Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
" While there are so many policier and programs launched with the aim to deal with the problems of child trafficking in Indonesia
and elsewhere in Southeast Asian countries, there is still little evidence
on the effectiveness of the programs. This reflects a lack of knowledge
and accurate data on the phenomenon in order to formulate an
effective policy and program. There is a tendency that many
implementing agencies are busy with running programs or projects on
child trafficking suggested by donors and leaving a little room to
question the broader context of the phenomenon or the relevance of the
program with the existing local situation. Therefore. there is a heed to
build research and analytical skills within organizations dealing with
program on child trafficking to enable themselves to analyze critically
the problems mm' related programs/projects offered. A systematic
knowledge derived from research will provide a strong data as the
basis of any action taken. It will provide a more derailed and
comprehensive understanding on the magnitude and the nature of the
problem and related will increase the effectiveness of the program. There
are various ways to build research skills among others recruiting staffs'
with research knowledge/research experience that will he in charge in
the research division. conducting research training for the existing
staffs or providing internship in a research organization.
"
Journal of Population, 10 (1) 2004 : 1-12, 2004
JOPO-10-1-2004-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ni Ketut Septiaryani
"Penelitian ini memperkenalkan terapi bermain sebagai metode intervensi sosial dalam membantu anak yang mengalami kesulitan dalam emosional dan psikososial. Intervensi dilakukan terhadap tiga studi kasus pada anak yang mengalami stres, kedukaan dan keterlambatan perkembangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan Single-Case Design yang menggabungkan praktek klinis dan penelitian berdasarkan evidence-based practice untuk melihat bagaimana pengaruh intervensi terapi bermain dalam mengatasi permasalahan emosional dan psikososial pada anak-anak dengan menggunakan pendekatan Multidimensional dalam pembangunan manusia.
Data-data dikumpulkan melalui pengukuran dengan menggunakan instrumen Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) yang memiliki aspek-aspek emotional, conduct, hyperactivity, peer dan Pro-Social; wawancara mendalam dan observasi. Asesmen dilakukan berdasarkan pengukuran skor SDQ di fase baseline. Pada fase ulasan dan fase akhir dilakukan pengukuran kembali untuk mengetahui perubahan dan pencapaian dari intervensi. Hasil penelitian ini mendeskripsikan pencapaian dan perubahan positif yang diperoleh dari anak-anak yang mendapatkan intervensi terapi bermain. Peneliti merekomendasikan spesialisasi pada pekerja sosial dalam memberikan intervensi sosial menggunakan metode terapi bermain."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T49802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Kholil
Jakarta: Kantor Menteri Negara Peranan Wanita RI , 1979
362.82 Kho p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Margareth Simardjo
"Dunia anak merupakan dunia yang penuh dengan kepolosan dan keluguan. Seorang anak yang memasuki usia sekolah akan sangat menikmati dunianya itu. Transisi dari usia prasekolah yang penuh dengan kegiatan bermain ke usia sekolah yang mulai penuh dengan aturan-aturan dapat menjadi tantangan tersendiri bagi anak. Pada usia sekolah ini, anak mulai memikirkan untuk berprestasi dan bersaing dengan temanteman sebayanya.
Menurut Hurlock (1993), anak usia sekolah diharapkan menguasai dasar-dasarpengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada masadewasa dan mempelajari keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikulermaupun ekstrakurikuler. Keterampilan kurikuler merupakan keterampilan dalambidang pelajaran sekolah sedangkan keterampilan ekstrakurikuler merupakan keterampilan di luar pelajaran sekolah, seperti menyanyi, model, piano, dansebagainya. Untuk dapat menguasai keterampilan ekstrakurikuler tersebut, banyakanak yang mengambil kursus-kursus di luar sekolah.
Dari kursus-kursus tersebut, orangtua dapat melihat bakat anaknya yangmenonjol, dan mulai mengikutkan anaknya ke perlombaan yang sesuai dengan bakatanaknya. Berawal dari kemenangan anaknya atas perlombaan yang diikuti itulah,banyak production house yang menawarkan anaknya untuk menjadi seorang bintangiklan, bintang sinetron, penyanyi, dan profesi di bidang hiburan lainnya. Dari situlah,peijalanan sang anak menjadi seorang selebriti dimulai.
Menurut Rein, Kotler, dan Stoller (dalam Walker, 2003), selebriti merupakanseseorang yang namanya dapat dijadikan berita, dapat menarik perhatian dan minat, serta menghasilkan nilai keuntungan. Menjadi seorang selebriti dapat menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi seorang anak. Interaksi dengan berbagai macam orang akan mengasah kompetensi sosial anak namun menjadi selebriti juga bukanlah hal yang mudah bagi seorang anak usia sekolah yang masih membutuhkan ruang dan waktu untuk bermain serta berprestasi. Banyak masalah yang dapat timbul dari kehidupan selebriti seorang anak, di antaranya mencakup perkembangan psikososial seorang anak.
Menurut Seifert dan Hoffiiung, perkembangan psikososial seorang anak dapat mencakup 5 hal utama yang harus dihadapi, yaitu pengenalan diri, pencapaian prestasi, interaksi dengan teman sebaya, interaksi dengan keluarga, dan interaksi dengan sekolah. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat dampak kehidupan selebriti anak terhadap perkembangan psikososial menurut teori Seifert dan Hoffiiung tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara. Subjek wawancara adalah anak yang berusia 8-12 tahun yang tergolong selebriti anak, dan berdomisili di Jakarta. Tinjauan pustaka yang digunakan mencakup teori-teori mengenai selebriti, anak usia sekolah, dan dampak kehidupanselebriti pada anak usia sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan selebriti mempunyai dampak yang cukup besar dalam pengenalan pribadi ketiga subjek. Mereka menjadi tidak manja dan tepat waktu. Ketiga subjek mempunyai motivasi intrinsik dalam prestasinya. Mereka belajar dan bekerja karena keinginan mereka sendiri dan bukan karena paksaan dari orang lain. Dukungan orangtua dalam prestasi mereka antara lain membantu dalam belajar, memberi kemudahan-kemudahan kepada mereka dalam melakukan pekerjaannya, serta memberikan evaluasi terhadap apa yang mereka lakukan. Keluarga ketiga subjek merupakan keluarga yang mempunyai sikap penerimaan dan keluarga banyak sekali menyumbang pada perkembangan psikososial ketiga subjek. Dalam interaksinya di sekolah, ketiga subjek selalu mengutamakan pendidikan. Ketiga subjek mempunyai hubungan yang cukup dekat dengan gurunya dan, menurut mereka, guru mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi mereka. Kegiatan belajar mereka tidak pemah terganggu oleh syuting karena syuting selalu dilakukan di luar jam sekolah.
Saran mengenai metoda penelitian yang dapat penulis berikan antara lain metoda wawancara hendaknya dipelajari dengan lebih mendalam serta observasi partisipan dapat digunakan agar peneliti lebih fleksibel dalam mengatur waktu pengambilan data. Selain itu, untuk penelitian lanjutan, dapat dilakukan penelitian mengenai dampak kehidupan selebriti anak terhadap perkembangan psikososialnya dalam rentang usia yang berbeda, penelitian tentang pengasuhan orangtua dalam mendidik anaknya yang berprofesi sebagai selebriti, serta penelitian longitudinal mengenai perkembangan psikososial ketiga subjek di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3400
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaltsum Muttaqiya
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak berusia 3-6 tahun dengan gaya keterikatan yang aman cenderung memiliki regulasi emosi yang lebih baik, yang selanjutnya akan mengarah pada perilaku adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara pola kelekatan ibu-anak dengan regulasi emosi pada anak usia dini menggunakan metode penelitian cross-sectional. Menggunakan metode purposive sampling pada ibu yang memiliki anak usia 3-6 tahun dan menggunakan jasa pengasuh pengganti di daycare. Pola Kelekatan ibu-anak diukur menggunakan instrumen kelekatan ibu-anak yang telah teruji validitasnya. Kemampuan regulasi emosi anak dinilai menggunakan "Emotion Regulation Checklist" dari perspektif ibu. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara gaya keterikatan dengan regulasi emosi dengan nilai P Value=2,77. Temuan ini menunjukkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi faktor lain yang mungkin mempengaruhi regulasi emosi pada anak usia dini, seperti lamanya anak berada di daycare, atau variabel lingkungan.

Previous studies shows that children ages 3-6 years old who has secure attachment style shows better emotion regulation that’ll lead to adaptive behaviour. This study aimed to investigate the relationship between mother-child attachment styles and emotion regulation in early childhood using cross-sectional research. Purposive sampling was used to recruit a sample of mother-child who had a caregiver and put their children in Daycare. Mothers rated children's attachment styles using validated attachment style instruments. Children's emotion regulation abilities were assessed using Emotion Regulation Checlist. Contrary to expectations, no significant correlation was found between attachment styles and emotion regulation with P Value=2.77. The findings suggest that the relationship between these two constructs may be more complex. Future research is needed to explore other factors that may influence emotion regulation in early childhood, such as how long the child had been in Daycare, or other inducting factors such as environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Amanda Dwyniaputeri
"Penelitian ini ingin melihat perbedaan perilaku afeksi ibu dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan elektronik dan non-elektronik. Penelitian ini dilakukan pada 61 pasang ibu dan anak prasekolah yang berusia dari 3 sampai dengan 6 tahun. Data tentang perilaku afeksi ibu pada anak diukur dengan Skala PICCOLO (Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes) melalui metode observasi. Sebagai data tambahan, kuesioner yang berisi pertanyaan seputar kegiatan bermain anak dan alat permainan yang dimiliki, diberikan kepada Ibu untuk mengetahui gambaran kegiatan bermain anak baik dengan media elektronik maupun non-elektronik.
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat perbedaan perilaku afeksi ibu dalam interaksi ibu dan anak usia prasekolah ketika bermain menggunakan media permainan elektronik dan non-elektronik. Afeksi Ibu saat bermain dengan media permainan elektronik lebih rendah dibandingkan saat bermain dengan media permainan non-elektronik.

The objective of this research is to find the differences of maternal affection in interaction between mother and preschool children when playing with electronic toys and non-electronic toys. This research was conducted to 61 pairs of mother and preschool children, whose ages are between three to six years. The affection was measured by PICCOLO (Parenting Interactions with Children: Checklist of Observations Linked to Outcomes) scale with observation method. To support the research, questionnaire about children’s playing activities were given to the mothers to get the description of the media which children play, whether the children playing with electronic media or not.
The result of the study showed that there is a significant differences of maternal affection in interaction between mother and prsechool children when they were playing together with electronic and non-electronic toys. Mother’s affection when they were playing with their children, using electronic toys is less significantly than when they were playing with a non-electronic one.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Anggraini
"Dampak kekerasan seksual terhadap anak tidak hanya dirasakan oleh anak sebagai korban namun juga dirasakan oleh keluarga. Salah satu konsekuensi negatif yang dihadapi keluarga adalah stres dalam menghadapi anak korban kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, pemilihan partisipan dengan metode purpossive sampling, dan dianalisis dengan metode Colaizzi dengan hasil saturasi pada partisipan keenam.
Penelitian menghasilkan lima tema yaitu perubahan perilaku anak pasca kekerasan seksual sebagai sumber stres keluarga, respon stres keluarga terhadap perubahan proses keluarga, pemanfaatan dukungan sosial sebagai sumber kekuatan keluarga bertahan dari stres, pelaksanaan kegiatan keagamaan dan peningkatan spiritualitas sebagai bentuk koping keluarga terhadap stres, dan perubahan pola asuh sebagai bentuk evaluasi dan pembelajaran bagi keluarga.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah pengembangan penanganan keperawatan jiwa yang tepat bagi keluarga dengan anak korban kekerasan seksual, pembentukan UKJS, peningkatan kolaborasi antara pihak terkait dengan tim kesehatan jiwa dalam setiap prosedur yang dilakukan tidak hanya terbatas bagi anak sebagai korban tetapi juga bagi keluarga.

The impact of child sexual abuse is not only felt by children as victims but also felt by the family. One of the negative consequences families face is the stress in dealing with child victims of sexual violence. This study used a qualitative design, selection of participants using purposive sampling method, and analyzed by Colaizzi method with the results of saturation in the sixth participant.
The study resulted in five themes, namely changes in children's behavior after the sexual violence as a source of family stress, the stress response of family to change the family, the utilization of social support as a source of family strength to withstand the stress, the implementation of religious activities and increase spirituality as a form of family coping to stress, and changes parenting as a form of evaluation and learning for families.
Recommendations from this study is the development of nursing handling right life for families with children victims of sexual violence, the establishment of UKJS, increased collaboration between the parties related to the mental health team in any given procedure is not only limited to children as victims but also for the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Khairunnisa
"Peran orang tua sangat penting dalam tumbuh kembang anak, namun tidak semua anak beruntung untuk hidup dengan kondisi orang tua yang lengkap. Beberapa anak harus hidup terpisah dengan orang tuanya, lebih spesifiknya yaitu mengalami pemisahan dengan ibu yang berhadapan dengan hukum. Tidak hadirnya sosok ibu sebagai pengasuh utama pada anak ditemukan berdampak terhadap keberfungsian sosial pada anak. Kajian literatur ini mengkaji tiga penelitian yang dilakukan pada tahun 2018, 2019, dan 2021 sebagai acuan utama dalam menganalasis dampak pemenjaraan ibu pada anak. Peneliti menggunakan indikator keberfungsian sosial dan konsep child safeguarding and promoting welfare dalam melakukan kajian pada temuan dari ketiga penelitian acuan utama. Berdasarkan hasil kajian kritis yang dilakukan, ditemukan bahwa mayoritas anak dengan ibu berstatus narapidana mengalami permasalahan pemenuhan kesejahteraan emosional, akademis, serta dalam berperilaku dan mengelola emosi. Kajian mengenai anak yang memiliki ibu berstatus narapidana ini diharapkan mampu menjadi referensi tambahan dalam pembahasan mengenai perlindungan dan peningkatan kesejahteraan anak.

The role of parents is very important in children's growth and development, but not all children are lucky to live with complete parental conditions. Some children have to live separately from their parents, more specifically, experiencing separation from mothers who face the law. The absence of a mother figure as the primary caregiver in children was found to have an impact on social functioning in children. This literature review examines three studies conducted in 2018, 2019, and 2021 as the main reference in analyzing the impact of maternal imprisonment on children. Researchers used indicators of social functioning and the concept of child safeguarding and promoting welfare in conducting a study on the findings of the three main reference studies. Based on the results of critical studies conducted, it was found that the majority of children with mothers who are prisoners experience problems fulfilling emotional well-being, academics, as well as in behaving and managing emotions. The study of children who have mothers with inmate status is expected to be an additional reference in discussions about protecting and improving child welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>