Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Kurniati
"Perkembangan teknologi Komunikasi saat ini sangat mempengaruhi cepatnya laju informasi didalam masyarakat. Para pengusaha melihat hal ini sebagai suatu peluang untuk berbisnis baik dari segi penyedia media komunikasi maupun dari segi yang memanfaatkan media . Periklanan melalui media televisi merupakan salah satu hasil nyata, dari pemanfaatan keadaan yang ada. Namun, hal tersebut tidak pula terlepas dari pengamatan hukum. Dimana hukum perjanjian memegang peranan penting untuk menempatkan para pihak yang terkait ditempat yang aman untuk berbisnis. Antara televisi swasta yang satu dengan yang lainnya tidak mengatur hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian penayangan iklan pada media televisi mereka secara seragam. Oleh karena itu penulis akan melihat sampai sejauh mana ketidak seragaman hal tersebut terjadi. Pada akhirnya, penulis akan memperlihatkan persamaan-persamaan dan perbedaan - perbedaan yang ada sebagai suatu kesimpulan pada skripsi ini."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1994
S20533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Dharma Gita Diyaksa
"Menjelang Pemilihan Umum Presiden Indonesia tahun 2014 ramai pemberitaan dengan isu kejahatan, pelanggaran hukum, kecurangan, atau bentuk tindakan lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral masyarakat yang dilakukan oleh kandidat calon Presiden, calon Wakil Presiden, atau pendukungnya. Dari sejumlah pemberitaan media massa dengan isu tersebut, peneliti menetapkan pemberitaan Metro TV dan TV One sebagai subjek dalam penelitian ini. Adapun metode yang digunakan adalah analisis framing. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui makna dibalik tayangan berita Metro TV dan TV One pada periode 1 Mei 2014 sampai dengan 6 Mei 2014, 1 Juni 2014 sampai dengan 4 Juni 2014, dan 1 Juli 2014 sampai dengan 8 Juli 2014. Hasilnya, peneliti melihat fenomena ini sebagai suatu bentuk kejahatan tersembunyi. Terdapat hubungan yang tidak setara dan konstruksi yang bersifat merugikan yang terkandung dalam makna pemberitan Metro TV dan TV One. Disisi lain juga terdapat pemaksaan makna dan simbol yang mengganggu otonomi pihak lain.

Ahead of 2014 Indonesian's Presidential Election news are crowded with the issue of crime, lawlessness, fraud, or any other action that is incompatible with the moral values of society by Presidential candidates, candidate for Vice President, or their enthusiasts. Based from a number of news on mass media regarding these issue, researcher establishes Metro TV and TV One news as a subject in this study. The method used is framing analysis. This method used to determine the meaning behind the news shows on Metro TV and TV One between the period of May 1st, 2014 until May 6th, 2014, June 1st, 2014 until June 4th, 2014, and July 1st, 2014 until July 8th, 2014. As a result, the researcher sees this phenomenon as a form of hidden crime. There are unequal relations and constructions that are detrimentals within the meaning of Metro TV and TV One news. On the other hand there is also an imposition of meanings and symbols that interfere with the autonomy of others.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Kardiman
"Munculnya media televisi swasta di Indonesia membawa dampak perkembangan di bidang pertelevisian, terutama dalam bentuk persaingan untuk memperebutkan khalayak pemirsanya. Persaingan antar media televisi tersebut, justru membawa dampak positif bagi peningkatan mutu sajian program siarannya dan memberi alternatif pilihan terhadap pares pemirsa.
Persaingan program acara penyajian informasi di antara media televisi di Indonesia, terutama media televisi pemerintah (TVRI) dan media televisi swasta (RCTI), menarik perhatian penulis untuk dijadikan obyek penelitian tesis. Jika kita lihat pada masa sebelum munculnya media televisi swasta, TVRI sangat mendominasi pemberitaan informasi dan merupakan sumber utama informasi. Hal ini dapat dimaklumi karena TVRI sebagai media televisi yang mengemban misi pemerintah.
Yang menarik dalam persaingan tersebut ialah gejala perubahan pola penggunaan media televisi, khususnya di bidang siaran berita dalam negeri. Pemirsa tv dihadapkan pada alternatif pilihan untuk mendapatkan informasi yang berasal dari media TVRI atau RCTI.
Gejala perubahan pola penggunaan media televisi yang berkaitan dengan isi media, pencarian kepuasan (gratifications sought) dan perolehan kepuasan (gratifications obtained) ini merupakan keaktifan khalayak dalam memenuhi kebutuhan informasi. Menurut Blumler, aktivitas khalayak tidaklah lama aktifnya dalam mengkonsumsi media. Levy dan Irlindahl (1984, 1985) mengembangkan temuan Blumler bahwa aktivitas khalayak bervariasi melintasi dimensi temporal, yakni: before, during, dan after exposure terhadap media yang dikonsumsinya.
Bertolak pada permasalahan tersebut di atas, penelitian tesis ini bertujuan menjelaskan secara deskriptif pola penggunaan media, hubungan aktivitas khalayak dengan gratifikasi/kepuasan yang diperolehnya, serta faktor-faktor gratifikasi/kepuasan yang diperoleh khalayak.
Dalam penelitian ini digunakan metode survai. Daftar pertanyaan dikirimkan kepada 350 khalayak sasaran penelitian, yakni: pemirsa televisi yang berusia di atas 17 tahun, minimal berpendidikan sekolah lanjutan atas, dan bertempat tinggal di DKI Jakarta. Dengan petunjuk petugas lapangan (pembantu peneliti) responden mengisi sendiri (self administered) daftar pertanyaan kemudian dikembalikan kepada petugas. Hasil pengumpulan data di lapangan diolah dengan menggunakan peralatan komputer SPSS PC+.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada preferensi terhadap isi media televisi yang ditonton, sebagian besar (95%) responden menyukai acara berita, terutama berita politik. Umumnya responden tidak merencanakan lebih dulu sebelum menonton televisi. Selama menonton, umumnya responden tidak melakukan aktivitas lain, selain menonton. Dan hanya sebagian saja dari responden yang memanfaatkan apa yang telah ditontonnya.
Pada uji signifikansi korelasi dapat dikemukakan bahwa terdapat kecenderungan bahwa tidak ada hubungan antara variabel aktivitas responden (sebelum, selama, sesudah menonton tv! dengan variabel Kepuasan yang diperolehnya (gratifications obtained) melalui acara berita yang ditontonnya (berita politik, ekonomi, dan lingkungan).
Selanjutnya pada tahap analisis faktor atas variabel Kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan pada variabel tersebut mencerminkan factor Gratifications Obtained responden, terutama: pada level kognitif dan afektif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Yuwani
"ABSTRAK
Untuk memasarkan produk baru, diperlukan strategi periklanan yang cukup untuk dapat menggerakkan konsumen agar bertindak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pemasaran produk tersebut. Dalam suatu kampanye iklan produk baru, hal yang harus mendapat perhatian adalah bagaimana agar khalayak dapat menerima pesan iklan yang dilancarkan, sehingga produk itu dapat dikenal dan diketahui oleh khalayak. Produk permen Kayane merupakan salah satu produk baru yang melakukan kampanye iklan melalui media televisi. Setiap kampanye iklan diharapkan mendapatkan respon positif dari khalayaknya. Iklan Kayane di RCTI ditayangkan melalui program acara musik Panggung Libels. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai khalayak sasaran produk permen Kayane yaitu remaja. Iklan televisi merupakan jenis iklan audio visual sedang berkembang pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan karena munculnya stasiun televisi swasta yang memperbolehkan adanya siaran komersial. Iklan televisi dikatakan media efektif untuk dalam yang menyalurkan pesan karena kemampuannya mengkombinasikan citra visual, gerakan maupun sekaligus, sehingga kesempatan untuk mengembangkan pesan kreatif dan imajinatif lebih memungkinkan. Selain suara yang itu salah satu keuntungan iklan televisi adalah kemampuannya menjangkau khalayak yang besar. Untuk memperkenalkan adanya produk baru, pengiklan berusaha menyampaikan pesan agar produknya dikenal oleh khalayaknya, dan melalui pesan tersebut khalayak dapat mengetahui keistimewaan produk yang diiklankan tersebut. Iklan Kayane berusaha memperkenalkan produk permen baru yang mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh produk lain. Agar iklannya mendapatkan perhatian dari khalayaknya, Kayane memakai presenter dari kalangan celebrities. Dengan pemakaian jingle untuk menyampaikan ide penjualan, diharapkan khalayak dapat menerima pesan yang dilancarkan. Pengetahuan khalayak terhadap suatu pesan iklan merupakan suatu proses komunikasi. Dimana harus ada kesamaan pemikiran antara komunikator dan komunikan, agar pesan itu diterima komunikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikan. Dalam suatu kampanye iklan, perlu diketahui respon khalayak pada tahap kognitif, yang mencakup awareness (kesadaran) dan knowledge (pengetahuan). Dengan mengetahui tiap tahap respon khalayak dilakukan perbaikan-perbaikan apabila kampanye yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dapat membuat strategi baru untuk tahap selanjutnya. Dari hasil penelitian ini, diperoleh adanya akan dapat pengetahuan sadar tahu (awareness knowledge) yang tinggi terhadap iklan Kayane. Disini khalayak telah mengetahui adanya iklan Kayane dan mengetahui jenis produk yang diiklankan. Pengetahuan khalayak pada tahap how to knowledge (pengetahuan teknis) terhadap iklan Kayane masih dalam taraf sedang. Pengetahuan khalayak pada tahap principle knowledge (pengetahuan prinsip) masih rendah. Pengetahuan prinsip adalah tahap paling tinggi dalam tingkat pengetahuan, karena disini bisa dilihat apakah khalayak telah mengetahui bagaimana fungsi produk yang diiklankan. Secara umum pengetahuan khalayak terhadap iklan Kayane di RCTI belum mencapai hasil maksimal, karena banyak yang tidak mampu mengungkap inti pesan yang ingin disampaikan komunikator."
1992
S3955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eky Wahyudi
"Dalam dunia jurnalisme, indepedensi merupakan hal yang sangat penting. Independensi mensyaratkan jurnalis terbebas dari tekanan/ pengaruh apapun di luar kepentingan publik dan hati nurani si jurnalis ketika mencari dan menyampaikan informasi kepada publik. Tanpa adanya independensi sebuah berita akan dipenuhi dengan kepentingan-kepentingan pihak tertentu.
Kovach dan Rosenstiel (Kovach, 2001) menempatkan independensi sebagai prinsip atau elemen keempat jurnalisme. Independensi bagi jurnalis berada pada semangat dan pikirannya. Jurnalis seharusnya tidak netral melainkan bersikap dalam karyanya. Independensi diukur dari kredibilitas. Kredibilitas mereka berakar pada akurasi, verifikasi dan kepentingan publik yang lebih besar dan hasrat untuk menyampaikan informasi.
Independensi jurnalis semakin diuji ketika menghadapi pemilu. apalagi jika pemilik media ikut terjun dalam dunia politik. Tentunya akan berdampak pada ruang pemberitaan media tersebut karena akan terjadi konflik kepentingan. Hal ini yang terjadi pada RCTI pada saat Pemilihan Umum 2014.
Hasil dari analisis tulisan ini menunjukkan bahwa ruang pemberitaan seputar Indonesia melanggar Kode Etik Jurnalistik terutama mengenai prinsip independensi seperti pembatasan berita mengenai Jokowi, rangkap jabatan pemimpin redaksi RCTI sebagai tim sukses salah satu calon presiden hingga pemecatan terhadap produser program seputar Indonesia . Dewan pers pun memberikan teguran kepada RCTI melalui PPR Dewan Pers Nomor 27/ PPR-DP/ XI/ 2014.

In the world of journalism, independency is very important. The independence requires journalists freed from the pressure / influence anything outside the public interest and conscience of the journalist when searching for and deliver information to the public. Without the independence of the news will be filled with the interests of certain parties.
Kovach and Rosenstiel (Kovach, 2001) puts independence as a principle or fourth element of journalism. The independence of journalists are in the spirit and mind. Journalists should not be neutral but in his work. Measured the independence of credibility. Their credibility rooted in accuracy, verification and greater public interest and desire to convey information.
The independence of journalists getting tested when the elections. especially if the owner of the media go jump in world politics. Will certainly have an impact on the media newsroom as it would be a conflict of interest. This is what happened on RCTI during 2014 elections.
The results of the analysis of this paper shows that the newsroom about Indonesia violated the Code of Ethics of Journalism, especially regarding the independence of such restrictions regarding Jokowi news, dual position as chief editor of RCTI successful team one of the presidential candidates to dismissal of the program producers around Indonesia. Press Council also give warning to RCTI through PPR Press Council No. 27 / PPR-DP / XI / 2014.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tribuana Tungga Dewi
"Berita dalam industri penyiaran adalah program yang semestinya independen dan ada dengan tujuan menjadi media bagi seluruh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang sebenarnya. Tetapi, sejak berubahnya struktur industri pertelevisian di Indonesia, peran negara yang sebelumnya sangat dominan menjadi melemah. Bagi sebagian orang perubahan struktur ini dianggap sebagai hal positif. Tetapi nyatanya apa yang kita saksikan di layar kaca, terutama televisi swasta, tak ubahnya sebagai produk dan perpindahan dominasi. Jika sebelumnya dominasi berada di tangan pemerintah, maka saat ini dominasi tersebut beralih ke tangan industri periklanan.
Kehadiran televisi-televisi baru di Indonesia pasca orde baru, membawa angin segar bagi pemirsa dan pengamat media. Dalam suasana reformasi diharapkan akan muncul kebebasan dari kungkungan penguasa yang akhirnya akan membebaskan media untuk menyalurkan informasi ke khalayaknya. Untuk itulah menjadi menarik mengamati keberadaan program berita di stasiun televisi Trans TV, salah satu stasiun televisi yang muncul pasca orde baru. Benarkah angin segar akan bertiup dalam dunia pemberitaan pada khususnya dan dunia pertelevisian pada umumnya?
Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisa wacana kritis, yaitu tipe penelitian analisa wacana yang terutama mempelajari bagaimana penyalahgunaan kekuatan sosial, dominasi, dan ketidakadilan (inequality) muncul, direproduksi, dan dikonfrontasikan melalui teks dan pembicaraan dalam konteks sosial-politik. Pada tingkatan teks, peneliti akan melakukan analisa isi dari beberapa tayangan berita Trans TV, pada dimensi discourse practice pengumpulan data akan dilakukan dengan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan tim redaksi Berita Trans Petang selama beberapa waktu. Sedangkan dalam dimensi sosiokultural, peneliti akan melakukan studi dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apa yang terjadi dalam ruang redaksi televisi swasta baru, dan dalam skala yang lebih luas, yaitu konteks sosiokultural tidaklah semenyegarkan yang diprediksi banyak orang. Usaha mengejar rating yang lebih tinggi adalah motivasi utama proses pengemasan produk pemberitaan. Di samping itu, masalah kejaran tengat waktu, rutinitas organisasi, dan dominasi kelas penguasa tetaplah menjadi penentu proses produksi pemberitaan yang hasilnya dapat kita saksikan di layar kaca. Hanya saja jika dahulu pemerintahlah yang memegang kendali, saat ini industri periklananlah yang mengontrol apa yang layak dan tidak layak ditayangkan. Batas-batas antar divisi dalam organisasi televisi makin mengabur, ini menyebabkan divisi pemberitaan bukanlah lagi -suatu divisi independen yang memberikan fakta dan informasi umum bagi khalayaknya. Melainkan sekedar kepanjangan tangan dari usaha pemenuhan kebutuhan khalayak yang diasumsikan sebagai khalayak potensial oleh industri periklanan.
Jika khalayak tidak menyukai idealisme pemberitaan yang dianut maka dengan mudahnya mereka dapat memindahkan saluran ke stasiun lain. Dengan demikian tak heran jika rating adalah yang paling penting untuk industri pertelevisian saat ini. Oleh sebab itu, setiap tayangan berita wajib dibuat untuk memenuhi kegemaran pemirsa yang dianggap sebagai pembeli potensial oleh pengiklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jebada, Frederick F.
"Tesis ini membahas mengenai hubungan faktor-faktor experiential positioning terhadap keputusan menonton TV Berita, dengan studi pada Metro TV dan tvOne. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif, responden mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas Indonesia, berjumlah 170 orang. Metode analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan analisa Structural Equation Modeling (SEM) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi yang paling dominan dalam menjelaskan faktor-faktor experiential positioning Metro TV adalah dimensi karakter, sedangkan tvOne adalah dimensi tema. Dimensi yang paling dominan dalam menjelaskan keputusan menonton adalah dimensi keinginan menonton pada Metro TV, dan dimensi rencana menonton pada tvOne. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara experiential positioning terhadap keputusan menonton TV Berita, baik pada Metro TV maupun tvOne.

This thesis focuses on the relationship between experiential positioning factors and viewers satisfaction in watching news tv, using Metro TV and tvOne as the case study. This quantitative research with explanatif design focuses on 170 university of Indonesia communication post graduate students. The data analysis method is done by using descriptive statistic analysis and structural equation modeling (SEM) analysis to prove the hipotesis of the research. This research shows the most dominant dimention in explaining experiential positioning factors in Metro TV is the character dimension, while tvOne is theme dimension. The most dominant dimension that explains the watching decision is the watching desire for Metro TV, and Planning to Watch dimension for tvOne. Positive and signifikan influences are found in experiential positioning to the news tv watching decision in both Metro TV and tvOne.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Nanda
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki fokus untuk mengkaji interpretasi khalayak terhadap
retorika politikus dalam acara Apa Kabar Indonesia di TV One. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis
resepsi yang dikembangkan Stuart Hall. Informan utama merupakan khayalak
penonton televisi.Sumber data diperoleh dari wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian ini menggambarkan bagaimana khalayak memaknai retorika politisi
dalam acara televisi secara beragam (hegemonik, negosiasional, dan oposisional)

Abstract
This research focused on assessing the public interpretation of the rhetoric of
politicians on the television talk show ?Apa Kabar Indonesia? TV One. This study
used a descriptive qualitative approach using reception analysis that developed by
Stuart Hall. The main informants weretelevision viewers. Sources of data obtained
from interviews, and documentation. The results of this study illustrated how
audiences interpret of the politicians rhetoric on television shows inpolysemy
meaning (hegemonic, negotiation, and oppositional)"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31027
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Ikhsan
"Semenjak lahirnya beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia, kecenderungan untuk memanjakan pemirsa dengan memberikan tayangan menarik, merupakan suatu keharusan guna bisa menjaring pemirsa sebanyak mungkin. Berbagai strategi diciptakan, guna bisa berkompetisi dengan lainnya. Dampaknya jika sebuah acara bisa menarik minat pemirsa maka hal ini diyakini akan memberikan pemasukan berupa iklan (bagi swasta) yang merupakan sumber penghasilannya. Skripsi ini berusaha memberikan gambaran tingkat persaingan stasiun televisi, dari sisi harapan dan kepuasan yang diperoleh. Guna menunjang hal itu dipakai Teori Niche yang menjelaskan bahwa persaingan antar media massa dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki sumber penunjang kehidupan yang sama. Penerapan teori ini, dalam penelitian komunikasi massa dilaksanakan pada pendekatan Uses and Gratification Sesungguhnya pendekatan ini menjabarkan bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka yakni apa yang menjadi harapan dan apa yang diperoleh. Di sini terdapat sebuah penggabungan dengan teori Niche dalam mengamati tingkat persaingan antar stasiun TV dalam memanjakan pemirsa. Pengetahuan tentang superioritas dari Niche , dilaksanakan dalam mengetahui siapa yang unggul dalam melakasanakan hal tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa TVRI masih belum mampu menandingi superioritas RCTI, baik pada dimensi kognitif (informasi) dan Afektif (hiburan). Untuk TPI dalam tingkat perhatian mahasiswa belum begitu menguat. Superioritas antara SCTV, Anteve dan Indosiar bisa saling mengisi ( interchagebility ) baik dalam dimensi kognitif maupun afektif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S3998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>