Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113555 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S6922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Alyani Nurfirdaus
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parentification dan kecemasan pada remaja dari status sosial-ekonomi rendah. Sebagai tambahan, penelitian ini juga dilakukan untuk melihat gambaran parentification dan kecemasan pada remaja dari status sosial-ekonomi rendah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Parentification diukur menggunakan Parentification Inventory (PI) yang disusun oleh Hooper (2009) yang telah diadaptasi dan diterjemahkan ke dalam konteks Indonesia. Kecemasan diukur menggunakan STAI Form Y1 yang disusun oleh Spielberger (1983) yang telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia dari penelitian sebelumnya oleh Suparyono (2003). Responden penelitian ini berjumlah 183 orang remaja dari status sosial-ekonomi rendah. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa parentification berkorelasi secara negatif dan signifikan dengan state-anxiety, r = -.175, n = 183, p < .05). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat parentification yang dialami remaja, maka semakin rendah pula tingkatan kecemasan yang dirasakan.

This research was conducted to find the correlation between parentification and anxiety in adolescents from lower socio-economic status. In addition, this research also aimed to depict parentification and anxiety among adolescents from lower socio-economic status. This study used the quantitative approach. Parentification was measured using a Parentification Inventory (PI) which is compiled by Hooper (2009) which has been adapted and translated into Indonesian context. Anxiety was measured using the STAI Form Y1 were compiled by Spielberger (1983) which has been adapted to the Indonesian context from previous research by Suparyono (2003). These participants of this research are 183 adolescents from lower socio-economic status. The main results of this study showed that parentification significantly and negatively correlated with state-anxiety, r = -.175, n = 183, p <.05). The results of this study stated that the higher level of parentification of one?s own, the lower his/her levels of state anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriati Hamzah
1985
S2185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cresentia Clarissa Adiwinata
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, utamanya anak yang berada pada masa kanakkanak awal. Penelitian sebelumnya yang melibatkan mayoritas partisipan dari tingkat SSE atas menyatakan bahwa ideologi gender merupakan salah satu prediktor dari keterlibatan ayah pada pengasuhan. Di sisi lain penelitian yang melibatkan mayoritas partisipan dengan tingkat SSE rendah menyatakan bahwa tidak ditemukannya hubungan antara ideologi gender dan tingkat keterlibatan ayah pada pengasuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran Status Sosial Ekonomi (SSE) sebagai moderator dari hubungan antara ideologi gender dan keterlibatan ayah pada pengasuhan anak usia 3-6 tahun (kanak-kanak awal). Partisipan dari penelitian ini merupakan 106 ayah yang berusia 20-50 tahun dan memiliki anak usia 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement (IFI), Intergenerational Panel Study of Parents and Children (IPSPC), dan Kuppuswamy Socioeconomic Scale. Hasil analisis uji moderasi menggunakan PROCESS Hayes model 1 menunjukan bahwa ideologi gender memiliki pengaruh positif yang signifikan sebagai prediktor dari keterlibatan ayah (b=0.11, p<0.05), tetapi status sosial ekonomi tidak memiliki efek moderasi yang signifikan dalam hubungan antara ideologi gender dan keterlibatan ayah (b=-0.00, p>0.05). Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ayah terkait ideologi gender yang dapat berperan sebagai prediktor dari keterlibatan pengasuhan anak. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan ayah terhadap pengasuhan anak mengingat tingkat keterlibatan ayah di Indonesia masih tergolong rendah.

Fathers' involvement in parenting is very important for the growth and development of children, especially those in early childhood. Previous research involving the majority of participants from the upper socioeconomic status (SSE) level stated that gender ideology is a predictor of a father's involvement in parenting. On the other hand, research with a large percentage of individuals with low SSE found that there was no relationship between gender ideology and the level of father involvement in parenting. The aim of this research is to look at the role of socioeconomic status (SSE) as a moderator of the relationship between gender ideology and father involvement in raising children aged 3- 6 years (early childhood). The participants in this study were 106 fathers aged 20–50 years who had children aged 3-6 years. The measuring instruments used in this study were the Inventory of Father Involvement (IFI), the Intergenerational Panel Study of Parents and Children (IPSPC), and the Kuppuswamy Socioeconomic Scale. The results of the moderation test analysis using the Process Hayes model 1 show that gender ideology has a significant positive effect as a predictor of father involvement (b = 0.11, p<0.05), but socioeconomic status does not have a significant moderating effect on the relationship between gender ideology and involvement. father (b = -0.00, p>0.05). It is hoped that the findings from this study can increase fathers' awareness regarding gender ideology, which can act as a predictor of parenting involvement. In addition, it is hoped that the results of this study can increase awareness of the importance of father involvement in child care, considering that the level of father involvement in Indonesia is still relatively low."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayati
"Rendahnya taraf hidup dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi kelompok-kelompok ekonomis produktif adalah wujud kesenjangan dalam memperoleh pemerataan distribusi pendapatan dan rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomis. Akar permasalahan yang mencuat dipermukaan karena tidak adanya keseimbangan dalam memperoleh kesempatan untuk berkiprah mengembangkan sayap usahanya. Pembangunan dibidang ekonomi adalah satu-satunya tonggak dalam mengupayakan pemerataan yang diarahkan dengan menata struktur perekonomian tiga pelaku ekonomi nasional, yaitu semula dengan sistem perekonomian konglomerasi menjadi sistem perekonomian kerakyatan, dengan memberdayakan usaha kecil atau kelompok ekonomis produktif secara sistematis terpadu dan berkelanjutan. Salah satu program merupakan pencegahan kemerosotan dan mengangkat kembali mutu hidup masyarakat dari program JPS, yang dilaksanakan Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah melalui Proyek Pengembangan Program LEPMM, untuk mendorong tumbuhnya lembaga keuangan alternatif guna mempermudah akses dalam sumber permodalan bagi anggota kelompok usaha. Keberhasilan pengembangan program LEPMM sangat ditentukan adanya partisipasi dari anggota kelompok, namun didalam wujud partisipasi sangat banyak variabel-variabel yang mempengaruhinya diantaranya, tingkat kemampuan sosial ekonomi anggota kelompok dan pengetahuan anggota. Didalam penelitian ini akan diketahui hubungan variabel - variabel yang mempengaruhi tersebut, sehingga hubungan tersebut terlihat merupakan pendorong partisipasi anggota kelompok dalam melaksanakan program LEPMM sehingga tercapai sasaran dan tujuannya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara setara antara kuantitatif dan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Lembaga Ekonomi Produktif Masyarakat Mandiri (LEPMM) yang berada di Kabupaten Tangerang: pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 60 responden dilakukan secara acak sederhana yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten. Data yang dikumpulkan melalui instrumen berbentuk angket dengan tekhnik wawancara, dalam bentuk instrumen pengukuran Kemampuan sosial ekonomi, Pengetahuan anggota kelompok terhadap LEPMM, dan Partisipasi dalam pelaksanaan program LEPMM.
Dari permasalahan yang ada hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, terdapat hubungan positif antara kemampuan sosial ekonomi dengan partisipasi. Hubungan keduanya termasuk sedang ditunjukkan dengan adanya peningkatan kemampuan sosial ekonomi anggota kelompok karena adanya insiatif tinggi yang mendorong partisipasi anggota kelompok. Apabila dilakukan kontrol variabel pengetahuan maka kontribusi kemampuan sosial ekonomi memberikan peningkatan kepada partispasi yang cukup berarti. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sosial ekonomi turut menentukan adanya variasi partisipasi. Kedua, terdapat hubungan positif antara pengetahuan dengan partisipasi. Hubungan keduanya adalah sedang, digambarkan dengan melakukan kontrol variabel kemampuan sosial ekonomi maka kontribusi yang diberikan oleh variabel pengetahuan terhadap partisipasi relatif cukup. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan sosial ekonomi anggota turut menentukan adanya variasi partisipasi anggota dalam menunjang keberhasilan LEPMM. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kemampuan sosial ekonomi dan pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat partisipasi anggota. Sedangkan kontribusi masing masing variabel antara tingkat kemampuan sosial ekonomi dan tingkat pengetahuan adalah relatif sedang, berarti masih ada variabel lainnya yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota. Diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan, Lembaga Swadaya Masyarakat anggota kelompok dan peneliti dalam kaitannya dengan pelaksanaan Program LEPMM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingee Dhita Agustin
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Angraini S.
"Laporan magang ini membahas kemampuan pengurus dalam mengelola sentra kriya Rumah Pintar Dharma Vidya dengan efektif berdasarkan analisis dari 4 aspek yaitu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran dan keuangan. Penelitian ini mengkhususkan pada kegiatan pelatihan sentra kriya bagi remaja dan ibu-ibu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis SWOT dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan 4 aspek yaitu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran, dan keuangan pengurus Rumah Pintar Dharma Vidya DWP Kementerian PU mampu mengelola sentra kriya dengan efektif.

This internship report discusses the ability of administrators to manage craft centers Rumah Pintar Dharma Vidya effectively based on four aspects: institutional and organizational, production, marketing and financial aspect. This research specializes in training activities for teenagers and mothers. This study is a qualitative research design with SWOT analysis and descriptive statistics. The results conclude that based on four aspects: institutional and organizational, production, marketing and financial aspect the committee can manage craft centers Rumah Pintar Dharma Vidya DWP Ministry of Public Works effectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Verdiana Azra
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa parentification dapat bersifat konstruktif dan destruktif, dipengaruhi oleh pemberian bimbingan dan dukungan dari keluarga. Pada remaja dengan status sosial ekonomi (SES) rendah, parentification merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari, sehingga mereka perlu mengembangkan kemampuan positif yang ada di dalam diri, salah satunya resiliensi, untuk menghindari terjadinya parentification yang bersifat destruktif. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara parentification dan resiliensi pada remaja SES rendah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Parentification diukur menggunakan alat ukur Parentification Inventory yang disusun oleh Hooper (2009) dan telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia. Resiliensi diukur menggunakan Resilience Scale (RS-14) yang disusun oleh Wagnild dan Young (1993) dan telah diadaptasi ke dalam konteks Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 183 orang remaja dari keluarga dengan status ekonomi sosial (SES) rendah. Hasil utama penelitian menunjukkan parentification berkorelasi positif signifikan dengan resiliensi (r=0.320; p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Dapat diartikan bahwa semakin tinggi parentification seseorang maka semakin tinggi pula resiliensinya.

Some researchers have shown that parentification can be constructive and destructive, influenced by the provision of guidance and support from family. In adolescents with low socioeconomic status (SES), parentification is a condition that can not be avoided, so they need to develop positive capabilities that exist within their, one of resilience, to avoid destructive parentification. This research was conducted to find the relationship between parentification and resilience. This research used the quantitative approach. Parentification was measured using Parentification Inventory (PI) which was constructed by Hooper (2009) and had been adapted to Indonesian context. Resilience was measured using Resilience Scale (RS-14) which constructed by Wagnild and Young (1993) and had been adapted to Indonesian context. The participants are 183 adolescences with low socioeconomic status. The main result of this research showed that parentification positive correlated significantly with resilience (r=0.320; p=0.000, significant at L.o.S 0.01). That mean, the higher parentification of one’s own, the higher his/her resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnawaty Octavia
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Priscarani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parentification dengan codependency pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah. Parentification didefinisikan sebagai gangguan dalam menentukan batas antar generasi, yang ditandai dengan adanya pertukaran peran fungsional dan/atau emosional antara orang tua dan anak (Hooper, 2007). Sedangkan codependency didefinisikan sebagai keinginan yang berlebihan akan penerimaan dari orang lain, disertai dengan kecenderungan untuk mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri (Dear, 2002). Penelitian ini merupakan studi korelasional dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 177 orang sebagai partisipan yang berada pada tahap perkembangan remaja (12-19 tahun), yang terdaftar dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di wilayah Jakarta. Partisipan perempuan sebanyak 76 orang dan partisipan laki-laki sebanyak 101 orang. Variabel parentification diukur dengan menggunakan Parentification Inventory (Hooper 2009), dan variabel codependency diukur dengan menggunakan Composite Codependency Scale (Dear et al., 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parentification dengan codependency pada remaja berstatus sosial ekonomi rendah, dengan r=.453, p<0.01. Hal tersebut menandakan bahwa semakin tinggi tingkat parentification, maka semakin tinggi pula codependency.

The purpose of this work is to find a relationship between parentification and codependency in adolescents with low socioeconomic status. Parentification is defined as a disturbance in boundary settings, indicated by a reversal of instrumental and/or emotional roles between parents and children (Hooper, 2007), whereas codependency is defined as an extreme desire of acceptance from others, often indicated by putting others’ needs ahead of their own (Dear, 2002). This is a correlational research using a quantitative approach. A total of 177 participants were involved in this study, all are still in adolescence developmental stage (12-19 years old) and registered to Community Learning Centers in Jakarta area. There were 76 females and 101 males as participants. Parentification was measured by Parentification Inventory (Hooper, 2009), and codependency was measured by Composite Codependency Scale (Dear et al., 2012). Results showed that a significant positive relationship occurred between parentification and codependency in adolescents with low socioeconomic status (r=.453; p<0.01). The findings indicated that an increase in parentification tends to associate with an increase in codependency."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>