Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarwidati Handoyo
"Gejala penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (NAZA) beberapa tahun belakangan ini kembali merebak di Indonesia, terutama di kota Jakarta. Setelah pada awal 1994 lalu heboh pemakaian ekstasi yang marak dilakukan oleh banyak kelompok dalam masyarakat diangkat dalam berbagai berita di media massa, dua tahun belakangan ini terhitung mulai akhir tahun 1997 media massa mengungkap kasus pemakaian putauw di kalangan remaja. Padahal munculnya masalah pemakaian putauw di kalangan remaja hampir bersamaan dengan keberadaan ekstasi. Baru dalam dua tahun terakhir kegemparan masalah pemakaian putauw terjadi di masyarakat. Efek pemakaian putauw yang sangat berbahaya bagi para pemakainya, sebagian besar berasal dari kalangan remaja baru muncul, dan dirasakan sangat merugikan banyak kalangan (terutama bagi orang tua). Pemahaman atas pemakaian NAZA yang awalnya hanya untuk mencari kesenangan, akhirnya terjerumus menjadi pecandu. Hal tersebut kemudian menjadi masalah sosial yang serius karena para pecandu memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menjadi pelaku perilaku menyimpang dan tindakan yang melanggar hukum. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini, adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang memiliki peran utama atas keterlibatan remaja terhadap penggunaan putauw. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat dan memahami bagaimana proses belajar yang dialami oleh para remaja sehingga mereka menjadi pecandu putauw. Dari hasil penelitian didapati suatu kenyataan bahwa faktor lingkungan pergaulan dari sekolah/kampus, memegang peran utama atas terjerumusnya remaja menjadi pecandu putauw, Sedangkan peran keluarga dan penerapan pendidikan agama tidak terlalu banyak mempengaruhi. Kenyataan lain yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini adalah, bahwa para remaja mengalami suatu proses belajar sebelum akhirnya ia menjadi seorang pecandu putauw. Proses belajar tersebut dimulai dengan keterlibatan mereka dengan jenis NAZA lainnya seperti ganja atau ekstasi. Pemahaman "yang salah terhadap efek dari setiap jenis NAZA, akhirnya menyebabkan mereka menggunakan putauw dan terjerumus menjadi pecandu putauw."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article explores violence against women reality in heterosexual dating relationship which has been so far ignored by public. This article also descnbes how victims recognize and response to the violence and its impact. This article consists of case study about dating violence relationship which is faced by ?Dara?, ?Gadis", and ?Putrl?. Data analysis is based on in depth inten/iew with three victims. The result shows how women are threatened injustice and discrimination b y their partner that is caused by unequal power relation. Result also shows law enforcement on handling violence against women in dating relationship is still ineffective because legal products are still inappropriate to protect women and not use
feminist paradigm."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2009
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Baharuddin Wahid
"Ringkasan
Jumlah penduduk yang besar, ketimpangan penduduk antar wilayah dan pertumbuhan penduduk yang masih tinggi adalah merupakan ciri-ciri kuantitatif penduduk Indonesia. Sedangkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk, tingginya angka kematian bayi dan rendahnya angka harapan hidup waktu lahir adalah merupakan ciri-ciri kualitas penduduk. Dengan memperhatikan ciriciri penduduk tersebut, serta adanya variasi angka kematian bayi antar wilayah dan daerah tempat tinggal (pedesaan-perkotaan); maka dalam tesis ini akan dipelajari kematian bayi di Sulawesi.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mempelajari asosiasi atau pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap kematian bayi di Sulawesi. Dalam hal ini, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi akan dilihat dari karakteristik individu dari responden itu sendiri seperti : pendidikan, pendidikan suami, status pekerjaan, pekerjaan suami dan tempat tinggal.
Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa di antara sekian banyak faktor yang mempengaruhi kematian bayi, pendidikan ibu merupakan faktor yang sangat penting. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasta persalinan serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya. Di samping itu pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti pekerjaan, penghasilan, perumahan dan tempat tinggal. Penduduk dengan pendidikan rendah biasanya berpenghasilan rendah, bertempat tinggal di lingkungan yang kurang sehat atau miskin, sehingga mempunyai resiko kesakitan dan kematian yang tinggi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Survey Prevalensi Indonesia (SPI) 1987, SPI merupakan proyek kerja sama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), The Institute for Research Development (IRD), dan Biro Pusat Statistik (BPS). Survey ini dilaksanakan pada bulan September - Desember 1987 di 20 propinsi di Indonesia dengan maksud untuk mengumpulkan data mengenai fertilitas dan Keluaga Berencana. Kelompok sasaran dari SPI adalah wanita berumur 15-49 tahun yang pernah kawin. Sebanyak 11.844 responden di hampir 15.000 rumah tangga terpilih diwancarai secara mendalam oleh 90 orang pewawancara wanita yang telah dilatih secara intensif. Untuk empat propinsi di Sulawesi yang tergabung dalam 14 propinsi di luar Jawa - Bali I dan II, cakupan sampel meliputi 1.268 rumah tangga dengan jumlah responden sebanyak 1069 orang.
Untuk mempelajari asosiasi atau pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap kematian bayi dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah 1). Statistik deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik variabel sosial ekonomi dan antara yang diperhatikan dan 2). Statistik inferensial yang bertujuan untuk mempelajari besarnya hubungan serta kuatnya peran variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebas yaitu kematian bayi, di samping itu dipakai untuk mempelajari perbedaan proporsi dan perbedaan resiko kematian bayi menurut tempat tinggal.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kematian bayi lebih tinggi di pedesaan dibanding di perkotaan. Namun dalam penelitian ini, berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diperoleh proporsi kematian bayi yang lebih tinggi di perkotaan dibanding di pedesaan. Sedang berdasarkan hasil uji statistik inferensial dengan menggunakan statistik Odd-Ratio bersyarat, menunjukkan adanya variasi angka kematian bayi yang lebih tinggi di daerah perkotaan atau di pedesaan, tergantung dari indikator variabel yang digunakan dalam model. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis dari setiap model yang diperhatikan, dalam Model Pertama yang digunakan dalam penelitian ini.
Dari semua variabel antara yang diperhatikan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel jarak kelahiran (VIC), sumber air minum (SAM), tempat buang air besar (TBA) dan tempat melahirkan (ITM) mempunyai pengaruh langsung yang berarti secara statistik terhadap kematian bayi di Sulawesi.
Demikian pula ditunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik inferensial, asosiasi atau pengaruh variabel sosial ekonomi dan antara secara bersama-sama terhadap proporsi kematian bayi, interaksi indikator variabel pendidikan tamat SLTP+ (IPI2) dan status pekerjaan (IKI) dengan tempat tinggal (ITT) mempunyai pengaruh yang berarti tehadap proporsi kematian bayi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator variabel pendidikan tamat SLTP+ dan status pekerjaan mempunyai perbedaan pengaruh yang berarti terhadap proporsi kematian bayi menurut tempat tinggal. Sedang interaksi indikator variabel pendidikan suami (IPS1 dan IPS2) dan pekerjaan suami (IKS) dengan tempat tinggal (ITT) tidak mempunyai perbedaan pengaruh secara statistik dengan tempat tinggal. Demikian pula variabel utama yang diperhatikan indikator variabel pendidikan (IPI1 dan IPI2), status pekerjaan (IKI) yang signifikan pada a = 0,05; yang berarti bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi.
Pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi berdasarkan Model Kedua (berlakunya model Mosley dan Chen), ditunjukkan bahwa indikator variabel pendidikan suami (IPS1 dan IPS2) yang tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui variabel tempat buang air besar (TBA) dan variabel tempat melahirkan (ITM). Demikian pula variabel status pekerjaan responden (IKI) dan pekejaann suami (IKS) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui Variabel sumber air minum (SAM). Sedang variabel tempat tinggal (ITT) tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kematian bayi melalui variabel jarak kelahiran (VIC) dan tempat melahirkan (ITM).
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Supriadi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
S23297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Pataka Dhaneswara
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suradi
"Tesis ini merupakan suatu gambaran terjadinya konflik di Aceh, sebab - sebab terjadinya konflik dan solusi bersama penyelesaian konflik. Konflik yang terjadi di Aceh mempunyai latar belakang perrnasalahan yang unik, dari memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sampai mempertahankannya hingga pembangunan pengisi kemerdekaan sampai sekarang konflik di Aceh masih terjadi.
Konflik yang terjadi di Aceh berawal dari tidak ditepatinya janji yang pernah diucapkan oleh Presiden pertama RI Ir.Soekamo yang telah merealisasi bahwa setelah kemerdekaan Indonesia, Aceh akan dianugerahkan sebagai daerah istimewa dan mempunyai hak-hak yang sesuai dengan daerahnya. Anugerah sebagai daerah istimewa karena daerah Aceh dianggap sebagai modal dan motor dari memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga memperjuangkan kedaulatan kemerdekaan di dunia internasional. Konfrensi memperjuangkan harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional setelah kemerdekaan menelan biaya yang cukup besar. Sementara biaya pengembalian pemerintah pusat ke Yogyakarta tahun 1948 juga cukup besar, semua biaya tersebut didapat dari sumbangan masyarakat Aceh sebagai simpatisan dan sekaligus sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Cikal bakal kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan perintis dari pembentukan Negara Kesatuan ini bermula dari tokoh pejuang Aceh yang ingin mempersatukan seluruh wilayah RI dalam satu kesatuan yang utuh dan besar. Setelah Indonesia di proklamirkan kemerdekaannya, harapan untuk menjadi negara yang berdaulat adil dan makmur tidak dirasakan oleh masyarakat Aceh. Aceh di jadikan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) semasa Orba, kekayaan alam di bawa ke pusat semua ini menambah penderitaan masyarkat Aceh, hingga akhirnya mereka melakukan perlawanan terhadap pemerintah pusat.
Konflik yang berkepanjangan menjadi sorotan bagi para elit politik dan pemerintah pusat. Solusi - solusi yang pernah di tempuh oleh pemerintah pusat maupun GAM untuk mengatasi dan mengakhiri konflik dilaksanakan. Namun semuanya tidak membuahkan hasil, karena pihak yang berkonflik tidak konsekuen dalam mematuhi semua perjanjian bersama perdamaian. Hingga perjanjian kesepakatan bersama juga di saksikan oleh Henry Dunant Centre (HDC) juga telah dilaksanakan namun belum berhasil. Harapan untuk dapat menyelesaikan konflik yang terjadi di Aceh terus dilaksanakan, dan ini menjadi dambaan dari masyarakat Aceh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Donyta Putra
"Karya akhir ini berfokus kepada budaya minum yang merupakan suatu bentuk culture dan subculture di dalam masyarakat. Budaya minum ini kemudian berimplikasi kepada berbagai permasalahan terkait dengan penggunaan minuman berlakohol. Permasalahan penggunaan alkohol ini termasuk kepada kecanduan akan alkohol, kerusakan fungsi kognitif, perilaku agresif yang kemudian memicu berbagai bentuk tindak kejahatan. Karya akhir ini kemudian juga menjelaskan bagaimana peran budaya dalam mengatur bagaimana konsumsi minuman beralkohol dan bagaimana perilaku anggotanya ketika mabuk. Penggunaan minuman berlakohol pada beberapa masyarakat, merupakan suatu praktek budaya. Penggunaan minuman beralkohol atau minuman keras, pada beberapa masyarakat, merupakan suatu bentuk praktek budaya. Minuman beralkohol dianggap sebagai suatu sarana dan dijadikan simbol, sebuah bahasa yang digunakan dalam mengekspresikan berbagai aspek dalam kehidupan sosial (Holder, 1998). Tulisan ini kemudian dikemas dengan menggunakan konsep Cultural Criminology.

The work of this final focus on drinking culture is a form of culture and subculture in the society. Drinking culture then implicates to various problems related to the use of drink with alcohol. The use of alcohol these problems including to be alcohol addiction, damage cognitive function, aggresive behaviour triggering various forms criminal acts. The work of this final then also explain how the role of culture in regulate how the consumption of alcoholic beverages and how the behaviour of its members when drunk. The use of alcoholic beverages or liquor, in some societies, is a cultural practices. Alcohol beverages regarded as facilities and used as symbol, a language used in the express various aspect in the life of social (Holder, 1998). This paper and packed with using the concept of cultural criminology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumanti Disca Ferli
"Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang membahas mengenai praktek perdagangan orang dalam di pasar modal Indonesia. Perdagangan orang dalam adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan, yang didasarkan pada pelanggaran terhadap asas keterbukaan atau adanya informasi material yang belum dipublikasikan. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal hingga saat ini, belum ada kasus perdagangan orang dalam yang masuk ke dalam proses peradilan dikarenakan adanyaberbagai kendala. Hal ini menimbulkan usaha melegalkan perdagangan orang dalam. Sebagai antisipasi terhadap usaha melegalkan perdagangan orang dalam, diperlukan cara menangani perdagangan orang dalam yang efektif, misalnya dengan menerapkan misappropriation theory.

This is a literature research which focusing in insider trading issue in Indonesian capital market. Insider trading is securities trading which is done by insider, based on a violation to the principle of disclosure or the existence of material non public information. Since Law No. 8 of 1995 on the Capital Market was regulated until now, there is no insider trading case brought to the court because of a lot of obstacles. The obstacles in practice make efforts from some people to legalize insider trading. As the anticipation against efforts to legalize insider trading, effective ways to handle insider trading cases are needed, for example with the implementation of misappropriation theory."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27432
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cypriana Pranata
"Penelitian bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perjanjian penjaminan emisi saham, apalagi mengingat masih barunya jenis perjanjian ini dalam masyarakat Indonesia. Penulis mempergunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan tehnik wawancara. Perjanjian penjaminan emisi saham merupakan suatu perjanjian yang dibuat oleh emiten dan underwriter yang antara lain mengatur tugas pokok underwriter, yaitu untuk menawarkan dan menjamin penjualan dan pembayaran harga penawaran saham pada pasar perdana yang diterbitkan oleh emiten dan kewajiban-kewajiban lain underwriter dan emiten da1am rangka penyelenggaraan emisi saham dengan pemberian imbalan jasa kepada underwriter secara umum, ada tiga jenis penjaminan emisi saham oleh underwriter yaitu: Pertama, penjaminan emisi dengan kesanggupan penuh (full commitment), kedua, penjaminan emisi dengan terbaik (best effort commitment) dan ketiga, kesanggupan penjaminan emisi dengan kesanggupan siaga (standby commitment). Dalam praktek, memang belum ada kasus tentang perjanjian penjaminan emisi saham yang sampai ke pengadilan. Ini tidak berarti bahwa perjanjian penjaminan emisi saham tidak menimbulkan masalah-masalah. Permasalahan dan kesulitan tetap ada, tetapi masih sampai taraf penyelesaian di luar pengadilan. Perkembangan pasar yang terus meningkat pada masa-masa sekarang ini menyebabkan permasalahan penjaminan emisi saham ini pun akan menjadi semakin kompleks sedangkan hukum secara nyata belum bisa mengimbangi perkembangan tersebut. Hal ini disebabkan karena sampai sekarang ini belum ada undang-undang yang khusus mengatur tentang pasar modal. Penulis menyarankan agar pemerintah Indonesia segera membentuk undang-undang mengenai pasar modal. Undang-undang yang baru nanti hendaknya mencakup aspek-aspek pasar modal secara luas termasuk penjaminan emisi serta memberikan dorongan bagi pengembangan pasar modal (termasuk kegiatan penjaminan emisi) pada masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>