Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jimmy Iskandar Halim
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1979
S5989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramantya Setiadi
"Penelitian ini menggunakan sebanyak 53 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang waktu tahun 2008 sampai 2010. Fraud merupakan perbuatan dalam memanipulasi informasi pada laporan keuangan dimana perusahaan yang sedang dalam kondisis keuangan yang sulit dapat terlihat baik. Tenure yang lama antara auditor dengan klien dapat saja menekan faktor yang dapat menyebabkan fraud, karena semakin lama hubungan justru dapat meningkatkan kualitas audit. Namun, dari hasil penelitian ini kedua faktor tersebut tidak berpengaruh signifikan. Hal tersebut diduga karena model MSCORE Beneish yang digunakan adalah untuk memprediksi fraud pada laporan keuangan, sedangkan di Indonesia fraud yang terjadi lebih banyak berupa pencurian aset dan korupsi. Kemudian perusahaan telah menerapkan pengendalian internal yang baik sehingga dapat mencegah fraud.

This research is to examine the impact of Audit Firm tenure and the prediction of bankruptcy with the possibility of fraud in the manufacture’s financial reports using the Beneish MSCORE model. The research has 53 sampels of manufacture companies which listed in Indonesian Stock Exchange from 2008 until 2010. Fraud is a act to manipulating the information in financial reports whereas if the companies is in the bad financial condition, but they looks good. The long tenure between the auditor and their clients may preventing the factor of causing fraud, because the long relationship can improve the quality of audit. But, from the results of this research both of the factors don’t have a signifikan elationship. It may expected because the Beneish MSCORE Model is to predict the possibility of fraud in financial report, but the fraud in Indonesia is more occure as misappropriation of assets and corruptions. Then the companies have implemented a good internal control, so it can prevent the fraud.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Zulvina
"Penelitian ini bertujuan untuk megidentifikasi mekanisme internal control pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama X dalam memitigasi risiko fraud. Proses identifikasi mekanisme internal control dilakukan dengan menggunakan konsep COSO Internal Control dan Three Lines of Defense. Penelitian dilakukan pada jabatan Account Representative dan Fungsional Pemeriksa Pajak karena kedua jabatan ini memiliki potensi risiko fraud yang lebih besar dibandingkan dengan jabatan lain pada Kantor Pelayanan Pajak X. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan data yang diperoleh berasal dari laporan-laporan pada Kantor Pelayanan Pajak X dan wawancara yang selanjutnya dianalisis menggunakan metode kualitatif. Dari data lapangan yang diperoleh, diketahui bahwa Kantor Pelayanan Pajak X masih belum optimal dalam melakukan mekanisme internal control dalam memitigasi risiko fraud. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan mekanisme internal control sehingga risiko fraud dapat dimitigasi dengan baik.

This study aims to identify the internal control mechanism at the X Primary Tax Office in mitigating fraud risk. The process of identifying internal control mechanisms is carried out using the concept of COSO Internal Control and Three Lines of Defense. The study was conducted at the position of Account Representative and Tax Auditor because these two positions have the potential for a greater risk of fraud compared to other positions at the X Primary Tax Office. The research method used is a qualitative descriptive method, which uses the data obtained from reports at the X Primary Tax Office and interviews which are then analyzed using qualitative methods. From the field data obtained, it is known that the X Primary Tax Office is still not optimal in carrying out internal control mechanisms in mitigating fraud risk. The results of the study are expected to provide input in the development of internal control mechanisms so that fraud risk can be mitigated properly."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timotheus Christanto
"Karya akhir ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses pengukuran risiko operasional. Salah satu tipe risiko dalam risiko operasional adalah tipe risiko banking fraud. Bank rentan terhadap risiko ini. Permasalahannya adalah bagaimana bank dapat mengukur risiko ini dan kemudian memitigasinya. Salah sate cara pengukuran yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia yang sesuai dengan Basel Capital Accord 2 adalah satu pendekatan yang disebut Internal Measurement Approach. Dalam pendekatan terdapat beberapa metode pengukuran antara lain adalah Model Extreme Value Theory dan Loss Distribution Approach. Keduanya dapat digunakan sebagai alat banal dalam perhitungan OpVar. OpVar adalah pengukuran berapa besar modal bank dapat menyerap kerugian akibat suatu risiko operasional dengan derajat kepercayaan tertentu.
Kedua model pendekatan untuk perhitungan OpVar tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan, dalam pengukuran tipe risiko fraud. Keduanya memerlukan estimasi parameter, EVT menggunakan parameter ξ, μ, dan σ sebagai parameter bentuk, lokasi dan skala dan langsung dapat dihitung nilai OpVar-nya. Sedangkan pada pemodelan LDA, untuk pengukuran risikonya hams melalui tahapan seperti, melakukan estimasi parameter untuk distribusi frekuensi dan parameter untuk distribusi severity-nya. Kedua hams dilakukan uji kesesuaian dengan distribusi teori dari distribusi frekuensinya dan distribusi severity-nya, melalui penggunaan nilai hasil estimasi parameternya yang sudah diperoleh melalui proses estimasi di atas. Ketiga, melalui suatu alat simulasi yang disebut Simulasi Monte Carlo, dapat dihitung nilai OpVarnya, dengan terlebih dahulu memasukkan nilai-nilai estimasi parameter baik dari distribusi frekuensinya maupun dari distribusi severity-nya . Untuk melihat apakah model LDA cukup baik untuk pengukuran OpVar maka dilakukan uji backtesling. Pemodelan EVT dengan metode Generalized Pareto Distribution, yang menggunakan nilai estimasi parameter Hill dan metode moment rata-rata serta moment standar deviasi dapat menghasilkan nilai OpVar yang paling rendah, sehingga untuk membentuk alokasi modal untuk menutup risiko ini relatif lebih rendah atau lebih ringan.
Hasil dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Bank "X" diketahui belum menggunakan pengukuran risiko operasional terutama untuk Fisiko fraud. Pengukuran risiko fraud yang disarankan adalah dengan menggunakan model pengukuran internal (IMA), dalam menentukan berapa besar OpVar bagi bank. Dalam menghitung besarnya OpVar, dapat digunakan beberapa metode antara lain adalah EVT dan LDA. Keduanya menggunakan data kerugian atau loss sebagai dasar perhitungan untuk menghitung nilai DpVar. Data kerugian dapat bersifat data historis kerugian (actual loss) atau data kerugian expected loss yang diperoleh melalui proses Monte Carlo. Kedua metode baik EVT maupun LDA dapat dilakukan perhitungan dan simulasi secara mudah dengan menggunakan bantuan software Microsoft ExcelTM, yang sederhana dan ditambah dengan pengelolaan database yang baik. Hanya perlu lebih teliti untuk menerapkannya bagi berbagai tipe risiko, karena agak bersifat manual. Perhitungan dengan metode EVT, dilakukan pertama kali dengan melakukan estimasi terhadap parameter EVT yaitu 4',6 dan p -nya. Untuk mengestimasi ketiga parameter tersebut dapat digunakan beberapa cara sebagai berikut:
a. Metode P W M
b. Metode Hill Estimator untuk parameter -nya dan distribusi moment biasa untuk parameter /r dan o.
c. Metode Blok Maksima dan POT.
d. Gabungan PWM dan Hill estimator
Sedangkan metode LDA dapat juga dipakai sebagai altematif perhitungan OpVar, dengan menggunakan simulasi MC.
Kesimpulan kedua, mengenai basil pengukuran nilai OpVar dengan model dan metode berbeda dan menggunakan derajat kepercayaan sebesar 99% (persentil tinggi) didapat basil sebagai berikut :
Perbandingan Hasil Perhitungan OpVar
PWM
_ Hill dan
Moment LDA EVT Exp.Loss
GEV Rp 1O,96Miiyar Rp 186 Milyar Rp. 21 Milyar Rp. 45 M
GPD Rp 9 Milyar Rp 23 Milyar
Dari hasil perhitungan OpVar diatas dapat disimpulkan bahwa dengan Model LDA nilai OpVar yang diperoleh adalah yang paling rendah. Sehingga untuk perhitungan alokasi modal buat bank juga relatif tidak terlalu banyak seperti metode lainnya. Metode GPD dengan model gabungan Hill dan momen, dapat juga sebagai alternatif perhitungan OpVar, karena nilai OpVar yang diperoleh hampir sama dengan metode dari model LDA.
Hasil kesimpulan ketiga adalah bagaimana melakukan mitigasi risiko fraud melalui pengalokasikan modal untuk menutup risiko fraud dengan nilai sebesar nilai OpVar, maksudnya bila bank memilih menggunakan model EVT dengan estimasi parameter Hill dan metode momen, dalam metode Generalized Pardo Distribution, bank cukup menyediakan dana pengalokasian modal sebesar Rp 23 Milyar.

The aim of this thesis is to know how to measure operational risk. One of risk type in operational risk is banking fraud risk type. Bank is susceptible with this risk. The problem is how bank can predict this risk and then how to mitigate it. One of the way to measure which recommended by Bank Indonesia which appropriate with Basel Capital Accord 2 is an approach which named Internal Measurement Approach. In approach contains some measurement methods i.e. Extreme Value Theory model and Loss Distribution Approach model. Both can be used as instrument auxiliary in OpVar calculation. OpVar is measurement how much bank's capital amount can absorb the loss which caused by an operational risk using certain confident level.
In measuring fraud risk type, the both approach model for OpVar calculation have strengths and weaknesses. Both need estimation parameter, EVT use and a as a form of parameter, location and scale and the score of OpVar can be calculated directly. Whereas in LDA model, to measure the risk have to pass some steps like doing estimate parameter of frequency distribution and parameter of severity distribution. Both must be done with appropriate test to frequency distribution and severity distribution using Kolmogorv-Smirnov Test and Chi-Squared Test, through using the score of parameter estimation which already obtained through estimation process above. Third, using a simulation tool which named Monte Carlo simulation, can be calculated the score of OpVar by till in earlier parameters estimation scores from distribution of frequency of loss data and it's distribution of severity. To see whether LDA model proper enough to OpVar measurement, so back testing is need to do. EVT model with Generalized Pareto Distribution, which use Hill parameter estimation and average moment method and deviation standard moment yield lowest OpVar score, so to create capital allocation to cope this risk relatively lower and easier.
This research resumed that : Bank "X" have not yet use operational risk measurement especially for fraud risk. Fraud Risk measurement which suggested is by using Internal Measurement Model (IMA) to determine how much OpVar needed for a bank.
In calculating OpVar, methods which can be used i.e. EVT and LDA. They use loss data to count OpVar scores. Loss data can be historical 1 actual loss or expected loss through Monte Carlo process. Both method, EVT or LDA can be done easily and simply by calculation and simulation using Microsoft Excel software, with better managed database, of course. To implement kinds of risk need to be thoroughly, because it's manually. Calculation with EVT method, firstly done by estimating three parameters EVT named p, and cr. To estimate the three parameters we can use many way as follows :
a. P W M method
b. Hill estimator method to 4 parameter and usual moment distribution to parameter p, and cr .
c. POT and Block Maximum method
d. Hill estimator and PWM join method
While LDA method also can be used as alternative calculation OpVar, which used MC simulation.
Second conclusion, about the result of score OpVar measurement with different model and method and use the 90% degree of confident (the high percentage) yield as follows :
The comparison Calculation Result of OpVar :
PWM Hill and Moment LDA EVT Exp. Loss
GEV Rp. 10.96 billion Rp. 186 billion Rp. 21 billion Rp. 45 billion
GPD Rp. 9.00 billion Rp. 23 billion
From the above OpVar calculation can concluded that LDA model will get result the lowest amount of OpVar. So no need to calculate capital allocation for bank (relatively not to much like others method). GPD's method with joining_Hill and moments model, can be used as other alternative for OpVar calculation, because amount of OpVar obtained almost the same with method of LDA model.
The result of conclusion is how to mitigate fraud risk through capital allocation to close fraud risk with amount as big as OpVar amount, means if bank choose to use EVT model with Hill parameter and moment method estimation, in Generalized Pareto Distribution, bank provide fund allocation capital Rp. 23 billion enough.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesi Rizky Anindya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor resiko fraud mana saja yang menurut para pegawai perusahaan memiliki kekuatan terbesar dalam mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan fraud serta menggali pendapat terkait pencegahan timbulnya fraud di dalam perusahaan. Faktor-faktor resiko fraud dalam penelitian ini didasari oleh konsep fraud triangle yang dikembangkan oleh Donald Cressey, serta contoh-contoh situasi yang tertulis di dalam SAS No. 99. Sampel dari penelitian ini ialah sejumlah pegawai perusahaan yang dipilih dengan metode convenience sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ketiga faktor tidak memiliki signifikansi yang cukup tinggi untuk mempengaruhi pegawai melakukan fraud, namun jika dibandingkan antar faktor, faktor tekanan dianggap memiliki pengaruh paling besar diantara faktor lainnya. Terkait usaha pencegahan fraud, pegawai menganggap bahwa seluruh alat pencegahan sangat penting untuk dilaksanakan, terutama pembagian tugas segregation of duties yang baik dan jelas.

ABSTRACT
The purpose of this research is to find out about which fraud risk factors that can potentially influence employees to commit fraud, as well as to obtain several opinions regarding fraud prevention in an entity. The fraud risk factors in this research are based on Donald Cressey rsquo s fraud triangle concept and the examples provided in SAS No. 99. The sample consists of company employees which are selected by the method of convenience sampling. The result shows that all of the three factors have no high significancy in influencing employees to commit fraud. Yet, compared to other factors, the pressure factor is believed to have the highest influence for the employees to commit fraud. As for the fraud prevention, employees reckoned that all of the provided fraud prevention tools are important, especially the goodness and incisiveness of segregation of duties."
2017
S68221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Madyakusumawati
"Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh efektifitas peran dewan komisaris dan komite audit struktur kepemilikan peran monitoring bank dan siklus hidup perusahaan terhadap probabilita terjadinya fraud Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dengan menggunakan data sanksi yang dikenakan pada perusahaan yang melakukan fraud yang diperoleh dari Bapepam LK dari tahun 2005 sampai dengan 2011 Indeks corporate governance yang diukur melalui kuesioner yang disusun oleh Hermawan 2009 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas peran komite audit dan struktur kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap probabilita terjadinya fraud atas laporan keuangan Hal ini mengindikasikan efektifitas komite audit dan kepemilikan yang dikendalikan oleh keluarga dapat mengurangi probabilita terjadinya fraud Kata Kunci Fraud Corporate Governance Efektifitas komite audit Kepemilikan yang dikendalikan oleh keluarga

The purpose of this research is to analyze the impact of board director audit committee effectiveness ownership structure bank monitoring firm life cycle of the fraud probability Hypothesis testing is carried out by using logistic regression model using fraud data from Bapepam LK year 2005 2011 Corporate Governance index scores measured by the effectiveness of the board and audit committee checklist questionnaire developed by Hermawan 2009 The result of this study indicate that the audit committee effectiveness family ownership have negatively influenced of the fraud probability The result indicate that audit committee effectiveness and controlled family ownership could decrease the probability of fraud."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradikta Lazuardi
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan menganalisis terkait peranan audit investigatif dalam
mengungkap kasus kecurangan yang mengakibatkan kerugian negara. Lebih
khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motif pelaku, menganalisis
pelaksanaan audit investigatif, menghitung kerugian negara dan rekomendasi
hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada pelaku. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap kecurangan dalam
pertanggungjawaban perjalanan dinas dalam jabatan yang dilakukan oleh Kepala
Kanwil XYZ. Hasil penelitian terhadap kasus ini adalah terjadi penyalahgunaan
wewenang dengan motif yang dijelaskan dengan segitiga fraud dan adanya
kegagalan pada pelaksanaan pengendalian internal. Pemeriksaan investigatif
dilakukan untuk membuktikan kasus tersebut. Auditor melakukan pengumpulan
bukti pemeriksaan berupa dokumentasi, konfirmasi, wawancara dan melakukan
perhitungan terhadap kerugian negara yang terjadi, sehingga pada akhirnya atas
perbuatan pelaku diberikan rekomendasi hukuman disiplin berat berupa
pembebasan dari jabatan. Pengungkapan kasus fraud ini akan berdampak pada
unsur pendidikan efek jera dan menjadi peringatan bagi pegawai lain agar tidak
melakukan hal tersebut.

ABSTRACT
This thesis aims to analyze Role of Investigative Audit to Reveal Fraud Case That
Result State Loses. More specifically the study aims to analyze the motives of the
perpetrators, to analyze the implementation of the investigative audit, calculate the
loss to the state and recommendations of disciplinary punishment meted out to the
perpetrators. This study is a qualitative research approach in a case study of fraud
in office accountable official travel undertaken by the Head of the Regional Office
of XYZ. The study of these cases is the case of misuse of authority with a fraud
triangle motif and a failure on the implementation of internal controls.
Investigative examination conducted to prove the case. Auditors to collect
evidence in the form of documentation checks, confirmation, interview and
perform calculations on losses that occur, so in the end the acts of the perpetrator
given recommendations severe disciplinary punishment exemption from office.
Disclosure of the fraud case will have an impact on the educational element of
deterrent and a warning to other employees not to do so."
2013
S46119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Yusuf Purwono
"Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai penggunaan UX Dark Pattern sebagai modus operandi penipuan online melalui pertimbangan dalam kerangka choice structuring properties. Melalui pendekatan kualitatif data sekunder, penelitian ini menganalisis cara pelaku penipuan online menggunakan dokumen elektronik palsu dengan metode UX Dark Pattern dengan mempertimbangkan konsep availability, awareness of method, likely cash yield per crime, planning necessary, dan identifiable victim. Berdasarkan hasil analisis, pelaku menggunakan keahliannya dalam mengoperasikan UX Dark Pattern untuk melakukan manipulasi pada tampilan akun tersebut agar terlihat seperti akun resmi dengan mekanisme pengaduan yang sama dengan akun resmi, sehingga terdapat keterkaitan antara kemampuan UX Dark Pattern yang dimiliki oleh pelaku penipuan online dengan konsep-konsep pada choice structuring properties. Penelitian ini menunjukkan bahwa pelaku membuat dokumen elektronik pakse dengan metode UX Dark Pattern untuk mengelabui korban dengan tampilan yang menyerupai akun resmi, sesuai dengan konsep choice structuring properties. Dalam penelitian selanjutnya, dapat diperdalam analisis pada intervensi desain yang dapat mencegah penggunaan dokumen elektronik palsu dengan metode UX Dark Pattern untuk tujuan penipuan.

This Final Task discusses the use of UX Dark Pattern as an online fraud operandi mode through consideration within the framework of choice structuring properties. Through a qualitative approach to secondary data, the study analyzes how online fraudsters use fake electronic documents using the Dark Pattern UX method by considering the concepts of availability, awareness of method, likely cash yield per crime, planning necessary, and identifiable victim. Based on the analysis, the perpetrators used their expertise in operating the UX Dark Pattern to manipulate the appearance of the account to look like an official account with the same complaint mechanism as the official account, thus there is a link between the dark pattern UX capabilities owned by online fraudsters with concepts on choice structuring properties. This research shows that the perpetrators created an electronic document with the UX Dark Pattern method to deceive the victim with an appearance that resembles an official account, in line with the concept of choice structuring properties. In further research, analysis can be deepened on design interventions that can prevent the use of fake electronic documents with the Dark Pattern UX method for fraudulent purposes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Fitriyanti
"Awal tahun 2000, kasus penipuan dengan menggunakan hipnotis mulai marak bermunculan. Biasanya, dalam kondisi 'tidak sadar', korban harus kehilangan barang berharga setelah sebelumnya berinteraksi dengan pelaku baik sekadar berkomunikasi ataupun bersentuhan langsung. Selain digunakan di dunia medis, hipnotis ternyata juga diklaim sebagai salah satu cara untuk melakukan suatu tindak pidana oleh masyarakat. Seringkali yang terjadi adalah seseorang menjadi korban dari suatu tindak pidana penipuan dan mengklaim bahwa dirinya dikenai hipnotis oleh si pelaku tindak pidana sehingga tidak memiliki daya untuk melawan. Namun kemudian muncul pertanyaan bahwa apakah penggunaan hipnotis dalam melakukan kejahatan ini merupakan suatu bentuk kejahatan yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia atau tidak. Jika melihat pada artikel-artikel berita, kebanyakan polisi menggunakan pasal penipuan untuk menjerat pelaku hipnotis yaitu Pasal 378 KUHP dengan alasan bahwa hipnotis dapat dikategorikan sebagai tipu muslihat sesuai Pasal 378 KUHP.

In the beginning of year 2000, fraud cases which used hypnotic as its method were starting to emerge. Often, in the state of 'unconsciousness', the victims had to lost precious possessions after interracting with the perpetrators, whether it's only by communicating or direct contact. Aside from being used in medical treatment, hypnotic practices had also been claimed as one of the means to do crime. Victims of fraud cases often claimed that they were being hypnotized to the point that they couldn't fight back. But then, arise questions whether the use of hypnotic practice as a mean to do crimes is one of the offences regulated in Indonesian Penal Code or not. Many investigators from police force used the fraud article in Indonesian Penal Code to ensnare the perpetrators, that is Article 378 of Indonesian Penal Code with reasoning that hypnotic practices can be categorized as knavery, according to Article 378 of Indonesian Penal Code.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Wijaya Kusuma
"Penelitian ini membahas penerapan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik PT X menggunakan kerangka COSO Fraud Risk Management Guide 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan instrumen wawancara, observasi, survei, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan analisis isi pada data primer dan sekunder. Objek penelitian ini adalah PT X sebagai unit analisis tunggal. PT X adalah sebuah perusahaan keramik ternama yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun di Indonesia. Pada tahun 2017 PT X baru memiliki sistem pelaporan pelanggaran, dimana aduan yang diterima selama 6 bulan terakhir merupakan kecurangan terkait proses pengiriman barang.

Penelitian ini ditujukan untuk melakukan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik, merancang strategi anti kecurangan bagi manajemen PT X, dan membuat program audit untuk menguji efektivitas dari kontrol terkait risiko fraud yang diidentifikasi. Tiga area yang berisiko dalam siklus penjualan domestik PT X adalah Sales Administration, Warehouse, dan Finance Account Receivable. Risiko kecurangan yang teridentifikasi pada siklus penjualan adalah kategori korupsi dan penyalahgunaan aset. Sebagian besar risiko berada pada area yang berisiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan fraud risk register, rancangan strategi anti kecurangan bagi manajemen perusahaan sebagai pemilik risiko ultimat, yaitu respon pencegahan, deteksi, dan investigasi, dan juga program audit terkait dengan kontrol dari risiko yang diidentifikasi.

Penelitian ini membahas penerapan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik PT X menggunakan kerangka COSO Fraud Risk Management Guide 2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini menggunakan instrumen wawancara, observasi, survei, dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan analisis isi pada data primer dan sekunder. Objek penelitian ini adalah PT X sebagai unit analisis tunggal. PT X adalah sebuah perusahaan keramik ternama yang sudah beroperasi lebih dari 20 tahun di Indonesia. Pada tahun 2017 PT X baru memiliki sistem pelaporan pelanggaran, dimana aduan yang diterima selama 6 bulan terakhir merupakan kecurangan terkait proses pengiriman barang.

Penelitian ini ditujukan untuk melakukan penilaian risiko kecurangan pada siklus penjualan domestik, merancang strategi anti kecurangan bagi manajemen PT X, dan membuat program audit untuk menguji efektivitas dari kontrol terkait risiko fraud yang diidentifikasi. Tiga area yang berisiko dalam siklus penjualan domestik PT X adalah Sales Administration, Warehouse, dan Finance Account Receivable. Risiko kecurangan yang teridentifikasi pada siklus penjualan adalah kategori korupsi dan penyalahgunaan aset. Sebagian besar risiko berada pada area yang berisiko tinggi. Penelitian ini menghasilkan fraud risk register, rancangan strategi anti kecurangan bagi manajemen perusahaan sebagai pemilik risiko ultimat, yaitu respon pencegahan, deteksi, dan investigasi, dan juga program audit terkait dengan kontrol dari risiko yang diidentifikasi.


This study discusses desain and implementation of fraud risk assessment on domestic revenue cycle of PT X, applying COSO framework; Fraud Risk Management Guide 2017. This study uses qualitative approach with case study method. This study uses interview, observation, survey, and documentation as research instruments. Data analysis uses content analysis to primary and secondary data. This study observes PT X as single unit analysis. PT X is a leading tiles company which has been operating for 20 years in Indonesia. In 2017 PT X just began a whistleblowing mechanism and last six months the complaints obtained related to fraud goods delivery process.

The purposes of this study are to implement fraud risk assessment on domestic revenue cycle, to design anti-fraud strategies for management of PT X, and to create audit programs to test control effectiveness related the identified risks. The main risky area on domestic revenue cycle of PT X are Sales Administration, Warehouse, and Finance Account Receivable. The identified risks on domestic revenue cycle are corruption and assets misappropriation. Most identified risks fell on high risk area. The outcome of this study are fraud risk register, anti-fraud strategy for management as ultimate risk owner, and audit program related to identified risk controls."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>