Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96273 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S7697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Indriani
"ABSTRAK
Permukiman perajin batik trusmi merupakan salah satu sentra batik di Indonesia dengan skala produksi yang besar. Hampir semua kegiatan produksi dan pemasaran berada dalam satu daerah kecil ini, yaitu Desa Trusmi Kulon. Akibatnya di dalam permukiman ini terjadi kompetisi (ruang) antara kebutuhan hunian dengan kegiatan produksi dan pemasaran.
Penelitian mengenai formasi spasial permukiman perajin batik di Desa Trusmi ini untuk mengungungkap pola bermukim yang terjadi dan mengapa terjadi bentuk ruang seperti yang terjadi dalam Desa Trusmi. Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan mengungkap kegiatan kerja, karya, dan aksi yang menghasilkan reproduksi sosial dan ruang di dalam masyarakat dan permukiman perajin batik trusmi.
Dari analisis ditemukan pola bermukim masyarakatnya, yang mirip dengan pola bermukim masyarakat Trusmi pada awal kependudukan desa Trusmi. Pola bermukim yang terjadi pada saat ini adalah akibat dari kegiatan karya mereka dan pola aksi yang terbentuk dalam masyarakatnya. Dari analisis didapatkan bahwa pola bermukim masyarakat Trusmi ini tidak akan cocok lagi pada permukiman ini karena menghabiskan banyak ruang terbuka yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi masyarakat perajin.

ABSTRACT
Settlement of batik trusmi handicrafter (permukiman perajin batik trusmi) is one of batik central in Indonesia with large scale of production. The batik production and marketing activities are concentrated mostly in this small area, desa Trusmi Kulon. This causing competition (spatial) between dwelling needs, production and marketing activities.
This research about spatial formation of settlement of batik trusmi handicrafter in desa Trusmi is to express dwelling pattern that happens and why this pattern could be formed. The methods used to answer those questions is with expressing labor, work, and action activities which produce social reproduction and space in society and the settlement.
From analitical thinking, dwelling pattern nowadays founded that looks like dwelling pattern in the first time desa Trusmi dwelled. The dwelling pattern happens nowadays is caused by their labor activities and action pattern formed in dwellers. From analytic thinking, caught that this dwelling pattern is no longer fit to this settlement, because it will consume almost all open area which is needed by handicrafter?s production activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Yulia
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi mata pencaharian suatu masyarakat yang terkenal memiliki mata pencaharian di sektor industri kerajinan batik. Pendekatan mengenai mata pencaharian menimbulkan pertanyaan bagaimana manusia bertahan hidup. Secara teoritis, penelitian ini berangkat dari kerangka pemikiran Scoones 2009 tentang mata pencaharian yang perlu diperbaharui, bahwa bukan hanya sekedar melihat bagaimana manusia bertahan hidup tapi diperlukan pandangan yang lebih luas. Seperti perlu juga melihat pengetahuan, perubahan-perubahan terkait strategi bertahan hidup dan hal-hal yang lebih eskternal yang turut membentuk mata pencaharian menjadi dinamis. Penelitian dilakukan pada masyarakat desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat melalui pendekatan kualitatif yang menggunakan pengamatan terlibat, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat desa Trusmi Kulon dalam bertahan hidup juga melakukan migrasi dengan pergi ke kota lalu kembali lagi ke desa selain memanfaatkan berbagai bentuk pengetahuan. Migrasi yang dilakukan tersebut adalah migrasi yang bersifat sementara.

ABSTRACT
This thesis aims to describe about condition of Trusmi Kulon society as a craftsmen. A person 39 s livelihoods refers to their ldquo means of securities the necessities of life or gaining a living rdquo . Theoritically, this research inspired by Scoones 2009 that livelihoods approaches must be re energising and is not only about how people gaining a living, livelihoods approaches must identify and using more different and hybrid perspectives. Like concerns to knowledge, dynamic related livelihoods strategy and external factors has significant impact to the local livelihoods too. This case takes place in Desa Trusmi Kulon, Cirebon, Jawa Barat through qulitative approach that relies on participant observation, in depth interview, and literature studies. This thesis shows Trusmi Kulon society as a craftsmen make circulation migrationfor gaining their living outside the village area to urban area besides utilizes various form of knowledge that they have."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Budiarti
"Studi ini dimaksudkan untuk mengkaji strategi kebertahanan dan keberlangsungan usaha batik Trusmi di Kabupaten Cirebon. Di tengah persaingan dengan industri kerajinan yang sejenis dan persaingan dengan tekstil modern para pengusaha batik Trusmi harus menjalankan strategi agar usahanya dapat berlangsung.
Analisis studi ini menggunakan konsep strategi adaptasi dari Bannet, yaitu pilihan tindakan yang rasional dan efektif sesuai dengan lingkungan sosial, politik, ekonomi, dan ekologi dimana mereka tinggal. Dengan pendekatan yang merangkum berbagai pendekatan tersebut berbagai pola-pola strategi yang dijalankan pengusaha dapat dianalisis secara tepat.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan informan kunci yang terdiri dari pengrajin, pengalap, dan pengusaha batik. Data diperoleh dari informan dengan kegiatan pengamatan dan wawancara. Sementara data tentang perkembangan usaha batik diperoleh dengan metode pendekatan sejarah.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebertahanan dan keberlangsungan usaha batik Trusmi ditentukan oleh faktor internal yaitu perilaku pengusaha batik dan faktor eskternal seperti kondisi gografis dan peluang-peluang pasar. Perilaku pengusaha batik Trusmi yang ditunjukkan dengan sikap ulet, bekerja keras, hemat, dan kreatif merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Di samping itu kebertahanan dan keberlangsungan usaha batik ditentukan oleh para pengusaha dalam menjalankan strategi usahanya.
Hasil penelitian empiris ini dapat diketahui ada dua pola strategi dalam usaha batik, yaitu strategi yang dijalankan pengusaha batik yang bertujuan pada akumulasi modal dan strategi yang dijalankan para pengrajin dan pengalap yang tujuannya agar tetap dapat memperoleh penghasilan dan usaha ini untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pola strategi yang ditemukan pada pengusaha batik meliputi strategi produksi (sistem ngalap atau subkontrak, sistem non-subkontrak, dan spesifikasi produk); strategi pemasaran (jaringan pemasaran, penjualan rnelalui show room, sistem susukan, dan diversifikasi usaha); serta pengelolaan usaha yang bertujuan agar usahanya dapat berkembang. Adapun pola strategi yang dijalankan oleh pengrajin dan pengalap adalah strategi subsistensi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkono
"Sistem produksi gula kelapa, terdiri atas unsur-unsur nira, kayu bakar, teknologi dan tenaga kerja dengan kondisi sosial budayanya. Unsur-unsur tersebut dengan kondisinya masing-masing, saling berinteraksi satu sama lain sehingga perubahan kondisi unsur yang satu akan mempengaruhi kondisi unsur lainnya, dan akhirnya akan mempengaruhi pula sistem serta hasil produksinya, yaitu gula kelapa. Lebih dari itu, sistem produksi gula kelapa dan hasilnya juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, yaitu kondisi pohon kelapa, tanah, cuaca dan musim, serta ada atau tidak adanya serangan Kama. Sistem produksi gula kelapa berhubungan pula dengan cistern konsumsi dan pemasarannya, serta kondisi pasar sebagai mekanisme kontrolnya.
Berdasarkan fakta tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa kegiatan dalam sistem produksi gula kelapa juga merupakan salah satu bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Interaksi tersebut akhirnya menimbulkan konsekuensi-konsekuensi terhadap kondisi lingkungan dan kehidupan pengrajin. Konsekuensinya terhadap lingkungan alam, terutama berhubungan dengan pemanfaatan kayu bakar. bila pemanfaatan kayu berlebihan maka akan dapat merusak lingkungan alamnya, terutama kondisi tanah karena erosinya menjadi makin tinggi dan kesuburannya makin menurun. Bila hal itu terjadi terus-menerus maka kegiatan memproduksi gula kelapa akan makin berat kendalanya. Oleh karena itu, pengrajin berusaha melakukan antisipasi-antispipasi sesuai dengan kemampuan atau sumber daya yang tersedia meskipun tidak seluruhnya dapat berhasil baik. Misalnya, memupuk dan mengolah tanah dengan cara-cara tertentu, memanfaatkan teknologi tepat guna, dan menanam kayu yang lebih produktif serta mengatur penggunaannya. Usaha tersebut merupakan manifestasi dari kewajibannya untuk tetap menjaga kelangsungan sumber daya atau "keindahan" alam sekitarnya (margayu-ayurrinig bawana).
Konsekuensi dari kegiatan memproduksi gula kelapa terhadap kehidupan pengrajin, menyangkut kondisi perekonomian dan sosial budayanya. Konsekuensi terhadap perekonomian pengrajin, bahwa kegiatan tersebut dapat membantu pengrajin dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, terutama kebutuhan rumah tangga sehari-hari, baik kebutuhan konsumsi gulanya maupun kebutuhan-kebutuhan lain yang melibatkan masalah keuangan. Mengenai kebutuhan gula tersebut, bila pengrajin tidak memproduksi gula kelapa maka kebutuhan gulanya harus tercukupi dengan cara membeli, yang harganya lebih mahal. Dengan demikian, kegiatan memproduksi gula kelapa terutama telah memberi manfaat dalam perekonomian praktis pengrajinnya.
Konsekuensi sosial budayanya, menyangkut konsekuensi secara internal maupun secara eksternal. Secara internal, terutama terhadap anak-anak. Keterlibatan anak-anak dalam kegiatan memproduksi gula kelapa merupakan bagian dari proses inkulturasi maupun sosialisasi bagi dirinya. Artinya, anakanak dilatih dan melatih dirinya untuk menjalani kehidupannya (sinau urip). Dalam hubungan antar anggota keluarga secara keseluruhan, mereka bersama-sama mencari nafkah/rejeki (bebarengan ngupoyo repo) untuk mencukupi kebutuhan hidup bersama. Konsekuensi secara eksternal, terutama menyangkut relasi antara pengrajin dengan pengrajin lainnya dan bakul langganannya. Dengan adanya kegiatan yang berhubungan dengan sistem produksi gula kelapa, maka hubungan persaudaraan (pasedulurar), tampak lebih meningkat.
Untuk kelangsungannya, sistem produksi gala kelapa nampaknya akan menghadapi tantangan yang makin berat, baik dari segi sumber daya alam maupun manusianya. Fenomenanya, dewasa ini pohon kelapa makin kurang produktif dan makin tinggi, tanah makin tandus dan kurang subur. Sementara itu, tenaga kerja atau pengrajin yang sekarang masih aktif akan makin tua dan kurang produktif, sedangkan generasi muda memiliki orientasi nilai untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik dibandingkan kehidupannya yang sekarang. Salah satu caranya, berusaha mencari alternatif pekerjaan lainnya yang dianggap lebih cocok."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T 8919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Hidayatie
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S7133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achilles Yuska Wicaksono
"Skripsi ini membahas bagaimana peran kepemimpinan Bupati Hasto Wardoyo dalam menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Kulon Progo sehingga muncul kebijakan penanggulangan kemiskinan yang berbasis local wisdom mendayagunakan potensi sosial melalui kegiatan Bela Beli Kulon Progo dan mampu menurunkan angka kemiskinan di Kulon Progo yang cukup signifikan pada tahun 2013. Teori yang digunakan adalah Teori Peran Pemimpin menurut Henry Mintzberg. Penelitian dilakukan dengan menggunakan paradigma post positivist. Dengan menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumen peneliti memperoleh hasil bahwa peran kepemimpinan Bupati Hasto Wardoyo secara umum sudah memenuhi ketiga peranan yaitu peran dalam hubungan antar individu peran sebagai pemroses informasi dan peran sebagai pengambil keputusan. Peran Kepemimpinan Bupati Hasto Wardoyo yang mendominasi dalam upaya menanggulangi kemiskinan adalah peran penghubung antar individu dan peran sebagai pengambilan keputusan Namun kelemahan dari peran kepemimpinan Bupati Hasto Wardoyo adalah pada peran pengatur gangguan dalam hal ketidakseimbangan perhatian antara ke masyarakat dan pegawai.

This thesis discusses about how Hasto Wardoyo Regent leadership role in tackling poverty in Kulon Progo that appear based poverty reduction policies of local wisdom utilizing social potential through the Bela Beli Kulon Progo and were able to reduce poverty in Kulon Progo significant in 2013. The theory used is the Leadership Role Theory by Henry Mintzberg. The research is done by post positivist approach By using in depth interviews and document study researchers obtained results that leadership role Hasto Wardoyo Regent generally already meet all three roles the interpersonal role the informational role and the decisional role Leadership role Hasto Wardoyo Regent who dominated in efforts to overcome poverty is the interpersonal role and the decisional role But the weakness of the leadership role Hasto Wardoyo Regent is the distrubance handler role in terms of the imbalance of attention disorders among all public and employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hajriyanto Y. Thohari
"Bab ini berisi tujuan dan permasalahan penelitian serta latar belakang mengapa masalah tersebut secara akademis relevan dan signifikan untuk diteliti. Juga dikemukakan metode atau prosedur penelitian yang digunakan, dan kajian pustaka atau penelitian-penelitian terdahulu.
Tesis ini memusatkan perhatiannya mengenai bertahannya industri kerajinan batik tradisional. Dalam hal ini terutama untuk memperoleh gambaran yang utuh dan komprehensif mengenai bagaimana strategi atau upaya bertahannya industri kerajinan batik di desa Simbang Kulon, Pekalongan. Pembahasan akan berpusat pada beberapa aspek, yaltu siapakah dan bagaimanakah profil pengusaha industri kerajinan batik, bagaimana pola dan proses sosialisasi kepengusahaan dilakukan, bagaimana pola pewarisan, bagaimana mereka membina jaringan usaha dan bagaimana usaha lain yang dilakukannya sehingga industri kerajinan batik tradisional itu mampu bertahan.
I.1 Tujuan Penelitian
Tesis ini memusatkan perhatiannya mengenai bagaimana industri kerajinan batik tradisional bertahan untuk tetap survive. Dalam hal ini studi yang dilakukan terutama untuk memperoleh gambaran yang utuh dan komprehensif mengenai proses bertahannya industri kerajinan batik dengan mengambil kasus pada industri kerajinan batik tradisional di desa Simbang Kulon, Pekalongan. Untuk sampai pada tujuan tersebut maka studi ini difokuskan pada usaha untuk mendapatkan penjelasan mengenai (1) siapakah dan bagaimanakah profil pengusaha batik, serta (2) aspek-aspek yang berkaitan dengan proses sosialisasi, (3) regenerasi (kaderisasi) dan alih peran, (4) pola pewarisan, dan (5) pola-pola hubungan dengan sesama pengusaha dan para pedagang.
Fokus studi semacam ini dipandang sebagai kasus yang diharapkan dapat menjelaskan fenomena kemampuan bertahan industri kerajinan tradisional yang terjadi di tempat lain dan pada jenis usaha kerajinan tradisional yang lain. Dengan Demikian signifikansi penelitian ini terletak pada sumbangsih akademis (=teoritis) yang akan dan dapat diberikan berupa sebuah model penjelasan mengenai bertahannya industri kerajinan tradisional dalam suatu perubahan struktur ekonomi di negara berkembang semacam Indonesia?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>