Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
S6196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Retno Widiastuti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1985
S2073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ibrahim Isra
"Tulisan ini membahas hubungan tekanan kelompok sebaya (peer group) terhadap
gejala perilaku makan menyimpang pada remaja SMA di Jakarta. Banyak studi lain
yang mengkaji hal serupa, namun kajian yang membahas permasalahan perilaku
makan menyimpang secara sosiologis masih sangat minim. Ketika studi lain hanya
memfokuskan pada jenis kelamin perempuan saja, dalam tulisan ini jenis kelamin
(laki-laki dan perempuan) digunakan sebagai variabel kontrol. Studi sebelumnya yang
hanya berfokus pada perempuan memiliki kelemahan karena kelompok sebaya tidak
hanya memengaruhi perilaku remaja perempuan, tetapi juga memengaruhi laki-laki.
Oleh karena itu, penulis berargumen bahwa kelompok sebaya dapat memengaruhi
munculnya gejala perilaku makan menyimpang pada remaja SMA di Jakarta, baik pada
laki-laki maupun perempuan. Tulisan ini merupakan hasil studi yang menggunakan
metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (stratified
random sampling) sebanyak 235 siswa salah satu SMA negeri di Jakarta. Tulisan ini
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara tekanan kelompok sebaya terhadap
gejala perilaku makan menyimpang pada remaja SMA di Jakarta, di mana laki-laki
lebih terpengaruh oleh pesan (message) dari kelompok sebayanya, sedangkan perempuan
lebih kuat terpengaruh oleh interaksi dan likeability.
This article discusses the correlation between peer group pressure and eating disorder
behavior symptoms in Jakarta Senior High School students. Many of studies talk about
it, but the discussion about eating disorder behavior on sociology was rarely found. In
this article, gender was used as a control variable while many of studies only focused on
the woman. The earlier studies that only focused on female have a lack of peer group
inf luence analysis because it is biased. Therefore the author argues that peer group
pressure influences the emergence of eating disorder behavior symptoms not only to
female students but also to male students. This article was written based on a study
which uses quantitative methods with stratified probability random sampling on 235
students from a state senior high school in Jakarta. This article shows that there is a
correlation between peer group pressure on eating disorder behavior in Jakarta senior
high school students where male students more influenced by the message from his peer
group, while female students more influenced by interaction and likeability."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, Pusat Kajian Sosiologi, LabSosio, 2016
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmiarti Ihza
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willa Follona
"Remaja berisiko terhadap pernikahan usia dini namun informasi tentang pendewasaan usia perkawinan masih kurang. Pendidikan kelompok sebaya merupakan metode pendidikan kesehatan yang sesuai untuk remaja, namun belum terlaksana di lingkungan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan. Selain itu, belum terfokus pada pendewasaan usia perkawinan, sehingga perlu diketahui perbedaan pengetahuan dan sikap tentang pendewasaan usia perkawinan setelah pendidikan kelompok sebaya pada remaja di perkotaan dan perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendidikan kelompok sebaya tentang pengetahuan dan sikap mengenai pendewasaan usia perkawinan antara remaja di wilayah perkotaan dan perdesaan. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest pada 60 remaja yang dipilih secara acak sederhana di Desa Cileungsi (perkotaan) dan Desa Mampir (perdesaan) Kecamatan Cileungsi pada bulan Maret 2014.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelompok sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja perkotaan serta perdesaan dengan p < 0,001. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada peningkatan pengetahuan maupun sikap dengan p > 0,05. Pendidikan kelompok sebaya dapat dilaksanakan di berbagai wilayah sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak untuk pelatihan pendidik sebaya bagi remaja dan pengembangan di lingkungan masyarakat.

Adolescents are at risk of having early marriage, but they still lack of information about maturation age of marriage. Peer education is a suitable method to provide adolescents with health education. However, health education given to adolescents both in urban society and rural society has never used this method, and has not been focused on maturation age of marriage. Therefore, it is necessary to find out the difference between knowledge and attitude of urban adolescents and those of rural adolescents about maturation age of marriage after peer education method is used. This study was aimed to analyze the difference impacts of peer education on maturation age of marriage among urban and rural adolescents. This is a quasi experimental study using pre-test and post-test design on 60 adolescents who are selected using a simple random sampling, from Cileungsi Village (urban area) and Mampir Village (rural area) in Cileungsi Sub-district in March 2014.
The results show that peer education is able to improve the knowledge and attitude about maturation age of marriage of adolescents with p < 0.001. However, it does not show any significant difference with p > 0.05 in both knowledge and attitude. Peer education can be implemented in all regions. Therefore, supports from all stakeholders is necessary to make some training for trainers in peer education for teenagers and its development in society."
Jakarta: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuni
"Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang harus di jaga, pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi sehingga membutuhkan banyak perhatian khusus dalam mejaga kesehatannya terutama kebersihan diri. Intervensi yang efektif untuk meningkatkan kebersihan diri pada remaja adalah pendidikan kesehatan secara interaktif dan melibatkan kelompok sebaya. Tujuan dari studi ini adalah memberikan gambaran dan pengaruh Implementasi Edisi Kelompok Sebaya sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas pada remaja. Pelaksanaan intervensi Edisi Kelompok Sebaya dilakukan di komunitas khususnya di setting sekolah dan keluarga selama 9 bulan melibatkan 165 siswa kelas 7 dan 8. Hasil evaluasi menunjukan terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan, sikap, dan keterampilan mengenai kebersihan diri pada remaja. Setelah di analisis lebih lanjut didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebelum dan sesudah intervensi p=0,001. Intervensi Edisi Kelompok Sebaya efektif untuk meningkatkan pengethuan, sikap, dan keterampilan mengenai kebersihan diri pada remaja. Intervensi ini dapat diterapkan sebagai bentuk layanan kesehatan yang diberikan kepada keluarga maupun sekolah dalam meningkatkan kebersihan diri pada remaja.

Teenagers are the next generation of the nation that must be on guard, in adolescence many changes that occur so require a lot of special attention in health care, especially personal hygiene. Effective interventions to improve personal hygiene in adolescents are health education interactively and involving peer groups. The purpose of this study is to provide an overview and influence of Peer Group Edition Implementation as a form of nursing community intervention in adolescents. The implementation of Peer Group Edition interventions was conducted in the community especially in school and family settings for 9 months involving 165 students of grade 7 and 8. The evaluation results showed an increase in average knowledge, attitude, and skills about personal hygiene in adolescents. After further analysis, there were significant differences in knowledge, attitude, and skill before and after intervention p = 0,001. Peer Group Edition Intervention is effective for improving adolescent self-knowledge, attitudes, and skills regarding personal hygiene. This intervention can be applied as a form of health care provided to families and schools in improving personal hygiene in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pipiet Palestin Amurwani
"Guru bimbingan dan konseling atau yang biasa disebut guru BK memiliki peran yang sangat penting di sekolah. Peserta didik yang bermasalah dalam perilaku harus mendapat penanganan yang tepat supaya dapat berubah kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, guru BK harus memiliki keterampilan berbahasa yang baik di samping kompetensi konseling yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur yang dilakukan oleh guru BK di SMKN 7 Jember dalam melakukan bimbingan bagi peserta didik yang bermasalah. Data yang berhasil dikumpulkan melalui teknik rekam dan catat adalah berupa tuturan guru BK ketika melakukan bimbingan yang merupakan tindak tutur. Sumber data berasal dari seorang guru BK di SMKN 7 Jember yang melakukan bimbingan terhadap peserta didik yang melakukan tindakan membolos, meminum minuman keras di luar sekolah, dan merokok di lingkungan sekolah. Data tersebut dianalisis menggunakan teori pragmatik tindak tutur Austin(1962) dan Searle(1969)serta dipadukan dengan teori mengenai teknik-teknik konseling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 tindak tutur yang digunakan guru BK pada proses bimbingan tiga masalah peserta didik dan tindak tutur ilokusi cenderung digunakan dalam proses bimbingan tersebut"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yardinil Firda Nadhirah
"Perilaku menyontek merupakan salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan untuk beberapa dasawarsa ini dan akan terus menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Mahasiswa pada masa sekarang lebih banyak melakukan tindakan menyontek dibandingkan dengan mahasiswa pada 10 tahun yang lalu. Murdock dkk. (2004) dalam penelitiannya menemukan sekitar 70% mahasiswa mengaku menyontek pada saat ujian dan Shepherd (dalam Klausmeier, 1985) melaporkan bahwa 96% mahasiswa mengaku menyontek beberapa kali pada saat ujian.
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek, Nusolahardo (1988) menemukan adanya hubungan antara konsep-diri dengan sikap terhadap tingkah lake menyontek. Sedangkan Cizek, 1999; Evans dkk.(dalam Finn & Frone, 2004) dalam penelitiannya mendapatkan siswa yang memiliki efficacy yang tinggi akan kemampuan akademiknya menunjukkan perilaku menyontek yang rendah bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat efficacy yang rendah. Sementara Newstead dkk.(1996) menemukan bahwa perilaku menyontek terjadi karena ada tekanan dari kelompoknya, untuk membantu teman, dan karena semua orang melakukannya. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut lah tujuan penelitian ini mengungkap faktor self-efficacy dan konsep-diri sebagai faktor internal, dan konformitas terhadap kelompok sebaya sebagai faktor eksternal, sebagai variabel-vriabel yang mempengaruhi perilaku menyontek.
Sampel penelitian ini adalah 150 mahasiswa IA1N "SMH" Banten semester dua di Fakultas Tarbiyah dan Adab, diperoleh berdasar accidental sampling. Mat ukur self-efficacy menggunakan dimensi-dimensi yang digunakan oleh Wood dan Locke (dalam Maurer & Pierce, 1998), konsep-diri menggunakan modifikasi dan adaptasi TSCS (Tennessee Self Concept Scale), konformitas kelompok sebaya menggunakan kuesioner yang berdasarkan dimensi-dimensi dari Sears dkk. (1991), dan perilaku menyontek menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Finn dan Frone (2004) dan Abramovitz (2000).
Dan 4 hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara self-efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 2) Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara konsep-diri dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa; 4) Secara bersama-sama ada kontribusi yang signifikan antara self-efficacy, konsep-diri dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek pada mahasiswa, hasil analisis parsial dan regresi ganda, hasilnya hanya konformitas terhadap kelompok sebaya yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku menyontek mahasiswa.
Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, penelitian lanjutan perlu dilakukan, antara lain dengan melibatkan faktor performa akademik yaitu, persistensi dalam variabel self-efficacy dan melibatkan variabel karakteristik kelas (seperti ukuran kelas, pengaturan tempat duduk, pengawasan ujian yang lemah, dan sangsi yang kurang diberlakukan) sehingga dapat memperkaya dan menjelaskan kecenderungan perilaku menyontek pada mahasiswa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>