Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Karolina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elviera
"Pelayanan pelanggan juga perlu diperhatikan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Persaingan usaha saat ini begitu ketat, tidak hanya teknologi dan produk, tetapi perusahaan juga dituntut untuk Iebih memperhatikan pelayanan. Dalam pelayanan yang sangat diperlukan adalah sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan pelanggan. Hal ini bisa terlihat antara lain dari keramahannya, tersenyum dengan tulus, dan gembira saat melayani nasabah. Pelanggan yang berhadapan dengan karyawan yang mempunyai sikap dan perilaku positif ini tentu akan senang dan datang kembali untuk berbisnis dengan perusahaan tersebut. Bank XYZ adalah Salah satu bank swasta nasional yang cukup besar di Indonesia, mempunyai 780 kantor cabang per 31 Maret 2004 dengan jumlah petugas frontliner lebih dari 7.000 orang. Manajemen Bank XYZ menyadari bahwa saat ini persaingan semakin ketat dan sudah melibatkan pelayanan dengan sikap dan perilaku positif terhadap pelayananan pelanggagan (nasabah) sebagai Salah satu pendukung bisnis. Mereka menyadari dan mengetahui bahwa karyawan yang ada saat ini lebih memperhatikan kecepatan, ketepatan, dan ketelitian. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan nasabah pada karyawan Bank XYZ, seperti SMART Reward Program dan Program Assessment Teller Senior (PATS). namun ternyata hasilnya masih belum memuaskan. Dan hasil wawancara penulis dengan beberapa Pemimpin Cabang dan observasi di lapangan, para karyawan Bank XYZ kurang memiliki sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan nasabah, seperti keramahannya, tersenyum dengan tulus, dan gembira saaat melayani nasabah. Adanya tuntutan bisnis dan kesadaran manajemen mengenai pentingnya sikap dan perilaku positif terhadap pelayanan nasabah, serta kondisi karyawan Bank XYZ yang belum memiliki sikap dan perilaku tersebut, penulis menganggap panting untuk memberikan pelatihan. Pelatihan dibuat dengan menyentuh tiga komponen sikap, yaitu kognitif, afeksi, dan perilaku. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan sikap dan perilaku karyawan berubah. Perubahan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat yang berdampak pada bisnis perbankan Bank XYZ. Nasabah makin banyak karena senang berhubungan dengan Bank XYZ, transaksi dan keuntungan semakin meningkat dan hal ini juga berpengaruh pada karyawan. Pelatihan diberikan satu hari, yaitu pada hari Sabtu, di luar waktu kerja karyawan. Hai ini memberikan kesempatan kepada karyawan melihat hal-hal lain yang juga diperlukan dalam menunjang pekerjaannya. Metode yang digunakan adalah conférence or discussion, classroom training, dan simulation method. Jumlah peserta maksimal lima belas orang dengan seorang pelatih dan seorang fasilitator. Pelatihan dilanjutkan dengan monitoring hasil. Monitoring menggunakan bantuan buku monitoring. Buku monitoring merupakan buku kontrak pribadi karyawan. Buku monitoring digunakan untuk memantau sikap dan penlaku posmf karyawan terhadap pelayanan nasabah dan untuk umpan baliknya diberikan coaching dua minggu sekali. Jika dari hasil pelatihan ini dapat memunculkan sikap dan perilaku potisitif terhadap pelayanan nasabah, maka pelatihan dan rangkaian monitoringnya dapatjuga dicobakan ke perusahaan dengan kondisi yang sama."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Erna Ade Surya Ponti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S4735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Guruh
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Luhut Haposan
"Sebagai alat pembelian dan pertukaran yang sah uang selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman seseorang terhadap uang secara tidak langsung membentuk persepsi orang itu terhadap uang. Dari persepsi yang dihasilkan akan membentuk sikap tertentu terhadap uang, apakah orang tersebut menganggap uang sebagai hal yang menyenangkan atau tidak. Uang adalah sesuatu yang simbolis dan emosional dalam bentuk besaran yang berbeda-beda pada masing-masing individu (Lynn, dalam Fumham, 2000). Arti-arti simbolis itu menjadi penting, karena ada orang yang berpikir uang sebagai hal yang baik (good) atau jahat (evil). Uang merupakan salah satu motivator orang bekeija (Robbins, 1993). Orang dapat saja beketja pada perusahaan besar atau kecil maupun swasta atau negeri. Kesesuaian antara nilainilai dan tujuan orang tersebut bekerja dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan dinamakan komitmen organisasi.
Carolina (2003) dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara besarnya penghasilan dengan komitmen organisasi. Seseorang yang memiliki penghasilan yang besar akan mempunyai komitmen organisasi yang tinggi terhadap perusahaannya. Besar atau kecilnya gaji seseorang sangat bergantung dari kemampuan tiap perusahaan. Untuk perusahaan negara, dalam hal ini BUMN sumber pembiayaan berasal dari perusahaan itu sendiri sama halnya dengan perusahaan swasta. BUMN sendiri mempunyai tujuan perusahaan untuk mencari keuntungan dan pelayanan masyaratkat. Prestasi pengukuran kerja di BUMN sulit disebabkan memiliki tujuan perusahaan yang bersifat ganda tersebut. Maksud dari peneitian ini adalah melihat bagaimana hubungan antara sikap terhadap uang dengan komitmen organisasi pada karyawan BUMN yang memiliki gaji yang tidak sebaik karyawan swasta pada umumnya dan bekeija dengan pengukuran prestasi keija yang sulit.
Penelitian mengenai sikap terhadap uang dan komitmen organisasi dilakukan pada subyek yang beketja pada perusahaan BUMN sebanyak 54 orang. Dalam penelitian ini digunakan non probability sampling, yaitu tidak semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama sebagai subyek penelitian. Alat ukur yang digunakan berbentuk kuesioner. Pengukuran sikap terhadap uang dalam penelitian ini menggunakan Money Ethic Scale pada bagian Altitude Toward Money terdiri dari 58 item dan alat ukur yang digunakan untuk komitmen organisasi adalah Organizational Commitment Quesionnaire (OCQ) oleh Porter & Smith ( Mowday et al., 1982) yang memiliki jumlah item sebanyak 15 buah.
Hasil dari pengolahan data yang dilakukan serta analisisnya dapatlah didapatkan, ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang, faktor behavior, faktor cognitive dengan komitmen organisasi dan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor affective sikap terhadap uang dengan komitmen organisasi pada karyawan BUMN. Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa karyawan yang bekerja di BUMN memandang uang sebagai hal yang menyenangkan dan mereka juga memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya. Penambahan metode kualitatif seperti wawancara akan lebih baik untuk menghindari kelemahan metode kuesioner, dan menambah jumlah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal dalam nilai reliabitas dan validitas sehingga gambaran hasil penelitian dapat lebih digeneralisasi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Mustika
"ABSTRAK
Uang merupakan alat penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain fungsi obyektif yang dimilikinya, uang juga memiliki arti simbolik yang berbeda-beda bagi tiap orang. Arti simbolis tersebut akan mempengaruhi kecenderungan untuk berperilaku dalam hubungannya dengan uang. Oleh karena itu mengetahui sikap terhadap uang adalah penting untuk melihat kecenderungan berperilaku seseorang. Salah satu yang mempengaruhi sikap terhadap uang adalah kepribadian. Kepribadian merupakan karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain. Karena itu perlu untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dengan Sikap Terhadap Uang. Sikap terhadap uang adalah kecenderungan untuk berespon suka atau tidak suka terhadap uang. Sikap terhadap uang menggambarkan arti-arti simbolis yang dimiliki uang, baik berupa perasaan, keyakinan maupun tinghah laku. Pengukuran kepribadian sangat penting untuk mengetahui sikap terhadap uang. Penelitian menggunakan pendekatan trait kepribadian model lima besar yang berorientasi pada orang yang secara psikologis normal. Trait adalah unsur mendasar dari kepribadian yang terdiri dari Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness. Subyek penelitian adalah karyawan yang bekerja di perusahaan swasta yang berada di Jakarta dengan jumlah 126 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah inciJenial sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan skala kuesioner dengan skala 1-6. Alat ukur yang digunakan adalah Money Ethics Scale yang digunakan untuk mengukur Sikap Terhadap Uang dan Omni Berkeley Personality Profile yang digunakan untuk mengukur trait kepribadian lima besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan bernilai positif antara trait Extraversion dengan Sikap terhadap Uang; sedangkan trait Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism dan Openness tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan Sikap Terhadap Uang. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode penelitan kualitatif seperti wawancara untuk mengurangi kelemahan skala kuesioner. Selain itu perlu dipertimbangkan penggunaan sampel penelitian yang lebih luas dan lebih banyak."
2004
S3598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Mustika
"ABSTRAK
Uang merupakan alat penting dalam kehidupan sehari-hari. Selain fungsi
obyektif yang dimilikinya, uang juga memiliki arti simbolik yang berbeda-beda bagi
tiap orang. Arti simbolis tersebut akan mempengaruhi kecenderungan untuk
berperilaku dalam hubungannya dengan uang. Oleh karena itu mengetahui sikap
terhadap uang adalah penting untuk melihat kecenderungan berperilaku seseorang.
Salah satu yang mempengaruhi sikap terhadap uang adalah kepribadian. Kepribadian
merupakan karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.
Karena itu perlu untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dengan Sikap
Terhadap Uang.
Sikap terhadap uang adalah kecenderungan untuk berespon suka atau tidak
suka terhadap uang. Sikap terhadap uang menggambarkan arti-arti simbolis yang
dimiliki uang, baik berupa perasaan, keyakinan maupun tinghah laku. Pengukuran
kepribadian sangat penting untuk mengetahui sikap terhadap uang. Penelitian
menggunakan pendekatan trait kepribadian model lima besar yang berorientasi pada
orang yang secara psikologis normal. Trait adalah unsur mendasar dari kepribadian
yang terdiri dari Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan
Openness.
Subyek penelitian adalah karyawan yang bekerja di perusahaan swasta yang
berada di Jakarta dengan jumlah 126 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
incidental sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan skala kuesioner
dengan skala 1-6. Alat ukur yang digunakan adalah Money Ethics Scale yang
digunakan untuk mengukur Sikap Terhadap Uang dan Omni Berkeley Personality
Profile yang digunakan untuk mengukur trait kepribadian lima besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
bernilai positif antara trait Extraversion dengan Sikap terhadap Uang; sedangkan trait
Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism dan Openness tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan Sikap Terhadap Uang.
Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode penelitan
kualitatif seperti wawancara untuk mengurangi kelemahan skala kuesioner. Selain itu
perlu dipertimbangkan penggunaan sampel penelitian yang lebih luas dan lebih
banyak."
2004
S3386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Megani
"Sikap positif karyawan terhadap perusahaan adalah hal
yang paling penting, yang harus dimiliki oleh sebuah badan
usaha , karyawan merupakan roda utama keberhasilan perusahaan.
Salah satu upaya yang dilakukan Humas PT National Gobel
guna membentuk sikap positif karyawan, melalui rangkaian
kegiatan komunikasi persuasif dalam menanamkan nilai-nilai
perusahaan yaitu Falsafah "Pohon Pisang " beserta ketujuh
Prinsip penjabarannya, Prinsip Utama dan Motto Perusahaan.
Tujuan pene litian ini adalah untuk melihat usaha-usaha
yang dilakukan Humas PT National Gobel dalam menjalankan
fungsi internal relations-nya, ketika menanamkan nilai-nilai
perusahaan sebagai upaya memperkuat budaya perusahaan. Juga
akan ditinjau keterlibatan serta hal-hal yang menjadi hambatan
Humas dalam melakukan kegiatannya; disamping itu, dibahas Adapun metode penelitian yang digunakan adalah kwantitatif
dengan teknik penarikan sampel purposive sampling (penarikan
sampel secara sengaja), dengan dua metode pengumpulan
data yaitu ' survai dan wawancara mendalam terhadap pihak Humas
PT National Gabel yang dianggap berkompeten dalam memberikan
informasi penelitian, yang terdiri dari kepala Humas dan dua
orang stafn ya, disamping dikumpulkan pulaata dari para
karyawan PT National Gobel mengenai pengetahuan dan sikapnya
terhadap perusahaan , dengan mengajukan kuesioner .
Dari penelitian ini diketaui Bahwa, ada dasarnya PT
National Gobel telah melakukan kegiatan komunikasi persuasif
dalam men anamkan nilai-nila i perusahaan (Falsafah, Prinsip
Utama dan Motto Perusahaan) sesuai dengan 4 (empat) tahap
yang dikemukakan oleh· Cutlip dan Center. Namun demikian ,
PT National Gobel kurang memandang pentingnya kegiatan penelitian,
perencanaan dan evaluasi. Hal ini umum terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, termasuk perusahaan
besar nasional.
Kurangnya mutu personal dari pihak Humas PT National
Gobel menyebabkan majalah perusahaan "Berita National" yang mampu dijadikan media paling efektif, sebagai penghubung
antara pihak manajemen dan karyawan dalam upaya menanamkan
nilai-nilai p~rusahaan tidak berhasil . dimanfaatkan. Disisi
lain, seharusnya media internal ini mampu menciptakan daya
tarik dan keingintahuan karyawan terhadap nilai-nilai perusahaan
yang merupakan wujud dari budaya perusahaan (corporate
crilture).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa aspek Pengetahuan
(kognitif) dan besaran engalaman personal berp engaruh kuat
dalam pembe ntukan sikap· positif (aspek afektif ) karyawan
terhadap nilai-niiai perusa haan , seperti dikemukakan oleh
Allport; sikap diorganisir dari pengalaman."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lelya Ambarsari
"Tugas akhir ini merupakan laporan kegiatan penulis dalam upaya mengatasi persoalan yang dihadapi PT. ABC, sebuah perusahaan invcestasi, untuk melakukan kajian awal tentang sikap pegawai terhadap perubahan sistem informasi serta rekomendasi untuk mengatasi hal tersebut. Awal permasalahannya dimulai ketika PT. ABC melakukan perubahan sistem informasi dalam rangka memajang strategi bisnisnya yaitu mengkonsolidasikan unit-unit usahanya. Sikap karyawan PT. ABC terhadap perubahan sistem informasi ini dapat berupa sikap yang efektif atau sifat yang tidak efektif (Uraian lenglkap mengenai permasalahan yang dihadapi dapat dilihat pada halaman 4). Menanggapi permasalah yang dihadapi PT. ABC tersebut, penulis mengajukan beberapa pemikiran :
a. Dalam menerapkan perubahan sistem informasi, perlu diperhatikan kegiatan-kegiatan yang melibatkan karyawan, agar komitmen karyawan dalam proses perubahan sistcm informasi dapat ditingkatkan. (Uraian mengenai teori sistem informasi manajemen dapat dilihat pada halaman 9).
b. Seorang karyawan akan menjalankan empat fase sikap, ketika sebuah perubahan terjadi. Dan penyebab penolakan atau penerimaan seorang karyawan terhadap sebuah perubahan dapat berupa pengetahuan, kemampuan dan kemauan (Uraian mengenai teori sikap karyawan terhadap pembahan dapat dilihat pada halaman 15).
c. Hal penting yang juga patut diperhatikan adalah tentang bagaimana memanajemeni perubahan, agar reaksi tidak efektif terhadap perubahan dapat dikurangi. (Uraian mengenai teori mengelola perubahan dapat dilihat pada halaman 21).
Berdasarkan survey yang dilakukan penulis di PT. ABC dan salah satu unitnya (PT. ABC) tentang sikap karyawan terhadap perubahan sistem informasi, dan penyebab penolakan atau penerimaan terhadap perubahan tersebut, disimpulkan bahwa masih terdapat karyawan yang bersikap menyangkal dan menolak perubahan sistem infonnasi- Penyebab penolakan atau penerimaan terhadap perubahan ini adalah faktor pengetahuan, kemampuan dan kemauan. (Rincian tentang data dan hasil analisis data dapat dilihat pada halaman 24).
Berdasarkan sikap dan penyebab penolakan atau penerimaan karyawan terhadap perubahan sistem infommasi di PT. ABC, penulis mengajukan program komunikasi, pelatihan dan team building yang ditujukan untuk merubah perilaku karyawan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Galpin (1996). (Uraian lebih rinci tentang rekomendasi mengatasi masalah yang dihadapi PT. ABC dapat dilihat pada halaman 45)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>