work, namely the process of iron fabrication, installation, formwork, casting, and formwork disassembly, and provided a questionnaire regarding the ranking of the occurrence of waste to the related project parties. The research was carried out in five stages, namely identification of performance waste and environmental waste in the production process using Value Stream Mapping, determining the largest type of waste and the Value Stream Analysis Tools using a weighting questionnaire using the Borda method, analyzing the waste that occurs using Process Activity Mapping, determining the causes of waste and waste using Fishbone Diagram, and provide recommendations for preventive and corrective action.
This study shows the percentage of jobs that grant added value to the product (VA) of 15.24%, jobs that do not grant added value (NVA) of 13.21%, and jobs that do not grant added value but are necessary (NVAN) of 71.55% in one column production cycle. The existence of waste is also proved by indicators such as the Work Contributive Index (CWI), Set-Up Time Percentage (STP), Up Time Percentage (UTP), and Value Adding Percentage (VAP) to each process. Fuel wastage was also identified at 53.45% of the duration of using the concrete pump machine.
Based on the questionnaire and Process Activity Mapping analysis, the activities that are identified as waste that occurred in the field were Delay/Waiting as much as 19.15% and Transportation as much as 12.77% of all activities. While the environmental waste during the process was in the form of 31.12 kg/m3 metal, 22.377 kg/m3 wood, and 0.23 m3 concrete. In addition, the electricity consumption was also obtained for each process with a total of 20,370.4 Watthours.
Delayed time happens because there is an unbalanced production load between processes, unoccupied workers, and relatively-long tool preparation time. While the Transportation waste is caused by the limited capacity of Tower Crane, the lack of coordination between workers, excessive raw materials, and the far apart distance between their workstations. The absence of work methods that focuses on the efficiency of material use, wasteful habits among workers, supervision deficiency, and project acceleration to catch up with targets (Crashing) are the main reasons why environmental waste has resulted.
Based on lean, green, and sustainable construction methods, preventive and corrective recommendations for Delay/Waiting are by implementing Setup Time Reduction analysis or reducing preparation time, creating a standardized work frame that has been analyzed by VA, NVA, and NVAN that will be implemented by workers, and rising supervision. Preventive recommendations that can be carried out for Transportation waste are by cultivating a culture of Kaizen and Kaikaku for workers to find innovations to move materials faster and with less manpower, performing a Site Layout analysis to bring storage distance closer to the work location, and implementing 5R or Visual Workplace so that materials do not accumulate in the certain project area. While the material waste produced received the following recommendations, such as carrying out standardization of work and socialization of work methods that are economical and efficient for materials, designing a shop drawing based on sustainability from the design stage, collecting, classifying, and recycling environmental waste, and working together as well as evaluating suppliers and subcontractors for waste generated during the production process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugondo S.
"Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value Engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif - alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memunculkan alternatif-alternatif sebagai pengganti pekerjaan eksisting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya cost saving yang terjadi setelah dilakukan penerapan Value Engineering. Untuk memilih pekerjaan alternatif terbaik, sebelumnya harus dilakukan perhitungan dari segi desain struktur dan rencana anggaran biaya, baru dilakukan perhitungan Value Engineeringnya. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan cost saving sebesar Rp. 105.001.417,6.

Value Engineering is a creative approach and planned with the aim to identify and minimize the costs unnecessarily. Value Engineering is used to find an alternative - an alternative or ideas which aim to produce better cost / price is lower than previously planned with functional limitations and quality of work. The problem studied is how to put the alternatives in lieu of existing jobs.
This study aims to determine the amount of cost saving that occurred after the application of Value Engineering. To select the best alternative employment, the previous calculation must be done in terms of structural design and budgeting plan, and then we can start the calculation of Value Engineering. And after doing research, then the author found cost saving of Rp. 105.001.417,6."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfin Imadul Haq
"Menteri Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2010 tentang kriteria dan sertifikasi bangunan ramah lingkungan. Tujuan utamanya yaitu sebagai bentuk pelaksanaan dan pengelolaan pembangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dan aspek penting dalam penanganan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah perencanaan gedung bertingkat yang bersertikat green dengan sertifikasi dari Greenship Building Council Indonesia (GBCI). Sertifikasi Green Building merupakan sebuah sistem penilaian bangunan gedung hijau di Indonesia yang mensyaratkan suatu proyek untuk memenuhi serangkaian prasyarat dan untuk meraih kredit di beberapa kategori yang telah ditentukan. Dalam proses sertifikasi ada beberapa kriteria yang memang menjadi syarat diantaranya adalah ASD (Appropiate Site Development), EEC (Energy Efficiency And Conservation), WAC (Water Conservation), MRC (Material Resources and Cycle), IHC (Indoor Air Health dan Comfort) and BEM (Building Enviroment Management). Dalam penelitian ini tidak semua kriteria GBCI dibahas tetapi hanya membahas yang berhubungan dengan effisiensi penggunaan air dan listrik tetapi masih memenuhi standart SNI. Dalam sertifikasi Green Building, ada beberapa tingkatan penilaian diantaranya Bronze, Gold dan Platinum. Dalam penilaiannya di gunakan system scoring mengacu pada standart yang sudah di tetapkan oleh pihak GBCI (Green Building Council Indonesia). Dan setelah dilakukan evaluasi WAC dan EEC untuk melihat effisiensi air dan listrik maka diperoleh penghematan biaya listrik dan air sebesar 5 milyar per tahunnya atau setera dengan 61 persen dari Baseline (Mengacu kepada Standart SNI). Dengan waktu pay back periode dengan biaya investasi selama 2 tahun 8 bulan 46 hari.

Minister of Environment and Forestry has issued a regulation of the State Minister for the Environment No. 8 of 2010 about criteria and certification of the Green Building. Its main objective is to implement and manage a building that applies environmental principles and important concept to prevent the impact of climate change. Therefore, a building plan with certification from the Greenship Building Council Indonesia (GBCI) is required. Green Building Certification is a green assessment system in Indonesia that requires a building to meet several prerequisites and to obtain credit in predetermined categories. In the certification process, several criteria are required, including ASD (appropriate site development), EEC (Energy Efficiency and Conservation), WAC (Water Conservation), MRC (Material Resources and Cycles), IHC(Indoor Air Health and Comfort), and BEM(Building Environment Management). In this research, not all of the GBCI criteria were discussed but only those related to the efficient use of water and electricity but still met SNI standards. In Green Building certification, there are several levels of assessment include Bronze, Gold, and Platinum. In the assessment, a scoring system is used referring to the standards that have been set by the GBCI (Green Building Council Indonesia). After evaluating the WAC and EEC to assess the efficiency of water and electricity, obtained that it can save about 5 billion rupiahs per year of the electric and water costs or equal to 61 percent of the baseline (referring to the SNI Standard). The payback period for this investment is about 2 years, 8 months, and 46 days."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesmiwati
"Value engineering (VE) adalah metode yang sistematik untuk meningkatkan nilai melalui analisa fungsi. Penerapan VE dapat menghasilkan nilai optimum baik dari segi kualitas, teknologi, efisiensi dan inovasi proyek. Panduan penerapan VE diperlukan untuk mengoptimalkan penerapan VE dan meningkatkan pemahaman VE yang sesuai dengan standar internasional.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi materi-materi pokok panduan penerapan VE dan mengembangkan panduan untuk meningkatkan analisa fungsi pada bangunan gedung. Survey kuesioner dibentuk untuk menjawab tujuan penelitian dan disebarkan secara offline dan online.
Hasil penelitian menemukan materi-materi pokok panduan VE adalah tujuan penerapan, rencana kerja (proses peningkatan nilai dan analisa fungsi) dan tim VE yang menjadi faktor kesuksesan kritikal penerapan studi VE.

Value Engineering (VE) is a systematic method that using function analysis to improve value of a project. The proper application of VE method is expected to deliver best value of a project in terms of quality, technology, efficiency and innovation. The guideline is required to optimize the application of VE and to increase understanding of VE based on international standards. The development of guideline of VE should be developed in accordance with the context and scenario of Indonesian construction industry.
The main objectives of this research are thus to identify the subjects of guideline of value engineering application and develop guidelines to improve the function analysis for building development. Survey questionnaire was formed to answer the purposes of research and deployed offline and online.
The study found the subjects of guideline of VE application are the objectives and purposes of VE, the job plan (the process of value improvement and function analysis) and the VE team as the critical success factors of VE application.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29850
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada bidang konstruksi, dengan nilai investasi yang cukup besar dan peningkatan biaya produksi, tentunya sangat diharapkan pengembalian investasi yang besar pula, dan hal tersebut dapat terwujud jika investasi tersebut mengandung salah satu unsur yang penting, yaitu penghematan, terutama untuk biaya-biaya yang tidak menunjang kualitas, fungsi, umur, performance, dan bahkan kriteria-kriteria yang ditetapkan pemilik (owner). Penghematan dalam investasi bidang konstruksi dapat dilakukan oleh salah satu metode, yaitu Value Engineering. Dalam value engineering, pencarian alternatif harus dilakukan dengan pengeluaran biaya yang paling rendah. Value engineering bukan sebagai pemotongan biaya, yang cenderung tidak memperhatikan kualitas, tetapi sebagai penghematan biaya, yang tetap memperhatikan kualitas. Hasil kajian pada proyek-proyek gedung bertingkat tinggi, salah satu komponennya yaitu pekerjaan struktur memiliki potensi untuk dilakukan penghematan. Besaran penghematan ini dapat mencapai sekurang-kurangnya 18% terhadap biaya komponen pada disain awal yang ditinjau dengan metode VE. Penghematan ini dapat bertambah apabila ditinjau terhadap keseluruhan implikasi yang terjadi akibat perubahan disain setelah metode VE."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Irfan Firdaus
"Konstruksi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Namun demikian, angka kecelakaan kerja pada sektor konstruksi masih terbilang cukup tinggi. Tingginya angka kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya anggapan bahwa biaya K3 terbilang tinggi dan hanya menjadi biaya tambahan proyek saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komponen biaya yang berpengaruh terhadap penerapan K3 pada proyek konstruksi sehingga akan menjadi petunjuk bagi kontraktor dalam mengestimasi besarnya biaya K3.
Metode analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan uji korelasi antara variabel X (komponen biaya) terhadap variabel Y (peningkatan kinerja penerapan K3). Terdapat beberapa komponen biaya yang mempunyai korelsi signifikan terhadap peningkatan kinerja penerapan K3, yaitu komponen biaya manajemen K3 (safety officer, safety coordinator, dan safety supervisor), komponen biaya keselamatan pada gedung (rambu K3, lampu penerangan, dan alat pemadam kebakaran), komponen biaya prosedur K3 (pelatihan pekerja, pemeriksaan kualifikasi pekerja, asuransi, kompensasi, pemeriksaan kesehatan pekerja, dan simulasi kecelakaan), komponen biaya keselamatan pada lapangan (scaffolding, safety net, railing, pembuangan sampah, dan alat kebersihan), serta komponen biaya keselamatan pada pekerja (APD). Besarnya biaya K3 berkisar 1-2% terhadap nilai kontrak proyek.

Construction is one of the activities in the field of economic, social, and culture that plays an important role in achieving various objectives to support the realization of national development goals.. However, number of work accidents in the construction sector is still high. The high number of work accidents is caused by several factors, one of which is the perception that the cost of safety is high and only the additional cost projects alone. This study aims to identify the cost components that affect the application of safety on construction projects that will be guidance for contractors in estimating the cost of safety.
Methods of analysis used in this study is to test the correlation between variables X (component costs) to variable Y (increase application performance of safety). There are several components that have significant correlation to the improvement of the performance of the application of safety, costs of safety management (safety officer, safety coordinator, and safety supervisor), costs of safety procedures (worker's training, qualification examination, insurance, worker?s compensation fund, worker?s medical examination, and simulated accident), costs of building safety (safety signage, lighting, dand fire fighting equipment), costs of site safety (scaffolding, safety net, railing, waste, and cleaning tools), and costs of worker's safety (Personal Protective Equipment). The amount of the cost of safety around 1-2% of the contract value of the project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>