Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106827 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roselyndiar
"Herba seledri dan daun tempuyung merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi. Herba seledri bekerja sebgai agen vasorelaksasi dan daun tempuyung bekerja sebagai agen diuretik. Penelitian ini dilakukan untuk membuat sediaan kapsul herba seledri dan daun tempuyung. Herba seledri dan daun tempuyung diekstraksi dengan proses maserasi dengan pelarut etanol 70% dan difraksinasi dengan n-heksan. Senyawa aktif yang berperan sebagai antihipertensi adalah flavonoid. Penetapan kadar flavonoid total dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis dengan metode Chang, dengan hasil kadar flavonoid dalam fraksi polar herba seledri adalah 9,16 % dan daun tempuyung 8,03 %. Pembuatan serbuk ekstrak dilakukan melalui pengeringan dengan selulosa mikrokristalin (Vivapur 101) dengan perbandingan ekstrak : Vivapur 101 (1:0,5 ; 1:0,75; dan 1:1). Hasil optimasi dengan kadar air paling kecil adalah pada perbandingan 1:1 dengan bentuk serbuk yang lebih halus akan digunakan dalam formulasi selanjutnya.
Formulasi dilakukan dalam 3 formula berbeda. Formula A merupakan formula yang tidak ditambahkan bahan pengisi tambahan, sedangkan formula B dan C ditambahkan bahan pengisi tambahan, yaitu Vivapur 102 untuk formula B, dan amilum jagung untuk formula C. Pada masing-masing formula ditambahkan Aerosil 3% sebagai adsorben, Mg stearat 1% dan talk 1% sebagai pelincir dan glidan. Ketiga formula memiliki hasil laju alir, sudut istirahat, bulk tapped density dan uji higroskopisitas yang hampir sama. Oleh karena itu formula tanpa pengisi tambahan (formula A) sudah baik digunakan sebagai formula sediaan kapsul.

The celery herb and tempuyung leaf can be used as a treatment of hypertension. They contain flavonoid compounds which have anti hypertension activity. The celery herb works as vasorelaxation agent and the tempuyung leaf as diuretic agent. This study was conducted to prepare the capsule formulation of the celery herb and tempuyung leaf. The celery herb and tempuyung leaf were extracted with maceration process with solvent 70% ethanol and fractionated with n-hexane. Determination of total flavonoid levels performed by UV-Vis spectrophotometre by Chang's method, with the flavonoid?s levels in the polar fraction of the celery herb and tempuyung leaf were 9.16% and 8.03%, respectively. The extracts were dried by adding microcrystalline cellulose (Vivapur 101) with a ratio of the extract - Vivapur 101 were 1:0,5; 1:0,75, and 1:1. The results showed that extract - Vivapur 101 1:1 powder produced the lowest water content, so it was suitable to be used for the subsequent formulations.
The formulation was prepared in three different formulas. Formula A was not added filler, while the formulas B and C were added filler, Vivapur 102 for formula B, and corn starch for formula C. Each formula was added Aerosil 3% as an adsorbent, Mg stearate 1% and talc 1% as lubricant and glidant. The result showed that the value of the flow rate, the angle of repose, tapped bulk density and hygroscopicity of all three formulas were almost the same. Therefore, the formula without additional filler (formula A) was chosen as the used formula for the capsule of the celery herb and tempuyung leaf extract.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1774
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yulia Wiendarlina
"[ABSTRAK
Tanaman seledri sudah lama dikenal sebagai obat tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah di masyarakat Indonesia demikian pula halnya dengan kumis kucing Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihipertensi dari kombinasi ekstrak herba seledri EHS dan ekstrak daun temuyung EDT sebelum dan sesudah purifikasi 32 ekor tikus jantan galur Sprague Dawley dibagi menjadi 8 yaitu Kelompok 1 sebagai kontrol normal larutan CMC 0 5 kelompok 2 sebagai kontrol induksi larutan NaCl 2 kelompok 3 20 mg EHB dan 150 mg EDT kelompok 4 36 mg EHS dan 206 mg EDT kelompok 5 45 mg EHS dan 250 mg EDT kelompok 6 purifikasi kelompok 4 kelompok 7 purifikasi kelompok 5 kelompok 8 sebagai herbal pembanding 141 mg Tensigard Parameter yang diukur adalah berat badan volume urin tekanan darah sistolik arteri dan diastolik tikus Tidak ada perbedaan pengaruh antara campuran ekstrak etanol herba seledri Apium graveolens L dan daun tempuyung Sonchus arvensis L sebelum dan setelah purifikasi terhadap bobot badan dan eksresi urin akan tetapi ada perbedaan pengaruh aktivitas antihipertensi campuran ekstrak etanol herba seledri Apium graveolens L dan daun tempuyung Sonchus arvensis L sebelum dan setelah purifikasi akan dan Kelompok 3 memiliki efek paling besar terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan arteri dengan potensi lebih besar dibandingkan dengan Tensigard akan tetapi Kelompok 4 dan 5 memiliki pengaruh yang sama dengan Tensigard dan diperkirakan memiliki mekanisme kerja yang sama dengan Tensigard.

ABSTRACT
Celery herbs Apium graveolens L and Sonchi folium Sonchus arvensis L were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done used eight groups of Sprague Dawley strain mail rats each group containing four rats Group 1 as normal control were given 0 5 CMC solution group 2 were given 2 NaCl solution group 3 0 02 g of celery herbs extract and 0 15 g of sonchi folium extract group 4 0 036 g of celery herbs extract and 0 206 g of sonchi folium extract group 5 0 045 g of celery herbs extract and 0 25 g of sonchi folium extract group 6 group 4 after purification group 7 group 5 after purification and group 8 as the comparison 0 141 g of Tensigard The mixture of extract were given on 15th until 30th The parameter are urine excretion and the blood pressure of rats including arteri systolic and diastolic The result showed group 3 has a higher effect to decrease systolic blood pressure and artery with higher potential than Tensigard but group 4 and 5 has same effect with Tensigard and estimated that group 4 and 5 has same mechanism with Tensigard ;Celery herbs Apium graveolens L and Sonchi folium Sonchus arvensis L were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done used eight groups of Sprague Dawley strain mail rats each group containing four rats Group 1 as normal control were given 0 5 CMC solution group 2 were given 2 NaCl solution group 3 0 02 g of celery herbs extract and 0 15 g of sonchi folium extract group 4 0 036 g of celery herbs extract and 0 206 g of sonchi folium extract group 5 0 045 g of celery herbs extract and 0 25 g of sonchi folium extract group 6 group 4 after purification group 7 group 5 after purification and group 8 as the comparison 0 141 g of Tensigard The mixture of extract were given on 15th until 30th The parameter are urine excretion and the blood pressure of rats including arteri systolic and diastolic The result showed group 3 has a higher effect to decrease systolic blood pressure and artery with higher potential than Tensigard but group 4 and 5 has same effect with Tensigard and estimated that group 4 and 5 has same mechanism with Tensigard , Celery herbs Apium graveolens L and Sonchi folium Sonchus arvensis L were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done used eight groups of Sprague Dawley strain mail rats each group containing four rats Group 1 as normal control were given 0 5 CMC solution group 2 were given 2 NaCl solution group 3 0 02 g of celery herbs extract and 0 15 g of sonchi folium extract group 4 0 036 g of celery herbs extract and 0 206 g of sonchi folium extract group 5 0 045 g of celery herbs extract and 0 25 g of sonchi folium extract group 6 group 4 after purification group 7 group 5 after purification and group 8 as the comparison 0 141 g of Tensigard The mixture of extract were given on 15th until 30th The parameter are urine excretion and the blood pressure of rats including arteri systolic and diastolic The result showed group 3 has a higher effect to decrease systolic blood pressure and artery with higher potential than Tensigard but group 4 and 5 has same effect with Tensigard and estimated that group 4 and 5 has same mechanism with Tensigard ]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joned Agung W.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32553
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia P. Rahmah
"Ekstrak herba seledri (Apium graveolens L) dan ekstrak daun tempuyung (Sonchus arvensis L) diketahui mempunyai khasiat antihipertensi. Campuran kedua ekstrak dibuat dalam bentuk granul effervescent karena bentuk sediaan granul effervescent lebih stabil, praktis, dan disukai. Ekstrak herba seledri dan daun tempuyung didapatkan dengan cara maserasi selama sembilan hari, hingga filtrat tidak berwarna. Herba seledri menggunakan pelarut etanol 30% dan daun tempuyung menggunakan pelarut etanol 50%. Ekstrak kental dibuat menjadi ekstrak kering dengan penambahan laktosa. Granul effervescent dibuat dengan metode kering dalam tiga formula yang mempunyai kadar effervescent mix yang berbeda. Kadar effervescent mix yang berbeda mempengaruhi waktu larut dan pH, semakin banyak kadar effervescent mix semakin cepat waktu larutnya dan semakin asam pH yang dihasilkan. Uji kesukaan menunjukan ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan rasa dari granul effervescent, tapi tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan warna, aroma, dan kesukaan secara total terhadap warna, rasa dan aroma granul effervescent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Yulia Wiendarlina
"Herba seledri (Apium graveolens[Jacq.] Lag) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah lama digunakan sebagai obat antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihipertensi dari campuran kedua ekstrak tersebut sebelum dan sesudah purifikasi. Pada penelitian ini digunakan 8 kelompok tikus jantan galur Sprague-Dawley, masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok 1 sebagai kontrol normal diberi larutan CMC 0,5 %, kelompok 2 diberi larutan NaCl 2 %, kelompok 3 (0,02 g ekstrak herba seledri dan 0,15 g ekstrak daun tempuyung), kelompok 4 (0,036 g ekstrak herba seledri dan 0,206 g esktrak daun tempuyung), kelompok 5 (0,045 g ekstrak herba seledri dan 0,25 g ekstrak daun tempuyung), kelompok 6 (purifikasi kelompok 4), kelompok 7 (purifikasi kelompok 5), kelompok 8 sebagai herbal pembanding (0,141 g Tensigard) Parameter yang diukur adalah volume urin, tekanan darah, arteri, sistolik dan diastolik tikus, campuran ekstrak diberikan pada hari ke 15 sampai hari ke 30.
Hasil penelitian menunjukkan kelompok 7 mengalami penurunan aktivitas hipertensi, mendekati aktivitas kelompok 4 dan kelompok 8, pemberian sediaan uji tidak mempengaruhi sekresi urin tikus.

Celery herbs (Apium graveolens[Jacq.] lag) and Sonchi folium (Sonchus arvensis L.) were used as antihypertension herbal medicinal for long time ago. Comparison of antihypertension activity from the mixture extract before and after purification has been done, used eight groups of Sprague-Dawley strain mail rats, each group containing four rats.Group 1 as normal control were given 0,5 % CMC solution, group 2 were given 2 % NaCl solution, group 3 (0,02 g of celery herbs extract and 0,15 g of sonchi folium extract), group 4 (0,036 g of celery herbs extract and 0,206 g of sonchi folium extract), group 5 (0,045 g of celery herbs extract and 0,25 g of sonchi folium extract), group 6 (group 4 after purification), group 7 (group 5 after purification) and group 8 as the comparison (0,141 g of Tensigard).The mixture of extract were given on 15th until 30th. The parameter are, urine excretion and the blood pressure of rats including arteri, systolic, and diastolic.
The result showed group 7 has decreased antihypertension effect nearly group 4 and group 8, the mixtured of extract did not have the significant activity on urine excretion."
2010
T45504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sondang Rinna M.
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang memerlukan penanganan yang baik. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa campuran ekstrak herba seledri (Apium graveolens Linn) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn) dapat menurunkan tekanan darah tikus yang dibuat hipertensi. Terapi kombinasi obat dapat meningkatkan resiko terjadinya efek yang tidak dikehendaki dari obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang tidak dikehendaki dari campuran ekstrak herba A. graveolens dan daun S. arvensis terhadap jumlah leukosit dan granulosit tikus.
Pada penelitian ini digunakan tujuh kelompok tikus putih jantan yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus. Induksi hipertensi dilakukan dengan memberikan larutan natrium klorida 2% sebagai air minum selama 52 hari. Pada hari ke-15 sampai 51 diberi dosis campuran ekstrak. Hitung leukosit dan granulosit dilakukan dengan menggunakan kamar hitung Improved Neubauer dan metode pewarnaan Giemsa sediaan apus darah. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada hitung leukosit dan tidak ada perbedaan bermakna pada hitung granulosit tikus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Wresdining Tyas
"Herba seledri (Apium graveolens Jacq) dan daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) telah dikenal masyarakat Indonesia sebagai obat herbal antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek tidak dikehendaki dari kedua campuran ekstrak tersebut terhadap volume urin 24 jam, kalium dan natrium di urin dan kadar kreatinin plasma pada tikus putih jantan yang dibuat hipertensi.
Pada penelitian ini digunakan tujuh kelompok tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor. Tikus pada kelompok uji dan kontrol hipertensi diinduksi dengan larutan natrium klorida 2% sebagai air minum selama 52 hari. Campuran ekstrak diberikan pada hari ke-15 sampai 51. Campuran ekstrak herba seledri dan daun tempuyung diberikan dalam dua dosis yang divariasikan, yaitu (0,023 g ekstrak seledri dan 0,114 g tempuyung/200 g BB) dan (0,034 g ekstrak seledri dan 0,171 g tempuyung/200 g BB).
Sebagai pembanding digunakan kelompok kontrol normal, obat herbal pembanding (0,0432 g/200 g BB), ekstrak tunggal herba seledri (0,023 g/200 g BB) dan ekstrak daun tempuyung (0,114 g/200 g BB). Hasil ANOVA satu arah (α=0,05) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna terhadap ekskresi urin 24 jam dan kadar kreatinin plasma tetapi meningkatkan secara bermakna ekskresi natrium dan kalium pada urin."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretta Melviana
"Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan yang sangat banyak dialami akhir-akhir ini. Obat-obatan antihipertensi tradisional telah banyak digunakan, salah satunya adalah Apium graveolens Jacq. dan Sonchus arvensis Linn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya efek yang tidak dikehendaki dari campuran ekstrak herba A. graveolens dan daun S. arvensis dengan parameter kadar glukosa darah dan kolesterol total. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi ke dalam 7 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor.
Tikus pada kelompok kontrol perlakuan dan kelompok uji diinduksi dengan natrium klorida 2% selama 2 minggu, kemudian diberi dosis dan natrium klorida 2% sesuai dengan kelompoknya pada hari ke-15 sampai 45. Dosis yang digunakan yaitu: uji ekstrak herba seledri : 0,023 g/200 g bb 2 kali sehari, uji ekstrak daun tempuyung : 0,114 g/200 g bb 2 kali sehari, uji campuran 1 : ekstrak herba seledri 0,023 g/200 g bb + ekstrak daun tempuyung 0,114 g/200 g bb 2 kali sehari, uji campuran 2 : ekstrak herba seledri 0,034 g/200 g bb + ekstrak daun tempuyung 0,171 g/200 g bb 2 kali sehari, dan uji obat pembanding : campuran ekstrak herba seledri + kumis kucing 0,043 g / 200 g bb 2 kali sehari. Pada hari ke-46 dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dan kolesterol total, kemudian dilanjutkan dengan pemberian sediaan uji dan natrium klorida 2% seperti sebelumnya, dan pada hari ke-52 dilakukan pemeriksaan tekanan darah.
Hasil dinalisis menggunakan uji homogenitas varians menurut Levene, uji normalitas menurut Kormogorov-Smirnov, uji ANOVA satu arah, dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terjadi kenaikan kadar glukosa darah tetapi terjadi kenaikan kadar kolesterol total secara bermakna pada tikus putih jantan yang dibuat hipertensi dibandingkan dengan kontrol normal pada dosis dimana tekanan darah tikus turun secara bermakna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S32583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"Campuran ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dan herba seledri (Apium graveolens L.) telah diteliti dapat menurunkan tekanan darah (antihipertensi). Senyawa aktif yang diduga memiliki aktifitas sebagai penurun tekanan darah adalah flavonoid yang merupakan senyawa polar. Pemisahan senyawa polar dengan senyawa nonpolar ekstrak etanol dapat dilakukan dengan fraksinasi. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan nilai Lethal Dose-50 (LD50) campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan metode Weil dan pengaruhnya terhadap fungsi ginjal berdasarkan kadar kreatinin plasma dan histologis ginjal.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap menggunakan 25 ekor mencit jantan dan 25 ekor mencit betina galur DDY yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok I sampai IV diberikan campuran fraksi air ekstrak etanol daun tempuyung dan herba seledri dengan dosis 8,33; 16,67; 33,33 dan 66,67 g/kg bb yang disuspensikan dengan CMC 0,5%. Kelompok V merupakan kelompok kontrol yang hanya diberikan suspensi CMC 0,5%. LD50 ditentukan berdasarkan jumlah kematian dalam kelompok uji selama 24 jam dari satu kali pemberian bahan uji secara oral.
Hasil menunjukkan bahwa bahan uji sampai dosis tertinggi bersifat praktis tidak toksik dengan nilai LD50 sebesar 27,058 g/kg bb untuk kelompok jantan dan 31,081 g/kg bb kelompok betina. Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran kadar kreatinin plasma secara kolorimetri dan pengukuran preparat histologis ginjal yang dibuat dengan metode pewarnaan hematoksilin-eosin. Hasil menunjukkan bahwa dengan peningkatan dosis pemberian menyebabkan peningkatan kadar kreatinin plasma dan penurunan jarak ruang antara kapsula Bowman dengan glomerulus."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S33142
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Andriyani Putri
"Pada penelitian ini, sintesis nanopartikel ZnO, nanopartikel GdFeO3, dan nanokomposit ZnO/GdFeO3 secara green synthesis berhasil dilakukan menggunakan ekstrak daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) yang berperan sebagai sumber basa lemah dan capping agent. Hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, UV-Vis DRS, spektroskopi FTIR, XRD, PSA, SEM-EDX, dan TEM. Hasil karakterisasi spektrofotometer UV-Vis menunjukkan adanya puncak serapan UV-Vis nanopartikel ZnO pada panjang gelombang maksimum 371 nm. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan bahwa nilai band gap nanopartikel ZnO, nanopartikel GdFeO3, dan nanokomposit ZnO/GdFeO3 berturut-turut sebesar 3.2 eV, 2.65 eV, dan 2.8 eV. Berdasarkan hasil karakterisasi XRD, nanopartikel ZnO memiliki struktur hexagonal wurtzite dan nanopartikel GdFeO3 memiliki struktur orthorombic. Hasil karakterisasi PSA menunjukkan bahwa distribusi ukuran rata-rata partikel ZnO/GdFeO3 berada pada rentang 50.75-141.8 nm. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM, nanopartikel GdFeO3 berbentuk spherical dan nanokomposit ZnO/GdFeO3 berbentuk semi-spherical. Berdasarkan hasil karakteri TEM, ukuran rata-rata partikel nanopartikel GdFeO3 dan nanokomposit ZnO/GdFeO3 beruturt-turut sebesar 41.4 nm dan 33.3 nm. Nanopartikel ZnO, nanopartikel GdFeO3, dan nanokomposit ZnO/GdFeO3­ diuji aktivitas fotokatalitiknya untuk mendegradasi senyawa zat warna malasit hijau di bawah sinar tampak. Persentase degradasi malasit hijau menggunakan nanopartikel ZnO, nanopartikel GdFeO3, dan nanokomposit ZnO/GdFeO3 berturut-turut yaitu sebesar 72.06%, 67.47%, dan 91.49% selama 2 jam waktu penyinaran. Reaksi fotodegradasi malasit hijau nanokomposit ZnO/GdFeO3 mengikuti kinetika orde pseudo satu.

In this research, ZnO nanoparticles, GdFeO3 nanoparticles, and ZnO/GdFeO3­ nanocomposites have been synthesized by Sonchus anversis L. leaf extract as a source of weak bases and capping agent. The results have been characterized using UV-Vis spectrophotometer, UV-Vis DRS, FTIR spectroscopy, XRD, PSA, SEM-EDX, and TEM instrumentations. UV-Vis spectrophotometer characterization results showed the UV-VIS peak absorption of ZnO nanoparticles at λmax 371 nm. UV-Vis DRS characterization results showed the band gap value for ZnO nanoparticles, GdFeO3 nanoparticles, and ZnO/GdFeO3­ nanocomposites were 3.2 eV, 2.65 eV, dan 2.8 eV. Based on XRD characterization results, ZnO nanoparticles have a hexagonal wurtzite structure and GdFeO3 nanoparticles have an orthorhombic structure. PSA characterization results showed that the average sized distribution of ZnO/GdFeO3 particles in range 50.75-141.8 nm. Based on SEM characterization results, GdFeO3 nanoparticles have a spherical shaped and ZnO/GdFeO3 nanocomposites have a semi-spherical shaped. Based on TEM characterization results, the average size of GdFeO3 nanoparticles and ZnO/GdFeO3 nanocomposites were 41.4 nm and 33.3 nm. ZnO nanoparticles, GdFeO3 nanoparticles, and ZnO/GdFeO3­ nanocomposites have been tested for photocatalytic to degraded pigment compounds of malachite green under visible light. The percentage of malachite green degradation with ZnO nanoparticles, GdFeO3 nanoparticles, and ZnO/GdFeO3­ nanocomposites were 72.06%, 67.47%, dan 91.49% for 2 hours irradiations. The calculations of reaction kinetics of malasite green photodegradation was found that nanocomposite ZnO/GdFeO3 reaction followed pseudo first-order kinetics.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>