Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135714 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S7587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqru Mafar
"Wawancara implementasi sawah digital di kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu terobosan baru dalam mendorong ketahanan pangan khususnya di kabupaten banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kesiapan masyarakat petani wilayah persen tegaldlimo kabupaten Banyuwangi provinsi Jawa Timur selaku pengakses informasi sawah digital. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada 100 petani responden yang berprofesi sebagai petani di wilayah persen tegaldlimo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi internet masyarakat petani persen Tegaldlimo masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari sebagian besar mereka tidak dapat menggunakan internet (82%). Melihat kondisi ini, pemerintah perlu melakukan penyuluhan dan pembelajaran bagi masyarakat petani wilayah persen khususnya dan wilayah kabupaten banyuwangi pada umumnya dalam penggunaan internet."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2016
020 VIS 18:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahmi Ilyas
"Penelitian ini membahas tentang penyembuhan tradisional pada Orang Osing di Banyuwangi, Jawa Timur yang berbicara mengenai bagaimana penyembuhan tradisional Osing dilakukan, dipahami dan dikonstruksi. Fokus akan tertuju pada praktik penyembuhan tradisional Osing yang dilakukan oleh wong tuo serta bagaimana orang yang terlibat di dalamnya sebagai ‘pasien’. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam yang dilakukan di Desa Balak, Kabupaten Banyuwangi. Orang Osing memahami bahwa penyembuhan tradisional adalah suatu hasil campur tangan dari kekuatan spiritual yang tak kasat mata. Tulisan mengenai antropologi medis ini yang menggunakan pendekatan fungsional untuk melihat peran wong tuo dan sihir pada Orang Osing. Wong tuo dalam konteks ini, memiliki peran sebagai praktisi sihir dalam penyembuhan maupun ritual adat Osing. Orang Osing memilih metode penyembuhannya berdasarkan hasilnya, terlepas dari penyembuhan biomedik maupun penyembuhan tradisional. Orang Osing membandingkan langsung metode penyembuhan biomedik dan tradisional. Berdasarkan temuan penelitian, Orang Osing memilih metode penyembuhan tradisional melalui pengalaman, pengetahuan dan kepercayaan.

This research discusses traditional healing in the Osing People in Banyuwangi, East Java which talks about how traditional Osing healing is carried out, understood and constructed. The focus will be on the traditional healing practices of Osing performed by wong tuo as well as how the people involved in it as 'patients'. Data collection in this study was carried out using the participant observation method and in-depth interviews conducted in Balak Village, Banyuwangi Regency. The Osing people understood that traditional healing was an intervention of invisible spiritual power. This paper on medical anthropology uses a functional approach to see the role of wong tuo and magic in the Osing People. Wong tuo, in this context, has a role as a practitioner of magic in healing as well as osing traditional rituals. The Osing people chose the method of healing based on its results, regardless of biomedical healing or traditional healing. Osing people directly compare biomedical and traditional healing methods. Based on the research findings, the Osing people chose traditional healing methods through experience, knowledge and belief."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harod Rahmad Novandi
"

Proporsi kemiskinan perdesaan selalu lebih tinggi dibandingkan kemiskinan perkotaan di Indonesia. Program pengentasan kemiskinan, khususnya di perdesaan sudah seharusnya menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam setiap program pengentasan kemiksinan. Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan kemiskinan yang signifikan termasuk di wilayah perdesaaan karena didukung sektor pariwisata yang mendorong peningkatan pendapatan per kapita Banyuwangi dari tahun ke tahun. Penurunan angka kemiskinan dan peningkatan pendapatan per kapita Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari program “smart kampung” dan pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis masyarakat yang dilakukan melalui industri lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan 30 informan yang terdiri dari pemerintah daerah, organisasi ekonomi lokal dan masyarakat lokal. Hasil Penelitian ini menunjukan proses pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis masyarakat yang dilakukan sudah terlaksana dengan cukup baik. Kemudian BUMDes Ijen Lestari sebagai inovasi pelayanan publik memberikan dampak yang positif dalam pembiayaan kegiatan ekonomi lokal dan lapangan pekerjaan. Kemudian pemberian pelayanan dan media untuk perubahan dan interaksi. Selanjutnya pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis masyarakat terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat memberikan dampak positif, dimana ada kemajuan pola pikir ekonomi, bertambahnya mata pencaharian baru, peningkatan pendapatan dan pengelolaan keuangan serta cara dan perilaku kerja. Namun demikian, komunitas dan BUMDes Ijen Lestari perlu juga bermitra dengan stakeholder lainnya dalam upaya pengembangan destinasi strategis serta meningkatkan sumber daya manusia lokal untuk pemanfaatan Informasi dan Teknologi (IT) melalui website dan media sosial dengan konten yang menarik perhatian wisatawan.

 


The proportion of rural poverty is always higher than urban poverty in Indonesia. Poverty reduction programs, especially in rural areas, should put the community as the priority subject in each program. Banyuwangi Regency in East Java Province is one of the best example in poverty reduction program. Banyuwangi succeed to reduce its poverty rate significantly from tourism sector. This tourism increases income per capita of Banyuwangi from year to year. The poverty reduction in Banyuwangi is influenced by “smart kampung” and local economic development through a community-based tourism. (CBT) and Initiating local industry. This study uses a qualitative approach with a type of descriptive research. Whereas the data collection used in-depth interview method with 30 informants who were composed of local governments, local economic organizations and local communities. The results of this study show that the process of developing the local economy through CBT carried out quite well. Later, Village-Owned Enterprises (BUMDes) Ijen Lestari is an innovation for public services contributes to the community by giving loan fund to finance local economic activities and employment. BUMDes also provides services and a media for positive change and interaction. Furthermore, the development of the local economy through CBT on the economic well-being of the community has a positive impact, where there is progress in the economic mindset, increasing new livelihoods, increasing income and financial management and ways and work behavior. This research, concluded that communities and BUMDes gives positive impacts to provision of employment and tourism business income. However, as an innovation of public services, BUMDes also needs to enhance its networking with other stakeholders in order to develop its strategic destinations and improve the skills of their local human resources for using Information Technology to attract the tourists attention.

 

"
2019
T53372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen Kebudayaan, 1993
307.72 POL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Derajat prevalensi terhadap infeksi oleh Trypanosoma evansi telah diteliti pada 273 ekor sapi peranakan Ongole yang dipelihara di delapan kelompok penggemukan sapi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pemeriksaan parasitologik terhadap infeksi T.evansi dalam darah sapi dilakukan dengan cara microhaematocrit centrifugation technique; sedangkan pemeriksaan serologik untuk mendeteksi antibodi terhadap T.evansi dilakukan dengan cara enzyme-linked immunosorbent assay. Hasil pemeriksaan dari kombinasi kedua uji tersebut menunjukkan derajat prevalensi infeksi T.evansi di wilayah Sumber Salak 73% ; Kajar 34% ; Kacangan 20% ; Gunung Raun 15% ; Tetelan Timur 13% ; dan Kalibaru Kidul 11%, sedangkan prevalensi derajat infeksi di wilayah Jatirono Utara dan tetelan barat adalah 0%. Penelitian ini memperkuat bukti bahwa kombinasi kedua uji parasitologik dan serologik yang dipakai dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingakat infeksi T.evansi di suatu daerah dan merupakan alat ayng berguna untuk mempelajari epidemiologi penyakit surra. "
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Pratama
"ABSTRAK
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang sedang gencar mengembangkan potensi wisatanya. Panjangnya garis pantai yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi, membuat daerah tersebut memiliki banyak objek wisata pantai dan fokus mengembangkan jenis objek wisata tersebut. Masing-masing objek wisata mempunyai daya tarik yang berbeda. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa objek wisata di Kabupaten Banyuwangi cenderung memiliki tingkat daya tarik yang rendah. Kedatangan wisatawan asing ke objek wisata pantai di Kabupaten Banyuwangi tidak dipengaruhi oleh tingkat daya tarik berdasarkan kelengkapan fasilitas yang terdapat di masing-masing objek wisata pantai. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik objek wisata pantai dengan jumlah pengunjung objek wisata pantai tahun 2015 di Kabupaten Banyuwangi ditunjukan dengan tidak semua objek wisata pantai dengan tingkat daya tarik tinggi akan mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya.

ABSTRACT
Banyuwangi is currently developing tourism potentials intensively. The length of Banyuwangi coastline enables Banyuwangi to have lot of beach tourism objects and focusing on the tourist attraction development.The tourism attractions have each own different appeal. The purpose of this study is to determine the level of tourist attraction of beaches in Banyuwangi. The analytical method used is descriptive method of spatial statistics and using Chi Square test to find the correlations. The results showed that tourism attractions in Banyuwangi tend to have lower levels of appeal. Foreign tourist visit to beach in Banyuwangi is not influenced by the level of appeal that based from the availability of facilities at each beach tourism objects . Test statistic results showed that there is no significant correlation between appeal level of beach tourism objects and beach tourism object visitors in Banyuwangi at 2015. Tourism attractions with high level of appeal do not always have high number of visitors,and the low level of appeal do not always have low number of visitors. "
2016
S65195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Endah Kinasih
"Penelitian ini membahas tentang perkawinan sirri dalam budaya hukum masyarakat Kalisat, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Perkawinan sirri diinterpretasikan, dirasionalkan dan dilegalkan oleh para kyai, yang kemudian saya temukan dan analisis dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan ideologis dan deskriptif mengenai hukum perkawinan yang benar-benar nyata berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Informan penelitian ini terdiri dari perangkat desa, pegawai KUA, tokoh masyarakat, tokoh agama (dalam hal ini kyai), tukang ojek dan individu-individu atau pasangan yang telah atau sedang melakukan kawin sirri. Data diperoleh dan informan dengan kegiatan observasi partisipant dan indept interview.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kekuasaan para kyai melakukan tafsiran tentang perkawinan pada hukum agama, diadopsi oleh hukum adat berdampak terhadap perkawinan sirri. Para kyai menginterpretasikan hukum agama untuk melegitimasikan perkawinan sirri daripada melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Para kyai mempunyai kepentingan (sub-budaya) sosial, budaya dan politik. Selain itu ada kelompok lain seperti tukang ojek, pemasok, wanita itu sendiri dan orang tua pihak wanita juga mempunyai kepentingan ekonomi.
Ada dua versi perkawinan sirri. Pertama, kawin sirri yang dilakukan oleh laki-laki Kalisat. Kedua, kawin sirri yang dilakukan oleh laki-laki dari luar desa Kalisat dan menunjukkan adanya indikasi bentuk trafficking in women di mana terdapat sebuah jaringan yang dimainkan oleh mereka yang berfungsi sebagai perantara.
Perkawinan sirri yang terjadi di desa Kalisat menvebabkan hubungan kekuasaan antara laki-laki (suami) tidak setara dengan wanita (istri). Wanita (istri) menempati posisi yang tersubordinasi karena masyarakat Kalisat menganut nilai-nilai patriarkhi. Demikian juga hukum agama dan hukum negara memperlihatkan adanya integrasi (sating mendukung) dalam memposisikan wanita. Wanita menjadi tereksploitasi, tersubordinasi dan termaginalisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Hartika
"Masalah Hipotik ini di dalam KUH Perdata diatur dalam Buku II titel 21, di mana pengertian tentang Hipotik ini disebutkan dalam pasal 1162, yaitu bahwa Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan.
Salah satu bagian dari Hipotik yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi ini yaitu tentang "Roya Hipotik", yang jika dihubungkan dengan pembangunan perumahan KPR BTN/Real Estate adalah sangat penting artinya.
Karena dalam rangka pembangunan perumahan KPR BTN/Real Estate, lembaga jaminan Hipotik ini umumnya dipergunakan untuk meminta kredit dari Bank baik oleh developer maupun pembeli rumah. Setelah mereka melunasi hutangnya maka barulah Hipotik tersebut hapus. Penghapusan Hipotik itu wajib dicatat di Badan Pertanahan setempat demi untuk kepastian hukum dan agar dapat diketahui oleh umum tentang status tanah yang tidak lagi dibebani Hipotik. Pelaksanaan pencatatan
penghapusan Hipotik itulah yang disebut dengan " Roya Hipotik’.
Selanjutnya, agar pembahasan masalah ini tidak terlampau luas maka oleh penulis hanya akan dibahas khusus untuk "Roya Hipotik Pada Pembangunan Perumahan Pondok Hijau Permai Di Kecamatan Bekasi Timur, Kabupaten Bekasi" saja."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
S20320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osiana Karita Putri
"Perkembangan objek wisata dapat didefinisikan sebagai perubahan jumlah objek wisata dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan objek wisata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik, aksesibilitas dan pengelola objek wisata.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan objek wisata dan faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan perkembangan objek wisata. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, plotting objek wisata, dan dokumentasi. Objek wisata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah objek wisata yang telah terdaftar di Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Pacitan. Lingkup penelitian ini yaitu objek wisata yang dibuka dari tahun 1823 sampai dengan tahun 2017.
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan objek wisata tertinggi terjadi pada periode I 1823-1995 dan periode IV 2013-2017, sedangkan berdasarkan uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara perkembangan objek wisata dan faktor fisik bentuk medan, aksesibilitas jarak dari pusat kota dan ketersediaan jaringan jalan menuju objek wisata dan pengelola objek wisata.

The development of tourism objects can be defined as the change of number of tourism objects within certain time. The development of tourism object can be influenced by several factors such as physical factor, accesibillity and tourism object organizer.
The purpose of this study is analyzing the development of tourism objects and the factors that have significant relation with development of tourism objects. The data are collected by observation, interview, plotting, and documentation. The population are tourism object that registered by the department of tourism, youth, and sport of Pacitan Regency. The scope are tourism objects which opened from 1823 until 2017.
The result shows the highest development of tourism objects occurred in the period 1823 1995 and period 2013 2017, while based on statistic shows significant relation between tourism objects development and physical factor terrain, accessibility distance from city center and the availability of road network toward tourism obects, and tourism object organizer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>