Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyota Adhishakti Nandana
"Pandai besi merupakan salah satu kegiatan industri sekunder di pedesaan selain pertanian. Pandai besi tersebar di desa-desa di Indonesia,dan salah satunya di Kecamatan Cisaat. Pandai besi yang terdapat di Cisaat mengalami penyusutan sejak periode tahun 1980. Penelitian ini mengkaji pola keruangan lokasi pandai besi di Kecamatan Cisaat berdasarkan variabel lokasi pandai besi, produksi, dan pasca produksi dari setiap pandai besi dengan menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum sebaran lokasi pandai besi di Kecamatan Cisaat menunjukkan pola mengelompok dilihat dari jarak masing-masing titik yang berdekatan. Di dalam pola yang mengelompok ini terdapat perbedaan yang dilihat dari faktor produksi dan pasca produksi pandai besi. Berdasarkan faktor tersebut, maka pola keruangan pandai besi di kecamatan Cisaat secara detil terlihat variatif. Pandai besi yang memiliki komoditi, modal, tenaga kerja, jenis produk, jumlah produksi paling variatif dan usia usaha yang paling tua terdapat di wilayah yang dekat dengan pusat pertokoan industri logam.

Blacksmith is one of the secondary industrial activities in rural areas besides agriculture. Blacksmiths scattered in villages in Indonesia, and one of them is exist in Cisaat District. Blacksmith contained in Cisaat shrinkage since the period of 1980. This study examines the pattern of spatial location of a blacksmith in the District based on the blacksmith's location variable, production, and post-production of any blacksmith using descriptive methods.
The results showed that the overall distribution of blacksmith's locations in the Cisaat District is form into clustered patterns, seen from the distance that are close between each points. In the clustered pattern seen there are differences of factors of production and post production blacksmith. Based on these factors, in detail, the spatial pattern of blacksmiths in the Cisaat District look varied. Blacksmiths who have a commodity, capital, labor, product variation, the amount of production of the most varied and the longest workshop period are found in areas that close to the metal industry market center.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1448
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Agus Prihatono
"Perencanaan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan produktifitas dan kinerja produksi sehingga akan menghasilkan produk dengan mutu tinggi, biaya rendah dan tepat waktu. Hal ini menjadi kriteria yang mutlak diperlukan dalam era globalisasi, terutama bagi industri jasa trasportasi udara di mana persaingan global sudah sedemikian ketat.
Engine Maintenance Shop PT Elang Perkasa yang dipersiapkan untuk menjadi salah satu Strategic Business Unit dan induk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, transportasi udara, harus membenahi sistem pengendalian manajemen yang selama ini terkesan lamban dan kurang informatif agar dapat mencapai tujuan yang dicanangkan. Untuk mendapatkan perencanaan pengendalian produksi yang balk perlu dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi struktur organisasi, sistem dan prosedur, keseimbangan beban kerja unit produksi sampai komputerisasi agar proses pelaksanaan menjadi lebih cepat, kekurangan sumber daya manusia tertanggulangi dan kesalahan manusia dapat dikurangi.
Perbaikan pada strukiur organisasi dilakukan melalul penataan kembali terhadap Organisasi yang ada, yaitu dengan memberi kewenangan lebih banyak kepada PPC dalam menjalankan delapan fungsi yang harus dilaksanakannya Untuk itu PPC harus merupakan unit tersendiri dalam organisasi Engine Maintenance Shop dan disamping itu juga menyatukan salah satu fungsinya, yaitu material preparation yang selama ini berada di bawah unit produksi.
Perbaikan keseimbangan beban kerja unit produksi dilakukan dengan penempatan tenaga kerja yang memperhitungkan beban kerja setiap subseksi. Analisa beban kerja dihitung dengan cara melakukan pendataan atas kebutuhan manhours untuk mengerjakan perawatan/ perbaikan setiap part.
Dengan melihat jumlah dan jenis engine yang dirawat serta dengan memperhitungkan keahlian dan banyaknya tenaga kerja yang ada, maka perencanaan dan pengendalian produksi harus dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi Hal ini dipandang perlu karena dengan sistem ini akan dapat mengurangi paper work dan human error, informasi dapat diperoleh lebih cepat dan akurat serta dengan tambahan pendidikan dan pelatihan yang tidak terlalu lama maka sumber daya manusia yang telah ada dapat dimanfaatkan lebih efektif dan efisien.
Terdapat beberapa perbedaan dalam penetuan ruang lingkup pekerjaan fungsi perencanaan pengendalian produksi antara yang biasa diterapkan pada industri manu facturing dengan industri perawatan engine pesawat terbang yang hanya melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan. Tetapi secara global dapat dikatakan sama, sehingga dengan demikian konsep dasar yang dipakai dapat diterapkan pada PPC Engine Maintenance Shop PT Elang Perkasa dengan beberapa modifikasi untuk penyesuaian. Dalam penerapan usaha perbaikan yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari commit ment pihak manajemen dan pelaksana produksi sendiri, schingga apa yang selama ini menjadi kendala dapat ditanggulangi yang pada gilirannya tujuan untuk menghasilkan perawatan Jet engine sesuai dengan world tnii around time dapat tercapai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Tri Hapsari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Wahdi
"PT. A adalah sebuah perusahaan memproduksi produk kemasan fleksibel untuk perusahaan-perusahaan lain yang sudah cukup berkembang. Untuk mengantisipasi tingkat persaingan yang semakin ketat, pihak manajemen dari perusahaan ini ingin mengetahui bagaimana kinerja perusahaan selama ini. Unfuk itulah maka diperlukan suatu indikator untuk mengetahui kualitas kerja dari pemsahaan agar nantinya dapat dibuat kebijakan-kebijakan yang dapat meningkaikan kemajuan perusahaan.
Perhitungan produktivitas parsial dan total dapat_ berguna qntuk méngetahui sebenapa-“bésaf efisiensi dan efekti\Htas pénggunaan sumber daya yang ada untuk kepentingan perusahaan. Dari hasi! perhitungan produktivitas parsial dapat diketahui pada bagian mana perusahaan ini telah berjalan baik dan di bagian mana masih terdapat kekurang-kekurangan_ Dari hasil ini kemudian akan dicari akar penyebab masalah untuk kemudian diambil tindakan dalam mengatasi masalah tersebut. Sedangkan dari hasil pemitungan produktivitas total dapat diketahui kinerja pemsahaan secara keseluruhan sehingga dapat dikeluarkan kebijakan yang bersifat menyeluruh.
Setelah kondisi perusahaan dapat diketahui dengan jelas maka kemudian dibuat perencanaan peningkatan produktivilas perusahaan. Dari sini diharapkan nantinya tingkat produktivitas perusahaan akan meningkat sehingga keuntungan yang diperoleh dapat lebih besar yang dapat menambah kemajuan perusahaan untuk bisa memenangkan persaingan yang sangat ketat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Hashilah
"Sertifikasi CAFÉ Practices merupakan standarisasi yang diterapkan oleh Starbucks Coffee agar mampu menciptakan suatu sistem perdagangan kopi yang berkelanjutan dan mampu memenuhi standar konsumen. Sertifikasi itu sendiri hanya akan efektif dan efisien diterapkan pada karakter wilayah dan petani tertentu. Di Sulawesi Selatan Terdapat beberapa wilayah penghasil kopi yang memiliki karakter berbeda-beda yang akibatnya setelah diterapkan sertifikasi CAFÉ Practices menghasilkan perubahan pola mata rantai nilai. Adanya ikatan yang kuat dengan tanah adat, penerapan sertifikasi menghasilkan perpanjangan pola mata rantai nilai kopi. Perpanjangn pola ditandai dengan munculnya simpul baru yang menandakan penerapan sertifikasi tidak efisien di wilayah yang ikatan dengan tanah adatnya masih kuat.

CAFÉ Practices certification is a standardization applied by Starbucks Coffee to create a sustainable coffee trade and to fulfill the consumers standards. Certification will be effective and efficient in a particular character of region and farmer. South Sulawesi has various characters of farmers and regions. Those characters influential to the changing of coffee value chain pattern after the assembling of CAFÉ Practices Certification. The tied of land custom is the strongest cause of the changing pattern. It makes the value chain become longer, it indentified by the appearance of a new node, which is mean a new actor of the chain. The appearance of a new node after applying CAFÉ Practices indicates inefficiency of that certification applied in a region which is has a strong tide of custom land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutadi
"Dengan semakin ketatnya persaingan dalam bisnis manufaktur, PT X yang memproduksi Kotak Terminal Batas (KTB) untuk keperluan sambungan jaringan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) ke pelanggan, menghadapi masalah produksi dan persediaan yang fluktualif. Untuk menyelesaikan masalah, PT X memerlukan adanya penentuan perkiraan jumlah permintaan, kecepatan produksi, pola produksi dan persediaan pengaman yang memberikan hasil produksi yang ekonomis.
Langkah pertama penyelesaian masalah itu adalah menentukan pola peramalan permintaan KTB berdasarkan data permintaan masa lampau. Langkah kedua yaitu menentukan kecepatan produksi yang memberikan biaya produksi terendah. Langkah ketiga adalah menentukan pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah. Dan langkah terakhir adalah menentukan jumlah persediaan pengaman pada tingkat terpenuhinya permintaan sebesar 99%.
Dari langkah pertama penyelesaian masalah diperoleh hasil bahwa pola peramalan permintaan siklik memberikan proyeksi permintaan yang terbaik, dengan persamaan d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t.
Dari langkah kedua penyelesaian masalah didapatkan bahwa hasil penelitian membuktikan kecepatan produksi 105% dari kecepatan produksi yang ada selama ini, memberikan biaya produksi per unit yang terendah. Sedangkan untuk langkah ketiga penyelesaian masalah didapatkan bahwa pola produksi yang memberikan total biaya produksi terendah adalah pola produksi yang mengikuti pola peramalan permintaan. Dan akhirnya jumlah persediaan pengaman yang dapat memberikan tingkat terpenuhinya permintaan 99% adalah sebesar 1.209 unit KTB.

Fierce competition in manufacturing industry, PT X which producing KTB to connect TELKOM networking to their customer, faced with fluctuated production and inventory problem. For the problem solving, PT X needs to act determining prediction number of demand, production rate, aggregate planning for manufacturing and safety stock.
The first step to solve that problem is to determine KTB's trend forecasting demand, which based on the past demand. The second step is to determine the lowest cost of production rate. The third step is to determine aggregate production planning for manufacturing with the lowest total production cost. Then the final step is to determine number of safety stock at coverage of expected demand 99%.
From the first step of problem solving obtain the best projected demand is the cyclic trend of forecasting demand, with equation of forecasting demand d'= 13.664 + 5.396,66 Cos (π/6)t - 3.191,6 Sin (π/6)t. From the second step of problem solving obtain the result of research is production rate 105% from all this time production rate getting lowest unit production cost. While the third step of problem solving obtains aggregate production planning which getting lowest total production cost is aggregate production planning which the output closely following demand (chase demand). And finally number of safety stock obtain at coverage expected demand 99% is 1.209 unit KTB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T7529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi jagung jawa Timur memberi kontribusi 40 % terhadap prodocsi nasional dengan areal tanaman sekitar 1,3 juta hektar
"
BUTEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sambas Sundana
"ABSTRAK
Pelaksanaan produksi di PT ?X? sering mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan dari konsumennya dikarenakan kondisi permintaan yang selalu berfluktuatif. Dengan demikian perusahaan perlu membuat suatu srategi proses produksi dalam mengantisipasi permintaan tersebut dengan mempertimbangkan biaya produksi yang paling minimal.
Dalam menentukan strategi proses produksi diterapkan metode Chase Strategy, Assigned Workforce Levels dan Level Strategy dengan kriteria minimasi ongkos totalnya. Variabel-variabel ongkosnya meliputi ongkos tenaga kerja langsung, ongkos rekrut, ongkos PH, ongkos jam kerja normal, ongkos lembur, ongkos simpan, ongkos backorder dan ongkos lost sales.
Dengan bantuan program Quantitative systems (QS) version 3.0 dipilih metode terbaik dari ketiga metode yang diusulkan. Secara keseluruhan didapat strategi yang terbaik yaitu dengan memakai metode Assigned Workforce Levels yang memberikan ongkos total kumulatif tenaga kerja per tahun sebesar Rp. 9.945.847,- sedangkan ongkos total produksi per tahun untuk Audio part sebesar Rp. 83.723.960,- TV part sebesar Rp. 133.800.216,- Rak Nasional sebesar Rp. 720.194.496,- Rak Sanyo sebesar Rp. 764.004.288,- Rak Mitsubitshi seb.car Rp. 836.290.560,- MDF 2500 sebesar Rp.887.041.472,- dan MDF 3000 sebesar Rp. 1.190.621.440,-

ABSTRACT
The carrying out of production at PT. 'X' frequently find it difficult to meet the demand of its consumers, because of the demand's condition which is very fluctuate. The company needs a kind of process production strategy to anticipate the demand by considering the minimum production cost.
In determining the process production strategy, method of Chase strategy, Assigned Workforce levels and Level strategy are implemented with the criteria of minimized total cost. The cost variables include regular workforce cost, hiring cost, firing cost, regular man hours cost, overtime cost, inventory cost, backorder cost and lostsales cost.
With the help of Quantitative Systems (QS) version 3.0, the best method is chosen of the three ones proposed. As it turn out, the Assigned Workforce Levels method proved to be the most applicable, by giving the total cumulative workforce cost per year is 9,945,847 rupiahs, while the total production cost per year for Audio part is 83,723,960 rupiahs, TV part is 133,800,2I6 rupiahs, Rack National is 720,194,496 rupiahs, Rack Sanyo is 764,004,288 rupiahs Rak Mitsubitshi is 836,290,560 rupiahs, MDF 2500 is 887,041,472 rupiahs and MDF 3000 is 1,190,521,440 rupiahs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fitria
"The Indonesian cosmetic industry recently has not yet covered on domestic market demand, where the production ability of cosmetics have been reached on 20% level, with the result that the opportunity of the cosmetics industry is widely open. Even more when be able to creating a new specific market segment, such as Wardah cosmetic the product of PT. Pusaka Tradisi ibu, Which oriented to serve the low mediate Moslem consumer and already hold a certificate of Halal from LPPOM MUI and have been registered on Indonesian Department of Health.
Within the effort to increase the quality of the Wardah cosmetics is a necessary to find out the preference of the potential customer by survey and research until the effort for the product development quality result can be focused to increasing the customer satisfactions, while the quality is also a key of success to facing and winning the competition.
Based on level of product satisfaction and level of importance about the product quality, it Is indeed so have degree of discrepancy and the weakness factor from the product. To reach an improvement direction and increasing the Wardah cosmetic quality appropriate with the expectation and perception customer, then the Quality Function Deployment (QFD) method can be used. This method can be implementation for the customer requirements inside the product attribute, and then translated on the House of Quality (HOQ). From this analysis will give a focus to do an improvement about the product quality attribute, also can be a company consideration on doing the development priority in a technical manner or non - technical manner for increasing the product quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heroe Sunarko
"Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua pada tahun 1945 dan kemudian disusul oleh adanya pendudukan dan pengawasan Sekutu atas negara Jepang, telah membawa perubahan-perubahan yang sangat signifikan dalam berbagai aspek kebbidupan masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh Pihak Sekutu, baik dalam bidang politik maupun ekonomi, diarahkan untuk penghapusan unsur-unsur feodal dan militer dari masyarakat Jepang serta untuk lebih menjamin terciptanya tatanan sosial, politik dan ekonomi yang lebih adil dan demokratis (Ryoosuke Ishii, 1989: 166).
Langkah-langkah reformasi ekonomi yang dicanangkan pihak Sekutu dalam upaya menciptakan tatanan ekonomi yang lebih adil ditempuh melalui pembubaran zaibatsu (klik keuangan) yakni: Mitsui, Mitsubishi dan Sumitomo, karena dinilai telah melakukan praktek-praktek monopoli dan merugikan rakyat. Selain itu, Pemerintah juga mengadakan peninjauan dan penataan kembali kepemilikan tanah (land reform) , serta pada saat yang bersamaan, memperbaiki produk-produk hukum dengan mensahkan Undang Undang Anti Monopoli (Dokusen Kinshi Ho) dan Undang Undang Dekonsentrasi (Shuchu Haijo Ho). Dengan serangkaian kebijakan tersebut, maka Jepang mulai membangun kembali perekonomian nasional dengan menitik beratkan pada sektor industri. Slogan-slogan yang dipakai pemerintah Jepang sejak awal Meiji, yakni 'memperkaya negeri dan memperkuat militer' (fukoku kyohei) mulai ditinggalkan dan lebih menekankan pada semangat "meningkatkan produksi dan memajukan industri" (shokusan kogyo).
Upaya-upaya rekonstruksi perkonomian nasional Jepang dan diikuti pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, tidak dapat dipungkiri menjadi pendorong bagi terbentuknya berbagai organisasi bisnis atau perusahaan, dalam berbagai bentuknya, yang bergerak dalam berbagai sub-sektor ekonomi. Dalam konteks ini, perusahaan-perusahaan Jepang memainkan peranan dan berfungsi sama tak ubahnya seperti organisasi-organisasi bisnis di negara-negara industri dan dimanapun juga, yakni untuk memperoleh, sejauh mungkin, keuntungan atau produksi maksimum (profit maximization) dan perluasan usaha (Business expansion) dengan biaya yang rendah (Gregory, 1982:4). Untuk mencapai tujuan tujuan tersebut, maka perusahaan memanfaatkan modal, sumber daya manusia dan teknologi yang mencakup mesin-mesin dan alat-alat produksi yang dimilikinya.
Namun demikian, gambaran mengenai keberadaan sebuah perusahaan sebagai organisasi ekonomi yang berorientasi pada perolehan keuntungan merupakan gambaran dari sisi luar suatu organisasi bisnis. Dalam masyarakat dan kebudayaan Jepang, sebuah perusahaan. diberi makna yang lebih dalam dan khusus dari sekedar sebuah unit organisasi bisnis."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>