Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldini Pratiwi A.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanti Pusporini
"Krisis keuangan dan moneter serta deregulasi perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 menyisakan beberapa bank yang dapat hidup karena memperoleh bantuan pemerintah. Diantaranya adalah Bank X yang notabene merupakan bank "baru", yang dengan targetnya menjadi retail banking, untuk tetap exist harus berjuang memperebutkan nasabah yang ada Untuk itu, melalui Departemen Corporate Communicationnya, Bank X mengawali langkah tersebut dengan cara membangun citra perusahaan agar masyarakat mengenal Bank X .
Seperti telah diungkapkan di atas, penelitian yang dilakukan terkait dengan citra dari sebuah perusahaan bank "baru", sedangkan. unit kerja yang terkait dengan tugas tersebut adalah Departemen Corporate Communication. Secara sederhana, dapat disebutkan bahwa tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communication dalam membangun citra perusahaan, serta sejauh mana kewenangan, tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh manajemen dalam membangun citra perusahaan tersebut. Selain masalah yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communication dari sisi intern, dari sisi ekstern perlu juga diketahui bagaimana tanggapan masyarakat terhadap hasil kerja Departemen Corporate Commmunication tersebut. Hal ini juga merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan, karena Departemen Corporate Communication yang menjalankan fungsi Public Relation dalam perusahaan, merupakan fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap publik , melakukan identifikasi kebijakan dan prosedur secara individual atau organisasi dengan keinginan publik juga merencanakan serta melaksanakan sebuah program yang merupakan kegiatan untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan dari publik (Scott M.Cutlip & Alien FL Center,"Effective Public Realtion," 8th edition, Prentice Hall,1999:4). Sedangkan publik yang dimaksud disini adalah publik internal yang terdiri dari karyawan, serta publik ekstern yaitu masyarakat serta pers (Khasali Rhenald, Manajemen Public Relation). Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif sedangkan pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara terhadap para informan internal yang merupakan karyawan dari Departemen Corporate Communication yang terkait dengan permasalahan. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap masyarakat yang diwakili oleh beberapa orang baik yang merupakan nasabah maupun non nasabah dari Bank X serta terhadap beberapa informan yang berasal dari media massa.
Hasil penting yang ditemukan dari penelitian ini adalah Departemen Corporate Communication melalui programnya telah berhasil membangun image bagi Bank X baik pada sisi intern maupun ekstern. Langkah yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communication tersebut disisi intern dianggap telah membuka jalan bagi unit kerja lain terkait untuk juga membangun image perusahaan dengan cara menciptakan produk-produk pendukung serta mengambil langkah-langkah yang penting untuk menjaga image perusahaan. Disisi ekstern, utamanya media menganggap Departemen Corporate Communication telah melakukan langkah-langkah yang tepat dengan cara melakukan tindakan yang kooperatif terhadap pemberitaan yang ada serta membina hubungan yang baik dengan pihak media massa. Sedangkan langkah Bank X kepada pihak ekstern dalam bentuk sponsorship terhadap acara antara lain Liga Bank X dianggap merupakan langkah yang tepat dalam membangun image dengan sasaran berbagai macam segmen. Namun demikian, Departemen Corporate Communication dirasakan perlu untuk dapat lebih bersikap profesional mengingat saat ini Bank X telah masuk dalam bursa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Pamiarsih
"ABSTRAK
GSM masih tercatat sebagai sistem jaringan seluler paling laris saat ini. GSM Association memperkirakan angka user jaringan GSM pada akhir 2003 nanti di dunia akan mencapai 1 miliar yang berarti 1/7 dari total seluruh penduduk bumi. Hal ini berarti bahwa 1 dari 7 orang di dunia memanfaatkan jaringan GSM.
Di Indonesia sendiri, peningkatan jumlah pelanggan ponsel berbasis GSM ini terlihat tiap tahunnya kecuali pada 1998 sebagai dampak dari krisis moneter. Hingga pada tahun 2002, operator seluler berbasis GSM menguasai 98% pangsa pasar seluler sementara AMPS hanya sekitar 2%. Kesuksesan ponsel GSM semakin terlihat pada akhir tahun 2002 ditandai dengan jumlah pelanggan fix line sebesar 8 juta pelanggan dapat dilampaui oleh pelanggan ponsel sekitar 11 juta pelanggan. Telepon seluler tumbuh rata-rata 57% per tahun, sedangkan telepon tetap berkisar 15-20% per tahun. Perkembangan jumlah pelanggan ponsel ini diperkirakan akan terus bertambah mengingat pasar yang tersedia masih banyak yang belum terlayani. Melihat angka penetrasinya yang masih rendah, yaitu hanya sekitar 5-6% dari jumlah penduduk sekitar 210 juta jiwa, diperkirakan pelanggan ponsel masih dapat mencapai sekitar 20 juta pelanggan.
PT. Indosat akan menggabungkan secara merger vertikal PT. Satelindo dan 1M3 yang akan dilakukan selama 2 tahun. Restrukturisasi ini ditargetkan untuk membantu operator seluler dalam Indosat Group merealisasikan peningkatan basis pelanggan dan daya saing. Salah satu misi dari manajemen baru Indosat adalah menjadikan Indosat sebagai penyelenggara jaringan dan jasa terpadu yang berfokus pada seluler. PT. Telkomsel sebagai market leader di bisnis seluler ini akan terns berupaya untuk mempertahankan statusnya dan terus meningkatkan jumlah pelanggannya. Saat ini pesaing terdekat adalah PT. Satelindo, meskipun dalam jumlah pelanggan, Telkomsel masih 2 kali
jumlah pelanggan Satelindo. Akan tetapi dengan rencana PT. Indosat untuk menggabungkan
Satelindo dan IM3 membuat peta persaingan antara PT. Telkomsel sebagai anak perusahaan
PT.Telkom dengan dua anak perusahaan PT. Indosat tersebut semakin meruncing. Perubahan persaingan ini membuat PT. Telkomsel perlu mengembangkan strategi pemasarannya, salah satunya strategi promosi sebagai sarana berkomunikasi kepada konsumen. Pada akhimya tujuan final yang akan dicapai . adalah mempertahankan market leader dan penguasaan terhadap pasar.
Hasil analisis diketahui bahwa brand equity produk PT. Telkomsel terlihat pada tingginya brand awareness konsumen terhadap simPATI dan kartuHALO yang merupakanproduk paling popular digunakan konsumen sebagai kanu utama. PT. Telkomsel juga memiliki asosiasi paling positif di segala aspek dibanding pesaing-pesaing lainnya, terutama menyangkut coverage area yang merupakan atribut terpenting bagi konsumen. Produk PT. Telkomsel juga menjadi brand preference utama oleh para konsumen. Pelanggan Telkomsel juga memiliki brand loyalty yang kuat terlihat pada hanya sebagian kecil dari para pelanggannya yang memilih produk kartu seluler operator lain jika berkesempatan mengganti kartu yang dipakai saat ini.
Meskipun posisi PT. Telkomsel saat ini sudah dalam keadaan terbaik dibanding para pesaingnya, namun mengingat tingkat persaingan yang semakin korripetitif, dan posisi Indosat Seluler juga semakin mendekati PT. Telkomsel, maka tidak ada kata berhenti untuk berinovasi bagi PT. Telkomsel jika ingin tetap menjadi market leader dan perusahaan dominan di bisnis seluler di Indonesia.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Riandita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5149
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Satriani
"ABSTRAK
Pada bulan November 2001 Komite Kerja Sektor Keuangan DPRRl, memutuskan untuk melanjutkan program restrukturisasi lima Bank Swasta Nasional yaitu Bank Bali, Bank Universal, Bank Prima Express, Bank Artamedia serta Bank Patriot, melalui mekanisme merger. Adapun tujuan dari merger tersebut adalah untuk membentuk bank yang kuat struktur permodalannya, sehat dan kompetitif dalam mengoptimalkan fungsi intermediasinya. Proses tersebut selesai dilakukan secara keseluruhan pada tanggal 31 Maret 2003, ditandai dengan perubahaan nama perusahaan menjadi PT. Bank Permata, tbk. Mencermati dari proses merger tersebut terutama dalam proses penggabungan sumber daya manusianya, maka didapatkan suatu komposisi, mulai dari pengurus dan pengelola bank sampai dengan para karyawannya, yang berisi kumpulan sumber daya manusia yang beraneka ragam latar belakang budaya kerja mereka berdasarkan dari budaya perusahaan mereka sebelumnya. Masalah kultur perusahaan yang baru merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kesalahpahaman dan kecemburuan antara staf dan pegawai satu bank asal sebelum merger dengan lainnya, yang disebabkan oleh budaya kerja yang berbeda-beda sebelumnya, akan menjadi sumber penyakit yang memunculkan berbagai masalah berat. Budaya perusahaan yang baru harus segera diperkenalkan guna menghindari hal tersebut diatas, karena pada dasarnya fungsi suatu budaya dalam suatu sosialisasi/organisasi adalah sebagai model-model bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang yang yang berinteraksi pada suatu saat tertentu. Peranan Humas Internal sangat diharapkan dalam memperkenalkan budaya baru tersebut Peranan itu sendiri dapat dilakukan dengan menerapkan suatu metode Perencanaan dan Manajemen Humas yang baik serta melalui penggunaan suatu mediakomunikasi yang tepat. Maka penelitian ini ingin mengkaji bagaimana Perencanaan dan Manajemen Humas Internal Bank Permata, yang berfungsi sebagai humas internal perusahaan, belum melaksanakan fungsinya tersebut dengan baik yang dilihat dari tidak adanya analisis situasi pada khalayak target sebagai bagian dari perencanaan humas serta tidak dilakukannya evaluasi kegiatan untuk menilai sejauhmana target atau tujuan dapat tercapai."
2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orie Najla Claryssa
"Keterbukaan Informasi Publik sebagai tanggung jawab semua institusi publik dan hak warga Indonesia adalah dasar untuk mendorong bangsa menuju keadaan yang lebih independen dalam ekonomi sosial dan aspek politik melalui pembangunan berkelanjutan yang didukung oleh lembaga lembaga publik yang bersih dan transparan Namun fakta menunjukkan bahwa hukum Keterbukaan Informasi Publik UU KIP No 14 2008 dan prosedur untuk meminta dan menerima informasi publik masih belum banyak dikenal oleh warga negara Indonesia sehingga kesadaran masyarakat tentang ini masih rendah Dari hasil survei jumlah yang sangat besar 82 dari pemuda Indonesia berusia 18 24 tahun tingkat pendidikan tersier menginginkan pemerintah dan badan publik yang lebih terbuka Pemuda Indonesia berusia 18 24 tahun atau mahasiswa sebagai fokus dari makalah ini adalah demografi potensial untuk dididik mengenai Keterbukaan Informasi Publik Makalah ini bertujuan untuk menganalisis sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik terhadap mahasiswa Universitas Indonesia oleh Kantor Komunikasi dan Informasi Universitas Indonesia KKI UI melalui perspektif manajemen hubungan masyarakat Sampai saat penulisan makalah ini KKI UI belum menciptakan program khusus yang melibatkan pemuda sehingga membuat segmen anak muda belum terdidik sepenuhnya tentang Kebebasan Informasi Publik Kata kunci Keterbukaan Informasi Publik pemerintahan terbuka public relations manajemen hubungan masyarakat mahasiswa pemuda Universitas Indonesia

Freedom of Public Information as the responsibility of all public institutions and the right of the citizens of Indonesia is the foundation to push the nation towards a more independent state in its economy social and political aspects through sustainable development that is supported by clean and transparent public institutions However fact showed that the law of Freedom of Public Information UU KIP No 14 2008 and the procedure to ask and receive public information are still not widely known by the citizen of Indonesia thus the public awareness about this important issue is still low From a survey result an overwhelming amount of 82 of young Indonesians aged 18 24 years old tertiary education level wants a more open national government Young Indonesians aged 18 24 years old or university students as the focus of this paper is a potential demographic to be educated on the Freedom of Public Information This paper aims to analyze the socialization of Freedom of Public Information towards Universitas Indonesia university students by the Office of Communication and Information through the perspective of public relations management Until the time of writing of this paper the office has not yet created a program specifically engaging the youth thus making the youth segment not yet educated about the Freedom of Public Information to its fullest potential Keywords Freedom of Public Information open government public relations public relations management university students youth Universitas Indonesia
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nurlina Rumonda
"Merger merupakan alternatif strategi yang lazim digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan. Dalam dunia perbankan, baik skala nasional maupun internasional, alternatif merger adalah merupakan salah satu alternatif strategi bisnis  yang dipandang efektif untuk memperbaiki kondisi kesehatan perbankan di sebuah negara.
Strategi merger yang ada di Indonesia juga merupakan salah satu agenda dalam regulasi Bank Indonesia sebagai bank sentral yang tertuang dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Sesuai dengan strategi konsolidasi perbankan yang tertuang dalam API, terdapat kewajiban pemenuhan permodalan perbankan yang harus dipenuhi sebesar Rp 80 miliar sampai dengan akhir 2007. Hal ini yang menjadikan motif utama mergernya PT Bank Y (BY) kedalam PT Bank X Tbk (BX) pada tanggal 8 Januari 2008.
Dengan telah dilakukannya merger antara BY dengan BX, perlu dilakukan penilaian atas sinergi yang tercipta yaitu untuk mengetahui apakah keputusan strategis bisnis bank untuk melakukan merger merupakan keputusan yang tepat atau tidak. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengukur sinergi adalah mengetahui adanya benefit dari bank hasil merger salah satunya adalah melalui penilaian rasio-rasio keuangan pokok sesuai perhitungan tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Termasuk juga penilaian atas hasil yang telah dicapai selama triwulan pertama setelah merger dan penilaian atas proyeksi laporan keuangan sampai dengan satu tahun setelah merger.
Laporan keuangan yang dihasilkan pada saat penggabungan atau merger adalah dengan menggunakan metode pooling of interest. Dimana nilai laporan keuangan dari mergernya kedua bank ini merupakan penjumlahan dari masing-masing akun dari tiap-tiap bank. Sehingga laporan keuangan konsolidasi Bank hasil merger merupakan penggabungan harta, kewajiban, ekuitas dari masing-masing perusahaan yang melakukan penggabungan usaha
Merger is an alternative strategy that is commonly used to increase the growth and development of a company. In the world of banking, both on a national and international scale, alternative mergers are one of the alternative business strategies that are considered effective in improving the health condition of banking in a country.
The merger strategy in Indonesia is also one of the agendas in the regulation of Bank Indonesia as the central bank as stated in the Indonesian Banking Architecture (API). In accordance with the banking consolidation strategy contained in the API, there is an obligation to fulfill banking capital that must be met in the amount of Rp 80 billion by the end of 2007. This is the main motive for the merger of PT Bank Y (BY) into PT Bank X Tbk (BX) on January 8, 2008.
With the merger between BY and BX, it is necessary to evaluate the synergy created, namely to determine whether the strategic decision of the bank's business to conduct a merger is the right decision or not. One way to measure synergy is to know the benefits of the merged bank, one of which is through the assessment of basic financial ratios according to the calculation of the soundness of the bank conducted by Bank Indonesia. This includes an assessment of the results that have been achieved during the first quarter after the merger and an assessment of the projected financial statements up to one year after the merger.
The financial statements produced at the time of the merger or merger are using the pooling of interest method. Where the value of the financial statements of the merger of these two banks is the sum of each account from each bank. Therefore, the consolidated financial statements of the Bank resulting from the merger are a combination of assets, liabilities, and equity of each of the companies conducting the business combination.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Vanda Rianti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak merger pada PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank OCBC-NISP Tbk terhadap kinerja keuangan dan kinerja non keuangan mereka untuk periode 2004-2019 dan 2007-2019, menggunakan data sekunder seperti laporan keuangan dan publikasi laporan lainnya. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis nilai pasar. Kinerja non keuangan diukur dengan melihat pertumbuhan dana nasabah, pertumbuhan kantor cabang, dan produktivitas karyawan. Analisis dampak merger dilakukan dengan membandingkan kinerja bank dari sebelum dan sesudah merger, kinerja antara bank merger, dan kinerja antara bank merger dengan bank yang tidak merger. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja bank sesudah merger lebih baik yang terutama terlihat dari rasio CAR, NPL, kapitalisasi pasar, jumlah dana nasabah, dan produktivitas karyawan. Kinerja OCBC-NISP lebih baik dari CIMB Niaga. Kinerja dari bank merger tidak memiliki perbedaan yang signifikan dari bank yang tidak merger kecuali untuk CAR, ROA, LDR, dan produktivitas karyawan.

This research aims to analyze the impact of the merger of PT Bank CIMB Niaga Tbk and PT Bank OCBC-NISP Tbk on their financial performance and non-financial performance for the period 2004-2019 and 2007-2019, using secondary data such as financial statements and other published reports. Financial performance is measured using financial ratio analysis and market value analysis. Non-financial performance is measured by using the growth of customer funds, branch office growth, and employee productivity. Analysis the impact of merger is conducted by comparing the performance of banks before and after the merger, the performance between the merged banks, and the performance between the merged banks and non-merged bank. This research shows the bank’s performance after the merger is better which is mainly seen from the ratio of CAR, NPL, Market Capitalization, Total Customer Funds, and Employee Productivity. The performance of OCBC-NISP is better than CIMB Niaga. The performance of the merged bank does not have a significant difference from the non-merged bank except for CAR, ROA, LDR, and Employee Productivity. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S10034
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>