Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Amalia Saffanet
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheryska Nurina Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5184
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Trinuringtyas
"Secara implisit, konteks budaya mempengaruhi komunikasi. Asumsi ini diperkuat pula oleh beberapa pakar komunikasi yang menyebutkan bahwa budaya dan komunikasi itu memiliki hubungan timbal balik yang tak terpisahkan. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada saat tertentu, komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mewariskan budaya. Komunikasi yang dilakukan individu dengan individu lain dengan latar belakang konteks sosial budaya yang berbeda dalam suatu hubungan anatar pribadi mengandung potensi konflik, karena pada hakekatnya, seorang individu ketika membina hubungan membawa serta berbagai pengalamannya dalam wujud kepercayaan, nilai-nilai, keyakinan, pandangan, dan sikap yang dimilikinya. Komunikasi yang tidak efektif dalam suatu hubungan antarpribadi yang intim, sedikit banyak berdampak pada hubungan itu sendiri, yang implikasinya, akan mengancam keberadaan hubungan tersebut atau bahkan menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan. Untuk menciptakan komunikasi antarpribadi yang efektif, dibutuhkan kemauan yang kuat disertai tindakan untuk berusaha memahami karakter, keinginan, pikiran, latar budaya, keyakinan, dan sebagainya pada pasangan masing-masing. Majalah Femina, melalui rubrik Rahasia Pria, berupaya mengungkapkan secara gamblang hal-hal yang merupakan "rahasia pria" yang mungkin sebelumnya tidak diketahui oleh pasangan dan tak pemah diutarakan kepada pasangan untuk mengupayakan terciptanya komunikasi antarpribadi yang efektif. Untuk menyempitkan permasalahan dan memfokuskan penelitian, penulis memutuskan membatasi ruang lingkup penelitian pada hubungan antarpribadi yang intim yaitu yang terdapat pada hubungan pada sepasang kekasih (hubungan pacaran) dan hubungan pada perkawinan; antara suami-istri. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimanakah sesungguhnya representasi efektivitas komunikasi antarpribadi pada hubungan yang intim yang tersirat dalam rubrik Rahasia Pria di majalah Femina? Untuk menjawabnya, penulis menggunakan metode semiotika Peirce, yaitu meneliti sign, object dan interpretant yang tersirat dalam teks. Unit analisis dari penelitian ini adalah kata, kalimat dari isi rubrik "Rahasia Pria", yang terkait dengan efektivitas komunikasi antar pribadi pada hubungan yang intim. Dan hasil penelitian terungkap bahwa apa yang menjadi kebutuhan, tuntutan laki-laki terhadap pasangannya, dan kelemahan yang melekat pada diri laki-laki, yang selama ini tidak diketahui atau tak diungkapkan kepada pasangannya, sangat terkait dengan keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, kesamaan. Hasil penelitian ini Iebih jauh juga mengungkapkan bahwa aspek budaya konteks tinggi dan budaya patriarki turut menentukan ketidakterbukaan antara laki-laki dan perempuan pada hubungan yang intim, yang kemudian mempengaruhi efetivitas komunikasi antarpribadi. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah diharapkan para pasangan dapat mengintrospeksi din agar apa yang diharapkan dan dibutuhkan masing-masing pasangan dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4156
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Roshita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5148
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Waning G.
"Media massa hadir dengan segala konsekuensinya, termasuk menjadi sumber informasi utama bagi masyarakat terlepas dari segala kepentingan yang melingkupinya. Kaum muda dengan segala riuh rendah kehidupannya adalah suatu pangsa pasar yang semakin hari semakin diminati dan tidak dapat diremehkan keberadaannya. Mereka adalah suatu pasar yang justru sangat dinamis dan karenanya baik para produsen hingga media pun dibuat turut berpacu dalam mengikuti perkeribangannya. Identitas menjadi satu hal yang paling panting dalam kehidupan kaum muda, dan secara sadar maupun tidak, media menjadi salah satu sumber paling utama bagi remaja dalam pencarian jati dirinya.
Namun media tidak selalu benar maupun mumi dalam menyajikan berbagai informasi, termasuk di dalamnya ikian, terutama dalam kaitannya dengan usaha identifikasi diri para remaja dengan apa yang terpampang di media, Sering media, khususnya media yang ditujukan khusus untuk kaum muda sendiri, justru terlihat membingungkan atau bersifat menyesatkan dalam memberikan segala informasi yang walau tampak remeh temeh tetap bersifat krusial.
Outmagz sebagai salah satu media remaja yang bergerak di jalur independen, menawarkan satu alternatif dalam dunia media massa bagi kaum muda, terutama dalam hal memandang budaya populer dan media yang tampak sebagai kepanjangan tangan ideologinya. Warna independen yang kental tmeruyak dalam setiap artikel dan secara terus menerus ditunjukkan sebagai jalan yang walau bukan satu-satunya yang benar, namun paling tidak dapat memberikan suatu sudut pandang lain dalam hidup di dunia budaya populer.
Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan, apa identitas kaum muda yang muncul dalam majalah Outmagz, dan apa kaitan identitas kaum muda tersebut dengan lingkungan sosiokultural Indonesia. Penemuan tentang identitas kaum muda serta konteks ideologis yang menyertainya dilakukan melalui analisis wacana Fairciough. Untuk analisis teks digunakan analisis dengan metode semiotik. Penelitian dilakukan terhadap 4 (empat) nomor Outmagz edisi 2003 sampai dengan 2004, yaitu sebanyak yang telah terbit di pasaran.
Dari analisis teks terlihat bahwa Outmagz menunjukkan suatu identitas kaum muda yang lain dengan apa yang ada di media massa (untuk) remaja lainnya. Pilihan untuk bergerak di jalur independen dan sikap yang kritis terhadap media massa menjadi dua tema besar yang secara terus menerus hadir dalam setiap edisinya. Di titik ini, Outmagz terlihat berbeda dengan menjadi suatu penyaring bagi kaum muda dalam mencari dan menentukan identitasnya di dalam hidupnya yang sangat dekat dengan berbagai media massa.
Implikasi penelitian yang muncul adalah penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi masyarakat sehingga masyarakat menjadi kritis atas mated-mated yang terdapat dalam majalah. Konsep mengenai media sebagai aparatus ideologi mendapat pengesahan terutama dalam mesa kini yang dipenuhi oleh media massa budaya popular dengan berbagai kepentingannya. Maka studi ini juga dimaksudkan sebagai salah satu cara alternatif dalam membaca teks, khususnya dalam kaitannya dengan majalah independen seperti Outmagz."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medina Andayanti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5213
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Oinike Leonora S
"Penelitian ini adalah sebuah analisis diskursus kritis terhadap majalah wanita dengan mayoritas jurnalis perempuan dalam merepresentasi perempuan. Selama ini, representasi perempuan dalam media massa tidak pernah jauh digambarkan dari stereotip wanita yang pasif, tergantung pada pria, dan berada dalam ruang domestik. Untuk mengubah penggambaran tersebut, media massa mempunyai peranan besar karena salah satu fungsinya sebagai transmisi sosial. Karena dunia media massa masih sering dikuasai oleh laki-laki, maka keberadaan perempuan dalam media mempunyai arti yang cukup penting. Jurnalis perempuan diharapkan dapat menghasilkan tulisan yang berperspektif gender yang dapat mengubah posisi kaumnya yang selama ini sebagai subordinan dalam budaya patriarki. Sebagai majalah dengan komposisi jurnalis perempuan yang jauh lebih besar, femina diharapkan dapat merepresentasikan perempuan berbeda dengan penggambarannya di media massa selama ini.
Untuk melihat representasi perempuan dalam majalah femina ini, analisis akan dilakukan pada 3 tingkatan, yakni teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Untuk menganalisis teks, peneliti menggunakan metode framing, karena jenis analisis ini adalah yang paling tepat untuk menangkap ideologi suatu media. Setelah itu, analisis dilanjutkan dengan melihat bagaimana teks dihasilkan, yang menyangkut proses produksi, konsumsi dan pengaruh lingkungan sosial budaya masyarakat. Berdasarkan analisis teks dan intertekstual terhadap 2 artikel tokoh wanita diperoleh gambaran bahwa femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Perempuan digambarkan berperan ganda. Di satu sisi perempuan digambarkan berperan dalam ruang publik, namun di lain sisi perempuan tetap dituntut untuk mengurus rumah tangganya. Representasi perempuan ini ternyata tidak mengalami banyak perubahan dari gambaran perempuan di media massa selama ini. Perempuan tetap digambarkan sesuai dengan stereotipnya, bahwa perempuan yang ideal adalah yang bersifat penyayang dan keibuan Karena itu, meskipun seorang perempuan berperan di ruang publik, bila ia mau dikatakan sebagai perempuan yang ideal harus tetap memperhatikan peran domestiknya. Dihasilkannya teks seperti ini tidak terlepas dari proses produksi dan pengaruh lingkungan sosial budaya di sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis discourse practice dan socioculturalpractice, dapat diakatakan bahwa terjadi tarik ulur antara kepentingan ideal dan kepentingan bisnis.
Sebagai sebuah majalah, femina tidak dapat memungkin bahwa kehidupannya sangat bergantung pada iklan, dan untuk tetap bertahan hidup femina harus memberi perhatian ekstra terhadap kepentingan bisnis tersebut Sebagai majalah yang mengutamakan kepentingan bisnis, femina mau tidak mau harus mengikuti budaya apa yang dominan dan dapat diterima masyarakat, yakni budaya patriarki. Inilah yang menyebabkan femina menggunakan pedoman in harmony yang pada dasarnya tidak merubah posisi subordinat perempuan selama ini. Karena itu, tidaklah mengherankan bahwa teks yang dihasilkan akhirnya menyudutkan perempuan dalam ruang domestiknya. Dengan demikian, keberadaan perempuan dalam media, bahkan media wanita yang proporsi jurnalis perempuannya jauh lebih besar, tidak mampu merubah penggambaran perempuan selama ini. Ada 2 kemungkinan penyebab: pertama, para jurnalis perempuan tersebut masih menganut pola patriarkal sehingga tidak memiliki kesadaran gender, atau kedua, sensitifitas gender yang dimiliki para jurnalis tidak tampak, terkalahkan oleh kepentingan bisnis yang lebih menguasai orientasi media. Secara keseluruhan, peneliti memperoleh 3 kesimpulan, yakni: Pertama, majalah femina merepresentasikan perempuan tetap dalam perannya di dunia domestik. Hasil penelitian Thamrin A Tamagola tentang arah 4 majalah wanita juga menunjukkan hal yang sama.
Penelitian terhadap 4 majalah wanita termasuk di dalamnya femina, menunjukkan bahwa majalah wanita bukannya membebaskan perempuan dan menyetarakannya dengan laki-laki, namun justru mendorong kaum perempuan ke kerangkeng privat yang menjauhkannya dari publik. Kedua, keberadaan mayoritas jurnalis perempuan di media massa tidak akan mengubah gambaran wanita di media massa selama ini bila ia tidak mempunyai kesadaran gender. Jurnalis perempuan ataupun laki-laki, bila masih menganut pola patriarkal akan tetap menghasilkan tulisan yang bias gender. Ketiga, kepentingan bisnis kapitalis patriarki ternyata masih menguasai majalah femina dan menentukan orientasi yang digunakan dalam perusahaan. Itulah sebabnya penggambaran perempuan di majalah ini tetap sama dengan penggambaran perempuan di media massa selama ini. Karena itu, untuk mengubah posisi yang tidak menguntungkan bagi salah satu pihak ini, diperlukan dukungan dari semua pihak, baik pria maupun wanita, untuk memiliki kesadaran bahwa sebenarnya perempuan dan laki-laki adalah setara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S3911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anantya
"Penelitian ini merupakan critical discourse analisis tentang representasi penampilan remaja putri dalam majalah berlisensi asing. Studi in dilatarbelakangi oleh menjamurnya-majalah-majalah perempuan berlisensi asing dalam pasar media beberapa tahun belakangan ini. Masing-masing majalah menawarkan representasi penampilan perempuan yang 'berbeda' dari pakem yang selama ini sudah dibentuk oleh majalahmajalah wanita lokal. Untuk itu, penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai penampilan perempuan, khususnya remaja, dalam majalah berlisensi asing dengan mengambil studi kasus majalah Seventeen. Peneliti berusaha untuk menjawab dua pertanyaan utama, yaitu (1) Bagaimanakah majalah Seventeen edisi Indonesia merepresentasikan penampilan remaja perempuan dalam majalahnya? (2) Landasan ideologis yang bagaimanakah yang melatar belakangi representasi penampilan penampilan remaja perempuan dalam majalah Seventeen edisi Indonesia? Peneliti berusaha untuk melihat permasalahn dari sisi ideologi kapitalistik melalui pendekatan ekonomi politik serta memandang gejala representasi penampilan remaja melalui model Shoemaker dan Reese mengenai isi media. Pengumpulan data pada penelitian multidimensional ini dilakukan sesuai pemikiran Fairclough, untuk melihat wacana dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Analisis dilakukan dalam tiga level, yaitu analisis teks, discourse practice dan sosiocultural. Untuk menganalisis wacana, digunakan metode framing analisis dengan model Gamson dan Modigliani. Model ini dipergunakan karena artikel yang diteliti dalam jenjang teks berbentuk feature. Untuk jenjang discourse practice, data diperoleh melalui wawancara mpendalam dengan wakil pemimpin redaksi dan sumber-sumber sekunder. Sedang untuk jenjang sociocultural practice, data diperoleh melalui studi literatur. Penelitian dilakukan pada delapan issue Seventeen edisi tahun 2001-2002. Berdasar basil analisis yang diperoleh, meskipun ideologi yang ditawarkan oleh Seventeen tergolong ideologi dalam dunia majalah remaja di Indonesia yang mengetengahkan bahwa remaja tidak perlu mengikuti tuntutan masyarakat untuk menjadi cantik. Namun pada kenyataannya, kebiasaan pekerja media, kebijakan perusahaan dan tuntutan komersialisasi majalah (Seventeen) sebagai sebuah industri pers tak dapat dihindari. Hal-hal tersebut ternyata mempengaruhi bentuk isi majalah yang ternyata masih menampilkan penampilan remaja yang serupa dengan tampilan remaja pada majlah-majalah remaja lokal yang sudah ada sebelumnya. Sebagai sebuah institusi bisnis, Seventeen juga hares mengejar keuntungan dan untuk memenithi tuntutan kapital, Seventeen 'terpaksa sedikit berbelok' dan mengikuti arus mainstream majalah remaja yang sudah ada di Indonesia. Dengan masih cenderung menampilkan representasi penampilari remaja yang mementingkan segi fisik dan mengikuti standar penampilan (kecantikan) yang ditentukan oleh budaya kapitalis. Dalam hal ini idealisme Seventeen pada akhirnya tampak melunakkan diri terhadap kebutuhan dan tuntutan pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Budijarto
"ABSTRAK
Hukum berperan penting dalam mendorong terjadinya perubahan sosial dengan berbagai cara, karena hukum dapat membentuk institusi sosial yang akan membawa pengaruh langsung pada tingkat atau karakter perubahan social. Hukum sering kali menyediakan kerangka institusional bagi lembaga tertentu yang secara khusus dirancang untuk mempercepat pengaruh perubahan, serta hukum membentuk kewajiban-kewajiban untuk membangun situasi yang dapat mendorong terjadinya perubahan. Nilai- nilai kebangsaan yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila, mengakar dalam budaya bangsa Indonesia, norma-norma, kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berwujud atau mewujudkan diri secara statik menjadi dasar negara, ideologi nasional dan jati diri bangsa, sebagai filter bagi generasi muda akibat perkembangan teknologi dan informasi serta pengaruh asing yang semakin tidak terbendung."
Jakarta: Biro Humas Settama Lemhanas RI, 2018
321 JKLHN 34 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>