Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85917 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonny Indra
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jendrius
"Tesis ini mencoba melihat bagaimana pola jaringan sosial antar kerabat perempuan dalam masyarakat matrilineal Minangkabau, khususnya di perkotaan dan sejauh mana variabel kedekatan geografis, status sosial ekonomi, dan keberadaan perempuan senior, berpengaruh terhadap pola jaringan sosial antar kerabat perempuan tersebut. Penelitian ini didasarkan atas beberapa pemikiran, pertama, bahwa keluarga luas dan ikatan kekerabatan masih memiliki fungsi yang signifikan; kedua, perempuan memainkan peran yang dominan dalam jaringan kekerabatan dibandingkan dengan laki-laki; ketiga, jaringan sosial antar kerabat dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti jarak (kedekatan geografis), status sosial ekonomi dan dalam kasus Minangkabau, juga dipengaruhi oleh keberadaan perempuan senior.
Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, melalui penelitian survei terhadap 120 orang responden perempuan Minangkabau yang tinggal di Kelurahan Purus Atas dan Kelurahan Padang Baru, Kecamatan Padang Barat, Kotamadya Padang, ditemukan bahwa, jaringan sosial antar kerabat perempuan tersebut sengaja dikembangkan dan dipelihara oleh perempuan dikarenakan memiliki makna yang sangat strategis bagi mereka, baik secara ekonomis, sosio-kultural maupun politis.
Dilihat dari aspek ekonomis, jaringan sosial antar kerabat perempuan tersebut merupakan aset sekaligus "social capital? yang dapat diandalkan untuk menjaga subsistensi dan kebutuhan mereka. Dari aspek sosial-kultural jaringan sosial tersebut menunjukkan kepada "orang luar" bahwa sebuah keluarga/kaum itu merupakan kesatuan yang kompak sekaligus sarana untuk menunjukkan moral and social responsibilities dan komitmen kesetiaan kepada kerabat. Sementara itu, secara politis jaringan sosial tersebut dimaksudkan untuk dapat mencapai tujuan-tujuan politis serta menaikkan posisi tawar-menawar mereka terhadap kerabat laki-laki bahkan, adakalanya ditujukan untuk ?menundukkan" kerabat laki-laki mereka, hal mana mustahil dapat mereka lakukan secara sendiri-sendiri.
Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa pada dasarnya relasi antar kerabat perempuan ini melibatkan kerabat dalam lingkup "samande" dan secara umum tidak ada perbedaan pola jaringan sosial yang terdapat dalam kedua kelompok responden. Hal ini menunjukkan bahwa kerabat perempuan memiliki peran dan makna yang penting dalam masyarakat Minangkabau dari kelompok manapun, begitu juga jarak tempat tinggal kerabat serta Status Sosial Ekonomi tidak secara langsung mempengaruhi hubungan antara kerabat. Begitu juga dengan keberadaan perempuan senior terutama ibu, masih menduduki peran sentral dan turut mempengaruhi pola jaringan sosial antar kerabat perempuan.
Temuan menarik lainnya adalah tidak terlihat kecenderungan adanya unequal power relations antara kerabat yang memiliki status sosial berbeda, dikarenakan adanya "rules? dan keyakinan bahwa mereka yang lebih beruntung sudah sepantasnya membantu kerabat yang tengah kesulitan dan adanya kesadaran serta keyakinan bahwa apa yang diperoleh seseorang tidak terlepas dari bantuan kerabatnya. Satu hal lagi ternyata, dalam kenyataannya kerabat perempuan mempunyai andil yang besar terhadap kerabat laki-laki mereka baik membantu secara materil maupun non materil. Satu hal lagi, meskipun variabel Kedekatan geografis, Status Sosial Ekonomi, serta keberadaan perempuan senior ini sangat dibutuhkan dalam menjelaskan relasi antara kerabat perempuan, akan tetapi nampaknya belum cukup memadai (necessary but not sufficient) untuk menjelaskan secara komprehensif relasi antar kerabat perempuan dimaksud. Faktor-faktor seperti proses sosialisasi besar/kecilnya anggota keluarga/kerabat, ?sejarah keluarga', serta peran suami, tampaknya perlu diperhatikan untuk dapat memahami persoalan jaringan sosial antar kerabat perempuan ini secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyos Fira
"Laporan penelitian yang diuraikan dalam tesis ini, tersusun berdasarkan penelitian tentang aktivitas kantau yang dilakukan oleh sebagian besar perantau Minang di Pasar Cipulir. Penelitian ini dilaiarbelakangi oleh merantau sebagai pola migrasi orang Minang dalam hubungannya dengan perkembangan dunia industri dan pasar garmen di Jakarta. Fokus penelitian adalah pada konsep kantau sebagai salah satu pilihan okupasi perantau Minang di Jakarta. Terdapai tujuh pokok pertanyaan yang menjadi dasar penelitian ini, untuk memudahkan analisa, sepuluh pertanyaan tersebut terbagi dalam dua aspek, yailu 1). Bagaimana aspek historis kantau, Apa itu kantau dan bagaimana asal mulanya kantau dalam aktivitas pasar garmen dalam hubungannya dengan komunilas orang Minang di Pasar Cipulir? Bagaimana profile Tukang Kantau/Pengantau dan bagaimana proses integrasi individu dalam aktivitas kantau tersebut, Apakah kantau merupakan perkembangan dari pola okupasi orang Minang di perantauan yang terkait dengan modal individu (human capital) dan modal budaya (culture capital) orang Minang? Dan 2). Bagaimana eksistensi institusi kantau dalam jaringan sosial yang ada di Pasar Cipulir, Bagaimana gambaran umum komunitas etnik Minang di Pasar Cipulir?, Bagaimana posisi kantau dalam struktur komunitas etnik Minang pelaku kantau di sektor gannen alau bagaimana community prome kantau?, Nilai-nilai apa yang terbentuk dalam aktilitas kantau dalam hubungannya dengan bonding, bridging, linked modal sosial dalam kegiatan kantau? Bagaimana tipologi kegiatan mengantau tersebut dan apakah kantau dapat menjadi Iembaga yang berkembang atau hanya sebagai batu Ioncatan bagi para pelakunya? Penelitian ini menggunakan metode kualitalif dengan tipe eksploratif.
Pengumpulan data dan analisa difokuskan pada kajian holistik pada subyek-subyek penelitian yailu para Tukang Kantau. Pada analisa hasil penelitian dilakukan pemilahan, kategorisasi dan klasifikasi subyek penelitian untuk mendapalkan pemetaan yang lengkap tentang konsepsi kantau ilu sendiri. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi dengan partisipasi pasif dalam aktivitas mengantau, dilengkapi dengan studi literatur untuk menggali segi-segi historis yang ada. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball.
Hasil penelitian ini secara umum menuniukan bahwa secara historis, konsep kantau terkait erat dengan konsepsi merantau orang Minang di Jakarta. Anak kantau adalah satu dari generasi anak dagang yang lahir dalam dinamika dunia perantauan orang Minang. Pengertian tukang kantau pada pasar garmen menunjuk pada posisi perantara (middleman) dalam arus pemasaran dan proses lndustri garmen. Sementara itu dalam tataran yang lebih kompleks, kantau menjadi sebuah konsep yang Iebih luas, yaitu meliputi proses integrasi individu dan regenerasi pedagang-produsen garmen di Pasar Cipulir. Munculnya aktivitas kantau di Pasar Cipulir dapat ditelusuri sampai tahun 70-an. Temuan peneliti menunjukan adanya periodesasi dalam perkembangan Pasar Cipulir, yaitu; Periode pasar kodian, periode pasar lusinan dan periode kompetisi bebas.
Aklivitas kantau lahir seiak periode pertama. Profil tukang kantau yang ditemukan adalah mengantau sebagai batu loncatan, mengantau sebagai katup penyelamat dan peluang mempertahankan eksistensi di pasar dan industri garmen, mengantau kearah hulu dan hillr dalam rantai produksi dan pemasaran produk garmen serta profile akhir dari profesi tukang kantau. Kemudian dilemukan pula tipologi tukang kantau yailu; menurut posisi bertindak, terdiri dari tukang kantau perantara, tukang kantau penjual, tukang kantau berkeliling antar pasar atau daerah dan tukang kantau garmen dibawah standar. Sementara itu menurut jenis barang, tukang kantau dapat dibedakan, tukang kantau bahan baku dan tukang kantau barang jadi, Temuan penelitian menunjukan bahwa aktivitas kantau memiliki eksistensi dan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan pasar dan industri garmen di Pasar ClpuIir sehingga, kantau terus ada sebagai reproduksi komunitas orang Minang d Pasar Cipulir. Nilai yang ditemukan dalam aktivitas kantau adalah menjaga kepercayaan sehingga menjadi bridging modal sosial aktivitas kantau. Melekatnya kantau dengan komunitas pedagang menyebabkan kantau tidak akan pernah memiliki bonding modal sosial yang solid, oleh karena itu aktivitas kantau tidak dapat menjelma menjadi sebuah lembaga formal dan berkembang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurina
"Penelitian ini berusaha melihat bagaimana jaringan sosial dan modal sosial berperan dalam sebuah kegiatan bisnis. Di Indonesia kegiatan bisnis banyak sekali dikuasai oleh etnis Tionghoa, meskipun demikian etnis ini memliliki latar belakang sejarah yang kelam sejak masa kolonial. Kecemburuan sosial yang ada dimasyarakat membuat etnis ini kerap mendapat perlakuan diskriminatif dari pemerintah maupun masyarakat. Namun, meskipun mendapat perlakuan negatif, etnis ini tetap eksis dan bertahan di dunia bisnis. Dari hal tersebut penelitian ini dilakukan, untuk melihat apakah bisnis berbasis etnis ini berhasil karena adanya peran jaringan sosial dan modal sosial dalam prosesnya.
Dari penelitian ini diketahui bahwa jaringan dan modal sosial dalam bisnis berbasis etnis memang berperan pada awal bisnis tersebut berjalan, namun seiring waktu kekuatan jaringan tersebut menguat bukan karena kesamaan primordial melainkan karena kesamaan pengalaman dan kerja sama yang dilakukan dalam waktu yang lama. Jaringan sosial yang begitu kuat memberikan dampak negatif bagi institusi ekonomi itu sendiri karena kesamaan pengalaman membuat instusi ekonomi sulit berkembang. Dalam aspek modal sosial, peneliti mengkritisi bahwa modal sosial sulit untuk diaplikasikan dalam institusi ekonomi swasta.
Penelitian ini menggunakan Soft Systems Methodology dan masuk dalam kategori sosisologi ekonomi, khususnya mengenai The New Institutionalism Economy in Sociology. Lokasi penelitian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang.

This paper discuss about social network dan social capital in business activity. In Indonesia business activity was handled by Tionghoa Ethnic, even this ethnic has bad history since the colonial era. Sosial jealousy make this ethnic gets negative stereotype and discrimination. But this ethnic still survive and exist in business activity. From that promblem this paper try to explain is the business based on ethnicity being successfull because social network and social capital.
The results of this research that social networkd and social capital in business based in ethnic is accured in the beginning of the business process, moreover that social network being stronger not because primordial factor but the same experience from the actors. Strong ties of social network give negative impact for economic institution because the experience in the group maakes the institution hard to develop itself. In capital social, this paper discuss that social capital is hard to be applied in economic institution based on market mechanism.
This paper use Soft System Methodology and part of Economic Sociology, especially about The New Institutionalism Economic In Sociology. The location of the research was in Pusat Grosir Metro Tanah Abang.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Haposan Riccardo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efitri Yuliana
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harkrisyati
"Tak dapat diingkari bahwa Indonesia sebenarnya memiliki sumber informasi yang kuat untuk bidang Ilmu-Ilmu Sosial dan Kemanusiaan. Sampai saat ini tercatat sebanyak 470.663 judul buku untuk koleksi bidang itu. Namun sangat disayangkan bahwa pengembangan dan penyebaran informasi ini belum menunjukkan hasil yang menggembirakan dibandingkan dengan ilmu dan teknologi, misalnya. Padahal kita tahu bahwa informasi bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan panting sekali artinya bagi kelestarian budaya bangsa.Bila kita kaji, sesungguhnya informasi bidang ini memerlukan penanganan yang lebih kompleks daripada bidang lainnya. Hal ini disebabkan antara lain, pemakai informasi bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan tidak hanya memerlukan informasi yang bersifat mutakhir, akan tetapi juga informasi retrospektif. Selain itu bidang-bidgng lain seperti biologi dan pertanian serta kesehatan dan kedokteran telah memiliki badan resmi bertaraf nasional yang bertindak sebagai pusat informasi, sedangkan bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan tidak demikian halnya. Tanpa mengurangi arti sistem yang telah ada, Indonesia memerlukan adanya suatu badan yang berperan sebagai koordinasi informasi bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan pada tingkat nasional."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S15133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rijanto P. Lukito
"Air adalah sumberdaya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia.Hasil pengeloiaan air minum oleh organisasi air minum seringkali tidak dapat memenuhi tujuan/target organisasi karena ketidak efisienan organisasi yang bersangkutan. Salah satu akibatnya adalah terjadi tingkat kebocoran produk air minum yang tinggi sehingga konsumen harus membayar harga air dengan tarif yang lebih tinggi dari harga semestinya.Juga cakupan pelayanan air minum tidak mampu menjangkau seluruh penduduk kota yang membutuhkan air minum dan sebagai akibatnya penduduk berpenghasilan rendah membayar air dengan harga lebih tinggi.
Untuk mengatasi hal di atas,dilakukan penanganan teknis dengan dana yang besar. Namun, penanganan teknis semata ternyata tidak cukup untuk mengatasi masalah yang ada karena inefisiensi yang terjadi bukan hanya masalah teknis saja. Melainkan, juga dan bahkan sebagian besar disebabkan oleh masalah non-teknis. Oleh karena itu,dilakukan studi jaringan sosial untuk memahami pengelompokan-pengelompokan sosial dalam jaringan kerja organisasi PAM JAYA guna mendapatkan pemahaman tentang struktur sosial yang berlaku yang mengakibatkan sistem kontrol,monitoring dan koordinasi menjadi lemah.
Dalam berbagai studi tentang struktur organisasi telah banyak dilakukan, ada yang melihat organisasi dengan kerangka dikotomi formal-informal-kemudian diperbaruhi dengan memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang berada di dalam sistem yang lebih besar lainnya seperti masyarakat atau negara,yang berpijak pada kerangka integrasi.Perkembangan terakhir, para akhli ilmu sosial yang mempelajari struktur organisasi melihatnya sebagai suatu konfigurasi relasional antara kelompok-kelompok (divisi), dan kelompok kuasi yang secara ada (lihat Mouzelis 1985).
Berdasarkan perkembangan terakhir di atas, konsep power memainkan peran yang krusial. Sebab individu atau kelompok/kelompok kuasi bisa memiliki kemampuan untuk melakukan kontrol terhadap pengambilan keputusan dan lahirnya kebijakan yang mengarah ada sumberdaya-sumberdaya yang terdapat pada organisasi yang bersangkutan. Sehingga,distribusi kontrol terhadap sumberdaya, perilaku individu atau kelompok lain dan formasi kelompok kuasi (power,interest dan sentiment), formasi yang ada saling berkompetisi dalam rangka melindungi/menjaga atau mencari kesempatan dalam mendapatkan reward atau sumberdaya yang bersedia di dalam organisasi.Ditegaskan oleh Mouzelis bahwa konflik dan perjuangan - perjuangan antara 'klik' (cyclic block, block dan isolated tree) untuk memproleh `power dan jaminan terhadap pembagian reward-reward organisasi (aktivitas politikal organisasional yang terjadi dari hari ke hari) ini secara keseluruhan sering tidak nampak bagi `orang luar' atau tidak nampak dari mata para ahli sosiologi yang naive-yang hanya mengandalkan wawancara dan kuesioner. Dengan berbagai cara (kamuflase)-'klik-klik tersebut mampu melahirkan kebijakan, aturan-aturan dan sebagainya (hasil kompetisi)-yang akan tampak harmoni bagi para anggota organisasi yang bersangkutan.
Oleh karena itu, dengan bergesernya 'pusat power formal/resmi' dan ketidak patuhan terhadap aturan-aturan organisasi dalam jaringan kerja PAM JAYA mengakibatkan melemahnya sitem kontrol, monitoring dan koordinasi yang diciptakan.Dengan melemahnya sistem kontrol, monitoring dan koordinasi maka ketahanan organisasi menjadi lemah sehingga tujuan organisasi tidak dapat dicapai. Dan, ketahanan organisasi yang lemah akan memperlemah kinerja organisasi yang pada akhirnya memperlemah ketahanan - ketahanan wilayah ;dan bilamana beberapa / seluruh organisasi-organisasi air minum di Indonesia memperlihatkan ketahanan organisasi yang lemah maka secara nasional akan memperlemah ketahanan nasional."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruddy Agusyanto
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
366 RUD j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>