Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196141 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufiqurrahman
"Tesis ini membahas tentang perancangan pengukuran efisiensi kinerja program studi di perguruan tinggi. Pengukuran kinerja umumnya merupakan dasar untuk pengambilan keputusan sehingga harus mencerminkan informasi seperti efisiensi, efektivitas dan produktivitas. Dalam penelitian ini variabel input dan output yang ditetapkan, dikelompokkan berdasarkan perspektif Balanced Scorecard (BSC). Dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), efisiensi relatif dari program studi dapat diketahui. Secara keseluruhan terdapat 5 variabel input dan 9 variabel output yang menjadi parameter dalam pengukuran kinerja program studi. Berdasarkan perspektif BSC, financial 2 input-2 output, internal business process 1 input-2 output, cusomer 1 input-3 output, dan learning and growth 1 input-2 output.

This thesis discusses the design of department performance efficiency measurement at higher education. Performance measurement is generally a basis for decision making should reflect information such as efficiency, effectiveness and productivity. In this study the set of input and output, grouped by the perspective of the Balanced Scorecard (BSC). By using Data Envelopment Analysis (DEA), the relative efficiency of the department can be known. Totaly there are 5 input and 9 output that become parameters for measuring performance of department in higher education. Based on the BSC perspectives, financial get 2 inputs-2 outputs, internal business process get 1 input-2 output, customer get 1 input-3 output, finally, learning and growth get 1 input-2 output."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30213
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Syamsi
"Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting bagi organisasi untuk menilai keberhasilannya dalam mencapai visi dan misi organisasi. Umumnya pengukuran kinerja pada lembaga penelitian dan pengembangan hanya diukur berdasarkan kuantitas output tanpa mempertimbangkan kualitasnya. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini dibatasi pada pengukuran efisiensi sebagai salah satu indikator kinerja.
Tujuan penelitian ini yaitu mengukur efisiensi lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah dengan pendekatan Balanced Scorecard yang diintegrasikan dengan metode Data Envelopment Analysis dan Analytic Hierarchy Process. Penelitian ini dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Hasil penelitian menunjukkan ada 3 unit kerja yang telah bekerja secara efisien pada perspektif keuangan. Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ada 3 unit kerja yang sudah efisien, sedangkan pada perspektif proses bisnis internal hanya 2 unit kerja yang sudah efisien, dan pada perspektif pelanggan ada 3 unit kerja yang sudah efisien.

Performance measurement is an important thing for organization to evaluate the successful of organization vision and mission achievement. Generally, performance measurement on national R&D organization is measure based on quantity of output without considering its quality. In this research the performance measurement is limited on the efficiency measurement as one of the performance indicator.
The purpose of this research is to measure the performance of national R&D organization using Balanced Scorecard approach that integrated with Data Envelopment Analysis dan Analytic Hierarchy Process methode. The research is held on Badan Tenaga Nuklir Nasional.
The results shows there are 3 working units that already work efficiently on financial perspective. On learning and growth perspective there are 3 efficient working units, meanwhile on internal process business perspective there are only 2 working units that already efficient, and on customer perspective there are 3 working units that already efficient.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akprilini Mustikawati
"Tesis ini membahas gambaran tentang kinerja rawat inap Rumah Sakit ABC melalui pendekatan balanced scorecard (BSC). Desain penelitian adalah analitik deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan untuk mendukung hasil yang diperoleh juga dilakukan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara, telaah dokumen mengenai empat perspektif pada Balanced Scorecard.
Hasil penelitian tahun 2013-2017 menunjukkan : (1).Perspektif keuangan : rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan rawat inap tidak ideal, rata-rata tingkat pengeluaran biaya ideal, perbandingan pendapatan dan pengeluaran ideal, (2). Perspektif pelanggan : kepuasan pasien rawat inap tidak ideal, retensi pelanggan tidak ideal, akuisi pelanggan tidak ideal, (3). Perspektif proses bisnis internal : BOR tidak ideal, AvLOS tidak ideal, BTO ideal, TOI tidak ideal, NDR ideal, GDR ideal, pertumbuhan pasien rawat inap ideal, (4) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran : kepuasan karyawan tidak ideal, turn over karyawan ideal, akses terhadap pendidikan dan pelatihan tidak ideal.
Saran secara umum hendaknya Rumah Sakit ABC mengukur kinerjanya dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard, yang efektif dalam mengukur kinerja rumah sakit secara komprehensif, efektif dan dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, serta dapat membantu manajemen rumah sakit untuk menentukan langkah-langkah perbaikan demi meningkatkan kinerja rumah sakit khususnya kinerja rawat inap.

This thesis discusses the description of hospitalization performance of ABC hospital through balanced scorecard (BSC) approach. The research design is descriptive analytical with quantitative approach and to support the results obtained also conducted qualitative approach by conducting interviews, study documents on four perspectives on Balanced Scorecard.
The results of the year 2013-2017 show : (1). Financial perspective : average inpatient income growth is not ideal, average cost of spending is ideal, ratio income and expenditure is ideal, (2). Customer perspective: inpatient satisfaction is not ideal, customer retention is not ideal, customer acquisition is not ideal, (3). Internal business process perspective: BOR is not ideal, AvLOS is not ideal, BTO is ideal, TOI is not ideal, NDR is ideal, GDR is ideal, inpatient growth is ideal, (4) Perspective of growth and learning : employee satisfaction is not ideal, turn over employee is ideal, access to education and training is not ideal.
General advice should ABC Hospital measure its performance by using balanced scorecard approach, which is effective in measuring hospital performance comprehensively, effectively and can identify problems, and can assist hospital management to determine improvement measures to improve performance hospitals especially inpatient performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Esteria
"Tesis ini membahas evaluasi pengukuran kinerja dan usulan perancangan pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard untuk mencapai tujuan strategis pada PT X. Melalui pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard perusahaan mampu mencapai tujuan strategis dengan menyeimbangkan antara perspektif keuangan dan non keuangan, tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang serta kepentingan internal dan kepentingan eksternal.
Balanced Scorecard serta peta strategi memberikan gambaran dan keterkaitan yang jelas antara sasaran-sasaran strategis dan inisitatif yang diperlukan di dalam empat perspektif Balanced Scorecard.
Hasil dari penelitian yang dilakukan pada PT X menunjukkan bahwa pengukuran kinerja yang dilakukan sudah seimbang antara faktor keuangan dan non keuangan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang, kepentingan internal dan eksternal akan tetapi penyusunan Key Performance Indicator (KPI) belum sepenuhnya didasarkan pada strategi bisnis perusahaan.

This thesis discusses the evaluation of current company’s performance measurement and designing of performance measurement with Balanced Scorecard approach to achieve strategic goals at PT X. Performance measurement with Balanced Scorecard approach enable the company to achieve it’s business strategy with the balance between financial and non-financial perspective, short- term goals and long term goals as well as the interests of internal and external stakeholders.
Balanced Scorecard and strategy map provide an overview and a clear linkage between strategic goals and initiatives that are required in the four balanced scorecard perspectives.
Results of study conducted on PT X show that performance measurement of the company is already balanced between financial and non-financial factors, short-term goals and long-term, internal and external interests but company’s Key Performance Indicator (KPI) is not fully based on the company's business strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyaningdyah Wikan Astuti
"Transparansi dan akuntabilitas dalam rangka mewujudkan Good Governance menuntut organisasi publik meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarakat. Salah satu metode untuk mengukur kinerja adalah dengan Balanced Scorecard. Biasanya metode tersebut dilakukan untuk sektor privat, akhir-akhir ini dikembangkan untuk sektor publik. BPK RI telah melakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dalam bentuk SIMAK.
Tesis ini mengevaluasi ketepatan indikator yang telah digunakan oleh SIMAK, kemudian diberikan alternative pengukuran kinerja perwakilan BPK RI di Jakarta dengan lebih obyektif, terukur dan komprehensif berdasarkan perspektif pelanggan, keuangan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan, selanjutnya membandingkan antara sistem pengukuran kinerja Perwakilan BPK RI di Jakarta dengan SIMAK dan dengan metode Balanced Scorecard. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa masih terdapat indikator yang kurang tepat sehingga diajukan sebuah alternatif penyempurnaan. Sesuai pengukuran kinerja yang telah dilakukan dalam penelitian ini, prestasi kinerja Perwakilan BPK RI di Jakarta sudah cukup baik, tetapi masih perlu ditingkatkan untuk beberapa aspek.

Transparency and accountability in order to achieve Good Governance requires the public organizations improve their performance in serving society. One of method to measure the performance is Balanced Scorecard. Usually the method conducted for the privat sector, recently developed for the public sector. BPK RI has implemented the performance measurement by using method of Balanced Scorecard in the form of SIMAK.
This Thesis evaluates the accuracy of indicators have been used by SIMAK, give alternative of performance measurement BPK RI representative in Jakarta with more objective, measurable and comprehensive based on the perpective of customer, finance, internal business process, and also learning and growth, and then compare between system of performance measurement BPK RI representative in Jakarta by SIMAK and with the method of Balanced Scorecard. This Research is quantitative study with the descriptive analysis.
From the results of research, found that there are indicator which less precisely so that raised by a completion alternative. Appropriate performance measurement that have been done in this study, performance of BPK RI Representative in Jakarta is good enough, but still needs to be improved to some aspects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gama Widyaputra
"ABSTRAK
Organisasi yang dibentuk dengan tujuan tertentu menerlukan suatu alat untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai, untuk mengetahui pencapaian tujuan tersebut digunakan pengukuran kinerja (performance measurement). Ada beberapa jenis performance measurement dan salah satunya pengukuran non tradisionil adalah balanced scorecard dengan keunggulan dapat mengukur hal-hal non finansial dan juga menyeimbangkan keempat misi kinerja. Pengukuran kinerja yang selama ini berjalan di PERTAMINA walau belumn dijalankan secara menyeluruh, masih bersifat tradisional dan hanya berdasarkan kinerja keuangan dan praduktifitas. Sedangkan dalam menghadapi tantangan masa datang di mana unit operasi akan menjadikan Strategic Business Unit (SBU) yang memberikan keuntungan baik secara financial maupun non finansial, SBU harus memiliki tujuan strategic dalam rangka menjalankan perusahaan yang berdasarkan Visi dan Misi. Pembuatan Balanced scorecard di unit operasi perkecil di Oil PPDN yaitu depot berguna untukmengukur pencapaian target yang telah ditentukan sebelumnya. Balanced scorecard adalah suatu alatukur yang didasari atas empat perspeklif ukuran yaitu financial, konsumen, bisnis internal dan belajar dan pertumbuhan yang saling diseimbangkan (balanced). Dari pembuatan Balanced scorecard untuk depot Lubuk Linggau sebagai studi kasus ternyata Balanced scorecard dapat diimplementasikan dengan hasil pengukuran yang informant terdapat nilai kenaikan positif 3% pada perspektif keuangan, negatif (-14%) dari perspektif konsumen, positif 23% pada bisnis internal, dan positif 2% pada belajar dan perhrnrbuhan. Nilai pasitif berarti kinerja diatas target sedangkan nilai negatif menunjukan kinerja dibawah target, dan pengukuran kinerja depot Lubuk Linggau tersebut diketegarikan menjadi depot dengan kinerja baik Selain sebagai alai ukur Balanced scorecard dapat memberikan indicator untuk manajernen mengenai kinerja, sehingga pihak managemen dapat menentukan inisiatf yang akan diarahkan untuk mencapai tujuan strategis.
Dengan menggunakan Balanced scorecard didepot Lubuk Linggau dapat disimpulkan bahwa alat ukur ini dapat digunakan dan dikembangkan di Unit PPDN II dan Unit lainnya serta tidak tertutup kemungkinan dengan modifkasi dapat digunakan pada organisasi lain.

An Organization needs took to evaluate its objective achievement. The tool that can be used for this purpose is performance measures. There are several types of performance measurement, one of them is balanced score card that can measure and can balance financial factors and non financial factors. PERTAMINA has a traditional one that measures on financial productivity aspect although these measures have not been used comprehensively. In the future PERTAMINA should build a Strategic Business Unit (SBU) for its operation unit that can give profit in financial aspect and advantages in non finance aspect. The SBU must have objectives to run the company by vision and mission. The balanced scorecard for the lower operation unit or fuel terminal in Div PPDN was used to measure the objective target that has been determined Balanced scorecard is a performance measurement basically uses 4 balanced perspectives ; finance, customer, internal business, learning and growth. The application of balanced scorecard in Lubuk Linggau free terminal as a case study has shown that this tool can be implemented. The measurement result are positives3% for finance, negatives (-I4%) for customer. positives 23% for internal business, and positives 2% for learning and growth. Positives value means the performance is higher than the large!, and negative value means the performance is lower than the Target, this measurement give result that the Lubuk Linggau fire terminal has Good category in performance. The result of balanced scorecard measurement can be an indication of organization performance so that the management can make proper initiatives to meet the strategic objectives.
As a conclusion, balanced scorecard can be applied in Lubuk Linggau fuel terminal and developed in Unit PPDN II and other units; modification of this measurement is still possible to other organization."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Ariyandini
"Program JFK Jamsostek tidak bersifat wajib bagi pcrusahaan yang telah mclaksanakan sendiri pelayanan kesehatannya secara lebih baik. Saat ini belum ada pcngembangan penilaian kinerja Program JPK di Kanwil III yang dilaksanakan secara komprehensifdengan pendekatan teori balanced scorecard.
Studi ini bertujuan mcngetahui gambaran kineda dari perspektif keuangan, perspektif pclanggan, perspeklif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian deskriptif analitik dengan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang digunakan terdiri dari data primer seperti kuesioner kepuasan pelanggan dan karyawan serta wawancara mendalam, serta data sckunder yang berasal dari lapcran. Pclaksanaan di Kanwil III Bulan Februari - Mei 2009. Uji validitas dilakukan di Kanwil IV. Keempat perspektif diasumsikan mempunyai bobot yang sama pentingnya dan pengaruhnya terhadap performa JPK Kanwil III.
Hasil penilaian untuk perspektifpertumbuhan dan pembelajaran ideal, perspcktif proscs bisnis internal tidak ideal, perspektif pelanggan ideal . dan perspcktif kcuangan ideal. Secara keseluruhan penilaian kinerja Program JFK Kanwil III termasuk kritcria ideal. Peneliti mengusulkan kepada manajemen agar penetapan target dilakukan dengan Icbih menantang mengacu pada parameter SMART : spesyic. measurable. achievable, relevant dan time constrained.

Healthcare program called as JPK is an optional program for company who have better quality healthcare program compare to JPK program. Till nowadays, there isn’t comprehensive performance management system developed to monitor the perfonnance of JPK program at region III.
The purpose ofthe study is to find out the pcrfonnance of' JPK PT. Jamsostck (Persero) region Ill from several persPCctive, which are financial. customer, intemal process and learn & growth. This study categorized as analytic descriptive using quantitative and qualitative method. The data used consist of primary and secondary data. Primary data comes from customer and employee satisfaction research previously conducted and in-depth interview. Data collected during February-May 2009. Four perspectives assumed have same weight in tenn of its degree of importance and its effect to JPK pcrfom1ance.
The result of the study shows that three of perspective (learn and growth, customer, financial) are ideal condition while one perspective (intemal process) isn’t ideal condition. Overall, performance of .IPK region Ill categorized as ideal criteria. Researcher recommend management to set the target using five criteria's, which are SMART, stand for S-Specific, M-Measurable, A-Achievable, R-Relevant, T-Time Constrained.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
15-22-31459491
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Khurnianingsih
"Sejak dikeluarkannya SE-I81PJ.12006 Tentang Key Performance Indicator maka penilaian kinerja unit kerja Direktorat Jenderal Pajak diukur dengan Key Performance Indicator ( KPI ) yaitu merupakan indikator kinerja non keuangan masing-masing unit kerja. Permasalahan yang timbul adalah apakah penilaian kinerja KPP WP Besar Satu sebagai salah satu unit kerja Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan KPI sudah selaras dengan nisi, misi dan strategi serta menggambarkan seluruh kinerja KPP WP Besar Satu secara keseluruhan dan bagaimana mengembangkan KPI menjadi Balanced Scorecard sebagai alat pengukuran kinerja di KPP WP Besar Satu yang Iebih seimbang.
Penelitian dilakukan pertama-tama dengan melakukan evaluasi terhadap KPI yang dijadikan sebagai alat pengukuran kinerja di KPP Wajib Pajak Besar satu. Evaluasi dilakukan dengan pendekatan Balanced Scorecard oleh karena itu KPI akan dilihat dari 4 ( empat ) perspektif yang ada dalam Balanced Scorecard. Setelah itu dilakukan penyusunan dan perancangan Balanced Scorecard agar diperoleh keseimbangan dalam pengukuran kinerja KPP Wajib Pajak Besar Satu. Perancangan Balanced Scorecard diselaraskan dengan nisi, misi dan strategi KPP Wajib Pajak Besar Satu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari masing-masing penilaian dalam KPI yang digunakan sebagai ukuran kinerja di KPP Wajib Pajak Besar Satu, bisa dikatakan masih belum sesuai dan sejalan dengan visi, misi dan strategi yang ditetapkan. Beberapa tujuan strategis seperti melakukan reformasi moral, etika dari integritas dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak juga belum di dukung oleh ukuran kinerja yang tepat yang mendorong untuk tercapainya tujuan strategis tersebut. Ukuran kinerja yang ada dalam KPl lebih banyak mengukur keberhasilan KPP Wajib Pajak Besar Satu dalam menjalankan proses internalnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa KPI yang digunakan sebagai alat pengukuran kinerja KPP Wajib Pajak Besar Satu belum selaras dan sesuai dengan visi, misi dan strategi yang sudah ditetapkan. Selain itu KPI belurn memberikan keseimbangan dalam penilaian kinerja antara aspek keuangan dan non keuangan, aspek masa lalu dan mass depan, serta aspek internal dan aspek ekstemal.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah agar KPP Wajib Pajak Besar Satu merancang dan membangun ukuran kinerja dengan Balanced Scorecard yang diselaraskan dengan visi, misi dan strategi untuk mendapatkan keseimbangan kinerja antara aspek keuangan dan non keuangan, aspek masa lalu dan masa depan, serta aspek internal dan aspek ekstemal. Implementasi Balanced Scorecard tersebut hendaknya dilaksanakan oleh seluruh pegawai KPP Wajib Pajak Satu dari Kepala Kantor sampai ke pelaksana. Agar terlaksana dengan baik maka KPP Wajib Pajak Besar Satu hams menyediakan sumber daya-sumber daya, pelatihan dan waktu yang memadai agar scorecard dapat dijalankan dengan baik. Komunikasi mengenai visi, misi dan tujuan strategis KPP Wajib Pajak Besar Satu perlu dilakukan secara berkesinambungan agar tercapai kesepahaman mengenai tujuan yang akan dicapai dan agar bisa diketahui apakah rancangan Balanced Scorecard sudah benar-benar sesuai dengan visi, misi dan tujuan strategis KPP Wajib Pajak Besar Satu.

Since the Issuance of SE-18IPJ.12006 regarding Key Performance Indicator, the Directorate General of Taxes (DGT) working units Performance Indicator is based of Key Performance Indicator (KPI). KPI is used for non financial indicator in each DGT's working units. The first problem arise is whether this performance indicator applied in Large Tax Payer Office (LTO) One as one of DGT's working units has met its vision, mission, and strategy and able to describe the whole performance of LTO One. Second is how to develop the KPI w become a Balance Scorecard, a more balanced performance indicator tool for LTO One.
The Research is first done by evaluating the application of KPI in LTO One. The Evaluation is performed from the Balance Scorecard point of view, so the KPI are seen from four perspectives. Then, the research is continued by composing and designing The Balanced Scorecard that meet the vision, mission, and strategy of LTO One.
The Result shows that KPI used as a performance Indicator in LTO One have not met the LTO Ones vision, mission, and strategy. Some strategic goals such are performing moral reform; ethics; and integrity, also improving the service to Tax Payers are not yet supported by the right performance indicators which can eventually fasten the achievement of those strategic goals. The Indicators in KPI are more concern about measuring the LTD One the internal process success.
The conclusions of this research are that KPI as a performance indicator tool in LTD One has not met LTO One's vision, mission, and strategy; the KPI has not also given the balance between the financial and non financial aspects; the current and past aspects; and the external and internal aspects of its object.
The suggestions that can be given are that LTO One should design the performance indicator using Balance Scorecard that meet better with its vision, mission, and strategy and can also balance the performance between its financial and non financial aspects; its current and past aspects; and its external and internal aspects. Then, The Implementation of Balance Scorecard should be done by all employees from The Head Office as the top line officer to the lower line officer. In order The Performance Indicator to work well, LTO One should provide the resources, the training, and the time that best meet the standard. Communication about LTO One's vision, mission, and strategic goals need to be done continuously to develop the same understanding about the real goal and to know whether the design of Balance Scorecard has met the vision, mission, and strategic goals of LTO One."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Puspitasari
"Ketersediaan data dan informasi yang handal, akurat dan tepat waktu hingga saat ini masih harus ditingkatkan. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang ada saat ini belum mampu menjawab seluruh kebutuhan stakeholder, baik internal maupun ekternal Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) merupakan unit kerja yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas di bidang data dan informasi kesehatan dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
Penelitian yang berjudul Rencana Aksi Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Tahun 2016-2019 dengan Pendekatan Balanced Scorecard, dilaksanakan pada bulan April-Juni 2015. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan visi, misi, tujuan jangka panjang, gambaran posisi Pusdatin, strategi, KPI, dan kegiatan untuk empat tahun ke depan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui telaah dokumen, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan Concensus Decision Making Goup (CDMG) dengan Tim NSPK Pusdatin.
Berdasarkan hasil skor EFE (2,25) dan IFE (2,64) pada analisis situasi, maka diketahui posisi Pusdatin pada matriks IE adalah Hold and Maintain. Sedangkan pada Matriks TOWS berada pada kuadran 2 (Internal Fix-it Quadrant) dan kuadran 3 (External Fix-it Quadrant). Terdapat dua strategi besar yang dirumuskan dari enam strategi hasil matrik QSPM. Strategi pertama Optimalisasi SIK melalui integrasi sektoral dan advokasi dan kedua Good governance melalui tata kelola data dan informasi, SDM, dan penganggaran.

The availability of reliable, accurate and timely data and information until now still need much improvement. Existing Health Information System (HIS) has not been able to answer the whole needs of stakeholders, both internal and external client of the Ministry of Health. Center for Data and Information (Pusdatin) is a unit which is responsible for the enforcement of tasks in the field of health data and information and responsible to the Minister of Health.
The study, entitled Plan of Action for Center for Data and Information of the Ministry of Health Year 2016-2019 with the Balanced Scorecard Approach, has been implemented in April-June 2015. This research aims to formulate a vision, mission, long term goals, organization?s position, strategy, KPI, and activities for the next four years. The method of this research is descriptive qualitative through document review, in-depth interviews, focus group discussion and Consensus Decision Making Group (CDMG) with NSPK Team.
Based on the analysis of situation, the results of the EFE score (2.25) and IFE score (2.64) determines Pusdatin?s position on the IE-matrix is Hold and Maintain. While in the TOWS matrix, Pusdatin is at the quadrant two (internal fix-it quadrant) and at the quadrant three (external fix-it quadrant). There are two big strategies built from six strategies of QSPM matrix. The first strategy is HIS optimalization through sectoral integration and advocacy and the second strategy is good governance through regulation, human resources improvement and budgeting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herma
"Tesis ini membahas pengukuran tingkat kinerja SMAN 1 Bengkulu Selatan menggunakan balanced scorecard. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran tingkat kinerja SMAN 1 Bengkulu Selatan terhadap empat aspek kinerja, yaitu: aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal, dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran dilakukan terhadap data sekunder untuk aspek keuangan dan aspek proses bisnis internal, sementara aspek pembelajaran pertumbuhan dan aspek pelanggan menggunakan data primer yang diperoleh menggunakan kuesioner.
Hasil akhir penelitian menunjukan bahwa kinerja SMAN 1 Bengkulu Selatan secara keseluruhan berada pada status baik (berkinerja baik). Walau demikian, terdapat salah satu elemen pada aspek kinerja proes bisnis internal yang status kinerjanya cukup, yaitu bidang operasi. Untuk itu penelitian ini sedapat mungkin, SMAN 1 Bengkulu Selatan membuat program baru dengan cara menambah mata pelajaran yang berisi tentang muatan dan keunggulan lokal atau life skill pada kurikulum sehingga beban kerja efektif setiap guru dapat terpenuhi dan dilaksanakan dengan baik. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan agar SMAN 1 Bengkulu Selatan dapat mengembangkan sistem informasi berbasis information communicatian and technology (ICT) untuk meningkatkan kinerja di bidang kemampuan sistem informasi.

This thesis discusses about the performance rate of SMAN 1 of South Bengkulu using balanced scoredcard. It is a quantitative study with descriptive design. The study is done by measuring four factors of the performance rate. They are financial, customer, process of internal business, and learning and growth. The analysis of the financial and the process of internal business factors use secundary data, while the analysis of the learning and growth and the customer factors use primary data from the questionairy.
The result of the study shows that in general the performance of SMAN 1 of South Bengkulu is on the good level. Nevertheless there is one element of the process of internal business factor, that is the operation element is not on the good level yet. Therefore this study suggests SMAN 1 of South Bengkulu should make a new program by adding new subject contains local excellence or life skills in the curriculum to fulfill teachers? activities and will be done effectively. Furthermore, this study suggests SMAN 1 of South Bengkulu to develop the system of Information and Communication Technology (ICT) to improve the performance of the information system ability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T30223
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>